TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Psikodinamika
1. Penyebab
Menurut Mary Durant Thomas (2007), halusinasi dapat terjadi pada klien
dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium,
demensia, dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan
substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi
infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami
sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti
kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik
dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat di atas.
Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada
individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan,
kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan.
Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun
banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis, psikologis,
sosial budaya, dan stresor pencetusnya adalah stres lingkungan, biologis,
pemicu masalah sumber-sumber koping, dan mekanisme koping.
5
6
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien
serta ungkapan pasien. Adapun tanda dan gejala pasien halusinasi adalah
sebagai berikut:
a. Data Subjektif
Pasien mengatakan:
b. Data Objektif
1) Bicara atau tertawa sendiri.
2) Marah-marah tanpa sebab.
3) Mengarahkan telinga ke arah tertentu.
4) Menutup telinga.
5) Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu.
6) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
7) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
8) Menutup hidung.
9) Sering meludah.
10) Muntah.
11) Menggaruk-garuk permukaan kulit.
7
Tabel 2.1
Data Subjektif dan Objektif berdasarkan Jenis Halusinasi.
3. Rentang Respon
C. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
b. Faktor Psikologis
2. Faktor Presipitasi
a. Sumber Koping
b. Mekanisme Koping
1) Regresi
2) Proyeksi
3) Menarik diri
a. Tahap I
Karakteristik:
b. Tahap II
Karakteristik:
c. Tahap III
Karakteristik:
d. Tahap IV
Karakteristik:
5. Aspek Medik
Menurut Keliat dan Akemat (2011), ada beberapa cara yang bisa dilatihkan
kepada klien untuk mengontrol halusinasi, meliputi:
a. Menghardik Halusinasi
b. Menggunakan Obat
mengatasi masalahnya, tetapi jika tidak didukung secara kuat, klien bisa
mengalami kegagalan, dan halusinasi bisa kambuh lagi. Alasan kedua,
halusinasi sebagai salah satu gejala psikosis bisa berlangsung lama
(kronis), sekalipun klien pulang ke rumah, mungkin masih mengalarni
halusinasi. Dengan mendidik keluarga tentang cara penanganan
halusinasi, diharapkan keluarga dapat menjadi terapis begitu klien
kembali ke rumah. Latih pasien menggunakan obat secara teratur. Jenis-
jenis obat yang biasa digunakan pada pasien halusinasi adalah:
Indikasi:
Cara pemberian:
Kontra indikasi:
Efek samping:
Indikasi:
Cara pemberian:
Kontra indikasi:
Efek samping:
Indikasi:
Cara pemberian:
Dosis dan cara pemberian untuk dosis awal sebaiknya rendah (12,5
mg) diberikan tiap 2 minggu. Bila efek samping ringan, dosis
ditingkatkan 25 mg dan interval pemberian diperpanjang 3 – 6 mg
setiap kali suntikan, tergantung dari respon klien. Bila pemberian
melebihi 50 mg sekali suntikan sebaiknya peningkatan perlahan-
lahan.
Kontra indikasi:
D. Diagnosa Keperawatan
Tabel 2.2
Analisa Data Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi.
Pohon masalah:
Skema 2.2
Pohon Masalah pada Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi.
E. Perencanaan
Tujuan:
Pasien mampu:
d. Buat kontrak asuhan apa yang perawat akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan tempat pelaksanaan asuhan
keperawatan.
e. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.
f. Tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
F. Implementasi
G. Evaluasi
1. Pasien mampu:
a. Mengungkapkan isi halusinasi yang dialaminya.
b. Menjelaskan waktu dan frekuensi halusinasi yang dialami.
c. Menjelaskan situasi yang mencetuskan halusinasi
d. Menjelaskan perasaannya ketika mengalami halusinasi
e. Menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:
1) Menghardik halusinasi.
2) Mematuhi program pengobatan.
3) Bercakap dengan orang lain di sekitarnya bila timbul halusinasi.
24