Anda di halaman 1dari 4

Harga Gula Terus Naik, Permintaan Turun

Minggu, 30 Agustus 2009 | 21:38 WIB

SLAWI, KOMPAS.com - Akibat kenaikan harga gula pasir yang terjadi terus-menerus,
permintaan terhadap komoditas tersebut turun. Sejumlah pedagang di Kabupaten Tegal
mengaku tidak berani menyimpan persediaan dalam jumlah banyak, karena harga gula masih
tidak stabil.

Indarwati (55), pemilik grosir sembako di kawasan Pasar Trayeman, Kabupaten Tegal,
Minggu (30/8) mengatakan, dalam satu bulan terakhir, kenaikan harga gula pasir mencapai
sekitar Rp 2.500 per kilogram. Kenaikan sebesar itu belum pernah terjadi sebelumnya.

"Saat ini, harga gula pasir untuk penjualan grosir mencapai Rp 9.200 per kilogram sehingga
hanya menghabiskan 45 kg perhari. Harga tersebut sudah bertahan dalam lima hari terakhir.
Padahal ini masih musim giling, tetapi harga gula pasir mahal," ujarnya.

Indarwati mengakui beberapa hari ini harga gula juga Mengalami kenaikan 2 kali lipat
menjadi Rp11.500 dan hanya terjual 35kg perhari, hingga pada minggu depan harga gula
naik hingga Rp16.700 penjualan pun turun hingga 25kg perhari

Kenaikan harga gula pasir menurut Indarwati, diperkirakan karena dampak pemberlakuan
sistem lelang terbuka oleh pabrik gula.

Harga Telur Mulai Naik, Permintaan Juga Menurun

Minggu, 13 September 2009 | 19:45 WIB


Harga Sembako Mulai Naik, Permintaan Juga Meningkat
Minggu, 13 September 2009 | 19:45 WIB

TEGAL, KOMPAS.com-Satu pekan menjelang lebaran, harga sejumlah bahan pangan di


wilayah Tegal mulai naik. Kenaikan terbanyak terutama terjadi pada telur dan beras.
Sejumlah pedagang mengaku mulai kebanjiran pembeli, dari dalam maupun luar kota.

Hanifah (35), pedagang sembako di Pasar Pagi Kota Tegal, Minggu (13/9) mengatakan,
harga telur naik dari Rp 11.000 menjadi Rp 13.000 per kilogram, pada harga Rp11.000 hanya
menjual 50 kg dan harga Rp13.000 terjual 40kg

Menurut dia, kenaikan harga telur diperkirakan karena kenaikan permintaan. Saat ini, omset
penjualannya meningkat hampir mencapai 100 persen. "Sekarang sudah mulai banyak yang
bikin kue, jadi telur mahal," ujarnya.

Sehingga, ia mengatakan pada beberaoa minggu mengalami kenaikan menjadi Rp15.000 dan
terjual 30kg perhari.
Pedagang sembako di Pasar Induk Atrium Pangkal Pinang, Selasa (9/4/2019).

Penulis: Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur

|
Editor: Aprillia Ika

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Induk


Atrium Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung merangkak naik. "Pasokannya kurang
karena kabarnya ada banjir di Jawa," kata pedagang sembako Desi Arita kepada
Kompas.com, Selasa (9/4/2019).

Baca juga: Harga Bawang Tinggi, Pedagang di Cianjur Gigit Jari

Desi yang mengaku sudah berjualan selama 42 tahun menilai kenaikan harga umumnya
karena faktor alam dan tingginya permintaan jelang Lebaran Idul Fitri.

Ad

"Sembako di Pangkal Pinang kan semuanya dibeli dari luar. Kalau sedikit dapat, harga
langsung naik," ujarnya.
Lonjakan signifikan terjadi pada harga bawang merah, yang naik dari Rp28.000 per kilogram
naik menjadi Rp 48.000 per kilogram.

Pantauan Kompas.com, rata-rata bawang merah dari Pulau Jawa yang dijual di Pangkal
Pinang naik Rp 20.000 per kilogram.

"Pasokannya kurang karena kabarnya ada banjir di Jawa," kata pedagang sembako Desi Arita
kepada Kompas.com, Selasa (9/4/2019).

Pedagang sembako lainnya, Dayat, membenarkan adanya kenaikan harga sejak tiga pekan
terakhir.

Kenaikan harga hampir merata di kalangan pedagang karena mengambil dari agen yang
sama.

"Kisaran harga bawang merah Rp 48.000 sampai Rp 50.000 per kilogram," ujarnya.

Baca juga: Ada Tol Trans Jawa, Mengapa Harga Bawang Putih di Solo Alami
Kenaikan?

Bawang merah asal Brebes Jawa Tengah sejauh ini masih diminati masyarakat.

Para pedagang juga menjual bawang besar dari Thailand dengan harga cukup murah yakni
Rp 20.000 per kilogram.

Anda mungkin juga menyukai