1) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian
lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
2) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu.
3) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
b. Lotion mengandung suspensi
1) Kocok wadah dengan kuat
2) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
3) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
c. Bubuk
1) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
2) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau
bagian bawah lengan
3) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
d. Spray aerosol
1) Kocok wadah dengan keras
2) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area
(biasanya 15-30 cm)
3) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk
memalingkan wajah dari arah spray.
4) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
12. Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak
digunakan pada tempat yang sesuai.
13. Cuci tangan
14. Evaluasi dan dokumentasi
Kontraindikasi
Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada
penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali
dalam pegawasan dan nasehat dokter.
1.4 Persiapan alat
Botol obat dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan
obat)
Bola kapas kering steril (stuppers)
Bola kapas basah (normal salin) steril
Baskom cuci dengan air hangat
Penutup mata (bila perlu)
Sarung tangan
Prosedur kerja
1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat
pemberian.
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Identifikasi klien secara tepat
4. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
5. Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
6. Pakai sarung tangan
7. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar
8. Minta klien untuk melihat ke langit – langit
9. Teteskan obat tetes mata :
Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi
obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara
jari tangan non dominan menarik kelopak mata kebawah.
Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus
konjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus
memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir luar
kelopak mata, ulangi prosedur
Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan
perlahan
Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60
detik
10. Memasukkan salep mata :
Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga
memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada
konjungtiva.
Minta klien untuk melihat kebawah
Membuka kelopak mata atas
Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva bagian
dalam
Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata secara
perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.
11. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian
dalam ke luar kantus
12. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas
pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman
tanpa memberikan penekanan pada mata.
13. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
14. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan
atau kedua duanya) yang menerima obat.
E. Pemberian Obat pada Telinga
1.1 Pengertian :
Memberikan obat pada telinga dilakukan dengan obat tetes telinga atau salep. Pada
umumnya, obat tetes telinga dapat berupa obat antibiotic diberikan pada gangguan
infeksi telinga, khususnya otitis media pada telinga tengah.
1.2 Tujuan:
2) Menghilangkan nyeri
3) Untuk melunakkan serumen agar mudah diambil
1.3 Persiapan alat
1.2 Tujuan
Yang di gunakan untuk meredakan gejala sumbatan (kongesti) sinus dan flu.
Dapat juga digunakan untuk astma
1.3 Persiapan alat
a) Botol obat dengan penetes steril
b) Buku obat
c) Sarung tangan
Prosedur kerja
1. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana
obat harus diberikan.
2. Siapkan klien
Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak
kecil
Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperekstensi diatas bantal
(untuk pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan
kepala hiperektensi dan miring kesamping (untuk pengobatan sinus maksilaris
dan frontal)
3. Bersihkan lubang telinga
4. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
5. Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang
etmoidalis
6. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit
7. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain
sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek
obat telah bekerja.
8. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
9. Dokumentasikan semua tindakan
a. Keuntungan
1) Proses penyembuhan lebih cepat, dimana jaringan nekrotik dikoagulasi dan
kemudian dikeluarkan
2) Mengobati infeksi pada vagina.
3) Mengurangi peradangan
b. Kerugian
Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan dalam vagina berupa bau dan
rasa tidak nyaman.
1.6 Persiapan alat
1.2 Tujuan
a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik.
b. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan.