Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1. Data Penduduk

Untuk menentukan besarnya kebutuhan air pada suatu daerah pelayanan di dasarkan
pada jumlah penduduk yang akan di layani. Dalam perhitungan jumlah penduduk untuk
pengembangan jaringan di kecamatan Talibura saat ini yakni berdasarkan data
pertumbuhan penduduk di Desa Nebe - Bangkoor sampai dengan tahun 2011 seperti
pada Tabel 4.1

Tabel : 4.1 Jumlah Penduduk Desa Lenda

No Nama Dusun Jumlah Jiwa


1 Nebe 602

2 Hikong 215

3 Kringa 156

4 Ojang 236

5 Wailamun 107

6 Lewomada 498

7 Timutawa 278

8 Bangkoor 408

Total penduduk 2500

Sumber : Kantor Camat Talibura, 2011


4.2 Analisis Kebutuhan Air
4.2.1 Kebutuhan Air Domestik (D)
Kebutuhan air domestik adalah produk dari sejumlah populasi yang dilayani dan
unit pemakaian air domestik
Jumlah populasi yang dilayani adalah produk dari total populasi di area pelayanan dan
factor yang mempercepat presentasi dari populasi yang menghubungkan dengan system
distribusi
Unit kebutuhan air domestik adalah kualitas air untuk penggunaan domestik yang
diambil dari jaringan oleh konsumen individu
Dalam menentukan kebutuhan air yang didasarkan kebutuhan domestik, sesuai Tabel
2.1 ( Klasifikasi kota desa akan kebutuhan air bersih ) menyatakan bahwa kebutuhan
air untuk masyarakat desa kecil adalah 30 s/d 60 liter/orang/hari.
Berdasarkan data-data tersebut diatas dan data hasil jumlah penduduk Desa Nebe -
Bangkoor saat ini yaitu 2500 jiwa, karena Desa Nebe - Bangkoor dikategorikan Desa
Kecil maka kebutuhan air domestik adalah :
D = Pn x PA x TP
D = 2,500 jiwa x 60 Liter/org/hari x 80 %
120
D= 24 𝑥 60 𝑥 60

D = 0,14 liter/detik
4.2.2 Kebutuhan Air Non Domestik (ND)
Untuk menghitung kebutuhan air non domestik dapat diperkirakan secara prosentase
dari kebutuhan domestik (misalnya 25% atau 30%), jika dipadukan dengan data-data
diatas, kebutuhan air non domestik untuk masyarakat di Desa Lenda saat ini adalah :
ND = 25 % x D
= 25 x 0,14
ND = 0,35 liter/detik
Kehilangan Air (KA)
Kehilangan air juga biasanya berdasarkan prosentase dari total kebutuhan air
(Domestik dan Non Domestik), dan diperhitungkan dalam desain atau perancangan
sistem penyediaan air bersih, sebesar maksimal 20% dari total kebutuhan atau produksi.

KA = 20 % x KA
= 0,2 x (0,14 + 0.35 )
KA = 0,15 liter/det

Kebutuhan Air Total


T = D + ND + KA
= 0,14 + 0.35 + 0.15 = 0,64 liter/detik
Jadi jumlah kebutuhan air bersih untuk masyarakat di Desa Nebe – Bangkoor adalah
0,64 ltr/dtk.
4.2.3 PERENCANAAN RESERVOIR
 Perhitungan kapasitas Bak
Jumlah kk sekarang = 500 kk
Jumalah jiwa per kk = 5 jiwa / kk
Jumlah jiwa sekarang = 2,500 jiwa
Tingkat pertumbuhan penduduk = 1,50%
Tahun proyeksi penduduk = 15 tahun

Jumlah penduduk pada tahun proyeksi


= ( 1 + Tingkat pertumbuhan penduduk )Tahun proyeksi penduduk x Jumlah jiwa sekarang
=
( 1 + 1,50 % ) 15 x 2,500 = 3.126 jiwa
Kebutuhan air per orang ( Domestik ) = 90 liter / hari / orang
Faktor penggunaan air untuk non domestik = 0,05
Faktor kehilangan air = 0,15
Faktor penentuan maksimum kebutuhan air per hari = 1,1
Faktor penentuan air sesuai pedoman = 1000
Faktor yang di gunakan =Faktor Pamsimas
Jumlah kebutuhan air per hari = 373.640 liter / hari
Kapasitas Penampung Rencana (Kapasitas Netto)= 74,73 M3 = 75,00 M3

