Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH

AGRESI MILITER BELANDA I DAN AGRESI MILITER BELANDA II

NEGARA NEGARA BONEKA BENTUKAN BELANDA

DISUSUN OLEH :

AGUSTINA ANGGRAINI SIHOTANG

CRESSY HOTMAULI TAMBUNAN

DHESARI GINTING

DITA NATASYA NAINGGOLAN

MARLAN FREDDY MANURUNG

NOVRI ANGGRAINI MARGARETA TAMPUBOLON

XI IPA

SMA NOMMENSEN

TAHUN AJARAN 2016/2017


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmatNya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya.

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
balasan yang setimpal kepada mereka amin
AGRESI MILITER BELANDA I

 LATAR BELAKANG

Agresi Militer Belanda 1 dilatar belakangi oleh Belanda yang tidak menerima hasil Perundingan
Linggajati yang telah disepakati bersama pada tanggal 25 Maret 1947. Atas dasar tersebut, pada
tanggal 21 Juli 1947, Belanda melakukan agresi militer pertamanya dengan menggempur Indonesia.

 TOKOH-TOKOH YANG TERLIBAT


o VAN MOOK

Tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum agar supaya RI menarik
mundur pasukan sejauh 10 km. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan
Belanda ini.
Agresi pertama dilakukan Belanda terutama karena perbedaan pendapat mengenai
status kekuasaan di Pulau Jawa, Madura dan sumatera sebelum dibentuk Negara Indonesia
Serikat. Belanda ingin menjalankan hubungan luar negeri Indonesia dan keinginan itu ditolak
Indonesia
 PERISTIWA PENTING
1. Pada tanggal 27 Mei 1947 , Belanda mengirim Nota yang harus di jawab oleh
permerintah RI . Nota itu cenderung melecehkan kedaulatan Indonesia.
2. Pada tanggal 21 Juli 1947 . Belanda melancarkan aksi Polisionil yang dikenal dengan
Agresi militer 1 . Tujuannya untuk menguasai sarana-sarana vital di Jawa dan Madura
. Jadi , Tujuan serangan ini bersifat ekonomis .
3. Pada tanggal 4 Agustus 1947 , PBB mengeluarkan perintah penghentian tembak
menembak
Sehingga untuk menyelesaikan masalah Indo-Belanda , PBB membentuk KTN.
 PERJANJIAN YANG TERDAPAT DI DALAM PERISTIWA TERSEBUT
 PERJANJIAN LINGGARJATI
Dalam perjanjian terdapat beberapa tokoh yaitu :
1. Lord Killearn merupakan seorang diplomat Inggris . Ia sebagai penengah dalam
perjanjian linggarjati pada tanggal 10 November 1946.
2. Sutan Syahrir merupakan Perdana Menteri Indonesia
3. Prof. Scermerhorn yang berasal dari Belanda
Isi perjanjian linggarjati yaitu :
 Belanda mau mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan daerah kekuasaan
meliputi Madura, Sumatera, dan Jawa. Belanda sudah harus pergi meninggalkan
daerah de facto tersebut paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
 Belanda dan Republik Indonesia telah sepakat untuk membentuk Negara serikat
dengan nama RIS.
Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI, Timur Besar, dan Kalimantan.
Pembentukan RIS akan dijadwalkan sebelum tanggal 1 Januari 1949.
 Belanda dan RIS sepakat untuk membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai ketua.
AGRESI MILITER BELANDA II

 LATAR BELAKANG

Agresi militer Belanda II diawali oleh perselisihan Indonesia dan Belanda akibat perbedaan
penafsiran terhadap ketentuan hasil Perundingan Linggarjati. Pihak Belanda cenderung
menempatkan Indonesia sebagai negara persekmakmuran dengan Belanda sebagai negara
induk. Sebaliknya, pihak Indonesia tetap teguh mempertahankan Perundingan Renville .
Berikut latarbelakangnya :

 Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk mengingkari


perjanjian Renville
 18 Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda
tidak terikat lagi dengan persetujuan genjatan perang Renville. Tetapi surat
pernyataan tersebut tidak dapat disampaikan ke pemerintahan pusat di
Yogyakarta sebab dilarang oleh Belanda.

