Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah.


Kerjasama berarti keseluruhan atau seluruh dan bersifat utuh yang
mana hal tersebut merupakan menggabungkan beberapa bagian
sehingga dapat bekerjasama atau membentuk keseluruhan. Secara
etimologi Kerjasama merupakan pembauran yang menjadi kesatuan yang
utuh dan bulat. Masalah yang dihadapi sekarang yaitu bagaimana cara
kita untuk membentuk, meyakinkan, menarik perhatian seseorang dalam
menciptakan kerja sama.
Bentuk kerjasama adalah akulturasi, dimana terjadi penerimaan
sebagian unsur luar tanpa menghilangkan unsur aslinya. Pengertian
Kerjasama adalah membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur
tertentu. kerjasama juga dapat diartikan sebagai bentuk terhadap adanya
pengendalian terhadap konflik. Kerjasama juga bisa diartikan adanya
konsensus atau kesepakatan antara kedua belah pihak.
Agar kerjasama bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat,
maka harus ada penyamaan persepsi antara visi dan misi dari masing-
masing pihak dalam mengendalikan perbedaan yang timbul atau yang
ada pada suatu kelompok. Setiap pihak harus merasa saling mengisi
kebutuhan yang satu dengan yang lainnya. Sebelum menentukan strategi
sebaiknya perlu kita melihat dari berbagai faktor baik internal maupun
eksternal yang saling mempengaruhi.
Keberhasilan kerjasama tentunya ditandai dengan adanya
kemauan untuk ikut andil dalam suatu tugas atau masalah. Yang mana,
tentunya harus bersama-sama terjun lansung di lapangan sehingga
masyarakat dan komunitas lain percaya akan tugas yang dikerjakan.
Sehingga, tanpa kita sadari integritas pun terbentuk dengan sendirinya.
2

Yang tentunya sangat berguna bagi masing - masing komunitas dalam


menghadapi tugas - tugas ke depan.
Kerjasama juga sangat erat kaitannya dengan solidaritas atau
kebersamaan. Karena kerjasama tidak lain adalah untuk menumbuhkan
suatu tujuan yang dapat menyatukan cita - cita dan pendapat demi
keberhasilan bersama - sama. Banyak hal yang kita dapat petik dengan
adanya kerjasama yaitu maka kekuatan atau strenght kita yang awalnya
hanyalah minim maka akan bisa bertambah untuk mengatasi segala
masalah atau problem yang dapat muncul kapan pun dan dimanapun.
Kerjasama pun erat hubungannya dengan integrasi menurut
1Charles Horton Cooley bahwa kerjasama terjadi karena orang menyadari
bahwa mereka mempunyai kepentingan - kepentingan yang sama dan
pada saat yang sama mempunyai pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Tanpa kita
sadari kerjasama pun dapat membentuk karakter dan kepemimpinan
seseorang dalam menciptakan gagasan dan pendapat masing-masing
demi untuk kepentingan bersama - sama.
Dengan adanya penggalangan kerjasama sesering dan sedini
mungkin. Maka akan sangat baik dan bermanfaat dalam pelaksanaan
tugas ke depan. Tentunya kita pun harus menyadari bahwa dengan
adanya integritas memungkinkan kita dapat saling bertukar pikiran antara
sesama komunitas, misalnya bentuk Kerjasama antara TNI dan Polri.
Sering kalinya terjadi permasalahan atau bentrok antara POLRI dan
TNI di berbagai daerah sangatlah menurunkan citra masing-masing
almamater yang saya rasa tidak perlu terjadi karena sebagaimana kita
ketahui bahwa ke dua lembaga tersebut merupakan alat perlindungan
masyarakat. Yang mana TNI sebagai lembaga pertahanan dan keamanan
NKRI sedangkan POLRI adalah lembaga yang memiliki tugas untuk

1Cooley Horton Charles,Sosiologi Dan Interaksi Sosial, Pustaka


Pelajar,Yogyakarta,2006,Hal.69
3

memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, memberikan


perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Dari penjelasan singkat di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang seberapa jauh “Tinjauan Terhadap Peran Kerjasama TNI AD -
POLRI dalam menghadapi tugas TNI - POLRI ke depan khususnya
antara Organik Akmil dengan Polres di Kotamadya Magelang.”

2. Fokus Penelitian.
Agar lebih terarah dan tidak terjadi penafsiran dalam penelitian ini,
maka perlu diberikan batasan - batasan masalah dalam penelitian ini. .
Adapun batasan-batasan masalah tersebut hanya terfokus pada Organik
Akmil dan Organik Polres Magelang. Khususnya, yang terkait dengan
Tinjauan Terhadap peran Kerjasama TNI AD dan POLRI dalam
menghadapi tugas ke depan.

3. Rumusan Masalah.
Mengacu kepada latar belakang tersebut di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Sampai sejauh mana pentingnya peran Kerjasama TNI AD -
POLRI dalam mendukung tugas di masa mendatang ?
b. Bagaimana pengaruh positif yang terjadi dengan adanya
pelaksanaan Kerjasama antara TNI AD dengan POLRI ?
c. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi kesepakatan
terjadinya Kerjasama antara TNI AD dan POLRI ?

4. Tujuan Penelitian.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang
dilaksanakan ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui sejauh mana pentingnya peran
Kerjasama TNI AD - POLRI dalam mendukung tugas dimasa
depan.
4

b. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh positif dengan


adanya kegiatan Kerjasama TNI - POLRI. Khususnya, Dalam
menjalankan tugas sesungguhnya di lapangan.
c. Untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang
mempengaruhi kesepakatan terjadinya Kerjasama antara TNI AD
dan POLRI.

5. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu :
a. Bagi Taruna
1) Sebagai bekal taruna kelak menjadi perwira TNI - AD
sehingga dapat diaplikasikan dalam penugasan nantinya.
2) Sebagai referensi dan bahan pembanding antara TNI
AD - POLRI tentang pengaruh atau pentingnya Kerjasama
dalam menunjang tugas TNI - POLRI ke depan.
b. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini diharapkan bagi penulis akan
memperoleh masukan sebagai berikut :
1) Menambah wawasan berpikir bagi penulis terutama di
bidang manajemen.
2) Dengan melakukan penelitian agar dapat menjadi
sarana latihan bagi penulis untuk dapat menyiapkan diri di
medan penempatan kelak.
c. Bagi TNI - POLRI
Dengan adanya penelitian ini diharapkan TNI - POLRI
mendapat masukan yang bermanfaat, yaitu :
1) Dapat menambah keprofesionalan TNI - POLRI di
tugas kedinasan nantinya.
2) Agar kegiatan Kerjasama TNI AD - POLRI akan terus
berjalan dalam kegiatan apapun juga. Seperti olahraga
bersama, seminar, kegiatan keagamaan. Guna menciptakan
5

dan menumbuhkan rasa solidaritas dan kerja sama antara


anggota TNI - AD dan POLRI.

6. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, sistematika penulisan.
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
Bab ini bertujuan memberikan studi kepustakaan yang
dijadikan dasar pembahasan.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
Selanjutnya pada bab ketiga ini penulis mengemukakan
mengenai dasar penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
subyek dan obyek penelitian, sumber dan pengumpulan
data, serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memberikan gambaran tentang obyek penelitian
yang meliputi Tentang tugas TNI - POLRI, masalah yang
sering di hadapi di lapangan, serta pentingnya kerja
sama dalam mendukung kinerja TNI - POLRI ke depan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan, saran yang diberikan
setelah memadukan antara teori yang ada dengan fakta
yang diperoleh. Bab ini bertujuan memberikan informasi
kepada pembaca tentang hasil yang dicapai dari
masalah yang diteliti.
6

BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN

7. Studi Kepustakaan.
a. Pengertian Kerjasama
Kerjasama berasal dari bahasa inggris "Teamwork" yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Kerjasama sosial dimaknai
sebagai proses penyesuaian di antara unsur - unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.2
b. Teori - teori Kerjasama
Kerjasama terbagi dalam dua sisi, disisi makro adalah
fungsional struktural dan teori konflik, sedangkan disisi mikro
adalah teori interaksionisme simbolik, teori etnometodologi, teori
pertukaran, dan teori rasional.
1) Makro
a) Teori Fungsional Struktural
Teori fungsional struktural adalah sebuah sudut
pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang
berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah
struktur dan bagian - bagiannya yang saling berhubungan.
Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara
keseluruhan dalam hal hal fungsi dari elemen - elemen
konstituennya Terutama norma, tradisi, dan institusi.
Menurut Talcott Parson bahwa "fungsionalisme struktural"
3mendeskripsikan suatu tahap tertentu dalam
pengembangan metodologi ilmu sosial, bukan sebuah
mazhab pemikiran.