 Penentuan dimensi netto


Tentukan tinggi netto
(Tinggi dari dasar ke pipa peluap) [Hn] = 2,20 M
Panjang [Pn] = 5,00 M
Lebar [Ln] = 4,00 M
Di ambil panjang [Pn] = 5,40 M
Di ambil lebar [Ln] = 4,40 M
Kapasitas Netto Yang Akan Terpasang = 52,27 M3 = 52,272 liter
Pa

La

Ha
P_as
Pn

as Ln s
L_

Ht
Hn
Lp
w

Hp
Pp

pondasi
lantai kerja (rabat)
urugan pasir

 Perhitungan Pekerjaan Bak


Jenis konstruksi = full beton bertulang
Tebal dinding [td] = 20 CM = 0,2 M
Jarak pipa peluap dari dasar plat
Penutup [s] = 30 CM = 0,3 M
Tinggi (dari lantai dasar hingga dasar plat penutup) [Ht] = 240 CM = 2,4 M
Panjang ( as-as) [P_as] = 560 CM = 5,6 M
Lebar ( as-as) [L_as] = 460 CM = 4,6 M
Volume pengecoran dinding = 9,79 M3
Tebal plat penutup [Ha] = 15 CM = 0,15 M
Panjang plat penutup [Pa] = 580 CM = 5,8 M
Lebar alat penutup [La] = 480 CM = 4,8 M
Luas ManHole = 0,64 M2
Volume pengecoran plat penutup = 4,08 M3

Lebar tumit plat pondasi [w] = 60 CM = 0,6 M


Panjang pondasi [Pp] = 660 CM = 6,6 M
Lebar pondasi [Lp] = 560 CM = 5,6 M
Tebal plat pondasi [Hp] = 25 CM = 0,25 M
Volume pengecoran plat pondasi = 9,24 M3

Kedalaman galian pondasi = 100 CM = 1 M


Lebar galian pondasi = 60 CM = 0,6 M
Panjang galian pondasi = 560 CM = 5,6 M

Volume galian pondasi = 3,36 M3

Kedalaman galian kotak pelindung gate valve = 80 CM = 0,8 M


Lebar galian kotak pelindung gate valve = 80 CM = 0,8 M
Panjang galian kotak pelindung gate valve = 80 CM = 0,8 M

Volume galian kotak gate valve = 0,51 M3

Jarak pembuangan air, minimal 10 m dari tepi bak


Kedalam galian pipa penguras = 75 CM = 0,75 M
Panjang pipa penguras (dari gate valve ke tempat pembuangan) = 1040 CM = 10,4 M
Lebar galian pipa penguras ke tempat pembuangan = 20 CM = 0,2 M
Volume galian pipa penguras = 1,56 M3
Total volume galian = 5,43 M3
Volume urugan kembali = 1,36 M3
Tebal urugan pasir = 10 CM = 0,1 M
Tebal lantai kerja = 10 CM = 0,1 M
Volume urugan pasir = 0,34 M3
Volume lantai kerja (rabat) = 0,34 M3

Volume acian :
Tinggi dinding bagian luar = 255 CM = 2,55 M3
Lebar dinding bagian luar (melebar) = 580 CM = 5,8 M3
Lebar dinding bagian luar (memanjang) = 480 CM = 4,8 M3
Tinggi dinding bagian dalam = 240 CM = 2,4 M3
Lebar dinding bagian dalam (melebar) = 540 CM = 5,4 M3
Lebar dinding bagian dalam (memanjang) = 440 CM = 4,4 M3
Lebar plat dasar bagian dalam (melebar) = 540 CM = 5,4 M3
Lebar plat dasar bagian dalam (memanjang) = 440 CM = 4,4 M3
Lebar plat penutup bagian luar (melebar) = 580 CM = 5,8 M3
Lebar plat penutup bagian luar (memanjang) = 480 CM =4,8 M3

Volume acian dinding bagian luar = 54,06 M2


Volume acian dinding bagian dalam = 47,04 M2
Volume acian plat dasar bagian dalam = 23,76 M2
Volume acian plat penutup bagian luar = 27,84 M2

