Anda di halaman 1dari 26

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi Hemoragik Stroke (HS)


Menurut WHO stroke adalah adanya
tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang selain vascular
(Muttaqin, 2008 dalam Perdana, Widya. 2017).
Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang menjadi penyebab
utama kematian yang sering terjadi di Indonesia (Dominica dan Dian.
2018).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah
di otak pecah sehingga timbul iskemik dan hipoksi di hilir. Penyebab stroke
hemoragik antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri
venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria
Artiani, 2009 dalam Perdana, Widya. 2017).

B. Etiologi
Stroke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak,
sehingga menimbulkan perdarahan di otak dan merusaknya. Stroke
hemoragik biasanya terjadi akibat kecelakaan yang mengalami benturan
keras di kepala dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak.
Stroke hemoragik juga bisa terjadi karena tekanan darah yang tinggi.
Pecahnya pembuluh darah ini menyebabkan daragh menggenangi jaringan
otak di sekitar pembuluh darah yang menjadikan suplai darah terganggu,
maka fungsi dari otak juga menurun. Penyebab lain dari stroke hemoragik

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


yaitu adanya penyumbatan pada dinding pembuluh darah yang rapuh
(aneurisme), mudah menggelembung dan rawan pecah, yang umumnya
terjadi pada usia lanjut atau karena faktor keturunan (Arya, 2011 dalam
Dewy, 2017).
Menurut Arya (2011) , stroke hemoragik dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
1. Stroke Hemoragik Intraserebral (SHI)
SHI yaitu pendarahan terjadi dalam jaringan otak. Adapun gejala
klinis dari SHI ini beragam, nyeri kepala berat, lemah, muntah dan
adanya darah pada rongga subarachnoid pada pemeriksaan fungsi
lumbal merupakan gejala penyerta yang khas. Penyebab paling utama
dari SHI pada lansia yaitu hipertensi, robeknya pembuluh darah,
rusaknya formasi atau bentuk pembuluh darah, tumor, gangguan
pembekuan darah dan sebab lain yang tidak diketahui (Dewy, 2017).
Pada perdarahan intrakarnial, bisa terjadi penurunan kesadaran
sampai koma, kelumpuhan pada salah satu atau kedua sisi tubuh,
gangguan pernafasan atau gangguan jantung, atau bahakan kematian.
Bisa juga terjdi kebingungan dan hilang ingatan terutama pada usia
lanjut (Dewy, 2017).
2. Perdarahan Subarakhnoid (PSA)
PSA merupakan keadaan yang akut. Perdarahan ini terjadi pada
ruang subrarakhnoid (ruang sempit antar permukaan otak dan lapisan
jaringan yang meliputi otak). Datrah di rongga subarachnoid
merangsang selaput otak dan menimbulkan meningitis kimiawi (Dewy,
2017).
Darah yang sampai pada ventrikel (rongga-rongga kecil) dapat
menggumpal dan mengakibatkanhidrosfalus akut. Penderita PSA
mengeluh nyeri kepala yang hebat juga dijumpainyeri di punggung, rasa
mual, muntah dan rasa takut. Dampak yang paling mencelakanakan
penderita PSA adalah apabila perdarahan pembuluh darah itu
menyebabkan cairan yang mengelilingi otak dan mengakibatkan

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


pembuluh darah di sekitarnya menjadi kejang, sehingga menyumbat
pasoka darah ke otak (Dewy, 2017).
Faktor resiko Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua yaitu faktor
risiko mayor (kuat) dan faktor resiko minor (lemah). Faktor risiko yang
kuat berarti besar pengaruhnya terhadap kemungkinan menderita stroke.
Faktor risiko yang kuat adalah sebagai berikut:
1. Tekanan darah
Tekanan darah tinggi yang terus- menerus menyebabkan jantung
seseorang bekerja ekstra keras yang pada akhirnya kondisi ini berakibat
terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan
mata. Penyakit hipertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya
stroke dan serangan jantung (heart attack).
2. Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan faktor risiko terjadinya stroke.
Penyakit jantung yang dimaksud seperti infark miokard,
elektrokardiogram abnormal, penyakit katup jantung, dan gagal jantung
kongesif.
3. Adanya manifestasi aterosklerosis
secara klinis Stroke dapat terjadi jika sudah ada manifestasi
aterosklerosis secara klinis yaitu adanya gangguan pembuluh darah
koroner (angina pectoris) dan gangguan pembuluh darah karotis
(terdapat bising di karotis), dan lain-lain seperti klaudikasio intermiten,
denyut nadi di perifer tidak ada.
4. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dimana kadar glukosa
didalam darah tinggi.
5. Pernah mengalami stroke
6. Merokok
Faktor resiko yang lemah (minor) terdiri dari Kadar lemak yang
tinggi di dalam darah, Hematokrit tinggi, Kegemukan, Kadar asam urat

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


tinggi, kurang aktivitas fisik/olahrga, Fibrinogen tinggi (Rasmaliah,
dkk. 2017).

C. Manifestasi Klinis
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi perdarahan
dan jumlah jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba,
tanpa peringatan dan sering terjadi selama aktivitas. Gejala mungkin sering
muncul dan menghilang atau perlahan-lahan menajdi lebih buruk dari waktu
ke waktu.
Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
1. Perubahan tingkat kesadaran
2. Kesulitan berbicara atau memahami orang lain
3. Kesulitan menelan
4. Kesulitan menulis atau membaca
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur,
membungkuk, batuk atau kadang terjadi secara tiba-tiba
6. Kehilangan koordinasi
7. Kehilangan keseimbangan
8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan
menggerakkan salah satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan
motorik.
9. Mual dan muntah
10. Kejang
11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan
sensasi baal atau kesemutan
Kelemahan pada salah satu bagian tubuh (Muttaqin, 2011 dalam
Perdana, Widya. 2017).

D. Patofisilogis
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat rejadi dimana saja dalam
arteri. Apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15-20 menit

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


maka akan terjadi infark atau kematian jaringan. Dapat juga karena keadaan
penyakit pada pembuluh darah itu sendiri seperti aterosklerosis dan
trombosis atau robeknya dinding pembuluh darah dan terjadi peradangan,
berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah misalnya syok
atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat bekuan atau infeksi
pembuluh ekstrakranium dan ruptur vaskular dalam jaringan otak (Price &
Wilson, 2012).

1. Perdarahan intraserebrum
Pecahnya pembuluh darah terutama akibat hipertensi
menyebabkan darah masuk ke dalam jaringan otak sehingga
menimbulkan edema otak. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya
tekanan intrakranium (TIK) dengan cepat dan dapat terjadi herniasi otak
yang berdampak terhadap kematian mendadak. Perdarahan
intraserebrum yang disebabkan hipertensi sering dijumpai di daerah
putamen, thalamus, pons, dan serebellum.
2. Perdarahan subaraknoid
Pecahnya arteri dan masuknya perdarahan ke dalam ruang
subaraknoid menyebabkan meningkatnya TIK secara mendadak,
meregangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme pembuluh darah serebri
yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran)
maupun fokal (hemiparase, gangguan hemisensorik, afasia, dan lainnya).
(Perdana, Widya. 2017).

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu:
1. Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil bisanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia
dan berangsur-angsur turun kembali.
4. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
5. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik, seperti perdarahan, atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi
atau rupture
6. CT scan: memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan
adanya infark
7. MRI: menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik,
malformasi arteriovena (MAV).
8. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena
9. EEG: mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan
mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
10. Sinar X tengkorak: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
daerah yang berlawanan dari massa yang meluas: kalsifikasi parsial
dinding aneurisma pada perdarahan subaraknoid (Perdana, Widya.
2017).

