Anda di halaman 1dari 5

Jurnal PSIK – FK Unsyiah Vol. II No.

2
ISSN : 2087-2879
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
Nursing Care Management of Diabetes Mellitus Patients
Devi Darliana
Bagian Keilmuan Keperawatan Keperawatan Medikal Bedah, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh
E-mail: devi.darliana@yahoo.co.id

ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia dapat menyebabkan disfungsi beberapa organ
tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Penyakit DM tidak hanya menimbulkan
dampak fisiologis dan psikologis namun juga dampak ekonomi akibat meningkatnya kebutuhan biaya
pengobatan dan perawatan di rumah sakit serta biaya pemulihan kesehatan selama pasien di rumah. Oleh
karena itu, pengelolaan DM perlu kolaborasi yang baik antara dokter, perawat, ahli gizi, team kesehatan
lainnya dalam mengatasi masalah yang dihadapi pasien.

Kata Kunci: Diabetes mellitus, hiperglikemia, disfungsi organ.

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia due to defects in insulin
secretion, insulin action or both. Hyperglycemia can lead to dysfunction of multiple organs, especially the
eyes, kidneys, nerves, heart and blood vessels. DM disease not only impacts the physiological and
psychological but also economic impacts due to rising medical costs and the need for hospitalization and
convalescence costs for patients in the home. Therefore, the management of diabetes mellitus needs good
collaboration between physicians, nurses, nutritionists, and other health team in addressing problems faced
by patients.

Keywords: Diabetes mellitus, hyperglycemia, organ dysfunction.

PENDAHULUAN Selain itu cara hidup yang sangat


Dampak positif dari pembangunan sibuk dengan pekerjaan mulai dari pagi
yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah hingga sore bahkan malam hari duduk di
pergeseran pola penyakit yang terjadi di belakang meja menyebabkan tidak adanya
Indonesia. Penyakit infeksi dan kekurangan kesempatan untuk berekreasi atau
gizi berangsur turun, meskipun diakui berolahraga. Pola hidup yang berisiko
bahwa angka penyakit infeksi ini masih seperti inilah yang menyebabkan tinggginya
dipertanyakan dengan timbulnya penyakit insiden penyakit jantung koroner, hipertensi,
seperti hepatitis B, AIDS, serta angka hiperlipidemia serta Diabetes Mellitus.
insiden Tuberculosa paru yang masih tinggi. Menurut penelitian epidemiologi yang
Di lain pihak penyakit menahun yang dilakukan di Indonesia, kekerapan diabetes
disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti di Indonesia berkisar antara 1,4% hingga
Diabetes Mellitus meningkat dengan tajam. 1,6%, kecuali di dua tempat yaitu
Perubahan pola penyakit diduga Pekajangan, suatu desa dekat Semarang
akibat perubahan pola makan, dari makanan sebesar 2,3% dan di Manado yang agak
tradisional yang banyak mengandung tinggi 6%. Melihat tendensi insiden diabetes
karbohidrat dan sayur ke pola makan secara global yang diakibatkan oleh
kebarat-baratan, dengan komposisi makanan peningkatan kemakmuran suatu populasi,
yang terlalu banyak mengandung protein, maka dapat diperkirakan dalam kurun waktu
lemak, gula, garam dan mengandung sedikit 1 atau 2 dekade yang akan datang jumlah
serat. Komposisi makanan seperti ini pasien diabetes di Indonesia akan meningkat
terutama terdapat pada makanan siap saji dengan drastis.
yang sangat digemari oleh anak – anak Adapun tujuan penulisan ini adalah
muda bahkan orang tua. untuk meningkatkan pemahaman tentang

132
Idea Nursing Journal Devi Darliana

penyakit Diabetes Mellitus serta manajemen dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa


keperawatan yang perlu diberikan. Metode darah secara enzimatik dengan bahan darah
yang digunakan adalah literature review. plasma vena. Penggunaan bahan darah utuh
(whole blood), vena ataupu kapiler tetap
TINJAUAN KEPUSTAKAAN dapat dipergunakan dengan memperhatikan
Definisi DM angka-angka kriteria diagnostik sesuai
Diabetes Melitus (DM) menurut pembakuan WHO. Pemantauan hasil
American Diabetes Association (ADA) pengobatan dapat dilakukan dengan
adalah suatu penyakit metabolik dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah
karakteristik hiperglikemia yang terjadi primer.
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin Berbagai keluhan dapat ditemukan
atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada pasien Diabetes Mellitus. Kecurigaan
pada diabetes berhubungan dengan adanya
kerusakan jangka panjang, disfungsi DM perlu dipikirkan apabila terdapat
beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, keluhan seperti dibawah ini:
saraf, jantung dan pembuluh darah a) Keluhan Klasik seperti: poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan berat
Etiologi DM badan yang tidak dapat dijelaskan.
Tabel 1. Klasifikasi etiologi DM b) Keluhan lain, seperti: lemah, kesemutan,
gatal, mata kabut, disfungsi ereksi pada pria
Tipe Destruksi sel beta, umumnya menjurus
serta pruritus vulva pada wanita.
I ke defisiensi insulin absolute
- Autoimun Tabel 2. Kriteria diagnosis DM
- Idiopatik 1. Gejala klasik DM + glukosa plasma
Tipe Bervariasi mulai dari yang dominan sewaktu ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/L).
II resistensi insulin disertai defisiensi Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil
insulin relatif sampai defek insulin yang dilihat pada suatu hari tanpa
diserta resistensi insulin memperhatikan waktu makan terakhir.
Tipe - Defek genetik fungsi sel beta Atau
Lain - Defek genetik kerja insulin: 2. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa
resistensi insulin tipe A, ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol). Puasa diartikan
leprechaunisme, sindrom pasien tidak mendapat kalori tambahan
rabson Mendenhall. sedikitnya 8 jam.
- Penyakit eksokrin pancreas: Atau
pancreatitis, 3. Kadar glukosa plasma 2 jam tes toleransi
trauma/pankreatektomi, glukosa oral (TTGO) ≥ 200 mg/dl (11,1
neoplasma, fibrosis kistik mmol). TTGO dilakukan dengan standar
- Endokrinopati: akromegali, WHO, menggunakan beban glukosa yang
sindrom cushing, setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
feokromositoma dilarutkan ke dalam air.
- Obat atau zat kimia: vacor,
pentamidin, asam nikotinat, Patofisiologis
glukokortikoid, hormone Sebagian besar gambaran patologik
tiroid, diazoxid, tiazid
dari DM dapat dihubungkan dengan salah
- Infeksi: rubella congenital
- Imunologi (jarang): sindrom satu efek utama akibat kurangnya insulin
stiff-man, anti bodi anti berikut: a) Berkurangnya pemakaian
reseptor insulin glukosa oleh sel–sel tubuh yang
- Sindrom genetik lain yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa
berkaitan dengan DM darah. b) Peningkatan mobilisasi lemak dari
Diabetes Mellitus Gestasional daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme
Diagnosis lemak yang abnormal disertai dengan
Diagnosis DM ditegakkan endapan kolestrol pada dinding pembuluh
berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah. c) Berkurangnya protein dalam
darah. Pemeriksaan glukosa darah yang jaringan tubuh.