Total volume acian = 152,70 M2


 REKAPITULASI VOLUME

1) Galian Tanah = 10,86 M3

2) Urugan Kembali = 1,36 M3

3) Urugan Pasir = 0,34 M3


4) Rabat (Beton 1:3:5) =0,34 M3
5) Plat Pondasi (Beton 1:2:3) = 9,24 M3
6) Plat Dinding (Beton 1:2:3) = 9,79 M3

7) Plat Penutup (Beton 1:2:3) = 4,08 M3

8) Acian = 152,70 M2

9) Pengecatan = 81,90 M2

 Asesoris dan Perlengkapan


Penutup Man Hole = 1,00 Buah
Lubang Udara = 1,00 Buah
Kotak Gate Valve = 1,00 Buah
Gembok = 2,00 Buah
Tangga Besi (dipasang permanent) = 1,00 Buah
Panjang Pipa Inlet = 3,15 M diameter = 1.5 dim
Panjang Pipa Outlet = 3,4 M diameter = 1.5 dim
Panjang Pipa Over Flow (peluap) = 2,9 M diameter = 1.5 dim
Panjang Pipa Wash Out (penguras) = 13,80 M diameter = 1.5 dim
Panjang pipa peluap + pipa penguras = 16,70 M diameter = 1.5dim
Bend 90º (utk pipa inlet) = 2,00 Buah diameter =1.5dim

Bend 90º (utk pipa peluap & penguras) = 3,00 Buah diameter =1.5 dim
Tee (untuk pipa sambungan pipa
peluap ke pipa penguras) = 1,00 Buah diameter = 1.5 dim
Gate Valve (utk pipa outlet) = 1,00 Buah diameter = 1.5 dim
Flange = 2,00 Buah diameter =1.5 dim
Gate Valve (utk pipa penguras) = 1,00Buah diameter = 1.5 dim
Flange = 2,00 Buah diameter =1.5 dim
 Perhitungan kapasitas Bak
Jumlah kk sekarang = 280 kk
Jumalah jiwa per kk = 5 jiwa / kk
Jumlah jiwa sekarang = 1,400 jiwa
Tingkat pertumbuhan penduduk = 1,50%
Tahun proyeksi penduduk = 15 tahun

Jumlah penduduk pada tahun proyeksi


= ( 1 + Tingkat pertumbuhan penduduk )Tahun proyeksi penduduk x Jumlah jiwa sekarang
=
( 1 + 1,50 % ) 15 x 1,400 = 1.750 jiwa
Kebutuhan air per orang ( Domestik ) = 60 liter / hari / orang
Faktor penggunaan air untuk non domestik = 0,05
Faktor kehilangan air = 0,15
Faktor penentuan maksimum kebutuhan
Air par hari = 1,1
Faktor penentuan air sesuai pedoman = 1000
Faktor yang di gunakan = Faktor Pamsimas
Jumlah kebutuhan air per hari = 105.019 liter / hari
Kapasitas Penampung Rencana
(Kapasitas Netto) = 105.019 M3 = 105.50 M3

 Penentuan dimensi netto


Tentukan tinggi netto
(Tinggi dari dasar ke pipa peluap) = 1,60 M
Panjang = 8,12 M
Lebar = 8,12 M
Di ambil panjang = 8,20 M
Di ambil lebar = 8,20 M

Kapasitas Netto Yang Akan


Terpasang = 107,58 M3 = 107,584 liter

 Perhitungan Pekerjaan Bak


Jenis konstruksi = Pasangan Bata
Tebal dinding = 12 CM = 0,12 M
Tebal ring balok = 12 CM = 0,12 M
Jarak pipa peluap dari dasar plat
Penutup = 17 CM = 0,17 M
Tinggi (dari lantai dasar hingga dasar
Ring Balok) = 165 CM = 1,65 M
Panjang ( as-as) = 832 CM = 8,32 M
Lebar ( as-as) = 832 CM = 8,32 M
Volume pasangan dinding = 6,59 M3

Tinggi Ring Balok = 12 CM = 0,12 M


Lebar Ring Balok = 10 CM = 0,1 M
Panjang Ring Balok = 3328 CM = 33,3 M

Volume pengecoran Ring Balok = 0,40 M3


Tebal plat penutup = 10 CM = 0,10 M
Panjang plat penutup = 844 CM = 8,44 M
Lebar alat penutup = 844 CM = 8,44 M
Luas ManHole = 0,36 M2
Volume pengecoran plat penutup = 7,09 M3

Panjang plat dasar = 844 CM = 8,44 M


Lebar plat dasar = 844 CM = 8,44 M
Tebal plat dasar = 12 CM = 0,12 M
Volume pengecoran plat dasar = 8,55 M3

Kedalaman galian pondasi = 100 CM = 1 M


Lebar galian pondasi = 60 CM = 0,6 M
Panjang galian pondasi = 560 CM = 5,6 M

Volume galian pondasi = 3,36 M3

Kedalaman galian kotak pelindung gate valve = 80 CM = 0,8 M


Lebar galian kotak pelindung gate valve = 80 CM = 0,8 M
Panjang galian kotak pelindung gate valve = 80 CM = 0,8 M

Volume galian kotak gate valve = 0,51 M3

Jarak pembuangan air, minimal 10 m dari tepi bak


Kedalam galian pipa penguras = 75 CM = 0,75 M
Panjang pipa penguras
(dari gate valve ke tempat pembuangan) = 1040 CM = 10,4 M
Lebar galian pipa penguras ke tempat pembuangan = 20 CM = 0,2 M
Volume galian pipa penguras = 1,56 M3
Total volume galian = 5,43 M3
Volume urugan kembali = 1,36 M3

Tebal urugan pasir = 10 CM = 0,1 M


Tebal lantai kerja = 10 CM = 0,1 M
Volume urugan pasir = 0,34 M3
Volume lantai kerja (rabat) = 0,34 M3

Tinggi Kolom =189 CM = 1,89 M


Panjang penjangkaran kolom ke pondasi = 40 CM = 0,4 M
Total tinggi kolom = 229 CM = 2,29 M
Jumlah kolom = 4 buah
b. kolom = 15 CM = 0,15 M
h. kolom = 15CM = 0,15 M

Volume pengecoran Kolom = 0,21 M3

Panjang pondasi = 832 CM = 8,32 M


Lebar pondasi = 832 CM = 8,32 M
Tinggi penampang pondasi = 60 CM = 0,6 M
Lebar atas penampang pondasi = 25 CM = 0,25 M
Lebar bawah penampang pondasi = 60 CM = 0,6 M

Volume Pasangan Pondasi = 8,49 M3

Panjang urugan pasir = 832 CM = 8,32 M


Lebar urugan pondasi = 832 CM = 8,32 M
Tebal urugan pasir = 15 CM = 0,15 M
Lebar atas urugan pasir = 60 CM = 0,6 M
Lebar bawah urugan pasir = 60 CM = 0,6 M
Volume Urugan Pasir = 3,00 M3

Tinggi pondasi di atas muka tanah = 40 CM = 0,4 M


Tinggi pondasi yang tertanam = 20 CM = 0,2 M
Tebal urugan pasir = 15 CM = 0,15 M
Kedalam galian = 35 CM = 0,35 M
Panjang galian = 3328 CM = 33,28 M
Lebar galian = 60 CM = 0,6 M

Volume Galian Pondasi = 6,99 M3

Plesteran-plesteran :
Plesteran dinding luar
Tinggi dinding yang harus diplester + acian
Tinggi netto dinding = 165 CM = 1,65 M
Tinggi plat penutup = 10 CM = 0,1 M
Tinggi ring balok = 12 CM = 0,12 M
Tinggi plat dasar = 12 CM = 0,12 M
Tinggi pondasi di atas tanah = 40 CM = 0,4 M +
= 239 CM = 2,39 M

Panjang dinding = 1688 CM = 16,88 M


Lebar dinding = 1688CM = 16,88 M

Volume Plesteran dinding luar = 80,69 M2


Plesteran dinding dalam
Tinggi dinding yang harus diplester+acian
Tinggi netto dinding = 165 CM = 1,65 M
Tinggi ring balok = 12 CM = 0,12 M +
= 177 CM = 1,77 M

Panjang dinding = 1640CM = 16,4 M


Lebar dinding = 1640 CM = 16,4 M
Volume Plesteran dinding dalam = 58,06 M2

Plesteran plat
Plat dasar
Panjang = 820 CM = 8,2 M
Lebar = 820 CM = 8,2 M
Luas = 67,24 M2

Plat penutup
Panjang = 844 CM = 8,44 M
Lebar = 844 CM = 8,44M
Luas = 71,23 M2

Total luas plesteran (luar + dalam) = 277,22 M2


Total luas pengecatan (luar) = 151,92 M2
 Perhitungan Volume Pekerjaan SPAL
Dimensi lantai pelayanan
Tebal lantai (rabat) = 5 CM = 0,05 M
Tebal Urugan Pasir = 10 CM = 0,1 M
Lebar lantai = 100 CM =1 M
Panjang lantai (sesuai panjang bak) = 832 CM = 8,32 M

Dimensi netto bak peresapan :


Kedalaman bak = 80 CM = 0,8 M
Lebar bak = 80 CM = 0,8 M
Panjang bak = 80 CM = 0,8 M

Dimensi saluran SPAL


Kedalaman saluran = 15 CM = 0,15 M
Lebar saluran = 20 CM = 0,2 M
Panjang saluran
(lebar bak + 3m ke bak peresapan) = 1132 CM = 11,32 M
Tebal Urugan Pasir = 5 CM =0,05M
Tebal lantai saluran (rabat) = 5 CM = 0,05 M
Jenis Pasangan = Pasangan Bata
Tebal pasangan = 12 CM = 0,12 M
Volume urugan pasir pada lantai pelayanan = 1,66 M3
Volume urugan pasir pada lantai saluran = 0,11 M3
Total Urugan Pasir = 1,78 M3
Volume Rabat lantai pelayanan = 0,83 M3
Volume Rabat lantai saluran = 0,11 M3
Total Rabat = 0,95 M3
Panjang pasangan tepi
Pada bagian lantai pelayanan = 1m x 4 + 8,32m x 2 =20,64 M
Pada bagian saluran = 8,32m + 2x20cm + 2x3m = 14,72 M
Pada box peresapan = 0,8m x 2 + 0,8m x 2 = 3,20 M
Tinggi pasangan tepi
Pada bagian lantai pelayanan = tertanam 10 cm = 10cm
= 15 CM = 0,15 M
Pada bagian saluran = tertanam 10 cm
= 15 cm = 20 CM = 0,2 M
Pada box peresapan = tertanam 10 cm
= 80 cm = 85 CM = 0,85 M

Volume galian
Pada bagian lantai pelayanan = 0,25 M3
Pada bagian saluran = 0,26 M3
Pada box peresapan = 0,51 M3
Total Volume Galian = 1,02 M3
Volume pasangan tepi
Pada bagian lantai pelayanan =12cm x 15cm x 20,64m = 0,372M3
Pada bagian saluran = 12cm x 20cm x 14,72m = 0,353 M3
Pada box peresapan = 12cm x 85cm x 3,2m = 0,326 M3
Total Pasangan Tepi = 1,051 M3

Plesteran pasangan tepi


Pada bagian lantai pelayanan = (2x5cm + 12cm) x 20,64m = 4,5408 M2
Pada bagian saluran-1 = (5cm+12cm+10cm) x (2x0.2m+8,32m)
= 2,3544 M2
Pada bagian saluran-2 = (2x5cm+2x12cm +2x10cm) x 3m

= 1,62M2
Pada box peresapan = (5cm+12cm+10 cm) x (80cm x 4)
= 0,864 M2

Total Plesteran untuk Pasangan Tepi = 9,3792 M2


Volume urugan kerikil utk box peresapan = 0,51 M3

 REKAPITULASI VOLUME
1) Galian Tanah = 8,013M3 (untuk BAK + SPAL)
2) Urugan Kembali = 2,003 M3 (untuk BAK + SPAL)
3) Urugan Pasir = 4,772 M3 (untuk BAK + SPAL)
4) Pasangan Pondasi Batu Kali (1:4) = 8,486 M3 (untuk BAK)
5) Pasangan Bata (1:3) = 6,589 M3 (untuk BAK)
6) Pasangan Bata (1:4) = 1,051 M3 (untuk SPAL)
7) Plesteran (1:3) = 277,216 M2 (untuk BAK)
8) Plesteran (1:4) = 9,379 M2 (untuk SPAL)
9) Acian = 286,595 M2 (untuk BAK + SPAL)
10) Pengecatan = 151,920 M2 (untuk BAK)
11) Rabat Beton (1:3:5) = 0,945 M3 (untuk SPAL)
12) Plat Dasar (Beton 1:2:3) = 8,548 M3 (untuk BAK)
13) Plat Penutup (Beton 1:2:3) = 7,087 M3 (untuk BAK)
14) Ring Balok 10x12 (Beton 1:2:3) = 0,399 M3 (untuk BAK)
15) Kolom 15x15 (Beton 1:2:3) = 0,206 M3 (untuk BAK)
16) Urugan kerikil untuk Box Peresapan = 0,512 M3 (untuk SPAL)
 Asesoris dan Perlengkapan
Penutup Man Hole = 1,00 Buah
Lubang Udara = 1,00 Buah
Gembok = 1,00 Buah
Tangga Besi (dipasang permanent) = 1,00 Buah
Kran Air = 4,00 Buah
Tebal dinding =12 CM = 0,12 M
Tebal plat dasar = 12 C = 0,12 M
Tinggi pipa inlet (dari dasar bak) = 165 CM = 1,65 M
Tinggi pipa peluap (dari dasar bak) = 160 CM = 1,6 M
Tinggi pondasi di atas tanah = 40 CM = 0,4 M
Panjang pipa outlet (dari tepi bak) = 30 CM = 0,3 M
Panjang pipa peluap/penguras (dari tepi bak) =15 CM = 0,15 M
Kedalaman penanaman pipa = 40 CM = 0,4 M
Panjang Pipa Inlet = 3 M diameter = 0.75 dim
Panjang Pipa Outlet =1,2 M diameter =0.5 dim
Panjang Pipa Over Flow (peluap) = 2,39 M diameter =1 dim
Panjang Pipa Wash Out (penguras) = 0,27 M diameter =1 dim
Panjang pipa peluap + pipa penguras =2,66 M diameter = 1 dim
Bend 90º (utk pipa inlet) =2,00 Buah diameter =0.75 dim
Bend 90º (utk pipa peluap) = 1,00 Buah diameter = 1 dim
Tee (untuk pipa sambungan pipa
peluap ke pipa penguras) = 1,00 Buah diameter = 1 dim
Stop Kran (utk pipa penguras) =1,00 Buah diameter = 1 dim
4.3.1 Pipa Transmisi Untuk Air Baku
Dalam perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air
baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan
distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem transmisi distribusi (pipa
transmisidari unit produksi menuju reservoir) hal ini terjadi karena transmisi distribusi
harus dirancang untuk dapat mengalirkan dibit aliran untuk kebutuhan jam puncak,
sedangkan pipa transmisi air baku dirancang mengalirkan kebutuhan maksimum 60
liter/orang/hari Pipa transmisi sedapat mungkin harus di letakan sedemikian rupa
dibawah level garis hidrolis untuk menjamin aliran sebagaimana diharapkan dalam
perhitungan agar debit aliran yang dapat dicapai masih sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pemasangan pipa transmisi perlu memasang angker penahan pipa pada bagian
belokan arah horinsontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal
dalam pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan kerusakan
pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan, hal tersebut
dapat mengakibatkan pasokan ke konsumen menjadi terganggu.
Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu mengendalikan
pukulan air ( Water Hammer ) yaitu bilamana sistem aliran tertutup dalam suatu pipa
transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba yang menyebabkan
pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi dari posisi semula.
Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran besar nominal ND 600 mm
sampai 1000 mm perlu dilengkapai dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang
memadai.
Perpipaan transmisi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah hal ini di maksudkan
untuk mengurangi kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh tumbuhnya pohon
atau kerusakan fisik lainnya Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan tanah
terhadap bagian atas pipa, tergantung pada kondisi lapangan untuk kondisi biasa
ditentukan minimum 50 cm.
4.3.2 Bangunan Pelengkap jaringan
a. Air Valve.
Air valve berfungsi untuk melepaskan/mengeluarkan udara dari dalam pipa,
biasannya di pasang di titik tertinggi pada jalur pipa,untuk jalur pipa yang relatif
datar dimana pemasangan dua buah valve, maka perlengkapan ini di letakan dekat
gate/stop valve yang lebih tinggi.type air valve yang di gunakan dapat berupa single
orifice ataupun double orifice pada jalur pipa yang berdiameter lebih dari 400 mm
air valve yang dipasang adalah type double orifice (katup pentil yang mempunyai 2
lubang pembuangan udara), selain itu hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa
air valve ini harus di pasang di tempat yang lebih tinggi dari elevasi muka tanah
tertinggi, untuk mencegah kemungkinan masuknya air tanah ke
dalam pipa, pemasangan air valve ini di lengkapi dengan gate valve yang di perlukan
saat maintenance/perbaikan .

Gambar : 4.7 Pentill Udara


Sumber : Gambar Standar Dirjen Pengembangan Air Minum (DPU)

b. Wash Out (penguras


Perlengkapan ini berfungsi untuk menguras atau mengeluarkan kotoran atau
endapan sedimen yang ada di dalam pipa pada jalur pipa ini di tempatkan titik
paling rendah dan pada jembatan pipa.
Selain itu pada jalur pipa yang relatif datar, penguras perlu juga dipasang di setiap
jarak 1000 meter. Dimensi/diameter pipa yang dipilih dipertimbangkan
berdasarkan kemungkinan banyaknya endapan yang perlu dikeluarkan biasannya
diameter ini antara (Ø 1”-2 ”) dari diameter pipa.
Gambar 4.8 Penguras ( Wash Out )
Sumber : Gambar Standar Dirjen Pengembangan Air Minum (DPU)

c. Stop Valve
Stop valve perlu dipasang pada jalur pipa transmisi setiap jarak maksimum 2000
meter. hal ini dimaksudkan untuk mengisolasi segmen pipa tersebut yang diperlukan
saat maintenance/perbaikan. Gate valve ini dipasang sebelum dan setelah jembatan
pipa, siphon dan penyeberangan jalan pipa.

d. Fitting / Block Beton


Fitting-fitting pipa ( ben, tee, copling, dan lain-lain) disediakan dan dipasang jalur
pipa transmisi sesuai dengan keperluan.

4.3 .3 Jaringan Distribusi


Jaringan distribusi adalah jaringan perpipaan yang berfungsi untuk mengalirkan air
minum dari unit akhir transmisi (reservoir) menuju daerah pelayanan. Sistim jaringan
distribusi untuk daerah pedesaan mempergunakan sistim cabang untuk memudahkan
pengoperasian.
Debit yang akan dialirkan kepada konsumen merupakan dasar dari sebuah perencanaan
jaringan distribusi yaitu menggunanakan faktor jam puncak (Peak hour).
Pada jaringan distribusi, hal yang perlu diketahui :
a. Pipa Induk dan Pipa Sekunder
Pipa induk adalah pipa yang berfungsi menyalurkan air ke bagian bagian yang
memerlukan pipa dan ukuran Ø 3” Pipa sekunder merupakan cabang dari pipa induk
dimana pipa yang di sambung ke hidran umum atau ke kran umum dapat dibuat dari
bantuan pipa sekunder .
Pada penyedian air minum suatu area pelayanan kecil seperti di desa Lenda yang
terdiri dari empat dusun, pipa induk dan pipa sekunder tidak perlu merupakan
jaringan networks, dalam jaringan ini anatara lain terdapat air valve, blow off valve
sesuai yang diperlukan.
b. Sistem Cabang
Jaringan pipa yang digunakan di desa Nebe - Bangkoor dengan menggunakan
sistem cabang, sistem ini bekerja dengan baik jika memiliki tekanan yang cukup
untuk samapai ke konsumen terakhir. Dibutuhkan tekanan besar.
Kerugian dari sistem ini adalah besarnya head losses yang tejadi, cocok digunakan
untuk daerah-daerah yang penduduknya sedikit dan di kota linier (kota yang
keramaiannya disepanjang jalur utama)
Untuk menambah jaringan dapat langsung menyambung dari pipa primer dan
sekunder selama tinggi tekanan masih memenuhi kriteria, jika tinggi tekanan kurang
dapat menggunakan pompa untuk menaikan tekanannya.
c. Galian Pipa
Perpipaan induk distribusi sedapat mungkin akan dipasang didalam tanah.
Kedalaman tanah penutup pipa minimum ditentukan 60 cm pada kondisi biasa dan
100 cm untuk pipa dibawah jalan. Untuk kemudahan pemasangan dan pemeriksaan
perpipaan ini dipasang pada sepanjang pinggir jalan yang yang
diperlukan. Secara terperinci ketebalan lapisan penutup pipa yang diperlukan.
Gambar 4.9 Galian Pipa

Sumber : Gambar Standar Dirjen Pengembangan Air Minum (DPU)

Anda mungkin juga menyukai