Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


 Menjelaskan viskositas senyawa hidrokarbon produk minyak bumi dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya
 Menentukan viskositas produk minyak bumi dengan menggunakan air sebagai
pembanding serta mempelajari pengaruh temperatur
 Mengukur viskositas dengan menggunakan Viskometer Oswald dan Viskometer
Hoppler

1.2 Alat dan Bahan

1.2.1 Alat
 1 set alat viskometer Hoppler
 1 set alat viskometer Oswald
 Gelas kimia
 Piknometer
 Termostat
 Stopwatch
1.2.2 Bahan
 Aquades
 Alkohol
 Oli rem
 Oli pelumas SAE 90 heavy duty, SAE 20W, SAE 20T
 Aspal

1.3 Keselamatan Kerja


 Gunakan pengaman seperti jas praktikum dan kacamata pelindung dan hati-hati
dalam melaksanakan praktikum.
 Untuk menjaga supaya alat tidak mudah rusak, tabung di bersihkan dengan
pelarut yang sesuai dengan zat yang ditentukan viskositasnya.
 Selanjutnya dibersihkan atau dihilangkan dengan piston pembersih yang telah
disediakan. Caranya dengan mendoromg secara perlahan-lahan melalui tabung.
 Setelah itu akan tinggal lapisan tipis cairan yang menempel pada dinding yang
dapat dibersihkan dengan pelarut.
 Ssudah digunakan alat harus disimpan dalam keadaan bersih kering.

1.4 Prosedur Kerja


1. 4. 1 Menentukan viskositas beberapa cairan dengan viskometer Hoppler
(menggunakan air sebagai pembanding)
 Tentukan massa jenis bola dan massa jenis zat cair dengan menggunakan
piknometer
 Masukkan aquades sebanyak 40 ml ke dalam tabung
 Masukkan bola (sesuaikan bola dengan zat cair yang akan ditentukan
viskositasnya) ke dalam tabung yang telah berisi aquades dan jaga jangan
sampai ada gelembung udara. Pada saat bola sampai pada tanda paling atas,
hidupkan stopwatch dan matikan pada saat bola sampai pada tanda bagian
bawah.
 Catat waktu yang diperlukan untuk bola bergerak dari tanda bagian atas sampai
pada tanda bagian bawah.
 Ulangi percobaan 3 kali
 Lakukan langkah 2 - 4 untuk cairan yang lain

1. 4. 2 Menentukan viskositas dengan viskometer Oswald


 Bila cairan mengandung partikel padatan atau serat, maka terlebih dahulu harus
disaring dengan penyaring 75 m.
 Tentukan densitas zat cair dengan piknometer
 Bersihkan viskometer dengan asam pencuci dan keringkan dengan pompa
vakum.
 Isi dengan air secukupnya, air dinaikkan lebih tinggi dari tanda paling atas
 Hidupkan stopwatch saat melewati tanda paling atas tersebut
 Biarkan air mengalir sampai tanda paling bawah dan matikan stopwatch
 Catat waktunya
 Ulangi percobaan 3 kali dan lakukan dengan cara yang sama untuk cairan yang
lain.

1. 4. 3 Menentukan viskositas beberapa oli pelumas dan aspal dengan viskometer


digital
 Siapkan oli pelumas/aspal yang akan diukur viskositasnya
 Masukkan oli pelumas ke dalam gelas ukur/pipet ukur sebanyak 16 ml
 Tuang oli pelumas di gelas ukur/pipet ukur ke dalam tabung viskometer
 Masukkan tabung viskometer ke dalam peralatan viskometer digital dengan
menggunakan penjepit yang telah disediakan
 Sesuaikan spindel/pengaduk dengan viskositas oli pelumas yang akan diukur
viskositasnya (sebaiknya dipilih spindel yang mempunyai faktor perkalian yang
kecil supaya diperoleh hasil pengukuran viskositas yang lebih teliti).
 Sebelum melakukan pengukuran, water pas pada viskometer harus center
(gelembung tepat di tengah lingkaran)
 Hidupkan stand by dan aturlah set point pada thermocell sesuai dengan
temperatur yang diinginkan
 Atur kecepatan putaran spindle sesuai yang diinginkan.
 Sebelum tabung viscometer dimasukkan ke dalam tempatnya, dial (display)
harus menunjukkan nol (zero).
 Masukkan (turunan) spindel, sehingga tercelup ke dalam zat cair yang akan
diukur viskositasnya.
 Pindahkan switch pada posisi on dan jalankan power motornya.
 Setelah pembacaan temperature sesuai dengan yang diinginkan, baca berapa
viskositas pada dial (display).
 Untuk memperoleh hasil viskositas, hasil pembacaan dikalikan factor perkalian
yang tergantung pada jenis dan kecepatan putaran spindel yang digunakan.
 Naikkan temperature oli pelumas sampai temperatur yang diinginkan.
 Ulangi seperti pada langkah 12.
 Buat grafik logaritma viskositas vs 1/temperature berdasarkan data hasil
percobaan
1. 4. 4 Viskositas vs Temperatur
Viskositas bola jatuh dapat dikontrol dengan temperature dalam jarak
temperatur dari 20oC – 80oC menggunakan sirkulasi cairan (air). Pada percobaan
ini kita menggunakan jarak temperatur dari 20oC – 80oC dengan range 5oC
diatur pada alat sirkulasi air. Untuk langkah selanjutnya seperti langkah
percobaan menentukan viskositas cairan.
BAB 2

