Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dokter yang berorientasi kepada masyarakat bermakna bahwa

pendidikan diorientasikan kepada tuntutan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat. Paradigma pembelajaran dunia kedokteran telah mengalami

pergeseran dengan adanya tuntutan di masyarakat akan lahirnya dokter Indonesia

yang mampu berpikir kritis menghadapi era globalisasi namun penuh dengan

kemampuan komunikasi yang efektif dengan masyarakat (Giri, 2013). Untuk

memenuhi tuntutan tersebut, pembelajaran pada pendidikan kedokteran mengguna

kan metode pembelajaran baru yaitu problem-based learning.

Problem-based learning (PBL) telah diakui sebagai suatu pengembangan

dari pembelajaran aktif dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

mahasiswa, yang menggunakan masalah-masalah yang tidak terstruktur sebagai

titik awal untuk proses pembelajaran (Widjajanti, 2011). Dalam sebuah penelitian

yang dilakukan di Srilanka, 50% mahasiswa kedokteran menyatakan setuju bahwa

PBL dapat meningkatkan kemampuan komunikasi mereka (Giri, 2013).

Dalam metode pembelajaran PBL kemampuan komunikasi sangat

diperlukan oleh mahasiswa. Komunikasi yang dilakukan dalam dunia pendidikan

yaitu dalam proses belajar mengajar dimana dosen dan mahasiswa serta antar

mahasiswa akan saling memberi dan menerima informasi melalui komunikasi,

1
2

sehingga mahasiswa dituntut untuk dapat berkomunikasi secara efektif

(Margareta, 2010). Komunikasi bersifat fundamental dalam kehidupan sehari-hari

karena kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi. Berkomunikasi berarti

menyampaikan suatu pesan dari sumber pesan (komunikator) kepada satu atau

lebih penerima pesan (khalayak) dengan menggunakan seperangkat aturan atau

cara tertentu (Arianto, 2013).

Kemampuan komunikasi dapat dilihat dari kelancaran individu dalam

berbicara. Kelancaran berbicara dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya

yaitu rasa percaya diri (Ernawati, 2011). Menurut Taylor dalam Wahyuni (2014)

rasa percaya diri (self confidence) adalah keyakinan seseorang akan kemampuan

yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai target

tertentu. Dengan kata lain, kepercayaan diri adalah bagaimana kita merasakan

tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikan tanpa kita sadari.

Kepercayaan diri bukan merupakan bakat (bawaan), melainkan kualitas mental.

Kepercayaan diri dapat dilatih atau dibiasakan. Rasa percaya diri adalah

keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan

keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai

tujuan hidupnya. Selain itu, rasa percaya diri juga memiliki hubungan yang sangat

erat dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi.

Dalam pendidikan kedokteran yang menggunakan metode pembelajaran

PBL, rasa percaya diri sangat dibutuhkan oleh individu baru. Individu yang

percaya diri biasanya tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi lingkungan

baru, begitu pula sebaliknya (Manoppo, 2012). Menurut Rakhmat dalam siska dkk
3

(2003) mengatakan bila orang merasa rendah diri, ia akan mengalami kesulitan

untuk mengkomunikasikan gagasannya pada orang yang dihormatinya dan takut

berbicara didepan umum karena takut orang lain menyalahkannya.

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi adalah motivasi.

Motivasi belajar menurut Ariyanti (2010) adalah kesanggupan untuk melakukan

kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan

dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan

kesungguhan hati dan terus-menerus dalam rangka mencapai tujuan. Menurut

Tuan dan Mai (2015) salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah

motivasi individu.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Javalvandi dkk, (2014) pada 425

mahasiswa kedokteran di Universitas Islam Azad menunjukkan bahwa ada

hubungan yang positif antara kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi.

Penelitian lain yang pernah dilakukan mengenai pengaruh percaya diri terhadap

keterampilan bicara memberikan hasil korelasi positif yang menunjukan bahwa

hubungan antara sikap percaya diri dengan keterampilan berbicara searah

(Ernawati, 2011). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Gemayangsura (2016)

pada mahasiswa semester 3 Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi dalam

kategori cukup.

Survei yang dilakukan peneliti kepada angkatan 2016 khususnya terhadap

ketua kelompok, pada saat pembelajaran PBL berlangsung hanya 3-4 orang dari
4

12 orang mahasiswa dalam satu kelompok yang aktif berkomunikasi. Oleh karena

itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat

kepercayaan diri dan motivasi dengan kemampuan komunikasi dalam metode

pembelajaran problem based learning mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Malahayati.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan tingkat kepercayaan diri dan motivasi dengan

kemampuan komunikasi dalam metode pembelajaran problem based learning

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui hubungan antara tingkat kepercayaan diri dan motivasi dengan

kemampuan komunikasi dalam metode pembelajaan problem based learning pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui tingkat kepercayaan diri mahasiswa angkatan 2016 Fakultas

Kedokteran Universitas Malahayati.

2. Diketahui motivasi mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran

Universitas Malahayati.
5

3. Diketahui kemampuan komunikasi mahasiswa angkatan 2016 Fakultas

Kedokteran Universitas Malahayati.

4. Menganalisis hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kemampuan

komunikasi mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas

Malahayati.

5. Menganalisis hubungan antara motivasi dengan kemampuan komunikasi

mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Instansi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi,

khususnya bagi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati untuk dapat

diaplikasikan dalam proses pembelajaran problem-based learning.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan bahan

untuk melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penelitian saat ini.

1.4.2 Bagi Penulis

Hasil penelitian diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai metode pembelajaran Problem Based Learning dan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.


6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

a. Judul

Judul penelitian ini adalah hubungan tingkat kepercayaan diri dan motivasi
dengan kemampuan komunikasi dalam metode pembelajaran Problem Based
Learning mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.

b. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 – Maret 2017.

c. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Jalan Pramuka No.27 Kemiling Bandar Lampung.

d. Subjek

Subjek dalam penelitian adalah mahasiwa Fakultas Kedokteran angkatan

2016.

e. Cara Penelitian

Cara penelitian ini menggunakan kuesioner kepercayaan diri, kuesioner

motivasi dan kuesioner kemampuan komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai