Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

A. Konsep Dasar Teori


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melaukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada
dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh
gelisah yang tidak terkontrol (Kusumawati dan Hartono, 2010).
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan individu yang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan/ menciderai diri sendiri,
orang lain bahkan dapat merusak lingkungan (Yusuf, 2015).

2. Etiologi
Menurut Direja (2011) faktor-faktor yang menyebabkan perilaku
kekerasan pada pasien gangguan jiwa antara lain:
a. Faktor predisposisi
1) Faktor psikologis
a) Terhadap asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan
mengalami hambatan akan timbul dorongan agresif yang
memotivasi perilaku kekerasan
b) Berdasarkan mekanisme koping individu dan masa kecil yang
tidak menyenangkan
c) Rasa frustasi
d) Adanya kekerasan dalam rumah atau lingkungan sekitar rumah
e) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan
tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang
rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan
prestise yang dapat meningkatkan citra diriserta memberikan
arti dalam kehidupannya. teori lainnya berasumsi bahwa
perilaku agresi dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan
secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaannya dan
rendahnya hargadiri pelaku tindak kekerasan.
f) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku
yang dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik
dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-
anak tanpa faktor predisposisi biologic
2) Faktor sosial budaya
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima
perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaiannya masalah perilaku
kekerasan merupakan faktor predis posisi terjadinya perilaku
kekerasan.
3) Faktor biologis
a) pengaruh neurofisiologik
b) pengaruh biokimia
c) pengaruh genetic
d) gangguan otak
b. faktor Presipitasi
seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa
injury secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor
pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
1) klien : kelemahan fisik, keputusan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan
2) interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti,
konflik, merasa terancam baik internal dari permasalahan diri
sendiri atau orang lain
3) lingkungan : panas, padat bising
Menurut (fitria, 2009) hal-hal yang dapat menimbulkan prilaku kekerasan
adalah :
1. kesulitan kondisi sosial dan
ekonomi
2. kesulitan dalam
mengkomunikasikan sesuatu
3. ketidaksiapan seorang ibu
dalam merawat anaknya dan tidak mampunya dirinya untuk menjadi
dewasa
4. pelaku mungkin memiliki
riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat dan alkohol serta tidak
mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi
5. kematian anggota keluarga
yang penting

3. Rentang Respon Marah


Adaptasi Maladaktif
Asertif Prestasi Pasif Agresif Amuk/perilaku kekerasan
Menurut (Yosep, 2011) rentang respon marah yaitu :
1) Asertif adalah : kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau
diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberi kelegaan pada
individu dan tidak menimbulkan masalah.
2) Frustasi adalah: respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan
karena tidak reakstis atau hambatan dalam proses percakapan tujuan.
3) Pasif adalah : individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya,
klien tampak pemalu, pendiam sulit diajak bicara karena rendah diri
dan merasa kurang mampu.
4) Agresif adalah: perilaku yang menyertai marah dan merupakan
dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih
terkontrol. Perilaku yang tampak dapat berupa : muka kusam, bicara
kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan.
5) Ngamuk adalah: perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai
kehilangan kontrol diri , individu dapat merusak diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.

4. Tanda dan gejala


Menurut (Radjiman, 2013), tanda dan gejala yang mucul pada perilaku
kekerasan atau agresifitas dilihat dari tingkah laku klien yaitu :
a) Mata melotot, pandangan tajam
b) Berbicara kasar dan kotor
a) Menyatakan perilaku kekerasan
b) Mengatakan perasaan jengkel atau kesal
c) Sering memaksakan kehendak
d) Merampas atau memukul
e) Tekanan darah meningkat
f) Wajah merah. Pupil melebar
g) Mual
h) Kewaspadaan meningkat disertai ketegangan otot.

5. Penatalaksanaan medis
a. Terapi Somatik
Menurut (Depkes RI, 2000, hal 230) menerangkan bahwa terapi
Somatik adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan
jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptife menjadi
perilaku adaktif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada
kondisi fisik klien, tetapi target terapi adalah perilaku klien .
b. Terapi kejang listrik
Terapi kejang listrik atau elektronik convulsive therapy (ECT)
adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang grand
mall dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang
ditempatkan pada pelipis klien. Terapi ini ada awalnya untuk
menangani skizofrenia membutuhkan 20-30 kali terapi biasanya
dilaksanakan adalah tiap 2-3 hari sekali (seminggu 2 kali).

