PENDAHULUAN
internasional harus terus diupayakan untuk dapat meraih berbagai peluang dan
berbagai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara untuk
dapat dijual ke luar negeri serta mendatangkan barang dan jasa dari luar negeri
kebutuhan dalam negeri. Kegiatan untuk menjual barang ke luar negeri dinamakan
kegiatan ekspor, sedangkan kegiatan untuk mendatangkan barang dari luar negeri
perbedaan opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu
negara dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah atau
Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif lebih banyak dan murah
dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barangnya.
ekspor komoditi sektor pertanian yaitu kopi. Kopi adalah suatu komoditas
perkebunan yang sangat cocok ditanam di daerah yang beriklim tropis seperti
Sumatera Utara. Adapun daerah lain yang cocok ditanami kopi antara lain
Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Jawa Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi
kopi di Sumatera Utara masih tergolong rendah atau belum maksimal. Kopi
produktivitas kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kopi
serta mutu produk masih rendah. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap
Kopi di Sumatera Utara terbagi 2 (dua) jenis, yaitu kopi Robusta dan kopi
Arabika. Namun yang paling banyak diproduksi yaitu kopi Arabika dibandingkan
dengan kopi Robusta. Sebagian hasil produksi dari kopi tersebut akan di ekspor
keluar negeri karena selisih harga didalam dengan diluar negeri. Ekspor kopi
Barang-barang ekspor kopi ini tidak hanya berasal dari Sumatera Utara, sebagian
Berdasarkan data dari tabel 1.1. produksi kopi Sumatera Utara terus
bersifat fluktuatif dari tahun 2005 – 2012. Data diambil secara triwulan atau per 3
(tiga) bulan dalam 1 (satu) tahun. Dimana pada triwulan II tahun 2010 terjadi
jumlah produksi kopi yang tertinggi sebesar 17.110 ton dan jumlah produksi
terendah terjadi pada triwulan III tahun 2007 dengan produksinya sebanyak 9.386
sehingga akan meningkat pula jumlah kopi yang diekspor yang akan menambah
Produksi mampu meningkatkan penawaran ekspor biji kopi jika produk yang
dihasilkan oleh setiap daerah mampu meningkatkan kualitas sesuai dengan mutu
yang telah ditetapkan oleh negara tujuan ekspor biji kopi. Dengan demikian
produksi kopi Sumatera Utara mampu meningkatkan penawaran ekspor biji kopi.
Begitu juga sebaliknya, jika produksi menurun maka penawaran ekspor biji kopi
akan mengalami penurunan karena tidak ada barang yang ditawarkan kepada
konsumen.
sejalan dengan ekspor kopi. Apabila jumlah produksi kopi Sumatera Utara
meningkat tentu akan meningkatkan penawaran atau volume ekspor kopi juga
akan meningkatkan pendapatan (devisa) bagi Sumatera Utara, akan tetapi pada
Selain itu hal yang mendorong para produsen menjual produknya keluar
dalam negeri. Apabila di dalam negeri kekurangan bahan baku kopi maka akan
berdampak pada produksi turunan kopi seperti bubuk kopi dan minuman yang
berperisa kopi. Hal ini akan berdampak pada kekurangan produk turunan kopi
Apabila pajak ekspor ditetapkan tinggi maka akan meningkat devisa negara begitu
pula sebaliknya apabila pajak yang ditetapkan rendah akan mengurangi devisa
negara.
Tabel 1.2.
Data Volume Ekspor Kopi Sumatera Utara 2005-2011
TAHUN VOLUME EKSPOR (TON)
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2005 17.512 16.284 12.886 11.752
2006 15.239 17.169 16.683 14.179
2007 18.251 17.987 16.882 18.323
2008 18.802 16.890 11.691 15.505
2009 18.127 18.493 13.382 17.315
2010 19.986 21.360 19.167 18.300
2011 21.640 18.775 16.891 21.199
2012 20.365 17.114 13.516 20.463
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara
Pada Tabel 1.2. terlihat volume ekspor kopi Sumatera Utara terus bersifat
fluktuatif dari tahun 2005 - 2012 dimana volume ekspor kopi tertinggi terjadi pada
triwulan I tahun 2011 yaitu sebesar 21.640 ton dan volume ekspor yang terendah
terjadi pada triwulan III di tahun 2008 yaitu sebesar 11.691 ton. Namun mulai
tahun 2008 - 2011 terjadi peningkatan volume ekspor walaupun pada tahun 2010-
Kenaikan volume ekspor ini tentu berdampak baik pada sumber devisa,
akan tetapi di sisi lain berdampak buruk bagi industri-industri pengolahan kopi
dalam negeri karena kekurangan bahan baku akibat dari produsen kopi yang lebih
memilih menjual kopinya ke luar negeri karena harga yang tinggi jika