133
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2

Defisiensi insulin membuat seseorang pendidikan dan pelatihan mengenai


tidak dapat mempertahankan kadar glukosa pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien
plasma puasa yang normal atau toleransi diabetes yang bertujuan menunjang
sesudah makan. Pada hiperglikemia berat perubahan perilaku untuk meningkatkan
yang melebihi ambang ginjal normal pemahaman pasien akan penyakitnya, yang
(konsentrasi glukosa darah sebesar 160–180 diperlukan untuk mencapai kesehatan yang
mg/100 ml), akan timbul glikosuria karena optimal, penyesuaian keadaan psikologik
tubulus–tubulus renalis tidak dapat serta kualitas hidup yang lebih baik. Edukasi
menyerap kembali semua glukosa. merupakan bagian integral dari asuhan
Glukosuria akan mengakibatkan diuresis keperawatan pasien diabetes. 2) Terapi gizi
osmotik yang menyebabkan poliuri disertai medis, keberhasilan terapi gizi medis (TGM)
kehilangan sodium, klorida, potasium, dan dapat dicapai dengan melibatkan seluruh tim
pospat. Adanya poliuri menyebabkan (dokter, ahli gizi, perawat, serta pasien itu
dehidrasi dan timbul polidipsi. sendiri). Setiap pasien DM harus mendapat
Adanya glukosa yang keluar bersama TGM sesuai dengan kebutuhannya untuk
urine akan menyebabkan pasien mengalami mencapai sasaran terapi. Pasien DM perlu
keseimbangan protein negatif dan berat ditekankan pentingnya keteraturan makan
badan menurun serta cenderung terjadi dalam hal jadwal, jenis dan jumlah
polifagi. Akibat yang lain adalah astenia makanan, terutama pasien yang
atau kekurangan energi sehingga pasien menggunakan obat penurun glukosa darah
menjadi cepat telah dan mengantuk yang atau insulin. Standar yang dianjurkan adalah
disebabkan oleh berkurangnya atau makanan dengan komposisi seimbang baik
hilangnya protein tubuh dan juga karbohidrat, protein dan lemak sesuai
berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk dengan kecukupan gizi: Karbohidrat: 60-
energi. Hiperglikemia yang lama akan 70%, protein: 10-15%, lemak: 20-25%.
menyebabkan arterosklerosis, penebalan Jumlah kalori disesuaikan dengan
membran basalis dan perubahan pada saraf pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut
perifer, Hal ini akan memudahkan terjadinya dan kegiatan jasmani untuk
gangren. mempertahankan berat badan idaman.
a) Latihan jasmani, kegiatan jasmani
Penatalaksanaan sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur
Penatalaksanaan DM dilakukan untuk (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30
meningkatkan kualitas hidup pasien yang menit) merupakan hal penting yang harus
menderita DM. Periode penatalaksanaan dilakukan untuk menjaga kebugaran,
DM yaitu: menurunkan berat badan, memperbaiki
a) Jangka pendek, pada masa ini sensitifitas insulin sehingga dapat
penatalaksanaan bertujuan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Latihan
menghilangkan keluhan dan tanda DM, yang dianjurkan adalah latihan yang bersifat
mempertahankan rasa nyaman dan aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,
tercapainya target pengendalian glukosa jogging dan berenang. Latihan sebaiknya
darah. b) angka panjang, bertujuan untuk dilakukan sesuai umur dam status kesegaran
mencegah dan menghambat progresivitas jasmani. Pada individu yang relative sehat,
penyulit mikroangiopati, makroangiopati, intensitas latihan dapat ditingkatkan,
dan neuropati. Tujuan akhir adalah sedangkan yang sudah mengalami
menurunkan morbiditas dan mortalitas DM. komplikasi DM latihan dapat dikurangi.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan b) Intervensi farmakologis, intervensi
pengendalian glukosa darah, tekanan darah, farmakologis ditambahkan jika sasaran
berat badan dan lipid profile, melalui glukosa darah belum tercapai dengan
pengelolaan pasien secara holistik dengan pengaturan makan dan latihan jasmani.
mengajarkan perawatan mandiri dan Pengelolaan diabetes secara
perubahan perilaku. farmakologis dapat berupa pemberian:
Pilar penatalaksanaan DM ada 4 1) Obat hipoglikemik oral (OHO),
yaitu: 1) Edukasi, edukasi diabetes adalah berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi atas