 TOKOH-TOKOH YANG TERLIBAT

• Dr.L.J.M.Beel

Beel menggantikan van mook sebagai wakil gubernur jenderal. Beel mempunyai sifat yang
keras dan ia dekat dengan kalangan pengusaha di Belanda yang tak ingin memberikan
konsesi apapun kepada Indonesia.

• Letnan Jenderal Spoor

Letnan jenderal spoor ingin menghancurkan TNI mendapatkan dukungan politik.

 PERISTIWA PENTING
1. Pada tanggal 19 Desember 1948 terjadi Serangan ke Maguwo . Dimana Wakil
Tinggi Mahkota yaitu Dr.Beel berpidato di radio yang menyatakan bahwa
Belanda tidak lagi terikat dengan persetujuan Renville
2. Pemerintah Darurat .
Membentuk pemerintah darurat di Bukit Tinggi yang bertujuan untuk
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Pemerintah Indonesia masih
ada .
3. Pengasingan Pimpinan Republik
Pada pukul 07.00 WIB tanggal 22 Desember 1948 Kolonel D.R.A. van
Langen memerintahkan para pemimpin republik untuk berangkat ke
Pelabuhan Udara Yogyakarta untuk diterbangkan tanpa tujuan yang jelas.
4. Gerilya
mengirim pasukan ke daerah daerah kantong yang telah di tetapkan di jawa
barat

 PERJANJIAN YANG TERDAPAT DALAM PERISTIWA TERSEBUT


 PERJANJIAN RENVILLE
Dalam perjanjian terdapat beberapa tokoh yaitu :
1. Amir Syarifuddin yang merupakan Perdana Menteri Indonesia
2. Abdul Kadir Widjojoatmodjo berasal dari Belanda

Isi perjanjian Renville :


 Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai kedaulatan
Indonesia diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat yang segera
terbentuk.
 Republik Indonesia Serikat mempunyai kedudukan yang sejajar dengan negara
Belanda dalam uni Indonesia-Belanda.
 Republik Indonesia akan menjadi negara bagian dari RIS
 Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagain kekuasaannya
kepada pemerintahan federal sementara.
 Pasukan republik Indonesia yang berada di daerah kantong harus ditarik ke
daerah Republik Indonesia
NEGARA-NEGARA BONEKA BENTUKAN
BELANDA

1. Negara Indonesia Timur (1946-1950)

Negara Indonesia Timur adalah sebuah negara boneka pertama yang dibentuk oleh Belanda.
Pembentukan ini didasarkan pada Konferensi Malino dan Konferensi Denpasar. Akhirnya
diputuskan jika wilayah Negara Indonesia Timur meliputi wilayah Sulawesi, Sunda Kecil
(Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku. Secara resmi Negara Indonesia Timur diresmikan
pada Desember 1946 dengan presiden bernama Tjokorda Gde Raka Soekawati.

Awalnya negara ini loyal dengan Belanda karena mendapatkan asupan dana dari mereka.
Namun lambat laun keloyalan ini lenyap setelah Belanda melakukan Agresi Militer ke-II.
Kabinet Negara IndonesiaTimur melakukan protes besar. Akhirnya melalui perdana
menterinya yang bernama Ide Anak Agung Gde Agung melakukan lobi untuk bergabung
dengan Indonesia pada tahun 1949. Akhirnya pada 17 Agustus 1950 Negara Indonesia Timur
menjadi bagian NKRI.

2. Negara Sumatra Timur (1947-1950)

Negara Sumatra Timur adalah negara boneka yang dibentuk Belanda untuk melindungi
ladang minyak, kebun karet, dan tembakau. Jika mereka ingin menjajah lagi maka
dibutuhkan dana yang cukup banyak. Itulah mengapa Belanda sebisa mungkin memengaruhi
bangsawan dan penduduk kaya di sana untuk membentuk negara baru. Akhirnya setelah
dilakukan perundingan sebuah Negara Sumatra Timur terbentuk dengan Presidennya Tengku
Mansur.

Pembentukan NST ini mendapatkan pro dan kontra. Pihak pro menganggap pembentukan
negara ini akan melindungi mereka dari gerakan anti kemapanan. Sedangkan pihak kontra
tidak menginginkan kembali di bawah kekuasaan Belanda. Akhirnya selama tiga tahun
negara ini berjalan dengan banyak sekali tekanan. Setelah Konferensi Meja Bundar usai NST
diwakilkan presidennya setuju dan bergabung dengan Indonesia. Akhirnya pada 15 Agustus
terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Negara Sumatra Selatan (1948-1950)

Pada tanggal 21 Juli 1947, tentara Belanda melancarkan sebuah serangan di seluruh daerah di
Sumatra Selatan. Serangan ini dinamai dengan Agresi Militer ke-I yang mengakibatkan
banyak daerah runtuh. Akibat agresi ini banyak wilayah di Sumatra Selatan yang dikuasai
oleh belanda hingga dibentuklah sebuah negara boneka bernama Negara Sumatra Selatan
dengan pimpinannya bernama Abdul Malik.

Belanda membentuk negara ini untuk melindungi sumber daya alam yang ada di sini. Mereka
ingin mengeruk semua keuntungan dari Negara Sumatra Selatan dengan membuat mereka
sebagai sekutu. Eksistensi Negara Sumatra Selatan akhirnya berakhir pada 1950 setelah
NKRI terbentuk. Negara Sumatra Selatan akhirnya memutuskan untuk bergabung dan
menjadi salah satu provinsi di Indonesia.

4. Negara Jawa Timur (1948-1950)

Pembentukan Negara Jawa Timur adalah buntut panjang Serangan 10 November 1945 yang
dilakukan oleh arek-arek Surabaya. Akhirnya membentuk sebuah negara boneka bernama
Negara Jawa Timur dengan pemimpinnya bernama R.T.P Achmad Kusumonegoro. Akhirnya
Jawa Timur benar-benar dikuasai oleh Belanda hingga pemerintahan Provinsi harus dipindah
ke beberapa kota.

Belanda beberapa kali melakukan Agresi Militer di Jawa Timur pada tahun 1948. Salah satunya
dilakukan di Blitar yang saat itu masih digunakan sebagai tempat pemerintahan darurat. Agresi ini
akhirnya berakhir setelah terjadi kesepakatan pada persetujuan Roem-Royen di tahun 1949. Saat
Konferensi Meja Bundar memberikan Indonesia kedaulatan, Negara Jawa Timur bergabung dalam
NKRI.

5. Negara Pasundan (1949-1950)

Berbeda dengan negara boneka lainnya. Negara Pasundan adalah negara yang dibentuk
secara politik untuk membela Indonesia. Belanda memang membentuknya, bahkan
memberikan fasilitas pemilihan pemimpin Negara Pasundan. Saat itu Wiranataskusuma
sangat pro republik hingga kemenangannya atas Negara Pasundan adalah kemenangan
Indonesia. Wiranatakusumah berjuang menjadi presiden Negara Pasundan agar Jawa Barat
tetap jadi bagian dari Indonesia. Saat agresi militer Belanda dilancarkan Negara Pasundan
kian lemah. Apalagi saat peristiwa Angakatan Perang Ratu Adil yang dipimpin oleh
Westerling. Presiden Negara Pasundan akhirnya menyerahkan mandatnya kepada parlemen.
Akhirnya pada 8 Maret di rumah presiden diputuskan jika Negara Pasundan resmi bubar dan
kembali bersatu dengan Republik Indonesia.

6. Negara Madura (1948-1950)

Negara Madura adalah sebuah negara yang dibentuk oleh Belanda atas perintah Van der Plas.
Negara ini hanyalah rekayasa saja agar wilayah Jawa Timur mudah ditaklukkan. Wilayah
negara ini meliputi Pulau Madura dan juga pulau kecil di sekitarnya. Negara Madura
dibentuk melalui pemungutan suara palsu karena Belanda melakukan intimidasi kepada
semua pihak. Akhirnya 20 Februari 1949, Negara Madura terbentuk dengan R.A.A
Tjakraningrat sebagai pemimpinnya.Negara ini sepenuhnya mendapatkan sokongan dana dari
Belanda. Itulah mengapa saat dukungan Belanda menipis negara ini tak bisa apa-apa. Negara Madura
terus mendapatkan tekanan dari pihak pro-republik. Akhirnya pada 19 Maret 1950 pemerintah Negara
Madura memutuskan untuk bergabung dengan Indonesia. Dan akhirnya menjadi bagian dari Provinsi
Jawa Timur.

Ada Sembilan daerah otonom diantaranya:

Kalimantan Barat , Kalimantan Timur , Dayak Besar , Banjar , Kalimantan Tenggara , Bangka ,
Belitung , Riau, Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai