Anda di halaman 1dari 34

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pratikum Dasar Agronomi ini dengan untuk melengkapi Tugas


Pratikum mata kuliah Dasar Agronomi. Laporan ini telah di setujui oleh
Asisten Pratikum dari Dosen mata kuliah Dasar Agronomi pada:

Hari : Sabtu
Tanggal : 26 Januari 2019

Disusun Oleh
Nama : Arif Kushariadi
Npm : 178210076

Mengetahui

Dosen Pengasuh Mata Kuliah Asisten Pratikum


Dasar Agronomi

Ir. Abdul Rahman, M.S. Khairon Nasution Cantri Hotnalzu Purba

Page | i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada kehadirat Tuhan YangMaha


Esa, atas kasih dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pratikum yang berjudul “Respon
Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) dan
Kedelai (Glycine Max) Dengan Sistem Tanam Tumpang Sari”. Adapun
pembuatan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi Tugas
Akhir dari Pratikum Dasar Agronomi. Pada kesempatan ini penulis juga ingin
terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Dosen mata kuliah Dasar Agronomi yaitu Bapak Ir. Abdul Rahman,
M.S dan Asisten Pratikum Abangda Mhd. Haris A. Nasution, Abangda
Even S Sitinjak, Abangda Khoirun Nasution dan Abangda Cantri
Hotnalzu Purba yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Dasar
Agronomi yang merupakan tugas akhir dari Pratikum Dasar Agronomi.
2. Seluruh rekan-rekan sesama mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Medan Area, dan khususnya rekan-rekan satu kelompok yang telah
membantu dan saling bekerjasama dalam menjalankan Pratikum Dasar
Agronomi.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempatan penulisan Laporan Pratikum ini. Akhir kata
penulis berharap agar Laporan Pratikum Dasar Agronomi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri khususnya.

Medan, 15 Januari 2019

Penulis

Page | ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................
1.3 Tujuan Percobaan...............................................................................
1.4 Manfaat Percobaan.............................................................................
1.5 Hipotesis ............................................................................................
II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
2.1 Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) ........................
2.1.1 Sejarah Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt)
2.1.2 Klasifikasi Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) ........
2.1.3 Merfologi Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) .........
2.1.4 Syarat Tumbuh Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt)
2.2 Tanaman Jagung Kedelai (Glycine Max) .............................................
2.2.1 Sejarah Tanaman Kacang Kedelai (Glycine Max) .................
2.2.2 Klassifikasi Kacang Kedelai (Glycine Max) ..........................
2.2.3 Merfologi Kacang Kedelai (Glycine Max) ............................
2.2.4 Syarat Tumbuh Kacang Kedelai (Glycine Max) ...................
2.3 Tumpang Sari .......................................................................................
2.4 Tumpang Sari antara Jagung Manis dan Kacang –Kacangan ..............
2.5 Pupuk Kompos Limbah Baglog ...........................................................
2.6 Pupuk Organik Cair Limbah Kubis......................................................
III BAHAN DAN METODE .........................................................................
3.1 Waktu dan Tempat ..............................................................................
3.2 Bahan dan Alat ....................................................................................
3.3 Metode Percobaan ...............................................................................
3.4 Parameter Pengamatan ........................................................................

Page | iii
3.4.1 Umur Berkecambah (HST) .....................................................
3.4.2 Tinggi Tanaman ......................................................................
3.4.3 Luas Daun ...............................................................................
3.4.4 Diameter Batang .....................................................................
3.4.5 Hari Berbunga ........................................................................
3.5 Pelaksanaan Penelitian......................................................................
3.5.1 Persiapan Lahan ......................................................................
3.5.2 Pembuatan Bedengan/Plot ......................................................
3.5.3 Pembuatan Pupuk Kompos Baglog Jamur .............................
3.5.4 Pembuatan Pupuk Organik Cair Limbah Kubis .....................
3.5.5 Pembuatan Jarak Tanam .........................................................
3.5.6 Aplikasi Pupuk Kompos Baglog Jamur .................................
3.5.7 Penanaman ..............................................................................
3.5.8 Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Kubis .........................
3.5.9 Pemeliharaan ..........................................................................
3.5.10 Pengamatan Parameter .........................................................
IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
4.1 Umur Berkecambah (HST) ...............................................................
4.2 Tinggi Tanaman ...............................................................................
4.3 Luas Daun .........................................................................................
4.4 Diameter Batang ...............................................................................
4.5 Hari Berbunga...................................................................................
V KESIMPULAN ...........................................................................................
5.1 Kesimpulan .......................................................................................
5.2 Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


LAMPIRAN ....................................................................................................

Page | iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu budidaya tanaman yang banyak di Indonesia,
yang dijadikan sebagai makanan pokok oleh beberapa masyarakat Indonesia
dan belahan lain didunia selain beras atau padi. Dalam pertanian, budi daya
merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya hayati yang
dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil panennya.. Usaha
budi daya tanaman mengandalkan penggunaan tanah atau media lainnya di
suatu lahan untuk membesarkan tanaman dan lalu memanen bagiannya yang
bernilai ekonomi. Bagian ini dapat berupa biji, buah/bulir, daun, bunga, batang,
tunas, serta semua bagian lain yang bernilai ekonomi. Kegiatan budi daya
tanaman yang dilakukan dengan media tanah dikenal pula sebagai bercocok
tanam (bahasa Belanda: akkerbouw). Kegiatan budi daya dapat dianggap
sebagai inti dari usaha tani seperti budidaya tanaman jagung manis, kacang-
kacangan dan lain-lain.
Tanaman jagung (Zea Mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan
biji-bijian dari keluarga rumput rumputan. Tanaman ini merupakan salah satu
tanaman pangan yang penting, selain gandum dan padi. Mays Saccharata atau
jagung manis bukanlah sembarang jagung. Rasanya yang manis harga jual pun
manis. Jagung manis adalah termasuk sayuran yang potensia, masyarakat
banyak mengkonsumsinya untuk jagung bakar, sayuran pelengkap yang lezat
dan panganan alternatif yang enak bergizi seperti bakwan jagung, pudding
jagung, dan kue jagung. Biji jagung akan kaya karbohidrat. Sebagian besar
berada pada endosermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari
seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk patih umumnya berupa
campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan seluruh patinya
merupakan amilopektin. Perbedaan tidak banyak berengaruh pada kandungan
gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis
tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika
masih muda.