2 Usman Sunyoto,Sosiologi Dan Metodologi,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.44


3 Beilharz Peter,Teori - Teori Sosial,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.294-295
7

Pemikiran structural fungsional sangat dipengaruhi


oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat
sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ - organ
yang saling ketergantungan. Ketergantungan tersebut
merupakan hasil atau konsekuensi agar organisme
tersebut tetap dapat bertahan hidup.4
b) Teori Konflik
Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa
perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian
nilai - nilai yang membawa perubahan. Tetapi terjadi
akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-
kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.5
Ada beberapa asumsi dasar dari teori konflik ini.
Teori konflik merupakan antitesis dari teori struktural
fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat
mengedepankan keteraturan dalam masyarakat. Teori
konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar
terciptanya perubahan sosial.6
2) Mikro
a) Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme Simbolik Inti pandangan pendekatan
ini adalah individu. Para ahli di belakang perspektif ini
mengatakan bahwa individu merupakan hal yang paling
penting dalam konsep sosiologi. Mereka melihat bahwa
individu adalah obyek yang bisa secara langsung
ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan
individu yang lain. Menurut Prancis Abraham dalam
bukunya yang berjudul “Modern Sociological” tentang

4 Beilharz Peter,Teori - Teori Sosial,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.296-297


5 Ibid.,Hal.54
6 Usman Sunyoto,Sosiologi Sejarah Teori dan Metodologi,Pustaka

Pelajar,Yogyakarta,2012,Hal.54--55
8

Interaksionisme simbolik pada hakikatnya merupakan


sebuah perspektif yang bersifat social psikologis yang
terutama relevan untuk penyelidikan sosiologis. 7
Teori ini akan berurusan dengan struktur - struktur
sosial, bentuk - bentuk kongkrit dari perilaku individual
atau sifat batin yang bersifat dugaan, interaksionisme
simbolik memfokuskan diri pada hakekat interaksi, pada
pola - pola dinamis dari tindakan sosial dan hubungan
sosial. Teori ini juga menjelaskan bahwa kehidupan
sosial secara fundamental merupakan sebuah evolusi
organik, dan bahwa masyarakat itu secara ideal
bersifat demokratis, moral, dan progresif.8
Teori ini juga menjelaskan menurut Charles Horton
cooley dalam bukunya berjudul “Human Nature and Social
order” bahwa kemampuan - kemampuan analitik terhadap
perkembangan dari diktum fundamentalnya, yaitu
Imajinasi - imajinasi yang saling dimiliki oleh orang-orang
merupakan fakta - fakta yang solid dari masyarakat. 9
b) Etnometodologi
Etnometodologi ialah suatu teori dalam ilmu sosiologi
yang berisikan sekumpulan pengetahuan, serangkaian
prosedur dan sejumlah pertimbangan atau metode
tentang kehidupan alamiah masyarakat sehari - hari, yang
ditandai dengan bahasa yang digunakan, dimana masalah
- masalah kemasyarakatan ini diartikan sebagai masalah

7Abraham Prancis,Sosiologi Modern,Erlangga,Jakarta,2000,Hal.22


8 Usman Sunyoto,Sosiologi Sejarah Teori dan Metodologi,Pustaka
Pelajar,Yogyakarta,2012,Hal.57--58
9 Cooley Horton Charles,Sosiologi Dan Interaksi Sosial, Pustaka

Pelajar,Yogyakarta,2006,Hal.85
9

yang diselesaikan secara rutin, praktis dan continue tanpa


banyak menggunakan pikiran .10
Aliran etnometodologi mempunyai prinsip-prinsip,
sebagai berikut :
(1) Mengkaji kegiatan dan lingkungan praktis.
(2) Menganalisis kegiatan dalam kehidupan sehari-
hari, cara manusia berkomunikasi, mengambil
keputusan, berpenalaran dan sebagainya.
(3) Memakai penalaran praktis.
(4) Menggunakan penelitian empiris.
(5) Berpegang pada pengalaman.
(6) Menggunakan bahasa awam, bukan bahasa
ilmiah.
(7) Berpendapat bahwa akitivitas dari aktor yang
terus menerus membentuk realitas masyarakat,
bukan sebaliknya.
(8) Berasumsi bahwa fenomena sehari - hari
menjadi kacau, jika dianalisis dengan jalan diskripsi
ilmiah.
(9) Berasumsi bahwa norma, aturan hukum,
struktur, semua tidak stabil, tetapi berubah - ubah
karena tindakan aktor yang terus menerus berubah
berubah. Adapun yang menjadi objek atau cara
telaahan dari paham etnometodologi, antara lain
sebagai berikut :
(a) Menelaah praktik cerdas masyarakat
dalam kehidupan sehari - hari.
(b) Melakukan kajian studi tentang sebuah
institusi.

10 Beilharz Peter,Teori - Teori Sosial,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.2-3


10

(c) Mendapatkan kejelasan yang substantif


dari actor.
(d) Memberikan sesuatu penjelasan kepada
orang lain.
(e) Mengetahui cara atau metode menerima
penjelasan dari orang lain.
(f) Menganalisis percakapan sehari - hari.
(g) Menganalisis pengejekan dan pelecehan
orang lain.
(h) Menganalisis antara kalimat yang dipakai
dengan narasi reasoning.
(i) Menganalisis antara pembicaraan
dengan bahasa tubuh.
(j) Mengontrol diri dengan sikap rasa malu
dan atau rasa percaya diri.
(k) Menganalisis metode pelanggaran
sistem dan metode pemulihan sistem yang ada.
(l) Menganalisis terhadap negoisasi yang
dilakukan para eksekutif.
(m) Melakukan resolusi terhadap upaya
mediasi atau perdamaian.11
c) Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu
sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial
terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan
yang saling memengaruh. Teori ini menjelaskan
bagaimana manusia memandang tentang hubungan
kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri
manusia tersebut terhadap Keseimbangan antara apa

11 Beilharz Peter,Teori - Teori Sosial,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.24-25


11

yang diberikan ke dalam hubungan dan apa yang


dikeluarkan dari hubungan itu dan kesempatan memiliki
hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Analogi dari hal tersebut, pada suatu ketika anda
merasa bahwa setiap teman anda yang disatu kelas selalu
berusaha memperoleh sesuatu dari anda Pada saat
tersebut anda selalu memberikan apa yang teman anda
butuhkan dari anda akan tetapi hal sebaliknya justru
terjadi ketika anda membutuhkan sesuatu dari teman
anda. Setiap individu menjalin pertemanan tentunya
mempunyai tujuan untuk saling memperhatikan satu
sama lain.12
c. Teori - Teori Sosial.
Ilmu sosial dinamakan demikian, karena ilmu tersebut
mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek
yang dipelajari. Ilmu - ilmu sosial belum memiliki kaidah dan dalil
yang tetap, oleh karena itu ilmu sosial belum lama berkembang,
sedangkan yang menjadi objeknya masyarakat terus berubah. Sifat
masyarakat terus berubah - ubah, hingga belum dapat diselidiki
dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur - unsur dalam
kehidupan masyarakat yang lebih mendalam. Lain halnya dengan
ilmu pengetahuan alam yang telah lama berkembang, sehingga
telah memiliki kaidah dan dalil yang teratur dan diterima oleh
masyarakat, dikarenakan objeknya bukan manusia. Ilmu sosial
yang masih muda usianya, baru sampai pada tahap analisis
dinamika artinya baru dalam dataran tentang analisis dataran
masyarakat manusia yang bergerak.
Ditengah kehidupan masyarakat, banyak sumber
pengetahuan yang bersifat taken for granted, sumber tanpa perlu

12Usman Sunyoto,Sosiologi Sejarah Teori dan Metodologi,Pustaka


Pelajar,Yogyakarta,2012,Hal.133
12

diolah lagi tetapi diyakini akan membantu memahami realitas


kehidupan ini. Masyarakat dapat langsung begitu saja memakai
pengetahuan taken for granted tersebut sebagai sebuah pegangan
yang diyakini benar atau berguna untuk memahami dunia dimana
ia hidup. Jenis pengetahuan tanpa diolah lagi tentu saja banyak
dan tersebar, mulai dari system keyakinan, tradisi agama,
pandangan hidup ideologi, paradigma dan juga teori, dan termasuk
didalamnya teori sosial. Dalam masyarakat intelektual, terutama
dalam tradisi positivisme lazim untuk mengambil sumber
pengetahuan taken for granted tersebut dari paradigma dan teori.
Kendati demikian, teori sebenarnya bukan hanya untuk kalangan
intelektual atau kalangan expert, mesti tidak sedikit yang
berpandangan hanya kalangan intelektual atau akademisi saja
yang membaca realitas sosial tidak dengan telanjang. Melainkan
dengan kacamata teori tertentu. Memang telah menjadi tradisi
dikalangan intelektual dalam membaca realitas social dengan
menggunakan kacamata atau teori tertentu. 13
Terdiri dari beberapa tokoh atau Para Ahli tentang teori sosal
diantaranya :
1) Michael Foucault
Micheal Root dalam philosophy of social science,
membedakan jenis ilmu social, yakni ilmu social yang
bercorak liberal dengan ilmu social yang bercorak
perfeksionis.
a) Ilmu social yang bercorak liberal
Bahwa Ilmu social liberal dikarenakan ia tidak
berusaha mempromosikan suatu cita-cita social, nilai
keajikan tertentu. Akar dari gagasan liberal ialah
liberalisme dalam politik. Peneliti dalam ilmu ini

13Usman Sunyoto,Sosiologi Sejarah Teori dan Metodologi,Pustaka


Pelajar,Yogyakarta,2012,Hal.4-6
13

bersifat neutralisme, tetapi tidak pernah terjadi dalam


ilmu social. Data yang baik dalam pandangan cita -
cita liberal merupakan yang bebas dari muatan nilai,
moral dan kebajikan objek penelitiannya, tetapi hal ini
tidak akan pernah terjadi walaupun dalam
penelitiannya bekerja keras.
b) Ilmu social yang bercorak Perfeksionis
Bahwa ilmu social yang bercorak perfeksionis
berusaha mencari wahana dari cita - cita mengenai
kebajikan, jadi dalam ilmi ini bersifat partisipasi. Ilmu
social ini bersifat tidak bebas nilai, menghargai objek-
objek - objek yang diteliti dan bahkan menjadikannya
sebagai subjek. Contoh dari ilmu sosial perfeksiois
marxisme dan feminisme. Marxisme mencita - citakan
masyarakat tanpa kelas, sedangkan feminisme
masyarakat tanpa eksploitasi seksual. Keduanya
memiliki persamaan anti eksploitasi dan dominasi.14
Selanjutnya Root mengusulkan agar dalam cita
- cita ilmu social liberal diganti dengan ilmu social
perfeksionis yang communitarian, yakni ilmui sosial
yang memperhatikan nilai - nilai pada sebuah objek
penelitian komunitas. ilmu social communitarian
adalah ilmu social jenis partisipatory reseach, bukan
ilmu sosial empiris analitis dan bukan juga ilmu social
terapan.
Dengan teori social diharapkan orang dapat
menghimpun dan memaknai informasi secara
sistematik bukan saja untuk menyumbang
pengembangan teori , tetapi lebih penting lagi
untuk memecahkan persoalan dan untuk tujuan

