lahan dan air serta peningkatan kompetisi penggunaan lahan dan air untuk kegiatan sektor non pertanian; ancaman terhadap ketidakcukupan pangan muncul. Inovasi Sistem Pertanian
Peningkatan ketersediaan bahan pangan
dunia tidak terlepas dari diadopsinya berbagai inovasi teknologi pertanian mutakhir dari mulai teknis budidaya hingga penanganan pascapanen. Dengan kata lain, untuk dapat mempertahankan penyediaan pangan yang cukup diperlukan kesinambungan inovasi teknologi yang diadopsi oleh pengguna. Sistem Inovasi Pertanian
Lembaga Penerimaan Riset Teknologi Lembaga Penyuluhan Dinamika Konsep Sistem Pertanian
konsep atau model sistem inovasi berkembang
sangat pesat. Hal ini dipicu oleh semakin dinamisnya perubahan preferensi konsumen dan pasar, yang menghendaki kualitas dan bentuk produk tertentu dan relatif mudah dipengaruhi oleh isu sosial, ekonomi, dan politik; khususnya isu lingkungan dan perubahan iklim global Berdasarkan pengertian sistem inovasi yang diuraikan sebelumnya maka pengertian sistem inovasi pertanian dapat dirumuskan sebagai sekumpulan agen (seperti organisasi petani; suplai input, pengolahan, dan pemasaran; lembaga penelitian dan pendidikan; lembaga perkreditan; (Temel, et.al., 2002). pergeseran dalam sistem inovasi dan strategi kebijakan pertanian, yaitu dari sistem inovasi linier yang berbasis penelitian pertanian nasional (National Agricultural Research System-NARS), ke sistem inovasi berbasis pengetahuan pertanian dan sistem informasi (Agricultural Knowledge and Information System- AKIS), dan yang terkini adalah sistem inovasi pertanian modern (Agricultural Innovation System- AIS) (World Bank, 2012) Sistem inovasi modern sebenarnya tercipta melalui proses akumulasi pengetahuan dari perkembangan sistem inovasi pertanian itu sendiri. Kelemahan NARS yang terfokus terhadap lembaga riset selaku pencipta teknologi dan pengetahuan, diatasi dengan AKIS yang menambahkan perlunya pendidikan bagi penyuluh dan petani. Pada prinsipnya ada 4 (lima) aspek yang perlu ditekankan dalam sistem inovasi (Taufik, 2005), yaitu:
1. Basis sistem sebagai tumpuan bagi proses inovasi
beserta difusinya, seperti misalnya sistem inovasi nasional atau daerah; sistem inovasi sektor ekonomi tertentu; atau sistem inovasi komoditas tertentu. 2. Pelaku dan/atau organisasi (lembaga) yang relevan dengan perkembangan inovasi (dan difusinya). Pelaku dan lembaga ini ada yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam rantai nilai proses inovasi, pemanfaatan, dan/atau difusinya. 3. Kelembagaan, hubungan/keterkaitan, jaringan dan interaksi antarpihak yang mempengaruhi inovasi dan difusinya. 4. Fungsionalitas, yaitu menyangkut kegunaan dan peran kunci dari elemen, interaksi dan proses inovasi dan difusi serta proses pembelajaran. 5. Aktivitas, yaitu menyangkut upaya/proses atau tindakan penting dari proses inovasi dan difusi. Hasil Kajian Sistem Pertanian Indonensia Terkait dengan sistem inovasi pertanian, Fitria, et al. (2004), menunjukkan bahwa sistem inovasi pertanian di Indonesia belum terbentuk interaksi timbal balik yang seragam antara pelaku di dalam maupun antar sistem. Kajian yang mengambil kasus komoditas padi ini mencontohkan bahwa hubungan antara BBPadi selaku penghasil teknologi dengan PT Sang Hyang Seri (SHS) selaku pengganda teknologi telah terjalin dengan baik Kajian terhadap sistem inovasi padi kemudian diperdalam oleh Mulatsih dan Fatony (2006) antara lain: a. Hubungan antara lembaga BBPadi dengan para petani padi masi pasif. b. Fanatisme petani terhadap jenis varietas padi unggul. c. Kelembagaan penyaluran teknologo yang mengambil kasus lembaga penyuluhan saat ini kerjanya kurang optimal.