Anda di halaman 1dari 4

Resume Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

BAB I

A. Pengertian Akhlaq
Secara etimologis (lugbatan) akhlaq (Bahasa arab) adalah Bentuk jamak dari Khuluq
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkahlaku atau Tabi’at. Berakar dari kata Khalaqa yang
berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq(Pencipta), Makhluq (yang diciptakan) dan
Khulq (Penciptaan).
Dalam persamaan di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian
terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku Makhluq
(Manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang tehadap orang lain dan
lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku
tersebut didasarkan kehendak khaliq (Tuhan).
Secara terminologis (Isthilaban) ada beberapa definisi tetang akhlaq. Penulis pilihkan
3 diantara nya:
1. Imam Al-ghazali
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dala jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”
2. Ibrahim Anis
“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, ang dengannya lahirlah macam-
macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.”
3. Abdul Karim Zaidan
“Akhlaq adalah nilai-nilai atau sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan
sorotan atau timbanganya seseorang dapat menilai perbuatanya baik atau buruk,
untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya”

Ketiga definisi tersebut sepakat menyatakan bahwa Akhaq atau Khuluq itu adalah
sifat yang tertanam didalam diri manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana
diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak
memelukan dorongan dari luar. Salah satu contohnya “Dalam menrima tamu, bila seseorang
membeda-bedakan tamu yang satu dangan yang lain, atau kadangkala ramah dan kadangkala
tidak, maka orang tersebut belum bisa dikatakan mempunyai sifat memuliakan tamu. Sebab
seseorang yang mempunyai akhlaq memuliakan tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya.”

Dari salah satu contoh diatas jelaslah bagi kita akhlaq itu harus bersifat konstan,
spontan, tidak tempoer dan tidak memerlukan pertimbangan serta dorongan dari luar.
B. Sumber Akhlaq

Yang dimaksud dengan sumber akhlaq adalah yang mnjadi ukuran baik buruk atau
mulia dan tercela. Sebagaimana sumber akhlaq adalah Al-Quran dan Sunnah, bukan akal pikiran
dan pandagan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula baik atau
buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.

Hati nurani atau Fitra dalam Al-Quran memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena
manusia diciptakan oleh Allah SWT mrmiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esan-Nya (QS ar-Rum
30:30).

C. Ruang Lingkup Akhlaq


1. Akhlaq terhadap Allah SWT
2. Akhlaq teradap Raulullah SAW
3. Akhlaq terhadap Pribadi
4. Akhlaq dalam Kluarga
5. Akhlak dalam Bermasyarakat
6. Akhlaq Bernegara

D. Kedudukan dan Keistimewaan Akhlaq dalam Islam


Dalam keseluruhan ajaran islam akhlaq menempati kedudukan yang istimewa dan sangat
penting. Hal itu dpat dilihat dalam beberpa nomor berikut
1. Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai misi pokok
risalah islam .
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”(HR. Baihaqi)
2. Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama islam
Sehingga Rasulullah saw pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlaq yang baik
(busn al-khuluq) . Diwiayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya
“Ya Rasulallah, apakah agama itu? Beliau menjawab Agama adalah Akhlaq yang
baik” .
3. Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari
kiamat.
Rasulullah saw bersabda :
“Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan timbangan (kebaikan) seseorang
hamba mukmin nanti pada hari kiamat selain dari akhlaq yang baik....” (HR.
Tirmizi).
4. Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlaq seseorang sebagai ukuran kualitas
imannya.
Rasullah saw bersabda :
“Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi satu, maka bilamana lenyap
salah satunya bilang pulalah yang lain” (HR. Hakim dan Thabran).
5. Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah
SWT. Misalnya shalat, puasa, zakat dan haji.
Firman Allah SWT :
“....dan dirikanlah shalat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan
keji dan munkar,” (QS. Al-ankabut 29:45).
6. Nabi Muhammad saw selalu berdo’a agar Allah swt membaikkan akhlaq beliau. Salah
satu doa beliau adalah
“Ya allah tunjukkanlah aku jalan Menuju akhlaq yang baik, karena sesungguhnya
tidak ada yang dapat memberi petunjuk menuju jalan yang lebih baik selain Engkau.
Hindarkanlah aku dari akhlaq yang buruk, karena sesungguhya tidak ada yang dapat
menghindarkan aku dari akhlaq ang buruk, kecuali Engkau.”(HR. Muslim)
7. Didalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlaq, baik
berupa perintah untk berakhlaq yang baik serta pujian dan pahala orang-orang yang
memenuhi perintah itu, maupun larangan berakhlaq yang buruk serta celaan dan dosa
bagi orang-orang yang melanggarnya.

E. Ciri-ciri Akhlaq dalam Islam


1. Akhlaq Rabbani
Ajaran akhlaq dalamlam islam bersumber dari wahyu ilahi yang maktub dalam Al-
Quran dan Sunnah. Ciri rabbani juga menegeasakan bahwa akhlaq dala islam
bukanlah moral yang kdisional dan situasional, tetapi akhlaq yang memiliki nilai
yang mutlak.
“Inilah jalan-Ku yang lurus, hendaklah kamu mengikutinya, janga kamu ikuti jalan-
jalan lain , sehingga kamu bercerai dari jalan-Nya. Demikian diperinntahkan
kepadamu, agat kamu bertaqwa”(QS. Al-an’’am 6:153).
2. Akhlaq Manusiawi
Ajaran akhlaq dalam islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah. Kerinduan jiwa
manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengaki ajaraan akhlaq dalam
islam. Ajaran akhlaq dalam islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan
kebahagiaan dalam arti Hakiki, bukan kebahagian semu.

Anda mungkin juga menyukai