14 Foucalt M,Theory - Theory Social,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2012,Hal.127-128


14

keberhasilan dalam mempengaruhi pergumulan


kehidupan.
2) George Simmel
Bahwa Paradigma social merupakan citra yang
fundamental dari pokok permasalahan dalam suatu ilmu.
Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari,
pernyataan - pernyataan yang seharusnya dikemukan dan
kaidah - kaidah apa yang seharusnya diikuti dalam
menafsirkan jawaban yang diperolehnya.
Paradigma merupakan unit consensus yang amat
luas dalam ilmu pengetahuan dan dipakai untuk
melakukan pemilihan masyarakat ilmu pengetahuan
sub masyarakat yang satu dengan masyarakat
pengetahuan yang lain. Dengan paradigma menjadikan
suatu pengetahuan akan mendapatkan informasi teori
yang dapat mengkoordinasikan pengetahuan dan
memberikannya makna.
Sebagai suatu konsep paradigma pertama kali
dikenalkan oleh Thomas Kuhn dalam karyanya the
structure of scientific revolution, kemudian dipopulerkan
oleh Robert Friedrichs melalui bukuya socilology of
sociology 1970. Tujuan utama dalam bukunya Kuhn; Ia
menentang asumsi yang berlaku secara umum dikalangan
ilmuan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan.15
Kalangan ilmuan pada umumnya berdiri bahwa
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan terjadi secara
komulatif. Kuhn menilai pandangan demikian merupakan
mitos yang harus dihilangkan. Sedangkan tesisnya bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan bukan terjadi secara
komulatif tetapi secara revolusi. Perubahan yang utama

15 Beilharz Peter,Teori - Teori Sosial,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.327


15

dan penting dalam ilmu pengetahuan terjadi akibat dari


revolusi, bukan karena perkembangan secara komulatif.
3) Herbert Spencer
Menurut spencer bahwa objek dari ilmu social
hubungan timbal balik dari unsur - unsur masyarakat
seperti pengaruh norma - norma tas kehidupan keluarga,
hubungan antara lembaga politik dan lembaga
keagamaan. Unsur dalam masyarakat memiliki hubugan
yang tetap dan harmonis dan merupakan suatu
Kerjasama. (Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar).
Spencer memiliki kepercayaan bahwa manusia
bersifat merdeka, dan setiap individu dengan bebas
menggunakan adatnya, serta kebebasan itu harus tetap
dijaga agar tidak dapat mengganggu kebebasan yang lain.
Ia juga menjelasakan tentang pentingnya lembaga social
dalam membentuk karakter individu, dan hubungan
manusia dengan masyarakat merupakan proses dua
jalur.16
Dimana individu mempengaruhi masyarakat dan
masyarakat mempengaruhi individu. Spencer dalam
memandang masyarakat mengunakan teori evolusi dari
evolusi universal berubah menjadi evolusi homogen tidak
menentu menjadi evolusi heterogen dan menentu.
Masyarakat menurutnya perkembangannya dari
sederhana, menuju kompleks dan terspesialisasi. Ia dalam
memandang masyrakat menggunakan analogi organisme
sebagaimana dalam ilmu biologi. Secara sederhana

16Usman Sunyoto,Sosiologi Sejarah Teori dan Metodologi,Pustaka


Pelajar,Yogyakarta,2012,Hal.67
16

menurut Spencer bahwa masyarakat dibentuk oleh


individu.
4) Karl Marx
Pendekatan social history merupakan model yang
digunakan oleh Karl Marx dalam melihat abstraksi -
abstraksi sistem dan dunia kehidupan dalam masyarakat
moderen. Max Weber juga telah memberikan kontribusi
dalam peletakan dasar - dasar konsepsional pendekatan
social history ini. Karl Marx mengurai struktur dasar
sosial masyarakat melalui tinjauan kelas - kelas sosial
beserta perjuangan - perjuangannya. Sementara Max
Weber menggagas merasionalisasi kehidupan sosial
dalam membangun teori - teori sosialnya.17
Gagasan Marx dalam penelitian tentang dinamika
perjuangan kelas dikembangkan misalnya oleh R. Bendix,
R. Lepsius, C. Stuart Mills, B. Moore, atau U. Wehler. Dari
sini, lahirlah teori perjuangan kelas yang menghasilkan
konsep tentang perbedaan struktur masyarakat dalam
sistem tindakan secara fungsional. Disinilah teori
fungsionalisme menunjuk dan menjelaskan modernisme
sebagai satu dimensi utuh, menyeluruh. Oleh sebab itu,
pandangan ini tidak mendifferensiasi dunia kehidupan ke
dalam unit - unit tertentu.
5) Talcot Parson
Bahwa teori funsionalisme juga menjadi motor
berkembangnya teori-teori ekonomi, termasuk teori - teori
tentang administrasi, dalam kaitannya dengan
sutruktur dunia kehidupan sosial. Karena teori
fungsionalisme memandang modernisme sebagai satu
dimensi (menyeluruh), maka teori sistem juga ikut ambil

17 Marx Karl,Social Theory,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.269-270


17

bagian dalam perkembangan pandangan - pandangan


fungsionalistis selanjutnya. Salah satunya adalah
Teori Sistem Masyarakat yang digagas dan
dikembangkan oleh Talcot Parson.
Teori sistem sendiri memang berfokus pada kesaling
terkaitan antara unit - unit dari satu kesatuan. Teori sistem
masyarakat selanjutnya membangun Teori Kehidupan
Sehari - hari melalui pendekatan hermeneutika, dan
interaksionisme simbolik secara fenomenologis. Dua
pendekatan tersebut juga merupakan pijakan dasar Teori
Tindakan.18
Secara fenomenologis, teori tindakan dikaitkan
dengan penelitian historis dimana proses modernisasi
digambarkan dari sudut pandang dunia kehidupan yang
berlapis - lapis dan berkelompok. Justru karena itulah,
menurut Habermas dengan pertimbangan dari Benyamin,
semakin mempertajam ketidaktepatan historis. Menurut
Benyamin, disinilah tersedia ruang bagi pemahaman yang
kritis. (Benyamin)
Posisi patologi sosial terpantul dari dinamika
perkembangan ekonomi, pembentukan bangsa dan
negara. Tetapi, penelitian historis justru tidak memasuki
wilayah itu. Dalam situasi keterbatasan teoritis dan
metodis inilah, kemunculan teori kritis secara sintesis
dianggap alternatif. Sebab, suatu teori kritis masyarakat
semakin dapat menjamin hasil - hasil ketiga aliran
penelitian tersebut, jika semakin dapat dibuktikan secara
terinci bahwa daerah-daerah obyek yang diterimanya
dengan naif baru muncul dalam konstelasi kemodernan

18 Parson Talcot,Teori kehidupan social,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.291-293


18

awal dan memang merupakan dampak pemisahan antara


sistem dan dunia kehidupan.19
6 Max Weber
Weber menelusuri perkembangannya yang kapitalis
sedangkan Marx pada pekembangan yang sosialistis.
Pada kenyataannya, medernisme memang terdorong ke
dua arah. Pertama ke jalur perkembangan kapitalisme
yang terorganisir yang membutuhkan tatanan politik
demokrasi massa (beberapa jadi otoriter dan fasis) yang
bersifat negara sosial. Pada jalur perkembangan
sosialisme birokratis, terbentuklah tatanan politik diktatur
partai negara.
Dua model dominan ini (varian yang berlaku) adalah
model yang ditemukan pada masyarakat pasca liberal. Di
mana gejala keterasingan muncul sebagai bentuk
kerusakan bentuk dunia kehidupan yang diciptakan oleh
sistem. Atas dasar ini, analisis selanjut dengan sendiri
akan mengarah ke prinsip - prinsip organisasi masyarakat,
macam kencenderungan krisis, dan bentuk patologi
sosial.20
Pada situasi ini, segala beban yang timbul akibat
hubungan timbal balik pada kedua varian dominan ini
mengalihkan seluruh bebannya kepada dunia kehidupan
dari berbagai sub sistem. Dunia kehidupan dalam
masyarakat yang telah dimodernisasi mempraktikkan
terus bentuk - bentuk ketidakseimbangan sistem yang
telah berurat berakar. Akhirnya, paradoks muncul. Politik
berputar - putar tanpa kejelasan perencanaan terpusat
atau desentralisasi, ekonomi investasi atau konsumsi.