DASAR TEORI
2. 1. Pengertian viskositas

Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang
diberikan oleh suatu cairan. Definisi lain dari viskositas ialah ukuran yang menyatakan
kekentalan dari suatu cairan atau fluida. Apabila zat cair tidak kental maka
koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel
dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada
dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan
bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak
dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran
laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya
tidak terlalu cepat.

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini
biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat
cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas
dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair.

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan


antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu
cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik
antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat
gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis)
Salah satu alat alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suaru zat cair adalah
viskosimeter. Viskosimeter yang banyak digunakan adalah viskosimeter pipet yang
bekerja bedasarkan hukum poiseuillc yang berlaku untuk cairan yang mengalir secara
laminer dalam sebuah pipa. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Persamaan jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu

𝑽  𝑷 𝑹𝟒
=
𝒕 𝟖𝑳
Keterangan:
V = Volume total cairan
t = Waktu yang diperlukan cairan dengan volume V untuk mengalir
melalui alat
P = Tekanan pada cairan
R = Jari-jari tabung kapiler
 = Viskositas cairan
L = Panjang pipa

2. 2. Cara cara penentuan viskositas

1) Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah
tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viscometer) dipipet
kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari
viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan
kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas a,
stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch
dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b
dapat ditentukan. Tekanan ρmerupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U
dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan.
2) Pada viscometer hoppler yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena
adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan
misalnya), dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan
fictional resistance medium.
3) Viskometer Cup and Bob memiliki prinsip kerjanya sampel digeser dalam
ruangan antara dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk
persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian tube
sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut
aliran sumbat
4) Viskometer Cone dan Plate, cara pemakaiannya adalah sampek yang
ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah
kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar.

2. 3. Macam-macam Viskositas
Macam-macam menurut Lewis (1987) adalah:
1. Viskositas Dinamis (absolut atau mutlak)
Viskositas absolut (koefisien viskositas mutlak) adalah sebuah ukuran resistensi
ineternal. Viskositas dinamis merupakan gaya tangensial per satuan luas yang
dibutuhkan agar dapat memindahkan suatu bidang horisontal ke sebuah bidang lainnya,
dalam unit velositas (velocity), ketika mempertahankan jarak dalam sebuah cairan.

Hukum Newton berbunyi: bahwa tegangan geser dalam suatu cairan sebanding dengan
laju perubahan kecepatan normal aliran, laju kecepatan ini disebut sebagai gradien
kecepatan.

Rumus Viskositas Dinamis :

T = µ (dc / dy)

Keterangan :

 T = Tegangan geser (N/m2)


 µ = Viskositas dinamis (Ns/m2)
 dc = satuan kecepatan (m/s)
 dy = satuan jarak antara (m).
Rumus tersebut sering disebut sebagai hukum Newton.

Di dalam sistem SI satuan viskositas dinamis satuannya ialah (Ns/m2, Pa s atau


kg/(ms), dimana:

1Pa s = 1Ns/m2 = 1kg/(ms)

2. Viskositas Kinematis
Viskositas kinematis ialah suatu rasio antara viskositas absolut untuk kepadatan
(densitas) dengan jumlah dimana tidak ada kekuatan yang terlibat. Viskostatis
kinematik dapat Dihitung dengan membagi viskositas absolut cairan dengan densitas
massa cairan.

Rumus Viskositas Kinematis :

v = µ/ᵨ

Keterangan

 v = viskositas kinematis satuan (m2/s)


 µ = viskositas absolut / dinamis satuan (Ns/m2)
 ᵨ = densitas satuan(kg/m3).

Dalam sistem SI atau (satuan internasional) satuan viskositas kinematis adalah m2/s
atau Stoke (St), dimana:

1 st (stoke) = 10-4 m2/s = 1cm2/s

Anda mungkin juga menyukai