B. Konsep dasar asuhan keperawatan prilaku kekerasan


1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses dan merupakan
proses yang sistematis untuk mengumpulkan data, menganalisis data
dan menentukan diagnosa keperawatan (Keliat, 2014). Adapun data
yang diperoleh pada klien dengan prilaku kekerasan adalah sebagai
berikut: menyatakan melakukan prilaku kekerasan, mengatakan
perasaan jengkel / kesal, sering memaksakan kehendak, merampas atau
memukul. Tekanan darah meningkat. Wajah memerah, pupil melebar,
mual, kewasapadaan meningkat disertai ketegangan otot, pandangan
mata tajam, sering menyendiri, harga diri rendah merasa keinginan
tercapai. Dari data tersebut didapatkan beberapa rumusan masalah:
a) Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
b) Resiko prilaku kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain
c) Kerusakan interaksi sosial: menarik diri
d) Gangguan hubungan sosial: harga diri rendah
e) Ideal diri tidak tercapai.

b. Pohon masalah (Yosep, 2011):

Resiko menciderai diri sendiri


ataupun orang lain

Perilaku kekerasan

Perubahan sensori persepsi:


halusinasi
Isolasi sosial

Gangguan konsep diri harga diri


rendah

Koping keluarga tidak efektif

c. Diagnosa keperawatan diantaranya (Yoseph, 2011):


a) Perilaku kekerasan
b) Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c) Gangguan konsep diri: harga diri rendah
d) Isolasi sosial
e) Perubahan persepsi sensori: halusinasi
DAFTAR PUSTAKA

Direja Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika

Departemen Kesehatan RI. 2000. Keperawatan Jiwa Teori Dan Tindakan


Keperawatan. Jakarta: Depkes Ri

Firtia, Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) Untuk 7
Diagnosa Keperawatan Jiwa Berat Bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta:
Medika

Keliat Budi Anna, Panjaitan Ria Utami, Helen Novya.2012. Model Praktik
Keperawatan Profesional Jiwa Edisi 2.Jakarta: EGC

Kusumawati & Hartono.2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: salemba


medika

Yusuf, Ahmad. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Yosep, Iyus., 2011, Keperawatan Jiwa. Bandung: Refia Aditama


Rencana Asuhan Keperawatan
Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
SP Pasien Setelah.... x pertemuan pasien SP1
Pasien mampu: mampu 1. Identifikasi
1. 1. penyebab, tanda dan
Mengidentifikasi menyebutkan penyebab, tanda gejala serta akibat
penyebab dan tanda gejala, akibat dari perilaku dari perilaku
perilaku kekerasan kekerasan kekerasan
2. 2. 2. Latih cara fisik 1
Menyebutkan jenis memperagakan cara fisik 1 (tarik nafas dalam)
perilaku kekerasan ( menarik nafas dalam) 3. Masukkan dalam
yang pernah untuk mengontrol perilaku jadwal harian pasien
dilakukan kekerasan
3.
Setelah ...x pertemuan, pasien SP 2
Menyebutkan akibat
mampu: 1. Evaluasi kegiatan
dari perilaku
1. Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP 1)
kekerasan yang
yang sudah dilakukan 2. Latih cara fisik 2
pernah dialami
2. Memperagakan cara fisik (pukul bantal/kasur)
4.
untuk mengontrol 3. Masukkan dalam
Menyebutkan cara
kekerasan jadwal harian pasien
mengontrol perilaku
kekerasan dengan Setelah ...x pertemuan, pasien SP 3
cara: mampu: 1. Evaluasi kegiatan
Fisik 1. Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP 1 dan
Sosial/ verbal yang sudah dilakukan SP 2)
Spritual 2. Memperagakan cara sosial 2. Latih secara verbal
Terapi atau verbal untuk seperti menolak
Pengobatan mengontrol perilaku dengan baik,
kekersan meminta dengan baik
dan mengungkapkan
dengan baik
3. Masukkan dalam
jadwal harian pasien
Setelah ...x pertemuan, pasien SP 4
mampu: 1. Evaluasi kegiatan
1. Menyebutkan kegiatan yang lalu (SP 1
yang sudah dilakukan sampai SP 3)
2. Memperagakan cara 2. Latih cara spritual
spritual sesuai agama pasien
3. Masukkan dalam
jadwal harian pasien
SP Keluarga Setelah ...x pertemuan, SP 1
Merawat pasien di keluarga mampu: menjelaskan 1. Mengidentifikasi
rumah penyebab, tanda gejala serta masalah yang
mampu melakukan cara dirasakan keluarga
merawat pasien dalam merawat
pasien
2. Jelaskan tentang
perilaku kekerasan
(penyebab, akibat
dan cara merawat)
3. Latih cara merawat
4. RTL keluarga/
jadwal untuk
merawat pasien
Setelah ...x pertemuan, SP 2
keluarga mampu: menyebutkan 1. Evaluasi kegiaatn
kegiatan yang sudah dilakukan yang lalu (sp 1)
dan mampu merawat serta 2. Latih simulasi 2 cara
dapat membuat RTL lain untuk merawat
pasien
3. Latih langsung
kepasien
4. RTL Keluarga/
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien
Setelah ...x pertemuan, SP 3
keluarga mampu: menyebutkan 1. Evaluasi kegiaatn
kegiatan yang sudah dilakukan yang lalu (sp 1 dan
dan mampu merawat serta sp 2)
dapat membuat RTL 2. Latih langsung
kepasien
3. RTL Keluarga/
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien
Setelah ...x pertemuan, SP 4
keluarga mampu: melakukan 1. Evaluasi kegiaatn
follow up dan rujukan serta yang lalu (sp 1
mampu menyebutkan kegiatan sampai sp 3)
yang sudah dilakukan 2. Latih langsung
kepasien
3. RTL Keluarga follow
up dan rujukan

Anda mungkin juga menyukai