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita stroke hemoragik adalah sebagai berikut
1. Menurunkan Kerusakan Infark Cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan
otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa
diselamatkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelamatkan

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan
aliran darah yang adekuat dengan mengontrol/memperbaiki disritmia
(irama dan frekuensi) serta tekanan darah
2. Mengendalikan Hipertensi dan Menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari fleksi dan rotasi kepala
yang berlebihan, pemberian dexamethason
3. Pengobatan
a. Anti koagulan: heparin untuk menurunkan kecenderungan
perdarahan pada fase akut
b. Anti trombotik: pemberian ini diharapkan dapat mencegah
peristiwa trombolitik/embolik]
c. Anti diuretika: untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi kartis dilakukan untuk memperbaiki peredaran darah di
otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita
beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit
kardiovaskuler yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anastesi
umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik
dapat dipertahankan (Perdana, Widya. 2017).

G. Komplikasi
Komplikasi pada pasien yang mengalami stroke menurut Muttaqin
(2011) adalah:
1. Akibat imobilisasi: infeksi pernapasan, nyeri tekan, konstipasi, dan
tromboflebitis
2. Dalam hal paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas, dan terjatuh
3. Dalam hal kerusakan otak: epilepsi dan sakit kepala
4. Hidrosefalus (Perdana, Widya. 2017).

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, status, suku, agama, alamat,
pendidikan, daignosis medis, tanggal MRS, dan tanggal pengkajian
diambil.
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sengat mendadak,
pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping
gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
Adanya penurunan atau perubahan tingkat kesadaran disebabkan
perubahan di dalam intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum
terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi latergi, tidak
responsif dan koma.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-
obatan anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes
melitus atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


6. Data Dasar Pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
Data subjektif:
1) Kesulitan dalam beraktivitas: kelemahan, kehilangan sensasi
atau paralisis
2) Mudah lelah, kesulitan istirahat (nyeri atau kejang otot)
Data objektif:
1) Penurunan tingkat kesadaran
2) Perubahan tonus otot (flaksid atau spastic), paralisis
(hemipelgia), kelemahan umum
3) Gangguan penglihatan
b. Sirkulasi
Data subjektif
1) Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia,
gagal jantung, endokarditis bacterial), polisitemial.
Data objektif:
1) Hipertensi atrial
2) Disritmia, perubahan EKG
3) Pulsasi: kemungkinan bervariasi
4) Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
c. Integritas Ego
Data subjektif:
1) Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data objektif
1) Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan,
kegembiraan
2) Kesulitan berekspresi diri
d. Eliminasi
Data subjektif:
1) Inkontinensia, anuria

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


2) Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya
suara usus (ileus paralitik)
e. Makanan / cairan
Data subjektif
1) Nafsu makan hilang
2) Nausea/vomitus menandakan adanya PTIK
3) Kehilangan sensasi lidah, pipi, tenggorokan, disfagia
4) Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data objektif
1) Problem dalam mengunyah (menurunnya reflek palatum dan
faring)
2) Obesitas (faktor risiko)
f. Neurosensoris
Data subjektif
1) Pusing/syncope
2) Nyeri kepala: pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid
3) Penglihatan berkurang
4) Kelemahan, kesemutan/kebas. Sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
5) Sentuhan: kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas
dan pada muka ipsilateral (sisi yang sama)
6) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data objektif
1) Status mental; koma biasanya menandai stadium perdarahan,
gangguan tingkah laku (seperti latergi, apatis, menyerang) dan
gangguan fungsi kognitif
2) Ekstremitas: kelemahan/paralisis (kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya refleks
tendon dalam (kontralateral)
3) Wajah; paralisis/parese (ipsilateral)

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


4) Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/kesulitan berkata-kata, reseptif/kesulitan berkata-kata
komprehensif, global/kombinasi dari keduanya)
5) Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, mendengar,
stimuli taktil.
6) Apraksia: kehilangan kemampuan menggunakan motorik
7) Reaksi dan ukuran pupil: tidak sama dilatasi dan tak bereaksi
pada sisi ipsi lateral
g. Nyeri / kenyamanan
Data subjektif
1) Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data objektif
1) Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot/fasial
h. Respirasi
Data subjektif
1) Perokok (faktro resiko)
Data objektif
1) Kelemahan menelan/batuk/melindungi jalan napas
2) Timbulnya pernapasan yang sulit dan/atau tak teratur
3) Suara napas terdengar ronchi/aspirasi
i. Keamanan
Data objektif
1) Motorik/sensorik; masalah dalam penglihatan
2) Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat
objek, hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
3) Tidak mampu mengenali objek, warna, kata dan wajah yang
pernah dikenali
4) Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan
regulasi suhu tubuh
5) Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap
keamanan, berkurang kesadaran diri

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


j. Interkasi sosial
Data objektif
1) Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi

B. Diagnosa Keperawatan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) DPP PPNI 2017, yaitu:
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif
a. Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak
b. Kategori : Fisiologi
c. Subkategori : Sirkulasi
d. Kode : D.0017
e. Faktor Resiko
1) Cedera Kepala
2) Hipertensi
3) Aneurisma serebri
4) Hiperkolesteronemia
5) Tumor otak
f. Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Cedera kepala
3) Hipertensi
4) Cedera kepala
5) Hiperkolesteronemia
2. Gangguan mobilitas fisik
a. Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri
b. Kategori : Fisiologi
c. Subkategori : aktivitas & istirahat
d. Kode : D.0054
e. Penyebab
1) Kekakuan sendi

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


2) Penurunan kekuatan otot
3) Gangguan neuromaskuler
f. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Mengeluh sulit menggerakkn ekstremitas
2) Objektif
a) Kekuatan otot menurun
b) Rentang Gerak menurun (ROM)
g. Gejala dan tanda Minor
1) Subjektif
a) Nyeri saat beregrak
b) Enggan melakukan pergrakan
c) Merasa cemas saat bergerak
2) Objektif
a) Sendi kaku
b) Gerakan tidak terkordinasi
c) Gerakan terbatas
d) Fisik lemah
h. Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Cedera medulla spinalis
3) Trauma
4) Osteotrhitis
3. Gangguan komunikasi verbal
a. Definisi : Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuan
untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau
menggunakan sistem simbol.
b. Kategori : Relasional
c. Subkategori : interaksi sosial
d. Kode : D.0119
e. Penyebab

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


1) Penurunan sirkulasi serebral
2) Gangguan neuromuscular
3) Gangguan muskuloskletal
f. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif: tidak tersedia
2) Objektif:
a) Tidak mampu berbicara dan mendengar
b) Menunjukkan respon tidak sesuai
g. Gejala dan minor
1) Subjektif: tidak tersedia
2) Objektif
a) Afasia
b) Gagap
c) Pelo
d) Sulit memahami komunikasi
e) Sulit menyusun kalimat
h. Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Cedera kepala
3) Hipoksia kronis
4) Peningkatan tekanan intrakranial
4. Defisit perawatan diri
a. Definisi : tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri
b. Kategori : Perilaku
c. Subkategori : Kebersihan diri
d. Kode : D.0109
e. Penyebab
1) Gangguan muskuloskletal
2) Gangguan neuromaskuler
3) Kelemahan

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


4) Gangguan psikologis
f. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif:
a) Menolak melakukan perawatan diri
2) Objektif
a) Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet
b) Minat melakukan perawatan diri kurang
g. Gejala dan tanda minor
1) Subjektif: Tidak tersedia
2) Objektif Tidak tersedia
h. Kondisi klinis
1) Stroke
2) Depresi
3) Delirium
4) Demensia
5. Defisit nutrisi
a. Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk mmenuhi kebutuhan
metabolisme
b. Kategori : Fisiologis
c. Subkategori : Nutrisi & Cairan
d. Kode : D.0019
e. Penyebab
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
f. Gejala dan tanda mayor
1) Subjektif: tidak tersedia
2) Objektif:
a) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
g. Gejala dan tanda minor
1) Subjektif