19 http://irdhamkenjibriel.wordpress.com/2011/05/11/teori kritis Social/


20 Weber Max,Teori - Teori Sosial,Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.363-364
19

7) Hokheimer
Bahwa arus - arus komunikasi yang dikendalikan
melalui media massa telah menggantikan struktur
komunikasi tertentu yang pernah memungkinkan diskusi
umum dan pemahaman pribadi mengenai hal - hal
tertentu. Kemajuan teknologi komunikasi massa telah
mengubah isi otentik kebudayaan modern menjadi
stereotip suatu kebudayaan massa yang disterilkan dan
berdampak ideologis, yang hanya melipatgandakan hal
yang sudah ada. Perubahan ini pula telah melumpuhkan
momen subversif dan transcendental dengan sistem
kontrol sosial yang melindungi individu.21
Begitu pula dalam konsep dualisme media yaitu
media pengendali dan bentuk - bentuk komunikasi umum.
Yang pertama menyangkut sub sistem dari dunia
kehidupan yang dapat dibedakan sedangkan yang
kedua menyangkut pemahaman yang tidak dapat
menggantikan bahasa melainkan hanya memutuskannya.
Media pengendali dapat saja memutuskan kordinasi
pembentukan bahasa atau menetralkan, media lainnya
akan menuju proses pembentukan bahasa yang
tergantung pada intervensi latar belakang dunia
kehidupan. Itulah media massa yang disebut komunikasi
umum. Ia melepaskan konteks kedaerahan, lepas dari
ruang dan waktu. Komunikasi umum mampu menciptakan
publiknya sendiri dan membentuk kesamaan abstrak
konten komunikasi.

21 Hokheimer,Theory Social,Pustaka pelajar,Yogyakarta,2005,Hal.351-352


20

d. Peran, Fungsi ,Tugas dan Undang-undang TNI.


1) Peran TNI
TNI berperan sebagai alat negara dibidang pertahanan
yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan
dan keputusan politik negara.
2) Fungsi TNI
a) TNI sebagai alat pertahanan negara sebagai mana
dimaksud pada Undang-undang No.34 Tahun 2004 Pasal 7
ayat 1 berfungsi sebagai :
(1) penangkal terhadap setiap bentuk ancaman
militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam
negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa.
(2) penindak terhadap setiap bentuk ancaman.
(3) pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang
terganggu akibat kekacauan keamanan.
b) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada Pasal 7 ayat 1, TNI merupakan komponen utama
sistem pertahanan negara.22
3) Tugas TNI
a) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan

22 Samego Indria,TNI Di Era Perubahan,Erlangga,Jakarta,2000,Hal.17-18


21

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan


gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
b) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dilakukan dengan operasi militer untuk perang dan operasi
militer selain perang. Pada operasi militer selain perang
yaitu identik untuk bertugas :
(1) Mengatasi gerakan separatis bersenjata.
(2) Mengatasi pemberontakan bersenjata.
(3) Mengatasi aksi terorisme.
(4) Mengamankan wilayah perbatasan.
(5) Mengamankan objek vital nasional yang
bersifat strategis.
(6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai
dengan kebijakan politik luar negeri.
(7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden
beserta keluarganya.
(8) Memberdayakan wilayah pertahanan dan
kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan
sistem pertahanan semesta.
(9) Membantu tugas pemerintahan di daerah.
(10) Membantu Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan
ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang -
undang.
(11) Membantu mengamankan tamu negara
setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah
asing yang sedang berada di Indonesia.23
(12) Membantu menanggulangi akibat bencana
alam, pengungsian, dan pemberian bantuan
kemanusiaan.

23 Undang - undang No.34 Tahun 2004 Pasal 7 Ayat 1 Tentang Tugas Pokok TNI
22

(13) Membantu pencarian dan pertolongan dalam


kecelakaan.
(14) Membantu pemerintah dalam pengamanan
pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan,
perompakan dan penyelundupan.
Dan sesuai dengan sejarah militer di mana pun tidak
sama, juga di Negara - negara maju. Sepanjang
sejarah modern ada beberapa bentuk yakni bentuk
pertama dan modern di Negara - negara maju ialah
suatu tentara yang sadar dan rasional mau menjadi
mitra instrumental Negara, profesional tetapi ikhlas
berada di bawah pemerintah sipil24
e. Peran, Fungsi, Tugas dan Undang-undang POLRI.
Tugas, peran dan fungsi kepolisian suatu Negara selalu
berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangannya itu,
dipengaruhi oleh banyak hal. Beberapa diantaranya adalah
lingkungan, politik, ketatanegaraan, ekonomi maupun sosial
budaya. Begitu pula dengan tugas, peran dan fungsi kepolisian
Negara Republik Indonesia (Polri). Dari masa berdirinya Polri
sebagaimana disyahkan dalam Undang - Undang Dasar (UUD)
tanggal 18 Agustus 1945.
Sampai dengan sekarang tugas, peran, dan fungsinya
mengalami perkembangan. Apabila dahulu pada masa awal
disyahkannya kepolisian nasional disamping melaksanakan tugas
rutin kepolisian juga secara aktif ikut dalam perang
mempertahankan kemerdekaan, maka pada saat sekarang ini
berdasarkan Undang - Undang No 2 tahun 2002 Kepolisian Negara
Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan

24 Jaya Mangunwi Y.B,Tentara Dan Kaum Bersenjata,Erlangga,Jakarta,1999,Hal.82-83


23

hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan


pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri.25
Dalam perkembangan saat sekarang ini, masyarakat
Indonesia menuntut Polri menjadi lembaga yang humanis,
profesional, dan menjunjung tinggi hak azazi manusia serta mampu
menciptakan keadilan sosial di tengah masyarakat. Peranan
sebagai penegak hukum sering berbenturan dengan peranannya
sebagai pelayan masyarakat. Untuk itu Polri perlu mengembangkan
upaya diskresi kepolisian dengan menggunakan hati nurani
ditengah - tengah masyarakat.
Dalam melaksanakan ketentuan - ketentuan dalam pasal 2
maka Kepolisian Negara mempunyai tugas :
1) a) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan
umum
b) Mencegah dan memberantas menjalarnya
penyakit - penyakit masyarakat
c) Memelihara keselamatan Negara terhadap
gangguan dari dalam
d) Memelihara keselamatan orang, benda dan
masyarakat, termasuk memberi perlindungan dan
pertolongan
e) Mengusahakan ketaatan warga-negara dan
masyarakat terhadap peraturan - peraturan Negara
2) Dalam bidang peradilan mengadakan penyelidikan
atas kejahatan dan pelanggaran menurut ketentuan-
ketentuan dalam undang - undang Hukum acara Pidana dan
lain - lain peraturan Negara.
3) Mengawasi aliran - aliran kepercayaan yang dapat
membahayakan masyarakat dan Negara

25 Undang - undang No.2 Tahun 2002 Kepolisian Negara RI Tentang Tugas Pokok Polri
24

4) Melaksanakan tugas - tugas khusus lain yang


diberikan kepadanya oleh suatu peraturan.
f. Undang - undang yang mengatur masalah hubungan
dengan instansi - instansi lain.Yakni :
Pasal 16.
Hubungan Kepolisian Negara dengan instansi-instansi lain
didasarkan atas sendi - sendi hubungan fungsional, dengan
mengindahkan hierarki masing - masing pihak.
Pasal 17.
Dalam hal terjadi gangguan ketertiban dan keamanan
umum, dalam hal mana diduga bahwa tenaga Kepolisian
Negara tidak mencukupi untuk mengatasinya, maka
diberikan bantuan militer menurut peraturan - peraturan
yang berlaku tentang bantuan militer.26
Pasal 18.
1) Mengenai tugas serta kedudukan Kepolisian Negara
pada waktu Negara dinyatakan dalam keadaan bahaya,
berlaku peraturan - peraturan perundang - undangan tentang
keadaan bahaya.
2) Kepolisian Negara dapat diikutsertakan secara fisik
didalam pertahanan dan ikut serta didalam pengalaman
usaha pertahanan guna mencapai potensi maksimal dari
rakyat didalam pertahanan total.27
g. Sekilas Tentang SejarahTNI AD.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat merupakan
salah satu komponen bangsa yang bertugas menjaga kedaulatan
serta keutuhan wilayah daratan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Angkatan Darat, lahir dari kancah perjuangan bangsa
Indonesia, tumbuh dan berkembang ditengah sistem bangsa yang

26 Undang - undang No.2 Tahun 2002 Pasal 16 Dan Pasal 17 Polri


27 Undang - undang No.2 Tahun 2002 Pasal 18 Polri
25

majemuk dan memiliki konfigurasi geografis yang terpencar.


Keberadaannya diawali dengan menyatunya berbagai
organisasi perlawanan rakyat yang bertujuan untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam suatu wadah
yang bernama Badan Keamanan Rakyat. Badan ini didirikan
beberapa saat setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia atau
tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1945.28
Perkembangan keadaan diawal - awal perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia demikian dinamis,
sehingga dalam kurun waktu itu Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Darat mengalami berbagai perubahan nama seperti
Tentara Keselamatan Rakyat, Tentara Republik Indonesia Darat,
dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Perubahan nama tersebut tidak mengubah jati diri Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat sebagaimana yang dinyatakan
Bapak Tentara Nasional Indonesia Jenderal Sudirman, bahwa
Tentara Nasional Indonesia lahir karena Proklamasi 17 Agustus
1945, hidup dengan Proklamasi itu dan bersumpah mati - matian
hendak mempertahankan kesucian Proklamasi tersebut.
Angkatan Darat bersama rakyat bahu membahu berjuang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, melawan musuh yang
tidak menghendaki negara Indonesia merdeka. Dari banyak
peristiwa yang terjadi di tahun - tahun permulaan kemerdekaan,
peristiwa pertempuran di kota Ambarawa, di Jawa Tengah, pada
tanggal 15 Desember tahun 1949 telah menjadi momentum penting
yang kemudian sekarang diperingati sebagai Hari Juang Kartika.29

28 Yulianto Arif,Hubungan Sipil Militer Di Indonesia,Raja Grafindo Persada,Jakarta,2002


29 http://tentara-nasional-indonesia.com/2012/01/sekilas-tentang-t-n-i.html
26

h. Sekilas Tentang Sejarah POLRI.


