yang menyerang organ pernapasan utama manusia, yaitu paru-paru. Akhirnya dunia pun tahu, ketika Robert Koch
(1882) berhasil mengidentifikasi kuman penyebab infeksi tersebut, Mycobacterium tuberculosis.Tuberculosis a
atau penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang bisa bersifat akut maupun kronis dengan ditandai
pembentukan turbekel dan cenderung meluas secara lokal. Selain itu, juga bersifat pulmoner maupun
ekstrapulmoner dan dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya.Hingga kini, TBC menjadi salah satu problem utama
kesehatan dunia, terutama di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO (1964) untuk dunia, secara
keseluruhan sekitar 15 juta jiwa menderita infeksi TBC dan lebih dari 3 juta kematian dapat dihubungkan dengan
TBC, serta diestimasikan untuk tiap tahunnya muncul 2-3 juta kasus baru TBC.
Geografis dan distribusi temporal dari TBC berbeda-beda baik tempat maupunwaktu. Dalam
perkembangannya, kematian yang disebabkan oleh TBC perlahan menurun, sehingga TBC sebagai penyebab
kematian turun dari posisi ke-2 pada tahun 1900 menjadi posisi ke-16 di tahun 1960. Namun kenyataan diatas
tidak berlaku di beberapa tempat yang kurang berkembang aspek pencegahannya terutama di belahan dunia
ketiga. TBC tetap menjadi penyebab kematian dini dan ketidakmampuan, dengan lebih dari 70% anak-anak
terinfeksi sebelum berumur 14 tahun.
WEB OF CAUSATION
a. Kausal mutlak yaitu penyebab pasti yang akan menimbulkan penyakit TBC
b. Kausal esensial yaitu kausal yang harus ada untuk memungkinkan terjadinya penyakit TBC yaitu virus ,
Mycobacterium tuberculosis.
c. Kausal suffesien yaitu beberapa kausal yang bersama sama untuk menjadi cukup dalam menyebabkan penyakit
TBC yaitu penyakit TBC dapat juga disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat dan perilaku individu yang
menderita penyakit TBC sehingga dapat menularkan ke orang yang ada di sekitarnya
c. Lingkungan fisika
Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun
terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta
radiasi) meliputi :
Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan
Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air
d. Lingkungan sosial
Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang
berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Lingkungan sosial ini meliputi :
Sistem hukum, administrasi dan lingkungan sosial politik, serta sistem ekonomi yang berlaku;
Bentuk organisasi masyarakat yang berlaku setempat
Sistem pelayanan kesehatan serta kebiasaan hidup sehat masyarakat setempat, dan
Kebiasaan hidup masyarakat
Kepadatan penduduk. Kepadatan rumah tangga, serta berbagai sistem kehidupan sosial lainnya.
1. TAHAP PREPATOGENESIS
Pada tahap ini individu berada dalam keadaannormal/ sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap
kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini
sebenarnya telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar
tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada di luar tubuh penjamu di mana para kuman mengembangkan potensi
infektifitas, siap menyerang penjamu.
2. TAHAP PATOGENESIS
a. Tahap inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka
terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit
dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar
sebagai pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai
masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.Masa
inkubasi dari penyakit TBC yaitu mulai terinfeksi samapi menjadi sakit diperkirakan 4-12 minggu
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju
ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara
nafas melemah yang disertai sesak.
ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai
tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput
otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
3. TAHAP PASCAPATOGENESIS
Tahap pasca patogenesis/ tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan penyakit TBC yang diderita oleh sesorang
dimana seseorang berada dalam pilihan keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier, penyakit
berlangsung secara kronik, atau berakhir dengan kematian setelah melalui berbagai macam tahap pencegahan
dan pengobatan yang rutin
1. Perkembangan media.
1. Komitmen politis
2. Pemeriksaan dahak yang mikroskopis yang terjamin mutunya
3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat termasuk
pengawasan langsung pengobatan
4. Jaminan ketersediaan OAT (obat anti TB) yang bermutu
5. System pencataatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian tehadap hasil pengobatan pasien dan
kinerja kerja secara keseluruhan.
Angka prevalensi insidensi dan mortalitas yang dinyatakan dala 100.000 pada tahun 1990 dan 2012
berdasarkan hasil penghitungan WHO dalam WHO report 2012 global tuberculosis control angka insiden semua
tipe TB tahun 2012 sebesar 189 per 100.000 penduduk mengalami penurunan disbanding tahun 1990 yaitu (343
per 100.000 penduduk).angka prevalensi berhasil diturunkan hamper setengahnya pada tahun 2012 (423 per
100.000 penduduk) dibandingkan dengan tahun 1990 (289 per 100.000 penduduk) sama halnya dengan angka
mortalitas yang berhasil diturunkan lebih dari separuhya pada tahun 2012 (27 pr 100.000 penduduk) disbanding
tahun 1990 (51 per 100.000 penduduk) hal tersebut membuktikan bahwa program pengendalian TB berhasil
menurunkan insidens prevalensi dan mortalitas akibat TB.
Menurut Dalima Astra Winata beliau adalah salah satu perwakilan Kemenkes RI,salah satu hal
sederhana dalam menangani penularan penyakit TB adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai etika
batuk pada penderita TBC.
Ini ,menjadi bukti bahwa epidemiologi berusaha mencari solusi agar para penderita TB tidak menularkan
penyakitnya ke orang yang sehat dengan program etika batuk pada penderita TBC.etika batuk yang dapat
diterapkan oleh masyarakatadalah dengam menutup mulut dengan lengan bukan dengan tangan ketika
batuk.karena ketika bersalaman kuman TB dapat berpindah.cara ampuh lainnya dengan menggunakan masker
ketika menderita batuk sehingga kuman tidak menyebar dan menulari orang lain.
Segitiga epidemiologi
Host
Umur merupakan faktor terpenting dari Host pada TBC. Terdapat 3 puncak kejadian dan kematian ; (1)
paling rendah pada awal anak (bayi) dengan orang tua penderita, (2) paling luas pada masa remaja dan dewasa
muda sesuai dengan pertumbuhan, perkembangan fisik-mental dan momen kehamilan pada wanita, (3) puncak
sedang pada usia lanjut. Dalam perkembangannya, infeksi pertama semakin tertunda, walau tetap tidak berlaku
pada golongan dewasa, terutama pria dikarenakan penumpukan grup sampel usia ini atau tidak terlindung dari
resiko infeksi.
Pria lebih umum terkena, kecuali pada wanita dewasa muda yang diakibatkan tekanan psikologis dan
kehamilan yang menurunkan resistensi. Penduduk pribumi memiliki laju lebih tinggi daripada populasi yang
mengenal TBC sejak lama, yang disebabkan rendahnya kondisi sosio-ekonomi. Aspek keturunan dan distribusi
secara familial sulit terinterprestasikan dalam TBC, tetapi mungkin mengacu pada kondisi keluarga secara umum
dan sugesti tentang pewarisan sifat resesif dalam keluarga. Kebiasaan sosial dan pribadi turut memainkan peranan
dalam infeksi TBC, sejak timbulnya ketidakpedulian dan kelalaian. Status gizi, kondisi keseatan secara umum,
tekanan fisik-mental dan tingkah laku sebagai mekanisme pertahanan umum juga berkepentingan besar. Imunitas
spesifik dengan pengobatan infeksi primer memberikan beberapa resistensi, namun sulit untuk dievaluasi.
Agent
TB disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis,baktri gram positif berbentuk batang halus mempunyai sifat
tahan asam dan aerobic.
Karakteristik alami dari agen TBC hampir bersifat resisten terhadap disifektan kimia atau antibiotika dan
mampu bertahan hidup pada dahak yang kering untuk jangka waktu yang lama.
Pada Host, daya infeksi dan kemampuan tinggal sementara Mycobacterium Tuberculosis sangat tinggi.
Patogenesis hampir rendah dan daya virulensinya tergantung dosis infeksi dan kondisi Host. Sifat resistensinya
merupakan problem serius yang sering muncul setelah penggunaan kemoterapi moderen, sehingga menyebabkan
keharusan mengembangkan obat baru.
Umumnya sumber infeksinya berasal dari manusia dan ternak (susu) yang terinfeksi. Untuk transmisinya
bisa melalui kontak langsung dan tidak langsung, serta transmisi kongenital yang jarang terjadi.
Lingkungan
Distribusi geografis TBC mencakup seluruh dunia dengan variasi kejadian yang besar dan prevalensi
menurut tingkat perkembangannya. Penularannya pun berpola sekuler tanpa dipengaruhi musim dan letak
geografis.Keadaan sosial-ekonomi merupakan hal penting pada kasus TBC. Pembelajaran sosiobiologis
menyebutkan adanya korelasi positif antara TBC dengan kelas sosial yang mencakup pendapatan, perumahan,
pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan tekanan ekonomi. Terdapat pula aspek dinamis berupa kemajuan
industrialisasi dan urbanisasi komunitas perdesaan. Selain itu, gaji rendah, eksploitasi tenaga fisik,
penggangguran dan tidak adanya pengalaman sebelumnya tentang TBC dapat juga menjadi pertimbangan
pencetus peningkatan epidemi penyakit ini.Pada lingkungan biologis dapat berwujud kontak langsung dan
berulang-ulang dengan hewan ternak yang terinfeksi adalah berbahaya.
Saluran pernafasan
Saluran pencernaan
Perkemihan
Melalui kulit.
Cara Transmisi dari Orang ke Orang Secara Langsung,
Contoh : TBC, Penyakit kulit dan kelamin, Hepatitis. Droplet infeksi melalui percikan ludah, terutama penyakit
melalui. Saluran nafas.
Saluran pernafasan
Saluran pencernaan
Perkemihan
Melalui kulit
Kerentanan Pejamu Tergantung faktor genetik, daya tahan tubuh, keadaan gizi, gaya hidup dll.
Untuk dapat memelihara dan meningkatakan derajat kesehatan mencegah dan mengobati penyakit serta
memulihkan kesehatan perlu disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang sebaik-
baiknya yang sesuai sengan kebutuhan.apabila dalam lingkungan masyarakat banyak ditemukan penyakit
menular seperti TBC maka pelayana kesehatan yang di sediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk
mengatasi masalah penyakit menular.
Hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran penyakit TBC
dan factor-faktor yang mempengaruhi dari penyakit TBC adapu penggunaan/aplikasi epidemilogi dalam pelayanan
kesehatan khususnya dalam penyakit TBC yaitu: penentuan abnormalitas .batas seseorang dapat disebut sebagai
pengidap TBC,membantu menetapakan penerapan diagnosis,untuk mengetahui riwayat pennyakit TBC sehingga
dapat menyerang manusia dan menular ke orang yang sehat serta mencari efektifitas suatu tindakan dalam
menangani penderita TBC dan mencari bentuk-bentuk upaya pencegahan terhadap penyakit TBC