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


a) Cepat kenyang sebelum makan
b) Kram/nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
2) Objektif:
a) Otot pengunyah lemah
b) Otot menelan lemah
c) Serum albumin menurun
h. Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Kerusakan neuromuscular
3) Penyakit kronis

C. Intervensi
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif
a. Luaran keperawatan: Perfusi serebral membaik
Kriteria Hasil:
1) Sakit kepala menurun
2) Gelisah menurun
3) Tekanan darah sistol dan diastole membaik
4) Reflex saraf membaik
b. Intervensi
Manajemen peningkatan tekanan intrakarnial
1) Observasi
a) Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah
meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola napas rguler,
kesadaran menurun)
Rasional : mengetahui status perubahan tekanan intrakranial
2) Terapeutik
a) Minimalkan stimulus dengan menyediakan kingkungan yang
tenang

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


Rasional: untuk menjaga kondisi lingkungan pasien agar tetap
tenang.
3) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika perlu
Rasional : Untuk memperbaiki sedari peningkatan intrakranial
2. Gangguan mobilitas fisik
a. Luaran keperawatan: Mobilitas fisik membaik
Kriteria Hasil:
1) Pergerakan Ektremitas meningkat
2) Kekuatan otot meningkat
3) Rentang gerak ROM membaik
4) Kelemahan fisik meningkat
b. Intervensi:
Dukungan mobilisasi
1) Observasi
a) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Rasional: mengetahui keluhan lain pasien dan rencana tidakan
berikutnya yang dapat dilakukan
b) Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Rasional: mengetahui kondisi terkini pasien dan perubahan yang
dapat terjadi selama melakukan mobilisasi
2) Terapeutik
a) Fasilitas melakukan pergerakan
Rasional : meningkatkan status mobilitas fisik pasien
b) Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Rasional : keluarga dapat secara mandiri membantu pasien
melakukan latihan pergerakan
3) Edukasi
a) Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


Rasional : memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
terkait tindakan yang akan diberikan
b) Anjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (misalnya
duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi roda)
Rasional : melatih kekuatan otot dan pergerakan pasien agar
tidak terjadi kekakuan otot maupun sendi.
3. Gangguan komunikasi verbal
a. Luaran kepeawatan: Komunikasi verbal membaik
Kriteria Hasil:
1) Kemampuan berbicara meningkat
2) Kemampuan mendengar meningkat
3) Gagap menurun
4) Pelo menurun
b. Intervensi
Promosi komunikasi: defisit bicara
1) Observasi
a) Monitor progres kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan
dengan bicara (misalnya: memori, pendengaran, dan bahasa)
Rasional : mengetahui pola komunikasi dan hambatan pasien
dalam komunikasi
b) Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk
komunikasi
Rasional :mengetahui kondisi pasien saat berkomunikasi
2) Terapeutik
a) Gunakan metode komunikasi alternative (misalnya menulis, mata
berkedip, papan komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat
tangan, dan computer)
Rasional :mempermudah untuk proses komunikasi
b) Ulangi apa yang disampaikan pasien

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


Rasional : memastikan apa yang disampaikan pasien sesuai
dengan persepsi
3) Edukasi
a) Anjurkan berbicara perlahan
Rasional :memberikan kesempatan kepada pasien untuk dapat
berbicara jelas
4) Kolaborasi
a) Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
Rasional : mefasilitasi pasien untuk dapat melakukan terapi
4. Defisit perawatan diri
a. Luaran keperawatan: Perawatan diri membaik
Kriteria Hasil:
1) Kemampuan mandi meningkat
2) Kemampuan mengenakan pakaian
3) Kemampuan makan
4) Kemampuan ke toilet
b. Intervensi:
Dukungan perawatan diri
1) Observasi
a) Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
Rasional :menghargai budaya dan keputusan pasien saat tindakan
akan dilakukan
b) Monitor kebersihan tubuh
Rasional :membersihkan bagian tubuh dari bagain terkotor lebih
dahulu
2) Terapeutik
a) Siapkan keperluan pribadi (misalnya parfum, sikat gigi, dan
sabun mandi)
Rasional :mempermudah dalam melakukan tindakan
b) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
Rasional : menjaga privasi pasien selama tindakan diberikan

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


3) Edukasi
Ajarkan kepada keluarga cara mamandikan pasien, jika perlu
Rasional : memberikan kesempatan kapada keluarga untuk dapat
mandiri merawat pasien
5. Defisit Nutrisi
a. Luaran keperawatan: Status Nutrisi membaik
Kriteria hasil:
1) Kekuatan otot pengunyah membaik
2) Kekuatan otot menelan membaik
3) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat
4) Nafsu makan membaik
b. Intervensi:
Manajemen Nutrisi
1) Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
Rasional: untuk mengetahui status nutrisi
b) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Rasional: membantu pasien untuk memasukkan makanannya
2) Terapeutik
a) Lakukan oral hygiene sebelum makan
Rasional: menjaga kebersihan mulut pasien agar tetap nyaman
3) Edukasi
a) Ajarkan diet yang diprogramkan
Rasional: agar pasien atau keluarga pasien dapat mengontrol
makannya pasien
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
Rasional: untuk membantu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan
oleh pasien

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


DAFTAR PUSRTAKA

Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ,
Definisi dan Tindakan Keperawatan, edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ,
Definisi dan Indikator Diagnostik, edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia ,
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Perdana, Widya. 2017. Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke Hemoragik.
Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Rasmaliah, dkk. 2017. Hubungan Karakteristik Dan Dukungan Keluarga Lansia
Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia Hipertensi Di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. Magister Kesehatan Masyarakat USU, 2,3
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat USU: JUMANTIK Vol.3 No.1
Desember 2017-Mei 2018
Dewy. 2017. Pengaruh latihan bola lunak bergerigi dengan kekuatan genggam
tangan pada pasien stroke non hemoragik di RSUD Prof. DR. Margono
Soekarjo Purwakarto. Universitas Muhammadiyah Purwakarto.
Dominica dan Dian. 2018. Gambaran Drug Related Problems (DRP’s) pada
Penatalaksanaan Pasien Stroke Hemoragik dan Stroke Non Hemoragik di
RSUD Dr M Yunus Bengkulu. Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA,
Universitas Bengkulu, Bengkulu: Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
Indonesia Vol. 5 No. 1 Juli 201836.

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


KATA PENGANTAR
  

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat
segala nikmat iman, rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul “Laporan
Pendahuluan pada Pasien Ny. A dengan diagnose Stroke Hemoragik Di Ruang
Brain Center RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo”. Teriring pula salam dan salawat
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tentu ada kelemahan dan
kekurangan dalam laporan pendahuluan ini, Oleh karena itu, dari segenap
pembaca, penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk lebih meningkatkan
mutu penulisan selanjutnya.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 24 September 2019


Penyusun

Nurwahidah , S.Kep

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB 1 KONSEP MEDIS .........................................................................................1

A. Definisi ..................................................................................................................1

B. Etiologi ..................................................................................................................1

C. Manifestasi ............................................................................................................4

D. Patofisiologi dan Patway .......................................................................................4

E. Pemeriksaan Penunjang .........................................................................................6

F. Penatalaksanaan .....................................................................................................6

G. Komplikasi ............................................................................................................7

BAB II KONSEP KEPERAWATAN .....................................................................8

A. Pengkajian .............................................................................................................8

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul ....................................................12

C. Intervensi ...............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................20

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
NUTRISI PASIEN DI RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO

Oleh:

NURWAHIDAH, S.Kep
NIM: 70900119011

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(…………………………) (……………………………..)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS

KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20


2019

| Nurwahidah, S.Kep. (70900119011) Profesi Ners UIN Alauddin Makassar 20

Anda mungkin juga menyukai