Lahir, tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari
sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak
Proklamasi. Kemerdekaan Indonesia, Polri telah dihadapkan pada
tugas - tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan
dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat
langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai
opersai militer bersama - sama satuan angkatan bersenjata yang
lain.
Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri karena Polri lahir
sebagai satu - satunya satuan bersenjata yang relatif lebih lengkap.
Hanya empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya tanggal 21
Agustus 1945, secara tegas pasukan polisi segera
memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik Indonesia
dipimpin oleh Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad
Jassin di Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain
mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara
Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral
dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan - satuan bersenjata
yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.
Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang
didalamnya juga terdapat ribuan tentara Belanda menyerbu
Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara Jepang. Pada
kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu
Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu, perang
antara sekutu dengan pasukan Indonesia pun terjadi dimana -
mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, yang
dikenal sebagai "Pertempuran Surabaya". Tanggal itu kemudian
dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun
27

diperingati oleh bangsa Indonesia Pertempuran 10 Nopember


1945.30
Di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah
Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur,
tetapi lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu
menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa dan negara
Indonesia dimata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan
semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar. Alam
menciptakan keamanan dan ketertiban didalam negeri, Polri juga
sudah banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer,
penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI, RMS, RAM
dan G 30 S/PKI serta berbagai penumpasan GPK.
Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang
semakin modern dan global, Polri bukan hanya mengurusi
keamanan dan ketertiban didalam negeri, akan tetapi juga terlibat
dalam masalah - masalah keamanan dan ketertiban regional
maupun internasional, sebagaimana yang ditempuh oleh kebijakan
PBB yang telah meminta pasukan - pasukan polisi, termasuk
Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian,
misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).

30 http://www.polri.go.id/organisasi-Sekilas Tentang Polri/op/sp/


28

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

8. Pemilihan Metode Penelitian.


Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian
yang di lakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta - fakta atau
prinsip - prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam
mencari fakta - fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk
menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Penelitian
merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta
atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta
atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang
menimbulkan pertanyaan atau masalah ( Nur Indriantoro dan Bambang
Supomo,1999:16 ).31
Menurut jallaludin Rahmat tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek -
praktek yang berlaku , membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan
apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang. 32

Metode yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah metode


kualitatif karena metode ini dapat memahami materi secara lebih
mendalam. Metode penelitian kualitatif menekankan pada metode
penelitian observasi di lapangan dan datanya dianalisis secara non
statistik. Terkait pada obyek penelitian ini peneliti menggunakan teori
Spradley mengamati secara mendalam tentang aktivitas (activity), orang-

31 Bambang Supomo dan Nur Indriantoro,2002, Metodologi Penelitian Bisnis,Cetakan


kedua,Yogyakarta;penerbit BFEE UGM.
32 Rakhmat,jalaludin.1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:Remaja Rosda

Karya.hal 23.
29

orang (actor) yang ada pada suatu tempat (place) 33tertentu untuk
menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh dilapangan atau
situasi (grounded research).

9. Lokasi Penelitian.
Lokasi Penelitian :
a. Akademi Militer di Magelang
b. Polres Kotamadya Magelang

10. Instrumen Penelitian.


Dalam penelitian ini Tugas Akhir ini peneliti merupakan Human
Instrument. Jadi, yang menjadi instrument utama penelitian adalah peneliti
sendiri. Hal ini mengharuskan peneliti untuk memiliki bekal teori, wawasan
yang luas, mampu bertanya, dan menganalisis situasi dan bencana yang
diteliti. Dalam prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada
lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan
penelitian namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga
dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory,1985).34
Menurut Masution (1988) dalam penelitian kualitatif tidak ada
pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian
utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai
bentuk yang pasti. Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis
yang digunakan, bahwa hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat
ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu
dikembangkan sepanjang penelitian itu dalam keadaan yang serba tidak
pasti dan tidak jelas, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri

33 Prof.Dr.Sugiyono.2010.Metode penelitian kuantitatif,kualitatif,dan R&D.Cetakan ke-


10.Bandung.Penerbit ALFABETA,cv.hal 215
34 Ibid.,hal.102
30

sebagai alat satu - satunya yang dapat mencapainya.35 Instumen peneliti


adalah peneliti sendiri untuk mencari, melengkapi data, membandingkan
data yang ditemukan melalui observasi dan wawancara, dan peneliti
terjun langsung ke lapangan. Untuk menemukan teori yang dipilih
berdasarkan data di lapangan (grounded research) kemudian dianalisa
dan dibuat kesimpulan.

11. Sampel Sumber Data


Populasi merupakan jumlah keseluruhan dan unit analisa yang ciri -
cirinya akan diduga dalam penelitian ini. Populasi yang dimaksud adalah
Organik yang berada di lingkungan akademi militer dan Polres Kotamadya
Magelang. Agar menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Maka dari jumlah
populasi yang ada di Akademi Militer dan anggota Polri yang ada di
Polres Kotamadya Magelang masing - masing diambil sampel sebanyak
±20% , sehingga diharapkan dengan sampel tersebut pelaksanaan
dapat terwakili.

12. Teknik Pengumpulan Data.


Beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuisioner
Kuisioner adalah cara pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi.
Kuisioner berisi sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam
penelitian ini, kuisioner diberikan untuk mengetahui pentingnya
peran Kerjasama TNI AD - POLRI dalam menghadapi tugas ke
depan.

35Prof.Dr.Sugiyono.2010.Metode penelitian kuantitatif,kualitatif,dan R&D.Cetakan ke-


10.Bandung.Penerbit ALFABETA,cv.hal 223
31

b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
cara bertanya langsung / berkomunikasi langsung dengan
responden. Wawancara merupakan komunikasi timbal balik antar
pewawancara dan yang diwawancarai. Tujuannya adalah
Observasi
c. Observasi
Meliputi kegiatan pemusatan terhadap suatu obyek dan
dengan menggunakan seluruh alat indra. Hal ini dilakukan untuk
melihat, mengamati dan mencatat data - data yang dibutuhkan
sesuai masalah yang diteliti.
d. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mencatat data - data dari
dokumen instansi yang diperlukan. Dokumen instansi berupa data
gambaran umum mengenai Akademi Militer Magelang dan Polres
Kotamadya Magelang mengenai Tugas, Fungsi, dan Peran TNI -
POLRI dalam menghadapi tugas ke depan.

13. Teknik Analisis Data.


Seluruh data yang telah dikumpulkan melalui wawancara,
pencatatan di lapangan, dan dokumentasi. Selanjutnya diolah dengan
mengkategorisasi, menjabarkan ke dalam unit - unit. Kemudian data
dianalisis dengan menggunakan metode analisa kualitatif karena
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif yang berupa
gambaran tentang kerjasama TNI – POLRI. Sehingga data - data dapat
dianalisa ata dideskripsikan (disusun, diceritakan) dan akhirnya dapat
diambil kesimpulan yang bersifat khusus.
Semua data yang diperoleh selanjutnya akan diperiksa atau diteliti
apakah sudah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kenyataan
atau tidak. Kemudian didalam editing dilakukan pembetulan data yang
32

keliru, lengkap, dan selanjutnya data yang diperoleh tersebut dicatat


secara sistematis dan konsisten.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam -
macam, dan dilakukan secara terus - menerus sampai datanya jenuh.
Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi
data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah kualitatif,
sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang
jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan
analisis. Seperti dinyatakan oleh Miles and Huberman (1984),bahwa “The
most serious and central difficulty in the use of qualitative data is that
metods of analysis are not well formulate”. 36

36Prof.Dr.Sugiyono.2010.Metode penelitian kuantitatif,kualitatif,dan R&D.Cetakan ke-


10.Bandung.Penerbit ALFABETA,cv.Hal 243.
33

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang masalah yang terkait dengan
data yang saya peroleh dari hasil wawancara dengan responden yang
saya ambil secara sampel dan saya lakukan secara acak serta data - data
dari unsur lain yang saya kumpulkan, kemudian saya gunakan untuk
membahas apa yang menjadi rumusan masalah yang tentu saja saya
kaitkan dengan landasan teori sebagai faktor pendukung dalam penelitian
ini. Dalam penelitian ini yang akan saya bahas adalah sebagai berikut :

14. Pentingnya Peran Kerjasama TNI AD - POLRI dalam mendukung


tugas di masa mendatang.
a. Sesuai dengan hasil wawancara yang saya lakukan kepada
responden organik Polres kotamadya magelang tentang sejauh
mana pentingnya peran Kerjasama TNI AD - POLRI dalam
mendukung tugas TNI - POLRI dimasa mendatang. Dari hasil
wawancara tersebut menghasilkan beberapa persepsi yang
bervariasi yang tentunya dapat membahas hasil penelitian saya
tersebut. Diantaranya :
1) Sebagian besar responden mengatakan Bahwa dengan
dilakukannya Kerjasama terhadap kedua institusi tersebut yaitu
antara TNI-POLRI yang merupakan aparat keamanan wilayah
Negara kesatuan republik Indonesia yang tecinta ini. Tentunya
sangatlah penting salah satunya apabila POLRI tidak sanggup
lagi mengatasi kerusuhan yang ada maka POLRI akan
meminta bantuan kepada TNI untuk mengatasinya. Di
karenakan tugas yang di emban oleh POLRI sesuai dengan
undang - undang yang ada bahwa POLRI mempunyai tugas
pokok yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman,
34

dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka


terpeliharanya keamanan dalam negeri, serta sebagai unsur
penegak hukum tindak pidana masyarakat baik yang
melanggar aturan - aturan hukum yang ada maupun tindak
pidana masalah kriminal yang mana semuanya itu terjawab
pada undang - undang atau pasal - pasal pidana tentang
pelanggaran yang ada. Begitu pula dengan TNI yang mana
tugas pokoknya sebagai alat pertahanan Negara yang sesuai
dengan Undang - undang tugas TNI sesuai yang saya jelaskan
dalam BAB II tentang Studi kepustakaan atau landasan teori
seperti :
a) TNI sebagai alat pertahanan negara sebagai mana
di maksud pada undang-undang no. 34 tahun 2004 pasal
7 ayat 1 berfungsi sebagai :
(1) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman
militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam
negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa.
(2) Penindak terhadap setiap / segala bentuk
ancaman.
(3) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara
yang terganggu akibat kekacauan keamanan.37
b) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada pasal 7 ayat 1, TNI merupakan komponen utama
sistem pertahanan Negara yang sesuai dalam Tugas
pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan

37 Undang - undang No.34 Tahun 2004 Pasal 7 Ayat 1 Tentang Tugas Pokok TNI
35

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan


gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sehingga, tugas yang di lakukan oleh TNI antara lain
seperti operasi militer perang di bawah ini :
(1) Mengatasi gerakan separatis bersenjata.
(2) Mengatasi pemberontakan bersenjata.
(3) Mengatasi aksi terorisme.
(4) Mengamankan wilayah perbatasan.
(5) Mengamankan objek vital nasional yang
bersifat strategis.
(6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai
dengan kebijakan politik luar negeri.
(7) Mengamankan Presiden dan Wakil
Presiden beserta keluarganya.
(8) Memberdayakan wilayah pertahanan dan
kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan
sistem pertahanan semesta.
(9) Membantu tugas pemerintahan di daerah.
(10) Membantu Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan
ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang -
undang.
(11) Membantu mengamankan tamu negara
setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah
asing yang sedang berada di Indonesia.
c) Sesuai dengan undang - undang TNI yang tercantum
pada pasal 8 tentang tugas Angkatan darat berikut di
bawah ini :
(1) Melaksanakan tugas TNI matra darat dibidang
pertahanan.
36

(2) Melaksanakan tugas TNI dalam menjaga


keamanan wilayah perbatasan darat dengan
negara lain.
(3) Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan
dan pengembangan kekuatan matra darat.
(4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah
pertahanan di darat.38 Sesuai dengan peryataan
yang diatas tadi, maka jelaslah TNI POLRI harus
saling bantu - membantu dan bahu membahu dalam
mengatasi segala bentuk keamanan wilayah Negara
kesatuan republik Indonesia ini yang sesuai pada
undang-undang no. 34 Tahun 2004 TNI pasal 7 ayat
1 pada point ke (10) yang menyebutkan bahwa
Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia
dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas) yang diatur dalam undang -
undang.
2) Kerjasama antara TNI - POLRI tentunya sangatlah baik
dalam menciptakan keamanan, ketentraman masyarakat atau
penduduk di berbagai wilayah republik Indonesia tentunya.
Yang mana, dengan kompaknya kedua institusi tersebut
didalam melaksanakan tugas secara bersama - sama maka
otomatis semua keamanan di wilayah Indonesia pastinya akan
slalu bisa di atasi. Namun, yang perlu diperhatikan lagi yaitu
pada tugas pokok masing - masing institusi tersebut yang saya
rasa kedua institusi ini haruslah bisa memilih mana yang bisa di
atasi bersama - sama dan mana yang tidak bisa dilakukan
bentuk kerja sama dalam mengatasi masalah pelanggaran
yang ada. Sehingga, tidak adanya campur tangan antara
masing - masing institusi ini dalam menyelenggarakan

38 Undang - undang TNI NO.34 Tahun 2004 Pasal 8


37

tugasnya tersebut yang pada akhirnya bisa terjadi perselisihan


oleh kedua belah pihak bila sudah melenceng kepada tugas,
peran masing - masing aparat keamanan TNI - POLRI
tersebut.
3) Dengan adanya Kerjasama antara TNI - POLRI maka
dengan jelas bahwa tugas masing - masing aparat menjadi
ringan serta merupakan lembaga keamanan Negara yang
sangatlah vital dalam menjaga keutuhan NKRI. Namun, masih
tetap diperhatikan pada faktor - faktor yang dapat saling
bekerjasama dan dengan seringnya kerjasama antar kedua
pihak ini maka otomatis akan slalu berkordinasi terhadap
masalah - masalah yang dihadapi saat ini serta dengan
seringnya melaksanakan sharing maka timbullah rasa saling
memiliki yang berakibat pada keharmonisan akan tercipta.
Sehingga, dimata masyarakat TNI – POLRI memiliki citra yang
baik dalam sikap dan perbuatannya tersebut.
4) Disamping itu dengan dilakukannya Kerjasama antara TNI
- POLRI ini untuk mendukung tugas ke depan tidaklah mudah.
Oleh karena, sudah jelas hitam diatas putih yang menjelaskan
dan menyebutkan bahwa tugas TNI adalah menjaga keamanan
dan sebagai pertahanan Negara dari segala ancaman dari
Negara lain serta memberantas pemberontakan dalam negeri
yang ingin mengubah pancasila, UUD 1945, dan ingin keluar
dari wilayah Negara kesatuan republik Indonesia yang tecinta
ini.
5) Bahwa dengan adanya Kerjasama antara TNI - POLRI
maka kedua lembaga keamanan dan pertahanan tersebut akan
menciptakan keprofesionalisme dan solid di dalam mengatasi
segala bentuk pelanggaran dan ancaman keamanan dari luar
maupun dari dalam. Disamping itu pula dikaitkan dengan
kwantitas atau jumlah personil Polri yang masih minim maka
38

memberikan ruang gerak TNI untuk dapat membantu POLRI


dalam kegiatan pengamanan yang tentunya harus tetap dijaga
agar tidak melewati batas - batas tugas pokok POLRI. Dalam
hal ini timbul adanya kekompakan yang mendalam antar kedua
institusi ini. Sehingga, akan selalu saling bertukar informasi -
informasi yang penting agar segala bentuk pelanggaran dapat
dengan cepat terselesaikan dengan maksimal.
6) Kerjasama antara TNI-POLRI juga bisa tecipta lewat
kegiatan - kegiatan yang berbau sosial seperti kegiatan
olahraga bersama antara anggota Polres dengan anggota
Kodim dan instansi lainnya. Dan untuk Polres kota magelang
bersama anggota organik magelang yang memiliki program
kegiatan olahraga bersama yakni jalan santai yang dilanjutkan
dengan kegiatan undian berhadiah yang tentunya dapat
menciptakan keharmonisan antara kubu TNI dan POLRI ini. Di
samping itu juga, kegiatan Bakti sosial secara bersama-sama,
kegiatan maulid nabi Muhammad SAW yang mana
menampilkan Tim Rebana dan nasyid yang dilibatkan oleh
kalangan Militer, Polisi, dan masyarakat tentunya seperti yang
dilakukan di Kodam IV baru-baru ini. Selain itu juga ada lagi
program kegiatan olahraga yang dilaksanakan dalam bentuk
pertandingan antar instansi POLRI dan TNI yang terdiri dari
berbagai macam pertandingan olahraga. Diantaranya : Sepak
bola, Volly ball, Tennis lapangan, badminton dan lain-lain.
7) AKBP Joko Pitoyo (69020273 Kapolres Kotamadya
Magelang) menurut beliau, bahwa Kerjasama antara TNI -
POLRI sangatlah penting dalam mendukung tugas ke depan
dan tentunya berguna demi keutuhan, keamanan maupun
keselamatan Negara kesatuan Republik Indonesia ini.
Mengapa saya katakan demikian, karena dengan adanya kerja
sama yang terjalin antara kedua institusi ini tentunya akan
39

membawa pengaruh positif bagi Negara dan bangsa yaitu


keamanan dan ketertiban masyarakat akan tetap terjaga dan
kondusif. Dan apabila keamanan kondusif maka investor akan
banyak menanam modal di Indonesia. Bila banyak investor
asing masuk maka peluang lapangan kerja bertambah banyak
dan pengangguran sedikit. Dan tentunya, apabila tidak ada
pengangguran maka rakyat akan mendapat kesejahteraan.
b. Selanjutnya, sesuai dengan hasil wawancara yang saya
lakukan kepada responden organik Akademi Militer magelang
tentang sejauh mana pentingnya peran Kerjasama TNI AD - POLRI
dalam mendukung tugas dimasa mendatang menghasilkan beberapa
persepsi yang bervariasi yang tentunya dapat digunakan untuk
membahas hasil penelitian saya tersebut. Diantaranya, yaitu :
1) Bahwa dengan adanya Kerjasama antara TNI - POLRI
maka sangatlah berpengaruh penting terhadap keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang mana,
tugas - tugas yang diemban oleh kedua institusi ini sangatlah
berat disebabkan karena mencakup tentang tatanan serta
ketentraman masyarakat pada umumnya. Dan apabila kedua
institusi ini tidak dapat bekerjasama dan sering mengalami
perselisihan maka secara tidak lansung penyimpangan -
penyimpangan di Indonesia pasti akan banyak dan sulit untuk
dihilangkan karena yang memegang peranan penting terhadap
nasib NKRI ini yaitu berada ditangan kedua aparat ini. Di
samping itu bila kedua institusi tersebut sudah tidak lagi
melaksanakan tugasnya maka ketentraman bangsa wilayah
Indonesia menjadi minim serta juga sangatlah berpengaruh
pada kesejahteraan masyarakat dan menghambat
pembangunan di Negara kesatuan republik Indonesia.
2) Disamping itu juga dengan terciptanya Kerjasama antara
kedua belah pihak ini yaitu TNI - POLRI. Maka segala bentuk
40