134
Idea Nursing Journal Devi Darliana

4 golongan yaitu: a) Pemicu sekresi insulin: hipoglikemik oral (OHO), g) Terapi insulin
sulfonilurea dan glinid, b) Penambah tunggal atau kombinasi disesuaikan dengan
sensitivitas terhadap insulin: biguanid, kebutuhan pasien dan respon individu
tiazolidindion, c) Penghambat terhadap insulin, yang dinilai dari hasil
glukoneogenesi: Metformin, d) Penghambat pemeriksaan kadar glukosa darah.
absorbsi glukosa: penghambat glukosidase
alfa. MANAJEMEN KEPERAWATAN
2) Insulin, pemberian insulin lebih Berdasarkan konsep dasar tentang
dini akan menunujukkan hasil klinis yang Diabetes Mellitus maka diagnosa
lebih baik, terutama masalah glukotosisitas. keperawatan yang biasa dijumpai pada
Hal ini menunjukkan hasil perbaikkan fungsi pasien dengan DM adalah sebagai berikut:
sel beta pankreas.Terapi insulin dapat 1) Risiko defisit cairan berhubungan dengan
mencegah kerusakan endetol, menekan poliuria dan dehidrasi ,2) Perubahan nutrisi
proses inflamasi, mengurangi kejadian berhubunga dengan perubahan
apoptosis serta memperbaiki profil lipid. keseimbangan insulin, makanan dan aktifitas
Insulin diperlukan pada keadaan: fisik, 3) Cemas berhubungan dengan
a) Penurunan berat badan yang cepat, b) ketidakmampuan menangani DM, kesalahan
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis, c) informasi mengenai DM, 4) Kurang
Ketoasidosis diabetik, d) Hiperglikemia pengetahuan berhubungan dengan
dengan asidosis laktat, e) Gagal dengan kurangnya informasi tentang perawatan
kombinasi OHO dosis hampir maksimal, mandiri Diabetes.
f) Stres berat (infeksi sistemik, operasi Adapun intervensi yang dapat
besar, stroke, infark miokardial), g) dilakukan terkait dengan diagnosa
Kehamilan dengan diabetes gestasional yang keperawatan diatas adalah: 1)
tidak terkendali dengan perencanaan makan, Mempertahankan keseimbangan cairan dan
h) Gangguan fungsi ginjal dan hati yang elektrolit, intake dan output cairan harus
berat, i) Kontraindikasi dan ataua alergi diukur. Elektrolit dan cairan intra vena
OHO diberikan sesuai kebutuhan pasien. Nilai
Dasar pemikiran Terapi Insulin, a) elektrolit serum perlu dipantau untuk
Sekresi insulin fisiologis terdiri dari sekresi mendeteksi adanya tanda - tanda
basal dan sekresi prandial. Terapi insulin dehidrasi: takikardia, hipotensi ortostatik,
diupayakan mampu meniru pola sekresi 2) Memperbaiki asupan nutrisi, diet disertai
insulin yang fisiologis, b) Defisiensi insulin pengendalian kadar glukosa darah
dapat berupa defisiensi insulin basal, insulin merupakan tujuan utama yang ingin dicapai.
prandial atau keduanya. Defisiensi insulin Dalam menentukan diet, gaya hidup, latar
basal menyebabkan timbulnya hiperglikemia belakang budaya, tingkat aktifitas dan
pada keadaan puasa, sedangkan defisiensi makanan kegemaran pasien perlu
insulin prandial akan menimbulkan diperhatikan. Pasien dianjurkan
hiperglikemi setelah makan, c) Terapi menghabiskan porsi yang telah disediakan .
insulin untuk substitusi ditujukan untuk Selain itu perawat harus memastikan
melakukan koreksi terhadap defisiensi yang perubahan pemberian insulin untuk
terjadi, e) Terapi insulin dapat diberikan mengatasi keterlambatan makan akibat
secara tunggal berupa: insulin kerja cepat tindakan diagnostik dan prosedur lainnya.
(rapid insulin), kerja pendek (short acting), 3) Mengurangi kecemasan, perawat dapat
kerja menengah (intermediate acting), kerja memberikan dukungan emosional dan
panjang (long acting) atau insulin campuran meluangkan waktu mendampingi pasien
tetap (premixed insulin), f) Pemberian dapat dalam mengungkapkan perasaan
juga diberikan secara kombinasi antara kekhawatiran dan kecemasannya. Setiap
insulin kerja cepat atau insulin kerja pendek kesalahpahaman pasien dan keluarga
untuk koreksi defisiensi insulin prandial, mengenai DMs harus dihilangkan. 4)
dengan kerja menengah atau kerja panjang Pendidikan kesehatan di rumah, pasien harus
untuk koreksi defisiensi insulin basal, serta diajarkan ketrampilan mengenai:
dapat dilakukan kombinasi dengan obat penyuntikan insulin, pemantauan kadar

135
Idea Nursing Journal Vol. II No. 2

glukosa darah, pengenalan terapi dan Black, J.M., & Hawk, J.H. (2005). Medical
pencegahan komplikasi akut (hipoglikemia Surgical Nursing Clinical
dan hiperglikemia). Apabila pasien memiliki Management for Positive Outcomes.
tanda-tanda komplikasi diabetes jangka (7th Ed), St. Louis, Missouri : Elsevier
panjang, maka perawatan kaki yang tepat Saunders.
sebagai perilaku preventif perlu diajarkan.
Ignativius, D.D., & Workman, M.L. (2006).
PENUTUP Medical-Surgical Nursing : Critical
Tanda dan gejala yang sering Thingking For Collaborative Care.
dijumpai pada pasien DM adalah poliuria, (4th Ed), St. Louis, Missouri : Elsevier
polidipsia, polifagia dan penurunan berat Saunders.
badan yang tidak dapat di jelaskan. Selain
itu gejala lain yang bisa dijumpai adalah Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., &
lemah, kesemutan, gatal, mata kabut, Cheever, K.H. (2008). Brunner &
disfungsi ereksi pada pria serta pruritus Suddarth’s Textbook of Medical-
vulva pada wanita. Surgical Nursing. (11th Ed),
Ada 4 pilar penatalaksanaan DM Philadelphia : Lippincott Williams &
yaitu: edukasi, terapi gizi medis, latihan Wilkins.
jasmani serta insulin. Penatalaksanaan DM
bertujuan untuk menghilangkan keluhan Soegondo, S, Soewondo, P; Subekti, I, dkk.
dan tanda DM, mempertahankan rasa Editor (2007) PB PERKENI.
nyaman dan tercapainya target pengendalian Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
glukosa darah. Penatalaksanaan DM Terpadu. PB PERKENI Jakarta
memerlukan kolaborasi antara dokter,
perawat, ahli gizi, team kesehatan lainnya Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi I.,
Simadibrata, M., & Setiati, S., et al.
KEPUSTAKAAN (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi 4, Jakarta : FKU
American Diabetes Association. (2004).
Medical Management of Type 2
Diabetes, fifth Edition.

136

Anda mungkin juga menyukai