Anda di halaman 1dari 53

Nutrisi dan

Media
Pertumbuhan

Organisme Nutrient

Reproduksi
NUTRISI

Merupakan aspek yang menyangkut fisiologi yang


disepakati sebagi suplai monomer (bahan dasar
monomer)yang dibutuhkan sel untuk tumbuh.
Substansi yang diperlukan ini disebut NUTRIEN.
Beda organisme berbeda kebutuhan nutriennya dan
jumlah kebutuhannya.
Nutrient

 Membentuk komponen sel yang baru


 Sebagai sumber energi untuk membentuk sel yang baru
 Sebagai sumber energi guna kelangsungan aktivitas sel

Kebutuhan dasar nutrisi sama

Osmotrof

Cara mendapatkannya
beda
phagotrof
Nutrisi / zat
makanan

Sumber Karbon Sumber


Vitamin
dan energi Nitrogen
Eksoensim Dalam
Osmotrof Menguraikan Nutrien
Phagocytosis
kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu:
 Kebutuhan nutrisi M.O

 Kebutuhan energi
Bakteri membutuhkan energi untuk melakukan aktivitas selnya

Sinar matahari fototrof

Sumber Energi

Oksidasi senyawa kimia khemotrof

Makronutrien : nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah banyak.


Mikronutrien : nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.
Secara garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi
tujuh golongan yaitu :
 air

 sumber energi

 sumber karbon

 sumber aseptor elektron

 sumber mineral

 faktor tumbuh

 Sumber nitrogen.
Air

 Airmerupakan komponen utama sel


mikroba dan medium.
 Funsi air adalah :
 sebagai sumber oksigen untuk bahan
organik sel pada respirasi.
 sebagai pelarut
 alat pengangkut dalam metabolisme.
Sumber energi

senyawa organik atau anorganik


yang dapat dioksidasi dan cahaya
terutama cahaya matahari.
Sumber karbon

 Sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk


senyawa organik maupun anorganik.
 Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein,
asam amino, asam organik, garam asam organik,
polialkohol, dan sebagainya.
 Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2
Sumber aseptor elektron

 Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan


pemindahan elektron dari substrat.

 elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas,

 maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut.

 Penangkap elektron ini disebut aseptor elektron.

 Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi.

 aseptor elektron Pada mikrobia :

O2 N2O
senyawa organik SO4=
NO3- CO2
NO2- Fe3+.
Sumber mineral
 Mineral merupakan bagian dari sel.

 Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H,dan P.

 unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl.

 Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni,
Va, Sc, Si, Tu

 Unsur yang digunakan :

 dalam jumlah besar disebut unsur makro

 dalam jumlah sedang unsur oligo

 dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro.

Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk

 mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial oksidasireduksi

 (redox potential) medium.


Faktor tumbuh
 Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk

pertumbuhan

 senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana.

 Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam

jumlah sangat sedikit.

 Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh

digolongkan menjadi :

 asam amino, sebagai penyusun protein

 base purin dan pirimidin,sebagai penyusun asam nukleat

 vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian aktif dari enzim


Sumber nitrogen

 Mikroba dapat menggunakan nitrogen


dalam bentuk amonium, nitrat, asam
amino, protein, dan sebagainya.
 Jenis senyawa nitrogen yang digunakan
tergantung pada jenis jasadnya.
 Beberapa mikroba dapat menggunakan
nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas)
udara.
 Mikroba tersebut :mikrobia penambat
nitrogen.
Penggolongan Mikroba
Berdasarkan Nutrisi dan Oksigen
 Berdasarkan sumber karbon
 Berdasarkan sumber energi
 Berdasarkan sumber donor elektron
 Berdasarkan sumber energi dan donor
elektron
 Berdasarkan kebutuhan oksigen
Berdasarkan sumber karbon
 Berdasarkan kebutuhan karbon mikroba dibedakan: autotrof
dan heterotrof.
 Jasad ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon
dalam bentuk anorganik, misalnya CO2 dan senyawa
karbonat.
 Jasad heterotrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon
dalam bentuk senyawa organik.
 Jasad heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan
parasit.
 Jasad saprofit ialah jasad yang dapat menggunakan bahan
organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa jasad yang
telah mati.
 Jasad parasit ialah jasad yang hidup di dalam jasad hidup lain
dan menggunakan bahan dari jasad inang (hospes)-nya.
 Jasad parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada
inangnya disebut jasad patogen.
Berdasarkan sumber energi
Jasad/mikroba Sumber karbon Sumber energi

Fotoototrof Zat anorganik Cahaya matahari


Fotoheterotrof Zat organik Cahaya matahari
Khemotrof Zat anorganik Oksidasi zat anorganik
khemoheterotrof Zat organik Oksidasi zat organi
Berdasarkan sumber donor
elektron
 Berdasarkan atas sumber donor elektron
jasad digolongkan manjadi jasad litotrof
dan organotrof.
 Jasad litotrof ialah jasad yang dapat
menggunakan donor elektron dalam
bentuk senyawa anorganik seperti H2,
NH3, H2S, dan S.
 jasad organotrof ialah jasad yang
menggunakan donor elektron dalam
bentuk senyawa organik.
Berdasarkan sumber energi dan
donor elektron
Jasad/mikroba Sumber Sumber donor contoh
energi elektron

Fotolitotrof Cahaya Zat anorganik Tumbuhan tingkat tinggi, alga


Bakteri belerang
Fotoorganotrof Cahaya Zat organic fotosintetik
Khemolitotrof Oksidasi zat Zat anorganik Bakteri besi, bakteri
Anorganik hidrogen, bakteri nitrifikasi

Khemoorganotrof Oksidasi zat Zat organik Jasad heterotrof


organik
Berdasarkan kebutuhan oksigen
 Berdasarkan akan kebutuhan oksigen,mikroba digolongkan:

 Aerob

 Anaerob

 Mikroaerob

 anaerob fakultatif

 kapnofil.

 Jasad aerob: jasad yang menggunakan oksigen bebas (O2) sebagai satu satunya aseptor
hidrogen yang terakhir dalam proses respirasinya.

 Jasa anaerob/anaerob obligat/anaerob 100%:jasad yang tidak dapat menggunakan


oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses respirasinya.

 Jasad mikroaerob ialah jasad yang hanya memerlukan oksigen dalam jumlah yang sangat
sedikit.

 Jasad aerob fakultatif ialah jasad yang dapat hidup dalam keadaan anaerob maupun
aerob.

 Jasad kapnofil ialah jasad yang memerlukan kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi
Media pertumbuhan MO
adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-
zat makanan / nutrisi yang
diperlukan MO untuk
pertumbuhannya.
Syarat – syarat media pertumbuhan MO :
1. Harus mengandung semua zat hara
yang mudah digunakan oleh mikroba.
2. Harus mempunyai pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba.
3. Harus dalam keadaan steril sebelum
digunakan agar mikroba yang
diinginkan dapat tumbuh dengan
baik.
4. Media harus tidak mengandung zat
penghambat
Bahan – Bahan media
pertumbuhan mikroba

Nutrisi / Bahan Bahan yang


Bahan Dasar sering
zat makanan Tambahan
digunakan
dalam
pembuatan
media
Bahan Dasar
Air

Agar

Gelatin

Silica gel
Nutrisi / zat makanan  Bahan Tambahan
 Sumber Karbon dan
Bahan yang ditambahkan ke
energi
medium dengan tujuan
 Sumber Nitrogen
tertentu, misalnya phenol red
 Vitamin
ditambahkan untuk indikator
 Faktor pertumbuhan
perubahan pH akibat produksi
asam organik hasil
metabolisme.
Bahan yang sering digunakan
dalam pembuatan media

Meat Yeast
Agar Peptone Karbohidrat
extract extract
Macam-macam media pertumbuahan

Medium Medium Medium


berdasarkan sifat berdasarkan berdasarkan
fisik komposisi tujuan

 Medium Padat  Medium untuk isolasi


 Medium sintesis
 Medium selektif /
 Medium setengah  Medium semi sintesis penghambat
padat  Medium diperkaya
 Medium non sintesis
(enrichment)
 Medium Cair  Media untuk peremajaan
kultur
 Media untuk menentukan
kebutuhan nutrisi
spesifik
 Media untuk
karakterisasi bakteri
 Media diferensial
 Medium Padat

 media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang lebih
15% agar sehingga media menjadi padat
 umumya dipergunakan untuk bakteri dan ragi, jamur dan kadang-
kadang juga mikroalga

 Medium setengah padat

 penambahan zat pemadat hanya 0,3-0,4% atau kurang dari yang


seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang
banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif.
 umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan
kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif
 Medium Cair

media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan untuk


pertumbuhan mikroalga
STERILISASI
 proses atau kegiatan menghancuran atau memusnahkan semua
mikro-organisme termasuk spora, dari sebuah benda, bahan atau
lingkungan.
 proses atau kegiatan membebaskan bahan,lingkungan, atau benda
dari semua bentuk kehidupan (mikroorganisme).
 Berdasarkan benda yang disterilkan:
1. Sterilisasi lingkungan kerja.
2. Sterilisasi alat-alat dan media.
3. Sterilisasi bahan tanaman (eksplan).

 Macam bentuk sterilisasi dibedakan:


 Sterilisasi Mekanik
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim
dan antibiotik.
Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas
seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb
 Sterilisasi Fisik

Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung):
membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering:
sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll
c. Uap air panas:
konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan: menggunalkan autoklaf
AUTOCLAVE

 Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari


uap air. Temperature sterilisasi biasanya 121o C, tekanan yang biasa
digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Autoclave
 Penyinaran dengan UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV
 Sterilisasi media tidak boleh terlalu lama krn dapat menyebabkan:
a. Penguraian gula.
b. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
c. Inaktivasi sitokinin zeatin riboside.
d. Perubahan pH yg berakibat depolimerisasi agar.

 Anjuran minimal waktu utk sterilisasi media

Volume Media (ml) Waktu yg diperlukan (121 0C)


20 – 50 15 menit
75 20 menit
250 – 500 25 menit
1000 30 menit
1500 35 menit
2000 40 menit
Sterilisaisi kimiawi

Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan


bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen
Macam-macam desinfektan yang digunakan:

 Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang
kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak
menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh
karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
 Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-
alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas
kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid
yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus
memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis,
fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati
setelah 10 jam.
 Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.
Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine)
 Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun
karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan
di rumah sakit dan laboratorium.
 Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Oligodinamik
Daya bunuh terhadap mikroorganisme yang dimiliki oleh logam

Logam-logam berat tersebut adalah:


Hg, Ag, AS, Zn.
Kerja Aseptik
Teknik aseptis atau steril adalah suatu
sistem bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan
mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi
terhadap kultur mikroorganisme yang
diinginkan.
Aturan Umum Teknik Aseptis:
1. Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara,
misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu
dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang. Penggunaan kabinet biosafety dapat
menjaga dan mengatur aliran udara tetapi ini bukan merupakan suatu jaminan
mutlak dari resiko terkontaminasi.
2. Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan
digunakan. Kultur tua atau pipet bekas seharusnya tidak berada di meja kerja.
Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.
3. Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum
digunakan. Di sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70%
untuk membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika
telah selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan
lagi.
4. Semua peralatan (pipet, cawan dll.) yang digunakan harus steril. Sebaiknya
semua peralatan yang telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang
sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka sebaiknya
jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali pakai atau bukan (pipet,
syringe dll.)diperiksa terlebih dahulu apakah terdapat kebocoran atau tersobek.
5. Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir pergerakan tangan.
Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan kanan (jarum inokulum, filler, pipet dll.) letakkan
disebelah kanan begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer dll.) terkecuali untuk
tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan ruang lapang untuk bekerja.
6. Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh mikroorganisme yang
menempel.
7. Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan alat untuk
prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk
mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta
cadangannya.
8. Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan membantu melindungi dari
tumpahan biakan atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan sarung tangan dirasa tidak
bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti dipastikan tidak berbahaya.
9. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun bila tidak
ada desinfektan. Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada di tangan.
10. Minimalisasi gerak : pergerakan tangan dapat menciptakan aliran udara . semakin cepat
pergerakannya semakin cepat aliran udara yang ditimbulkan. Pergerakan lengan sebaiknya dilakukan
seperlu mungkin dan bergerak secara lembut.
11. Minimalisasi jarak : jarak antar peralatan diatur seefektif dan seefisien mungikn, antar peralatan
jangan diletakkan terlalu jauh.
12. Minimalisasi keterpaparan : semakin sering menggerakkan sesuatu (mis: cawan berisi media)
melewati udara maka semakin besar partikel udara untuk masuk. Semakin lama tutup erlenmeyer
terbuka juga semakin besar terkontaminasi (Suhardin 2008).

Anda mungkin juga menyukai