Page | 1
Pada tahun 2015 produksi jagung sebanyak 19.612.435 ton pipilan
kering (PK) dengan luas panen 3.750.350 ha serta produktivitas 5,23 ton/ha
(BPS, 2017). Peningkatan produksi jagung nasional dapat dilakukan melalui
penambahan luas panen dan peningkatan produksi. Peningkatan produksi
jagung di Indonesia, saat ini terutama disebabkan oleh penambahan luas panen,
sedangkan peningkatan produksi belum stabil dan belum bermakna. Upaya
penambahan luas panen hanya mungkin dilakukan di luar Jawa dan Bali,
karena di Jawa dan Bali justru terjadi alih fungsi lahan-lahan produktif menjadi
tempat tempat pemukiman, sarana transportasi dan peruntukan lainnya yang
tidak mungkin dihindari. Produksi jagung nasional saat ini hanya sekitar 4 – 5
ton/ha, sehingga masih terbuka peluang untuk meningkatkan produksi jagung
nasional melalui upaya peningkatan produksi.

Kementerian Pertanian mengklaim mulai tahun ini produksi jagung


terjadi surplus sehingga Indonesia berpeluang untuk menggenjot ekspor ke
beberapa negara. Produksi palawija khususnya jagung,menunjukkan
peningkatan peningkatan dari tahun ke tahun. Pertambahan jumlah penduduk
dan program perbaikan gizi masyarakat melalui deversifikasi pola makanan,
mendorong permintaan jagung. Selain komoditi jagung sebagai bahan baku
industri dalam negeri semakin meningkat dengan banyaknya industri makanan
ternak, industri minyak jagung dan produk ethanol, dimana varietas jagung
hibrida mempunyai kelebihan dari jagung komposit yaitu produksinya 25-30%
lebih tinggi, tahan rebah,penyakit dan kekeringan serta berumur pendek.

Selain itu tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh
bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara
lain batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah
panen untuk pupuk hijau dan kompos, batang dan daun kering untuk kayu
bakar, batang jagung untuk lanjar(turus), batang jagung untuk pulp (bahan
kertas), buah jagung muda untuk sayuran,bergedel, bakwan,sambal goreng, biji
jagung tua sebagai pengganti nasi,marning, brondong, roti jagung, tepung,

Page | 2
bihun,bahan campuran kopi bubuk, biskuit,pakan ternak, bahan baku industri
bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil.

Pada peningkatan produksi kedelai, program tanam mulai gencar


dilakukan sejak Oktober-Desember 2017 sesuai dengan yang dianggarkan
dalam APBN. Total produksi pada Januari sampai Februari 2018 sudah
mencapai 148.918 ton. Produksi kedelai pada Januari mencapai 47.306 ton dan
produksi kedelai pada Februari mencapai 101.612 ton. Pada Maret dan April
mendatang, produksi kedelai diperkirakan akan lebih tinggi hingga mencapai
176.432 ton. Menurut Rita, total produksi pada Januari sampai Februari 2018
sudah mencapai 148.918 ton. Produksi kedelai pada Januari mencapai 47.306
ton dan produksi kedelai pada Februari mencapai 101.612 ton. Pada Maret dan
April mendatang, produksi kedelai diperkirakan akan lebih tinggi hingga
mencapai 176.432 ton. Perkiraan produksi kedelai bulan Maret sebesar 112.916
ton dan April sebesar 63.516 ton”. Berdasarkan data Kemtan, luas tanam sejak
Oktober - Desember 2017 mencapai 226.355 hektare (ha). Sementara, luas
panen pada Januari - Februari 98.425 ha dan diperkirakan luas panen pada
Maret - April mencapai 116.611 ha.

Produksi pada 2018 akan meningkat sebesar 46% dari angka produksi
sementara 2017 sebanyak 538.253 ton menjadi 786.142 ton. Diperkirakan luas
panen pada 2018 meningkat menjadi 535.620 ha dari tahun sebelumnya yakni
355.790 ha.

Impor kedelai naik cukup signifikan ketika menjelang bulan Ramadan.


Berdasarkan data BPS, Pada Maret 2017 jumlah impor komoditas ini sebanyak
207,8 ribu ton dengan nilai US$ 92,6 juta, di April 2017 mengalami
peningkatan dengan volume menjadi 242,2 ribu ton dengan nilai US$ 108,0
juta.

Jika dirinci berdasarkan negara asal, Indonesia mengimpor kedelai paling besar
dari Amerika Serikat dengan 238,8 ribu ton setara US$ 106,4 juta. Kedua,

Page | 3
berasal dari Kanada dengan volume 2.076 ton yang nilainya US$ 970,6 ribu.
Ketiga, dari Malaysia sebanyak 738,7 ton dengan nilai US$ 387,9 ribu.
Keempat, berasal dari Benin sebesar 531,0 ton dengan nilai US$ 199,6
ribu.Sedangkan khusus Singapura, Indonesia tidak melakukan impor kedelai
terhitung sejak Januari-April 2017. Jika dilihat dari Januari-April 2017, total
impor kedelai mencapai 1,04 juta ton dengan nilai US$ 467,01 juta. Sedangkan
Januari-April 2016 mencapai 767,3 ribu ton dengan nilai US$ 305,3 juta.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Percobaan


a. Untuk mengetahui Budidaya Tanaman Jagung Manis.
b. Untuk mengetahui Kacang Kedelai.
c. Untuk mengetahui Respon Pertumbuhan dan Produksi.
1.4 Manfaat Percobaan
a. Dapat memahami Budidaya Tanaman Jagung Manis.
b. Dapat memahami Kacang Kedelai.
c. Dapat memahami Respon Pertumbuhan dan Produksi

1.5 Hipotesis

Page | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt)


2.1.1 Sejarah Tanaman Jagung Mania (Zea Mays Saccharata Sturt)
Jagung manis (Zea Mays Saccharata Sturt) merupakan salah satu jenis
tanaman yang dipanen muda dan banyak diusahakan di daerah tropis. Pada
awalnya jagung manis di temukan oleh seorang penemu di sekitar daerah
Amerika bagian Tengah. Awal penemuan jagung manis di negara Amerika
bagian tengah ini sekitar tahun 1965. Pada saat itu jagung manis tersebut
berkembang tidak terlalu luas. Tetapi setelah masyarakat tau bahwa sayuran
tersebut memiliki rasa yang manis dan enak, barulah lahan tempat penanaman
jagung manis tersebut diperluas. Sehingga perluasan lahan tersebut membuat
keberadaan jagung manis semakin banyak dikenali oleh orang banyak.
Pengenalan jagung manis atau yang sering disebut sweet com akhirnya sampai
ke Indonesia pada tahun 1980-an melalui hasil persilangan. Tanaman jagung
berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika. Pada abad ke-16 orang
portugal meluaskannyake Asia termasuk Indonesia. Jagung oleh orang Belanda
dinamakan mais dan oleh orang inggris menamakannya corn.
Sejak itu jagung manis di Indonesia mulai ditanam secara komersial
karena penanamannya yang sederhana dan digemari oleh masyarakat.
Masyarakat Indonesia menyambut dengan baik penyebaran jagung manis
tersebut ke negara ini, sehingga pada akhirnya jagung manis ini banyak
dikembangkan di Indonesia tanpa adanya hambatan dan konflik dari orang
luar. Semakin lama perkembangan jagung manis di Indonesia semakin
berkembang dengan pesat, sehingga banyak para pedagang jagung manis
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan melakukan perdagangan
jagung manis ini.
Jagung manis (Sweet com) merupakan komoditas palawija dan
termasuk dalam keluarga (famili) rumput-rumputan (Graminae) genus Zea dan
Spesies Zea mays Saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm

Page | 5
bewarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji
berkerut. Produk utama jagung manis buah/tongkolnya, biji jagung manis
mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi
tergntung pada jeisnya, biji jagng manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu
kulit biji(seed coat) endosperm dan embrio.

2.1.2 Klasifikasi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt)


Tanaman jagung merupakan komoditas palawija yang termasuk dalam
famili rumput-rumputan (Gramineae) spesies Zea May Sccharata Sturt.
Klasifikasi ilmiah tanaman jagung dalam Rukhmana (2010) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Sphermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminae
Genus : Zea
Spesies : Zea Mays Saccharata Sturt
2.1.3 Morfologi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt)
1. Akar
Tanaman jagung manis mempunyai akar serabut terdiri dari tiga
mmacam akar yaitu akar seminal, akar advemtif dan akar kait atau penyangga.
Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio, sedikit
berperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif dan akar kait berperan dam
pengambilan air dan hara. Radius akarnya kurang lebih 100 cm dengan
kedalaman dapat mencapai kurang lebih 75 cm. crown root ini dapat berjumlah
20-30 akar. Dari crown root ini akan tumbuh akar-akar lateral dan diujung
crown root dan lateral terdapat bulu-bulu akar, biasanya umurnya sangat
pendek (Ginting, 1995).
2. Batang

Page | 6
Batang tanaman jagung manis beruas – ruas dengan jumlah ruas
bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang
kecuali pada jagung manis sering tumbuh beberapa cabang (anakan) yang
muncul pada pangkal batang. Panjang batang jagung berkisar antara 60 cm-300
cm atau lebih tergantung tipe dan jenis jagung. Ruas bagian batang atas
berbentuk silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak
pipih. Tunas batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina (
Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
3. Daun
Kedudukan daun tanaman ini distik ( dua baris daun tunggal yang
keluar dalam kedudukan berselang ). Daun terdiri atas pelepah daun dan
helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung meruncing dengan
pelepah-pelepah daun yang berselang-seling yang berasal dari setiap buku.
Daun-daunnya lebar serta relatif panjang. Antara pelepah daun dibatasi oleh
spicula yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan atau embun ke
dalam pelepah. Jumlah daunnya berkisar 10 – 20 helai tiap tanaman. Rata rata
munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Lebar
helai daun dikategorikan mulai dari sangat sempit (, 5 cm), sempit (5,1-7)
sedang (7,1-9), lebar (9, 1-11) hingga sangat lebar (1.11 cm). Terdapat dua tipe
daun jagung berdasarkan sudut daun yaitu (i) tegak (errect) dengan sudut
anatara kecil sampai sedang dan (ii) menggantung (pendant) dengan sudut yang
lebar.( Anonim: 2011)
Epidermis daun bagian atas biasanya berambut halus. Kemiringan daun
sangat bervariasi antar genotif dan kedudukan daun yang berkisar dari hampir
datar sampai tegak (Fisher dan Goldsworthy, 1996).
4. Bunga
Tanaman jagung manis termasuk monoceous, tetapi bunga jantan dan
betina letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk
tanaman, sedang bunga betina pada tongkol yang terletak kira-kira pada
pertengahan tinggi batang. Tepung sari dihasilkan malai 1-3 hari sebelum
rambut tongkol keluar, rambut tongkol ini berfungsi sebagai kepala putik dan

Page | 7
tangkai putik. Tepung sari mudah diterbangkan angin. Dari satu malai dapat
menghasilkan 250 juta tepung sari. Tepung sari ini akan menyerbuki rambut
tongkol. Apabila dalam satu tongkol terdapat 500 rambut tongkol maka inilah
yang akan diserbuki sehingga diperoleh 500 biji dalam satu tongkol dari hasil
penyerbukan. Karena letak bunga terpisah dan tepung sari mudah diterbangkan
angin maka pembuahan berasal dari tanaman tetangga. Hal ini dikenal dengan
penyerbukan silang.
5. Tongkol
Buah biji jagung manis terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus.
Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang
bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung manis
tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan
berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji manis jagung terdiri atas tiga bagian
utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio (Rukmana, 1997).
6. Biji
Biji jagung berkeping tunggal, berderet rapi pada tongkolnya. Pada
setiap tanaman jagung ada satu tongkol , kadang-kadang ada yang dua. Setiap
tongkol terdapat 10-14 deret biji jagung yang terdiri dari 200-400 butir biji
jagung (Suprapto dan Marzuki, 2005)

2.2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis


Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan
sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan
memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C.
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-
7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %.
Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan

Page | 8
pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan
ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (Bentar, 2012 ).
Teknis budidaya tanaman jagung manis (Ktnakampar, 2011) :
1. Pengolahan Tanah
Tanah diolah digemburkan dan diratakan dengan menggunakan cangkul
atau bajak dan digaru sedalam 20 – 30 cm.
2. Penanaman
Dilakukan dengan cara ditugal atau membuat lubang tanam sedalam 5
cm. Adapun jarak tanam yang dianjurkan adalah : 70 x 40 cm (2 biji
perlubang) atau 70 x 20 cm (1 biji perlubang). Keburtuhan Benih 11 kg
untuk 1 Ha. Jumlah benih setiap 250 gram atau 1.800 biji. Untuk
mencegah dari serangan hama lalat bibit, dianjurkan diberi insektisida
granul (misal WinGran 0,5G) kedalam lubang tanam dengan dosis 6 – 8
kg/Ha.
3. Pengairan
Berikan pengairan secukupnya selama masa pertumbuhan, terutama
pada saat musim kemarau. Pengairan berikutnya diberikan 2 minggu
sekali atau pada saat dibutuhkan sampai tongkol terisi penuh.
4. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 2 – 3 minggu dan diulang
pada saat bersamaan pembumbunan dan pemupukan terakhir. Pupuk
yang digunakan adalah Urea 300 kg, SP 36 150 kg dan KCL 50 kg
setiap Ha. Adapun cara pemberiannya : - Saat tanam Urea 1,6
gram/tanaman, SP 36 1,6 gram/tanaman dan KCL 0,8 gram/tanaman
(Urea 100 kg, SP 36 150 kg dan KCL 50 kg), cara pemberian dengan
tugal pada jarak 5 cm dari lubang tanam dan ditutup lagi - Susulan I
pada saat umur 21 hari setelah tanam dengan pupuk Urea 1,6
gram/tanaman (urea 100 kg), ditugal dengan jarak 10 cm dari lubang
tanam dan ditutup lagi - Susulan II pada umur 35 hari setelah tanam
pemberian Urea sebanyak 1,6 gram/tanaman (Urea 100 kg), ditugal
dengan jarak 15 cm dari tanaman jagung.

Page | 9
5. Hama dan Penyakit
a. Hama Lalat bibit
Pengendalian adalah dengan penanaman serentak dan menerapkan
pergiliran tanaman untuk memutus siklus hidupnya, terutama selesai panen
jagung. Mencabut dan memusnakan tanaman yang terserang, menjaga
kebersihan lahan dari gulma, serta mengendalikan dengan semprot pestisida
menggunakan Dursban 20 EC, Hostation 40 EC, Marshal 25 ST dengan dosis
sesuai anjuran.
b. Ulat Pemotong dan Penggerek Buah
Pengendalian hama ini adalah dengan tanam secara serempak pada
areal yang luas, mencari dan membunuh secara manual serta melakukan
penyemprot insektisida dengan dosis sesuai anjuran.
c. Penyakit Bulai
Disebabkan cendawan Peronosporta maydis yang berkembang pesat
pada suhu udara 27 derjad keatas, serta keadaan udara yang lembab. Gejala
serangan adalah pada tanaman umur 2 – 3 minggu, daun runcing dan kaku,
pertumbuhan terhabat, warna daun kuning dan terdapat spora berwarna putih
pada sisi bawah daun. Pengendalian adalah dengan menggunakan benih
unggul, pergiliran tanaman, seed treatment benih dengan Ridomil.
6. Panen
Panen jagung manis dilakukan sekitar 65 hari setelah tanam, dimana
pada saat tersebut buah sudah dikakatakan masak secara fisiologis dengan cirri-
ciri daun dan kelobot sudah mengering (menguning). Bila kelobot dibuka biji
sudah tampak.

2.2 Tanaman Jagung Kedelai (Glycine Max)


2.2.1 Sejarah Tanaman Jagung Kedelai (Glycine Max)
Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-
polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti
kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah
dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai merupakan

Page | 10
sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama
dunia adalah Amerika Serikatmeskipun kedelai praktis baru dibudidayakan
masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula
penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian
berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulaupulau lainnya. Pada awalnya,
kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja
max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill.
2.2.2 Klasifikasi Tanaman Kedelai(Glycine Max)
Klasifikasi tanaman kedelai (Glycine Max) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merr

2.2.3 Morfologi Kedelai (Glycine Max)


Tanaman kacang kedelai secara umumnya tumbuh tegak, berbentuk
semak, dan tanaman semusim. Namun, marfologi pada tanaman kedelai ini
yaitu akar, daun, batang, dan biji sehingga dapat tumbuh dengan optimal.
1. Akar
Akar kedelai mulai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di
sekitar misofil. Calon akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat ke dalam
tanah, sedangkan kotiledon yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke
permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari hipokotil. Sistem

Page | 11
perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar
sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Selain itu kedelai juga
seringkali membentuk akar adventif yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil.
Pada umumnya, akar adventif terjadi karena cekaman tertentu, misalnya kadar
air tanah yang terlalu tinggi. Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi
oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan,
kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah.
2. Batang dan Cabang
Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe
determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini
didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe
determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat
tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate
dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun
tanaman sudah mulai berbunga. Disamping itu, ada varietas hasil persilangan
yang mempunyai tipe batang mirip keduanya sehingga dikategorikan sebagai
semi-determinate atau semi indeterminate. Batang kedelai normal memiliki
buku-buku berkisar 15- 30 buah. Jumlah batang umumnya 250.000 hingga
500.000 per hektarnya. Walaupun jumlah batang dan cabang banyak, tetapi
belum tentu produksi sesuai dengan cabang tersebut.
3. Daun
Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik.
Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi
produksi biji. Umumnya, daerah yang mempunyai tingkat kesuburan tanah
tinggi sangat cocok untuk varietas kedelai yang mempunyai bentuk daun lebar.
Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2 . Lebat-tipisnya
bulu pada daun kedelai berkait dengan tingkat toleransi varietas kedelai
terhadap serangan jenis hama tertentu. Hama penggerek polong ternyata sangat
jarang menyerang varietas kedelai yang berbulu lebat.
4. Bunga

Page | 12
Tanaman kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai, mempunyai dua stadia
tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai
dari tanaman berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia reproduktif
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang
memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder
stipulanya terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk
lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip,
biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun
biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan
sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai
matang
mulai dari pembentukan bunga sampai pemasakan biji. Tanaman kedelai di
Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan suhu
udara yang tinggi (>30° C), sebagian besar mulai berbunga pada umur antara
5-7 minggu. Kedelai memiliki bentuk bunga yang sempurna, dan sering
disebut sebagai bunga kupu-kupu. Sebab bunga pada Tanaman Kedelai
memiliki 5 helai daun mahkota, 2 helai sayap, 2 helai tunas dan 1 helai
bendera.
Bunga pada Tanaman Kedelai memiliki 10 benang sari, dengan 1 bunga
terpisah pada pangkal batang dan 9 bunga lainnya menyatu pada pangkal
batang seperti membentuk seludang yang mengelilingi putik dari bunga
Tanaman Kedelai. Rangkaian Bunga Pada Tanaman Kedelai terdiri dari 3
hingga 15 bunga pada masing-masing tangkainya.
5. Polong dan Biji
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah
munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong
yang terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10
buah dalam setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat
mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan
pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga
berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode

Page | 13
pemasakan biji. Hal ini kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari
hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak. Biji kedelai memiliki
bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada varietasnya.
Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada
yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna
tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil,
sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji
yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar.
6. Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan
lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda,
kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan
putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah.
Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah
polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah
pecah,tergantung varietasnya.
2.2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai
1) Iklim
Kedelai sebagian besar tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan
subtropis. Kedelai dapat tumbuh baik ditempat yang berhawa panas, ditempat–
tempat yang terbuka dan bercurah hujan 100 – 400 mm per bulan. Sedangkan
untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah
hujan antara 100-200 mm/bulan (Septiatin. 2008).
2) Ketinggian Tempat
Kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 100 – 500 meter di
atas permukaan laut. Lazimnya, kedelai ditanam pada musim kemarau, yakni
setelah panen padi pada musim hujan. Pada saat itu, kelembapan tanah masih
bisa dipertahankan. Kedelai memerlukan pengairan yang cukup, tetapi volume
air yang terlalu banyak tidak menguntungkan bagi kedelai, karena akarnya
bisa membusuk. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian
0,5-300 m dpl. Sedangkan varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam dilahan

Page | 14
dengan ketinggian 300-500 m .Kacang kedelai dengan ukuran kecil sangat baik
ditanam dilahan pada ketinggian 0,5 sampai 300 meter diatas permukaan laut.
Sementara itu, kacang kedelai dengan ukuran biji lebih besar jauh lebih baik
ditanam diketinggian mulai dari 300 sampai 500 meter diatas permukaan laut.
3) Curah Hujan
Selama pertumbuhan tanaman, kebutuhan air untuk tanaman kedelai
sekitar 350 – 550 mm. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh
terhadap produksi kedelai. Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi
kedelai. Oleh karena itu, untuk mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air,
dianjurkan untuk membuat saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat
diatur dan dapat terbagi secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal
dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang
memerlukan curahan air yang banyak atau kelembapan tanah yang cukup
tinggi .
4) Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan tanaman kedelai sangat sesuai untuk
pertumbuhan tanaman kedelai berkisar antara 25°C - 28°C. Akan tetapi,
tanaman kedelai masih bisa tumbuh baik dan produksinya masih tinggi pada
suhu udara diatas, dan tanaman masih toleran pada suhu 35°C hingga 38°C.
5) Intensitas Matahari
Meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain
itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan
gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun
lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ).
Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada
di tempat yang gelap.Cahaya matahari merupakan sumber energi yang
diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat
berjalan dengan baik apa bila tanaman mendapat kan penyinaran cahaya
matahari yang cukup. Bibit kedelai dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat,
pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang dan penuh.
6) Tanah

Page | 15
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal
kedelai harus di tanam pada jenis tanah yang bersetruktur lempung berpasir
atau liat berpasir Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk
mendukung pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh
yang lain (Septiatin, A. 2008).,

2.3 Tumpang Sari


Sistem cocok tanam polyculture merupakan suatu cara bercocok tanam
dengan melibatkan lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan pertanian.
Sistem tanam polyculture ini lebih kita kenal dengan istilah tumpang sari.
Padahal tumpang sari sendiri hanyalah salah satu dari cara tanam sistem
polyculture. Tujuan dilakukannya polyculture ialah untuk mendapatkan
produksi yang tinggi dan maksimal dengan lahan yang ada. Karena bercocok
tanam dengan tumpang sari tanaman utama akan tetap tumbuh dengan
semestinya dan tanaman tumpangsari juga akan tetap tumbuh tanpa
mengganggu tanaman utama.
Sistem cocok tanam seperti ini bukan hal yang baru dalam dunia
pertanian. Para petani tradisional sudah menerapakan sistem cocok tanam
polyculture sudah sejak lama. Mereka sudah megetahui bahwa cara tanam
dengan tumpang sari lebih menguntungkan dari pada cara tanam tunggal
(monoculture).
Tumpang sari dalam pertanian adalah penggunaan tanaman
penjaga/lindung yang tumbuhnya tinggi, bersifat sementara seperti pisang,
untuk menaungi tanaman pohon-pohonan ketika masih muda. Keadaan seperti
ini sering digunakan untk membant perkembangan tanaman coklat muda
dikebun-kebun coklat di Afrika Barat.
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture)
berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam
dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum
dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua
jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan

Page | 16
kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping.
Penanaman yang dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti
jagung dan kedelai atau jagung dan kacang panjang) dikenal sebagai tumpang
gilir (relay cropping).
Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal
(monokultur) suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan
sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal
sebagai tumpang sela (intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah
tanaman sela yang dipilih.
Sistem budidaya surjan, suatu bentuk kearifan lokal dari Yogyakarta
selatan, juga dapat digolongkan sebagai tumpang sari. Konsep serupa tumpang
sari dapat diperluas dalam kelas usaha tani lain. Dalam kehutanan, kombinasi
pertanaman antara tanaman semusim dengan pohon hutan dikenal sebagai
wana tani. Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikan air
tawar pada lahan sawah yang dikenal sebagai mina padi.
Pola penanaman tumpang sari dapat memaksimalkan lahan
dibandingkan pola monokultur karena:
1. Hasil panen pada lahan tidak luas bisa beberapa kali dengan usia panen
dan jenis tanaman berbeda, petani mendapat hasil jual yang saling
menguntungkan atau menggantikan dari tiap jenis tanaman berbeda
dan, risiko kerugian dapat ditekan karena terbagi pada setiap tanaman.
2. Penggunaan pupuk majemuk dalam tumpang sari lebih menguntungkan
karena: lebih murah dibandingkan dengan pupuk tunggal dan,
pemakaiannya sekali.
Namun sistem teknologi model tersebut masih sedikit orang yang
melaksanakannya.
Secara umum sistem tanam polyculture (atau sering kita sebut tumpang
sari) dapat di golongkan menjadi 3 (tiga) macam, antara lain:
1. Sistem Cocok Tanam Tumpang Sari
Contoh tumpang sari pepaya dan kacang

Page | 17
Tumpang sari merupakan sistem bercocok tanam dengan cara menanam
dua jenis tanaman yang berbeda atau lebih secara bersamaan (bisa juga agak
bersamaan/berselang beberapa hari atau 1 minggu) dengan membentuk
deretan-deretan lurus untuk tanaman yang ditanam secara berseling pada satu
bidang tanah.
Jenis-jenis tanaman yang sering ditanam dengan sistem tumpang sari
pada umumnya merupakan tanaman semusim. Contoh yang sering kita temui
adalah tanaman jagung dengan kacang kedelai atau tanaman jagung dengan
padi darat (padi gogo). Namun ada juga tanaman lain yang biasa di
budidayakan dengan cara tumpang sari yaitu:
a. Jagung dengan kacang tanah.
b. Jagung dengan kacang hijau.
c. Tomat dengan cabai.
d. Cabai dengan bawang merah/sawi/daun bawang/mentimun.
e. Tembakau dengan kubis
f. Pepaya dengan kacang tanah dan lain-lain.
2. Sistem Cocok Tanam Tumpang Gilir
Sistem cocok tanam tumpang gilir merupakan salah satu cara cocok
tanam dengan sistem polyculture dimana dua jenis tanaman di tanam secara
bergilir. Pada sistem ini, jenis tanaman kedua ditanam beberapa waktu sebelum
tanaman utama di panen atau bisa juga setelah panen dengan catatan segera.
Keuntungan yang paling kentara dari cara cocok tanam tumpang gilir adalah
penghematan biaya dari segi pengolahan tanah. Pada ummnya pengolahan
tanah hanya di kerjakan dalam satu kali tempo yaitu sebelum ditanamnya jenis
tanaman yang pertama.
Biasanya tanaman berikut ini merupakan tanaman yang dibudidayakan secara
tumpang gilir, di antaranya:
a. Jagung dengan kacang panjang atau kacang koro.
b. Cabai dengan kacang panjang atau mentimun.
c. Melon dengan kacang panjang atau buncis dan lain-lain.
3. Sistem Cocok Tanam Tumpang Sela

Page | 18
Tumpang sela tanaman kelapa dengan kakao
Sistem cocok tanam tumpang sela merupakan cara cocok tanam
polyculture/campuran yang dilakukan antara jenis tanaman tahunan dengan
tanaman semusim. Sistem cocok tanam tumpang sela ini lebih sering di temui
pada tanaman peerhutanan atau perkebunan sebagai contoh perkebunan kelapa
sawit atau karet. Pada sistem cocok tanam tumpang sela ini, tanaman semusin
di tanam ketika tanaman tahunan masih kecil atau belum produktif.
Beberapa jenis tanaman yang sering di budidayakan dengan sitem tumpang
sela di antaranya adalah:
a. Kelapa sawit dengan padi/jagung/kacang kedelai/kacang tanah.
b. Pohon karet dengan padi/jagung/kedelai.
c. Jeruk dengan jagung.
d. Kelapa sawit dengan cabai.
e. Kelapa sawit dengan semangka/melon atau tanaman berbagai macam
tanman perkebunan semusim lainnya sesuai dengan kondisi setempat
maupun kesukaan petani itu sendiri.
2.4 Tumpang Sari antara Jagung Manis dan Kacang-kacangan
Pola Tanam Tumpang sari pada Tanaman Jagung dan Kacang tanah:
1. Introduksi Teknologi Tumpangsari
Pengolahan tanah dikerjakan saat hujan pertama mulai turun. Saat ini
musim hujan kadang kurang jelas jatuhnya, namun sebagai ancer-ancer bisa
pada bulan Oktober sampai awal Nopember. Pengolahan tanah ini dilakukan
agar tanah menjadi gembur. Selain membuat tanah menjadi gembur,
pengolahan tanah akan dapat menghilangkan gulma. Pengolahan tanah
dilakukan dengan dicangkul sedalam 10-15 cm, kemudian dicacah sambil
membuang gulma yang ada dan yang terakhir dibuat guludan. Arah guludan
sebaiknya menghadap ke barat-timur dengan lebar guludan antara 170-180 cm.
Antara dua guludan dibuat saluran selebar 20-30 cm untuk mengalirkan tanah,
agar saat hujan tanah tetap dalam keadaan atus sehingga akar tanaman jagung
maupun kacang tanah tidak tergenang. Pada pola tumpangsari jagung dan
kacang tanah, diatur dimana jagung sebagai tanaman pokok dan kacang tanah

Page | 19
sebagai tanaman sela. Benih jagung yang akan ditanam adalah jagung
komposit (bersari bebas) varietas Bisma berlabel yang sudah diberi seed
treatment. Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm, dengan jarak
antar barisan tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah 40 cm.
Kebutuhan benih jagung setiap hektar lahan dengan pola tumpangsari adalah
15 kg (2 benih tiap lubang tanam), sehingga populasi tanaman jagung dalam 1
ha lahan adalah 25.000 batang. Sedangkan untuk kacang tanah yang akan
ditanam adalah kacang tanah varietas Jerapah, varietas ini mempunyai biji 2
dalam setiap polong. Jarak tanaman kacang tanah adalah 25 x 25 cm, sehingga
dalam setiap guludan terdapat 1 baris tanaman jagung dan 5 baris tanaman
kacang tanah. Populasi tanaman kacang tanah dalam 1 ha kurang lebih 100.000
tanaman atau sekitar 70% dibanding polamonokultur. Kebutuhan benih kacang
tanah untuk setiap 1 ha lahan dengan pola tumpangsari dengan jagung adalah
50 kg biji kering (1 benih tiap lubang tanam).
2. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada saat
tanaman telah berumur 1 bulan. Dosis pupuk untuk jagung adalah 120 kg Urea,
65 kg SP- 36 dan 50 kg KCL. Dosis pupuk untuk kacang tanah adalah 40 kg
Urea, 80 kg SP-36 yang masing-masing diberikan dalam dua kali pemupukan.
Pemupukan pertama pada jagung adalah 80 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50 kg
KCl, satu bulan kemudian ditambahkan pupuk susulan yaitu Urea sebanyak 40
kg. Pemupukan pertama pada kacang tanah adalah: 20 kg Urea, 80 kg SP-36
dan 40 kg KCL, selang satu bulan ditambahkan pupuk susulan yaitu 20 kg
Urea. Cara pemupukan yaitu semua pupuk yang akan diberikan dicampur jadi
satu, kemudian dibuat larikan dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan
tanaman dengan kedalaman antara 5-7 cm), pupuk ditabur sepanjang larikan
kemudian ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan kedua untuk tanaman
jagung larikan disesuaikan dengan tajuk tanaman, sedangkan untuk kacang
tanah larikan dibuat di tengah jarak antara dua barisan tanaman kacang tanah.
4. Perawatan

Page | 20
Perawatan atau pemeliharaan tanaman meliputi beberapa kegiatan
antara lain penyulaman, penyiangan dan pembumbunan. Penyulaman
sebaiknya dilakukan agar tidak ada spot-spot kosong yang akan diisi oleh
gulma bila tidak dilakukan penyulaman. Penyulaman untuk tanaman jagung
dilakukan antara 4-7 hari setelah tanam, sedangkan untuk kacang tanah antara
5-10 hari setelah tanam. Sebaiknya penyulaman tidak terlalu lama
melakukannya. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan paling tidak
sebanyak dua kali atau menyesuaikan dengan kondisi gulma, bila memang
gulma tumbuh dominan dapat dilakukan penyiangan lagi. Penyiangan pertama
dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari, sedangkan penyiangan yang
kedua dilakukan setelah tanaman berumur 30 hari sebelum dilakukan
pemupukan susulan. Pada penyiangan kedua ini sekaligus dilakukan
pembumbunan yaitu dengan menggemburkan tanah dan menikkan tanah ke
sekitar batang. Untuk kacang tanah sebaiknya dilakukan pembumbunan sekali
lagi yaitu pada saat tanaman selesai berbunga sekitar 40 hari setelah tanam.

Pengendalian hama penyakit


Pengendalian hama penyakit dimaksudkan agar kesehatan tanaman
dapat terjaga sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pengendalian hama maupun penyakit dengan menggunakan pestisida
sebaiknya dilakukan dengan bijaksana, karena bahan kimia ini selain
membunuh hama tetapi juga sekaligus membunuh predatornya juga. Jadikanlah
pestisida sebagai pilihan yang mempunyai spektrum sempit. Pada jagung yang
sering dijumpai adalah penyakit bulai untuk hamanya adalah penggerek daun
penghisap daun.
Panen
Pemanenan tanaman jagung dapat dilakukan setelah tanaman berumur
sekitar 90 hari, dengan tanda-tanda biji jagung cukup tua untuk dipanen, yaitu:
klobot telah berwarna kuning kecoklatan, bila dikupas biji terlihat mengkilap
dan bila ditekan dengan kuku tidak meninggalkan bekas. Cara panen dilakukan
dengan menyabit batang jagung setinggi pinggang, kemudian jagung langsung

Page | 21
dipetik dan dikupas klobotnya dijemur sampai kadar air 12%, saat menjemur
jangan membiarkan tongkol jagung terhampar di atas tanah tanpa diberi alas
karena akan mudah terkontaminasi jamur. Biji yang telah kering dipipil dan
kemudian ditampi, dan kemudian dimasukkan ke dalam karung yang bersih
dan jagung sudah siap untuk dijual. Tanaman kacang tanah siap untuk dipanen
apabila telah berumur kurang lebih 100 hari. Adapun tanda-tanda tanaman siap
panen, antara lain: tanaman telah tua sebagian besar daun telah menguning,
bila dicabut 75% polong telah mengeras dan guratan kulit polong terlihat nyata,
bila polong dikupas warna bagian dalam kulit kehitaman. Cara panen
dilakukan dengan mencabut tanaman. Untuk menghindari banyak polong yang
tertinggal dalam tanah maka diusahakan panen pada saat tanah lembab atau
basah, kalau kondisi tanah kering sebelum dipanen sebaiknya tanah disiram air
telebih dahulu. Setelah itu tanaman dicabut dan ditumpuk dengan rapi
dipinggir lahan sampai tanaman selesai dicabut. Petiklah polong dengan hati-
hati, dan sekaligus saat pemetikan polong ini disortir polong cacat, busuk
ataupun kosong dibuang. Setelah itu polong-polong kacang tanah dikumpukan
dan kemudian dijemur di bawah terik matahari. Pada kondisi matahari cerah,
polong sudah cukup kering setelah dijemur ke dalam karung yang bersih, dan
siap untuk disimpan ataupun dipasarkan.

2.5 Pupuk Kompos Limbah Baglog


Kompos merupakan hasil akhir suatu proses fermentasi tumpukan
sampah, serasah tanaman ataupun bangkai binatang. Ciri-ciri kompos yang
baik adalah berwarna coklat, berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan
berbau daun lapuk. Tumpukan bahan mentah (serasah, sisa tanaman, sampah
dapur dan lain
sebagainya) bisa menjadi kompos akibat proses pelapukan dan
penguraian.dengankata lain terjadi perubahan dari sifat fisik yang baru.
Perubahan itu sebagian besar muncul oleh karena adanya kegiatan jasad renik
sehubungan dengan kebutuhan hidup organisme itu. Apa yang diikat oleh jasad
renik demi mencukupi kebutuhan hidupnya, kelak akan dikembalikan lagi

Page | 22
apabila jasad renik itu mati. Terjadi proses penguraian, pengikatan dan
pembebasan berbagai zat atau unsur hara selama berlangsungnya proses
pembentukan kompos.
Penjelasan lengkap meengenai proses yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa, dan lain- lain) diurai menjadi CO2
dan air atau CH4 dan H2.
b. Zat putih telur diurai menjadi amida, asam amino, amoniak, CO2 air.
c. Berbagai jenis unsur hara, terutama N, di samping P, K dan yang lain
sebagai hasil penguraian, akan terikat dalam tubuh jasad renik.
Sebagaian yang tidak terikat akan menjadi persediaan di dalam tanah.
Yang terikat dalam tubuh jasad renik tersebut kelak akan dikembalikan
dalam tanah setelah jasad renik itu mati.
d. Juga ada unsur hara dari senyawa organik yang akan terbebas menjadi
senyawa an-organik sehingga menjadi persediaan di dalam tanah bagi
keperluan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Lemak dan lilin akan terurai menjadi CO2 dan air.
Selama berlangsungnya proses tersebut akan terjadi perubahan berat
dan isi dari bahan-bahan pembuatanya. Terjadi penguranagan berat
karena adanya penguapan dan pencucian. Sebagaian besar senyawa
hidrat arang akan hilang ke udara selama penguapan.

Adapaun cara proses pengomposan sebagai berikut:

a) Campuran bahan yang sudah ditambah bioaktivator difermentasi


dengan cara menutupnya dengan menggunakan terval dan
membiarkannya selama 5-7 hari.
b) Pada hari kedua atau ketiga, temperatur bahan kompos akan meningkat
menjadi 40-60
c) Jika temperatur meningkat, tumpukan bahan tersebut harus dibalik,
kemudian ditutup lagi. Tiga hari kemudian temperatur akan turun
kembali dan berangsur-angsur stabil. Jika temperatur sudah stabil,

Page | 23
bahan tersebut sudah menjadi kompos dan siap dikemas atau
digunakan. (Sofian, 2006).
d) Sumber bahan organik tanah adalah jaringan tanaman baik yang berupa
serasah atau sisa tanaman yang berupa batang, akar, daun, yang
kemudian dirombak oleh mikroorganisme tanah, atau sisa hewan yang
berupa kotoran maupun bangkai hewan. Secara kimiawi bahan organik
tanah tersusun atas karbohidrat, protein lignin dan sejumlah senyawa
kecil seperti lemak, lilin dan sebagainya, salah satu hasil perombakan
bahan organik adalah humus, yang mempunyai kapasitas pengikatan
unsur hara dan air yang sangat tinggi, memiliki kekhususan koloidal
dan mampu mengikat air 80-90% dari berat keringnya, bandingkan
dengan tanah liat yang hanya mampu mengikat air 15-20% saja. Humus
memberi warna tanah menjadi agak kehitaman dan sangat bermanfaat
bagi pertanian karena mempengaruhi struktur tanah.

Bahan organik dalam tanah sangat berhubungan dengan kecepatan


pelapukan tanah. Bahan organik yang mempunyai C/N rasio yang rendah akan
lebih cepat melapuk dibanding bahan organik yang mempunyai C/N rasio yang
tinggi. Untuk cepat lapuk maka perlu penambahan nitrogen tanah yaitu dengan
menambahkan bahan organik yang cepat lapuk. Walaupun demikian peran
oksigen yang terkandung dalam tanah sangat penting, karena berkurangnya
kadar oksigen juga berpengaruh pada aktivitas mikroorganisme dalam
penguraian. Ini berkaitan dengan ketersediaan unsur hara dari bahan organik
yang bisa diserap tanaman. (M, Isnaini, 2006)

Mengolah Limbah Baglog Menjadi pupuk organik padat (kompos)


jamur tiram

Limbah budidaya jamur tiram dapat dimanfaatkan untuk berbagai


kebutuhan, salah satunya dapat diolah menjadi pupuk organik jamur tiram. Hal
ini dikarenakan limbah budidaya jamur tiram sebetulnya masih mengandung
nutrisi atau zat padat potensial yang dibutuhkan untuk bahan Nutrisi jamur

Page | 24
tiram, khususnya pada pembuatan pupuk organik padat (Kompos) jamur tiram.
Pupuk organik (kompos) digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
sehingga mencukupi kebutuhan nutrient (Makanan) yang akan dikonsumsi
jamur tiram. Hal ini dilihat dari nutrient(zat makanan) yang terkandung pada
limbah seperti Selulosa, hemiselulosa, lignin, protein, lemak, vitamin, mineral,
mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain. Apalagi setelah ditambah bahan lain
sebagai pengaya. Selain itu, limbah juga bisa dimanfaatkan sebagai energi dan
media berbagai tujuan. Tujuan pengomposan adalah untuk pengolahan limbah
baglog menjadi pupuk kompos jamur tiram.

Manfaat Pupuk Kompos

Kompos mempunyai manfaat yaitu memperbaiki struktur media tanam


jamur, dengan meningkatkan kandungan bahan organik media tanam jamur
serta akan meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan kandungan air
media tanam jamur.Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari
beberapa aspek:

Aspek Ekonomi

a) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.


b) Mengurangi volume/ukuran limbah.
c) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :

a) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas


metana dari kotoran akibat bakteri metanogen.
b) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi media tanam jamur

a) Meningkatkan kesuburan media tanam jamur.


b) Memperbaiki struktur dan struktur media tanam jamur..
c) Meningkatkan kapasitas penyerapan air

Page | 25
d) Meningkatkan aktivitas mikroba media tanam jamur..
e) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).
f) Menyediakan hormon dan vitamin bagi Jamur
g) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam media tanam jamur

2.6 Pupuk Organik Cair Limbah Kubis


Pupuk cair limbah organik pada dasarnya limbah dari bahan organik
bisa dimanfaatkan menjadi pupuk, limbah cair banyak mengandung unsur hara
(N, P, K). penggunaan pupuk cair dapat membantu memperbaiki Struktur dan
kualitas tanah .
Pupuk organik cair adalah jenis pupuk yang berbentuk cair yang mudah
larut dalam tanah serta mengandung unsur-unsur penting guna kesuburan
tanah. Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair,
maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan
sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang
dibutuhkan. Metode pembuatan pupuk organik cair bermacam-macam yang
pada dasarnya adalah melalui proses fermentasi terhadap bahan-bahan organik
seperti sisa tanaman atau sayuran (sampah). Nurhasanah dkk, 2008 melaporkan
bahwa air lindi dari sampah organik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
Dalam usaha memanfaatkan kembali sisa-sisa tanaman/sayuran serta
ternak telah dikembangkan metode pembuatan pupuk organik baik berbentuk
padat maupun berbentuk cair dengan menggunakan isi rumen sapi yang
diketahui banyak mengandung bakteri dan protozoa (Saepuddin, 2010).
Pupuk cair organik dalam aplikasi pemupukan lebih merata, sehingga
tidak terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, Pupuk ini 100
persen larut dan merata. Pupuk organik cair ini mempunyai kelebihan yaitu
dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara dan tidak bermasalah dalam
pencucian hara, juga mampu menyediakan hara secara cepat. Pupuk organik

Page | 26
cair tidak merusak humus tanah walaupun seringkali digunakan. selain itu
pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan hingga bisa langsung digunakan
pada tanah tidak butuh interval waktu untuk dapat menanam tanaman.
Pembuatan pupuk organik cair melalui beberapa langkah dengan
menggunakan komposer ; langkah 1) memilih sampah/sayuran ; langkah 2)
mengurangi ukuran ; langkah 3) mempersiapkan bakteri ; langkah 4)
mencampur sampah/sayuran dengan bakteri; langkah 5) fermentasi selama ± 2
minggu (Sukamto, 2008)

Page | 27
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan pelaksanaan penanaman (pratikum) dilakukan pada:

Page | 28
Page | 29
DAFTAR PUSTAKA
merawatbunga.(2017).com.

agroteknologi. (2013, 08). Diambil kembali dari blogspot.com.

repository. (t.thn.). Diambil kembali dari umy.ac.id: bitstream

Zikrapertanian. (2016, 10 Monday). Diambil kembali dari Blogspot.com.

Page | 30

Anda mungkin juga menyukai