ancaman vertikal dan horizontal akan dapat diredam dengan


cepat tanpa menimbulkan kerugian yang berat. Disisi lain juga
terkait dengan keamanan yang sangat tinggi ekskalasinya
maka sangat berpengaruh pada keamanan dan pertahanan
Negara. Untuk itu dengan adanya kerja sama antara kedua
aparat tersebut sehingga melahirkan kinerja - kinerja yang
optimal dan konsisten dalam menjaga keamanan dan
ketentraman diwilayah Negara kesatuan republik Indonesia.
Namun, yang menjadi kendala saat ini yaitu disebabkan karena
masih adanya oknum - oknum dari kalangan anggota TNI -
POLRI yang masih sering terlibat dalam perselisihan yang tidak
lain karena alasan - alasan merasa paling benar dan merasa
paling hebat dari masing - masing oknum tersebut. Yang mana,
memberikan kerugian besar bagi kedua institusi pada citra dan
nama baik TNI – POLRI sendiri.
3) Sebagaimana kita ketahui bahwa TNI adalah bertugas
untuk keamanan dan menjaga keutuhan serta pertahanan
Negara NKRI dan POLRI bertugas untuk penegak pidana,
pelayan, dan pengayom masyarakat. Maka secara garis besar
perlu adanya Kerjasama yang bertujuan untuk saling
berkordinasi, bertukar pikiran tentang masalah keamanan yang
ada sehingga kejahatan atau problem yang ada dapat segera
diselesaikan dan tuntaskan agar Negara kita menjadi Negara
yang berkarakter dan berkualitas baik dalam segi keamanan
serta pertahanan negara khususnya.
4) Adapun sampel yang saya tuangkan dalam organik Akmil
magelang yaitu Letkol Caj Wiyanto (Dosen Golongan 5 Akmil)
Menurut tanggapannya tentang pentingnya Kerjasama antara
kedua institusi tersebut sangatlah baik dan penting. Karena
sesuai dengan tugas pokok masing - masing aparat TNI -
POLRI yang mana TNI mempunyai tugas pokok untuk sebagai
41

alat pertahanan Negara dalam menjaga keutuhan NKRI dari


rongrongan Negara asing. Sedangkan POLRI mempunyai
tugas pokok sebagai penindak pidana, menjaga keamanan
kamtibmas, pelayan masyarakat, pelindung masyarakat, serta
sebagai pengayom masyarakat. Dari tugas masing - masing
institusi ini jika dijalin kerjasama dalam bentuk kordinasi maka
tentunya akan memudahkan penangkapan atau pun
pemberantasan bagi terorisme, kalangan pelanggar - pelanggar
aturan, serta berbagai bentuk kriminal yang merajalela di
Indonesia ini.
5) Kapten Inf Alzaki (Danki D Taruna Tk. IV Wreda) Menurut
persepsi atau argument yang diberikannya tentang pentingnya
Kerjasama antara TNI - POLRI. Bahwa, dengan adanya
Kerjasama antara kedua institusi tersebut maka tingkat
keamanan yang sangat tinggi ekskalasinya dapat dicover,
menjadi ringan, dan dapat diselesaikan dengan cepat.
Sehingga, sangatlah berpengaruh pada pertahanan Negara
dan keamanan Negara. Namun, masih ada masalah atau
kendala yang mengakibatkan kedua institusi tersebut sulit
untuk melaksanakan Kerjasama yang mana disebabkan atas
adanya perbedaan doktrin dan tugas pokok masing - masing.
Selain itu juga karena masih adanya beberapa oknum - oknum
dari kalangan TNI dan POLRI yang melakukan penyimpangan -
penyimpangan atau pelanggaran yang tentunya sangatlah
merusak citra kedua institusi ini dimata publik maupun
masyarakat yang pada akhirnya menyulitkan untuk
terbentuknya Kerjasama antara TNI - POLRI tersebut.
6) Lettu Inf Abdul Syukur (Danton 1 Kompi D Wreda).
Menurut tanggapan atau persepsinya tentang pentingnya
Kerjasama antara TNI - POLRI yaitu bahwa dengan adanya
Kerjasama yang dilakukan oleh kedua kubu tersebut yakni kubu
42

TNI dan Kubu POLRI. Maka, segala bentuk keamanan di


wilayah NKRI ini dari sabang sampai merauke otomatis akan
selalu tercover dan terjaga. Dengan berbagai kerjasama yang
dilakukan oleh satuan komando wilayah yaitu Kodim dan
Koramil dengan Polres dan Polsek.Yang mana Satkowil
bertugas pada aspek Hankam dan Ipoleksosbud dalam hal ini
dibutuhkan peran Danramil dan Babinsa untuk memperoleh
data geografi , demografi, komsos, dan bakti sosial yang akurat
dan Valid dari tiap - tiap desa. Sedangkan Polres dan Polsek
bertugas untuk kamtibmas. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa
Polres dan Kodim saling keterkaitan satu sama lain.
7) Disamping itu masih ada beberapa tanggapan dari
beberapa responden yang kami jadikan sampel secara acak,
baik dari institusi TNI maupun POLRI terkait dengan sejauh
mana pentingnya peran Kerjasama TNI AD - POLRI dalam
mendukung tugas TNI - POLRI dimasa mendatang. Tanggapan
tersebut dapat kami rinci sebagai berikut :
a) Responden dari POLRI. Diantaranya :
(1) Kerjasama itu sangat penting, karena TNI dan
POLRI merupakan lembaga negara yang sangat vital
dalam menjaga keutuhan NKRI yang tentunya tanpa
mengesampingkan komponen - komponen yang lain,
misalnya masyarakat.
(2) Disamping melaksanakan tugas pokoknya
masing - masing, TNI dan POLRI harus saling
mendukung dalam menjaga keutuhan NKRI ini.
(3) Kerjasama TNI dan POLRI itu sangat perlu
sekali, karena tanggung jawab keamanan dan
Pertahanan Negara ada ditangan kedua institusi ini.
Dan bentuk Kerjasama perlu dilaksanakan menurut
kebutuhan, situasi dan kondisi.
43

(4) Kenapa harus Kerjasama, bukannya dari jaman


dahulu TNI dan POLRI sudah menyatu, saling
mengisi dan saling membantu, adanya benturan -
benturan dalam pelaksanaan tugas itu hanya oknum
anggota secara pribadi.
(5) Ada beberapa responden yang menyatakan
tidak perlu adanya Kerjasama ( tiga orang
responden) dengan alasan bahwa sesuai amanat
UU POLRI bahwa POLRI berkewajiban memelihara
keamanan dan ketertiban dan selama ini POLRI
sudah cukup profesional dalam menjalankan
tugasnya, sedangkan TNI sesuai UU bertugas
menjaga pertahanan kedaulatan negara.
b) Responden dari TNI adalah sebagai berikut :
(1) Pada umumnya anggota TNI banyak yang
menyatakan bahwa Kerjasama TNI – POLRI bagus
untuk dilaksanakan, karena beberapa hal misalnya ;
TNI bisa aktif dalam membantu masyarakat ( karya
bakti, bakti sosial, membantu bencana alam,
masalah keamanan dan bisa mejalankan binter
terbatas)
(2) Selama ini Kerjasama TNI dan POLRI memang
jarang dilaksanakan tetapi TNI sebagai lembaga
Pertahanan Negara yang tugas pokoknya menjaga
kedaulatan negara juga sering melaksanakan
bantuan kepada masyarakat. Misalnya ; apabila
terjadi bencana alam TNI juga ikut membantu, TNI
bekerja bersama masyarakat dalam rangka program
TNI masuk desa dan juga mengadakan pengobatan
gratis kepada masyarakat. Dan keberadaan TNI
44

turun ke masyarakat selalu disambut dengan


antusias sekali oleh masyarakat.
(3) TNI dan POLRI sangat berperan sekali bagi
masyarakat dalam berbagai aspek, baik aspek sosial
maupun keamanan masyarakat.

15. Pengaruh positif yang terjadi dengan adanya pelaksanaan


Kerjasama antara TNI AD dengan POLRI.
a. Dari hasil penelitian wawancara yang saya himpun dari
beberapa sampel dari responden organik polres kotamadya
magelang tentang pengaruh positif apa yang timbul dengan adanya
pelaksanaan Kerjasama antara TNI - POLRI. Khususnya, antara
polres kotamadya megelang dengan organik Akademi Militer
magelang yakni :
1) Sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri
Pasal 41 ayat (1) menyebutkan bahwa dalam rangka
melaksanakan tugas keamanan, Kepolisian Negara Republik
Indonesia dapat meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia
yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.39 Dari
Undang - undang Nomor 2 tahun 2002 diatas yang dijelaskan
bahwa bisa kita simpulkan dengan pentingnya Kerjasama atau
pengaruh positif yang akan timbul dengan adanya Kerjasama
ini sangat penting dan sangatlah realistis untuk menciptakan
dan membentuk Negara yang tertib, aman dari segala bentuk
ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Yang tidak lain
tentunya, aparat keamanan TNI - POLRI harus mampu bisa
menjaga kekompakannya secara berkesinambungan atau terus
- menerus tanpa ada halangan apapun.
2) Bahwa dengan adanya Kerjasama antara TNI - POLRI
maka memiliki pengaruh positif dan kontribusi bagi kedua

39 Undang - undang No.2 Tahun 2002 Pasal 41 Ayat 1 Tentang Polri


45

lembaga ini yaitu tentunya banyak sekali pengaruh positif yang


bisa tercipta dan muncul sebab kedua institusi tersebut sudah
jelas saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain.
Ditandai dengan banyaknya program - program kegiatan yang
apabila TNI - POLRI turun ke lapangan untuk membantu
masyarakat maka semua pekerjaan akan semakin ringan dan
akan cepat selesai. Seperti kegiatan yang sering kali dilakukan
dijajaran TNI - POLRI beserta masyarakat yaitu kegiatan TMD
atau Tentara Manunggal Desa yang sasarannya pada
pembuatan dan perbaikan jembatan, pembuatan rumah atau
renovasi rumah masyarakat yang rumahnya sudah tidak layak
pakai. Yang mana, biaya pembuatan maupun Renovasi
jembatan dan rumah semuanya di tanggung oleh TNI dan
Pemerintah guna terciptanya kesejahteraan masyarakat
Indonesia tentunya. Serta masih banyak lagi kegiatan gotong
royong yang melibatkan kedua institusi ini bersama dengan
masyarakat.
b. Dari hasil penelitian wawancara dan dokumentasi yang saya
lakukan kepada beberapa sampel dari responden organik Akmil
Magelang yang memiliki persepsi yang sangat baik untuk
pelaksanaan Kerjasama antara Polres kota magelang dengan
organik akmil magelang seperti :
1) Sebagian besar responden mengatakan bahwa pada
Pelaksanaan sistem Teritorial yang merupakan tugas TNI yang
tercantum pada Undang-undang No. 34 Tahun 2004 tentunya
terarah pada Kerjasama ini. Di mana, telah lama dilakukan oleh
semua anggota TNI bersama dengan polri dan masyarakat.
Pada dasarnya disini TNI sangat berperan aktif untuk menjaga
hubungan baik dengan masyarakat dan aparat lain yang
tentunya dari institusi aparat keamanan polisi. Salah satu
contoh yang jelas, dengan adanya Kodim dan Koramil yang
46

ditempatkan pada seluruh daerah - daerah di Indonesia yang


mempunyai tugas pokok pada bidang teritorial. Di kodim sendiri
ditempat masing - masing satu tiap kabupaten dan penempatan
Koramil disemua berbagai tingkat kecamatan yang ada pada
kabupaten tersebut serta penempatan anggota - anggotanya
diberbagai desa masing - masing untuk ikut membantu
masyarakat dalam hal keamanan maupun kegiatan pendekatan
bersama rakyat agar masyarakat senang dan merasa
diperhatikan maupun pemberi informasi tentang masalah
kejahatan yang ada dan kendala - kendala proses
terhambatnya pembangunan di daerah.
2) Dari sebagian responden yang saya wawancarai baik dari
institusi TNI maupun POLRI pada umumnya mengatakan
bahwa dengan adanya Kerjasama antara TNI dan POLRI tentu
saja akan memberi pengaruh yang positif bagi masyarakat,
bangsa, negara dan kedua institusi tersebut, karena akan bisa
memperkuat keamanan dan ketahanan negara dan masyarakat
akan lebih merasa terlindungi dan terjamin keamanannya
disamping itu bisa memperkuat hubungan yang harmonis
antara kedua lembaga tersebut.

16. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesepakatan terjadinya


Kerjasama antara TNI AD dan POLRI.
a. Beberapa faktor yang ada tentang kesepakatan TNI - POLRI
dalam hal bekerjasama. Dari hasil wawancara yang saya lakukan di
Akmil Magelang yang tidak lain karena membentuk solidaritas dan
rasa saling tolong - menolong. Sehingga hubungan baik antara
kedua institusi ini tetap harmonis. Namun masih beberapa kendala -
kendala yang mengakibatkan TNI dan POLRI masih belum bisa
melaksanakan Kerjasama yang diantaranya adalah :
47

1) Karena dikaitkan lagi dengan tugas pokok masing -


masing institusi tersebut. Yang mana, TNI bertugas sebagai
alat pertahanan Negara sedangkan POLRI bertugas sebagai
pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat. Jadi kedua
institusi ini bisa bekerja sama asalkan tetap memperhatikan
pada tugas pokoknya sehingga tidak melenceng pada aturan -
aturan yang telah dibuat dan disepakati oleh pimpinan.
2) Disamping itu juga kendala atau masalah yang sangatlah
konkrit dan perlu disadari oleh masing institusi aparat
keamanan tersebut yaitu terletak pada perbedaan Doktrin pada
masing masing institusi, bahwa TNI adalah militer sedangkan
POLRI adalah institusi sipil, dan faktor lainnya juga
berdasarkan pada kesejahteraan anggota.
b. Dari hasil penelitian wawancara yang saya himpun dari
beberapa sampel responden organik polres kotamadya magelang
tentang Faktor kesepakatan timbulnya Kerjasama antara TNI -
POLRI. Khususnya, antara Polres Kotamadya megelang dengan
organik Akademi Militer magelang yang saya lihat masih banyak
kendala - kendala yang fiktif, yakni :
1) Kendalanya sama dengan penjelasan di atas. Yang mana,
terletak pada tugas pokoknya masing-masing yang sangatlah
pekah dan sensitif bila masing-masing institusi ini berpatokan
pada undang - undang yang telah tertera diatas kertas sesuai
yang disahkan oleh pemerintah dan kewenangan -
kewenangan yang ada.
2) Hambatan yang paling menonjol terletak pada perbedaan
Doktrin yang ada pada kubu TNI maupun kubu POLRI yang
semata - mata sudah sangatlah jauh berbeda. Dan juga terlihat
jelas pada perbedaan program kerja masing - masing institusi
tersebut maupun pada nilai - nilai hierarki yang ada pada
pemikiran masing - masing institusi tersebut. Dan juga tentunya
48

bisa dilihat pada aturan - aturan undang - undang kepolisian


yang mengatur dan membedakannya.
49

BAB V
PENUTUP

17. KESIMPULAN
a. Bahwa Kerjasama antara TNI dengan POLRI memang
sangatlah penting untuk dilaksanakan oleh kedua institusi ini. Yang
mana, hal tersebut akan berguna untuk menyelesaikan suatu
masalah yang terjadi di lapangan dan tentunya juga untuk
mempermudah kordinasi antara TNI dan POLRI bila ada sesuatu
yang ganjil atau masalah yang pada prinsipnya perlu ditangani
untuk kalangan TNI atau konkritnya TNI melaksanakan atau
menangani masalah tersebut atas dasar adanya POLRI meminta
bantuan kepada kalangan TNI. Yang mana sesuai dengan Undang
- undang yang dijelaskan pada UU NO. 34 Tahun 2004 Pada Pasal
7 ayat 1. Dimana, dijelaskan bahwa TNI merupakan komponen
utama sistem Pertahanan Negara yang sesuai dalam Tugas pokok
TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Serta tertera jelas tentang tugasnya sebagai
Operasi Militer Perang yaitu membantu kepolisian negara Republik
Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban
masyarakat yang diatur dalam undang - undang.
b. Pengaruh positif yang terjadi dengan adanya Kerjasama
antara TNI - POLRI yaitu Bahwa dengan terbentuknya Kerjasama
antara kedua institusi tersebut memberikan kontribusi yang jelas,
saling membutuhkan satu sama lain, Serta kerjasama dapat
memperkuat keamanan dan pertahanan negara.
c. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari beberapa
responden dari kedua institusi, yaitu TNI dan POLRI yang diambil
50

secara acak, maka dapat disimpulkan bahwa faktor kesepakatan


terbentuknya Kerjasama kedua institusi ini pada dasarnya untuk
membentuk solidaritas atau kebersamaan dan rasa saling tolong -
menolong. Sehingga, hubungan baik TNI - POLRI tetap harmonis
dan menjadi lebih baik. Disamping itu yang menjadi kendala atas
terbentuknya Kerjasama antara TNI - POLRI tidak lain yaitu karena
dititikberatkan pada perbedaan tugas pokok masing - masing,
perbedaan doktrin, masih adanya oknum dari kalangan TNI -
POLRI yang masih melanggar aturan - aturan yang berlaku, serta
kurangnya toleransi dan penyatuan.

18. SARAN
a. Bentrokan antara TNI – POLRI memang sudah sering terjadi
dari dulu sampai dengan sekarang. Maka, saya pribadi selaku
warga negara indonesia mengharapkan kepada pimpinan dari TNI
dan pimpinan POLRI agar mampu bertindak tegas dalam
menyelesaikan masalah atau problem ini agar tidak
berkepanjangan. Dengan jalan memberikan efek jerah berupa
hukuman atau sanksi yang setimpal kepada anggota yang terlibat.
Agar, pelaku tersebut sadar dan tidak mengulangi lagi
perbuatannya tersebut.
b. Disamping itu juga, untuk menghindari bentrokan antara TNI –
POLRI yang selama ini sering terjadi diberbagai daerah. Saya
menghimbau kepada seluruh organik TNI - POLRI agar mampu
berjalan lurus, menahan emosi atau amarah masing – masing,
tahan terhadap setiap godaan yang dapat menjerumuskan kita
dalam berbuat pelanggaran. Sehingga, bahaya yang dikhawatirkan
bisa teratasi.
c. Dengan melihat kasus – kasus yang terjadi antara oknum TNI
dan POLRI. Saya menyarankan agar kiranya kedua institusi ini
harus slalu kompak, menghilangkan sikap kesombongan, dan
51

merasa paling kuat atau merasa paling berkuasa. Sehingga bila


semua bisa dilaksanakan otomatis bentrokan antara kedua institusi
ini bisa teratasi dan tidak lagi terjadi diberbagai daerah di
indonesia.
d. Untuk menghindari dan meminimalisirkan korban yang
berjatuhan ketika terjadi konflik antara TNI – POLRI. Saya
mengharapkan kepada masing – masing pimpinan kedua lembaga
tersebut agar membatasi pemberian senjata kepada personil TNI
maupun POLRI. Sehingga, problem atau masalah yang kita tidak
inginkan bisa tercover dan tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai