Anda di halaman 1dari 2

BAB III

KASUS

Tahan Bayi Pasien 40 Hari, Bidan DW Dilaporkan Ke Polisi

Senin, 16 Mei 2016- 17.40

PALEMBANG- Triani (42) warga Kalidoni, Palembang terpaksa melaporkan oknum


bidan berinisial “DW” yang membuka praktik di kawasan Kalidoni ke Sentra Pelayanan
Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang, Senin (16/5/2016). Dilaporkannya
oknum bidan tersebut karena diduga telah menahan bayi pelapor yang dilahirkannya sejak
31 Januari 2016 lalu.

Alasan ditahannya bayi laki-laki korban yang kini berusia lebih dari tiga bulan ini,
lantaran Triani dan suaminya tak punya uang untuk membayar biaya proses kelahiran dan
perawatan selama 40 hari di tempat praktik bidan tersebut. Karena tidak punya uang, jadi
saya disuruh menginap disana. Kurang lebih selama 40 hari. Nah setelah sembuh, saya
dibolehkan pulang dan disuruh mencari uang untuk biaya persalinan dan perawatan itu.
Sementara bayi saya ditahan disana," kata Triani saat melapor, Senin (16/5/2016)

Pelapor mengatakan, oknum bidan tersebut berjanji akan mengembalikan bayinya


jika telah membayar Rp20 juta sebagai biaya persalinan dan perawatan tersebut.
Rinciannya yakni biaya operasi caesar Rp9 juta dan biaya perawatan sebesar Rp125 ribu
perhari, selama dirawat 40 hari. “Katanya boleh dicicil, tapi setelah dicicil rupanya anak
saya belum bisa diambil juga. Alasannya, sampai cicilannya lunas anak saya baru boleh
diambil," terangnya

Yang lebih menyakitkan, kata Triana, sesaat sebelum dirinya pulang, oknum
bidan tersebut sempat mencetuskan jika banyak orang yang ingin punya anak dan mampu
merawat anaknya."Saya tidak terima. Tindakan bidan tersebut tidak sesuai dengan apa
yang dia lakukan, makanya kami melapor ke polisi," ujarnya.
Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPAID) Kota Palembang Adi
Sangadi yang mendampingi Triana saat melapor, mengecam tindakan oknum Bidan
tersebut. Sebab, sebagai seorang bidan, DW tak seharusnya berlaku seperti itu "Itu sama
saja memisahkan orang tua dan anak. Apalagi anak itu masih bayi dan butuh perawatan
dari orangtuanya, harusnya hal itu tidak boleh dilakukan. Adi menilai oknum bidan
tersebut telah melanggar etika dan sumpah profesi. "Kalau masalah pembayaran,
mungkin sedang diupayakan, tapi tidak perlu sampai memisahkan anak dari ibunya. Kami
akan minta ditinjau dan kalau perlu dicabut izin prakteknya" tegas Adi

Kasatreskrim Polreta Palembang Kompol Maruly Pardede mengatakan, saat ini


penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim tengah memproses
laporan korban. "Laporan sudah diterima, sekarang sedang dalam proses untuk
ditindaklanjuti," tandasnya

Anda mungkin juga menyukai