PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia semakin lama semakin tercemar oleh limbah yang semakin lama
membuat keadaan lingkungan seperti air, udara dan tanah ikut tercemar.
Meskipun alam dapat memiliki kemamuan alami jika terjadi pencemaran dan
dapat kembali seperti semula, tetapi jika terus-menerus tercemar maka air,
udara dan tanah dapat kehilangan fungsinya dan rusak. Oksigen yang
terkandung dalam udara tidak lagi bersih, air menjadi keruh dan tanah tidak
menjadi subur lagi.
Dampak dari pembuangan dari hasil limbah yang tidak diolah sebelumnya
atau hanya dibuang begitu saja membuat masyarakat yang tinggal disekitar
pembuangan limbah menjadi khawatir. Eksplorasi pertambangan emas dan
tembaga tidak hanya memperburuk kualitas sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang merugikan generasi masa kini tetapi juga kerugian bagi generasi
yang akan datang.
Kemajuan dalam bidang industri yang sangat pesat diindonesia,
mengakibatkan banyak perusahaan membuka lahan pertambangan baru
didaerah indonesia. Pertambangan yang dilakukan oleh pengusaha diindonesia
dilakukan hanya untuk bertujuan komersial diri pribadi mereka sendiri
sehingga dampak hasil yang didapatkan dari pertambangan dapat berimbas
kepada lingkungan. Lingkungan yang berada pada sekitaran lahan
pertambangan mengakibatkan kesehatan lingkungan berkurang malah makin
memburuk. Sebab pertambangan yang dilakukan dapat dikarenakan banyak
penyalahgunaan proses pertambangan. Proses pertambangan sudah diatur
dalam perizinan pertambangan oleh Kementrian Pertambangan dan Energi,
namun banyak pengusaha nakal yang melakukan penyalahgunaan proses
pertambangan seperti tidak memerhatikan limbah hasil pembuangan proses
1
pertambangan serta penggunaan lahan yang berlebihan yang tidak sesuai
dengan kontrak kerja pertambangan.
Limbah-limbah pertambangan jika dikelola dan diolah dengan baik akan
mengurangi masalah pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan metode
pengolahan limbah yang tepat, terjadinya pencemaran lingkungan dapat
dicegah. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya harus menanggapi dengan
serius masalah pembuangan limbah pertambangan ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pertambangan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertambangan
Pertambangan merupakan suatu aktivitas penggalian, pembongkaran serta
pengangkutan suatu endapan mineral yang terkandung dalam suatu area
berdasarkan beberapa tahapan kegiatan secara efektif dan ekonomis dengan
menggunakan peralatan mekanis serta beberapa peralatan sesuai dengan
perkembangan teknologi saat ini.
Hakikatnya pembangunan sector pertambangan dan energy mengupayakan
suatu proses pengembangan sumber daya mineral dan energi yang potensial
untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
Sumber daya mineral merupakan suatu sumber daya yang bersifat tidak
terbaharui (wasting asset or un renewable). Oleh karena itu penerapammya
diharapkan mampu menjaga keseimbangan serta keselamatan kinerja dan
kelestarian lingkuan hidup maupun masyarakat sekitar.
3
dan batuan. Merkuri yang dilepaskan ke sungai ini akan memasuki rantai
makanan melalui hewan air. Mereka yang mengonsumsi ikan memiliki risiko
lebih besar menelan racun tersebut.
Bahan kimia seperti merkuri, sianida, asam sulfat, arsen dan merkuri
metil digunakan dalam berbagai tahap pertambangan. Sebagian besar
bahan kimia yang dilepaskan ke sungai terdekat akan mencemari air.
4
Terlepas dari pipa yang digunakan untuk membuang bahan kimia ke
dalam air, kemungkinan kebocoran pipa akan selalu ada.
Pelepasan bahan kimia beracun ke dalam air jelas berbahaya bagi
flora dan fauna di air. Selain polusi, proses pertambangan
membutuhkan air dari sumber air di dekatnya. Misalnya, air yang
digunakan untuk mencuci kotoran dari batubara. Hasilnya adalah bahwa
kadar air dari sungai atau danau dari mana air yang digunakan akan
berkurang. Organisme dalam air juga tidak memiliki cukup air untuk
kelangsungan hidup mereka. Hal ini bahkan mencemari sungai dengan
senyawa-senyawa berbahaya yang berhubungan dengan sulfida logam.
Pengerukan sungai adalah metode yang dipakai dalam /pertambangan
emas/. Dalam metode ini, kerikil dan lumpur disedot dari daerah
tertentu dari sungai. Setelah fragmen emas disaring, lumpur dan
kerikil yang tersisa dilepaskan kembali ke sungai, meskipun di
lokasi yang berbeda dari tempat yang sebelumnya diambil. Hal ini
akan mengganggu aliran sungai yang dapat menyebabkan ikan dan
organisme mati.
3. Penyebaran penyakit
Sisa-sisa limbah cair yang dibuang dalam lubang tambang akan tergenang.
Hal ini menjadi tempat berkembang biak bagi penyakit yang terbawa air,
yang menyebabkan serangga dan organisme seperti nyamuk untuk
berkembang.
5
Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang
mengandung logam berat kususnya mercury diantaranya ialah dengan
teknologi Low TemperatureThermal Desorption (LTTD) atau dengan
teknologi Phytoremediation. Pada sistem thermal desorption, material
diuraikan pada suhu rendah (< 300 oC) dengan pemanasan tidak langsung
serta kondisi tekanan udara yang rendah (vakum). Dengan kondisi tersebut
material akan lebih mudah diuapkan dibandingkan dalam tekanan tinggi. Jadi
dalam sistem ini yang terjadi adalah proses fisika tidak ada reaksi kimia
seperti misalnya reaksi oksidasi.
Cara ini sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang
mudah menguap misalnya, (volatile organic compounds/VOCs), semi-volatile
organic compounds (SVOCs), (poly aromatic hydrocarbon/PAHs), (poly
chlorinated biphenyl/PCBs), minyak, pestisida dan beberapa logam Cadmium,
Mercury Timbal serta non logam misal Arsen, Sulfur, Chlor dan lain-lain.
Material yang telah terpisah dalam bentuk uapnya akan lebih mudah untuk
dikumpulkan kembali dengan cara dikondensasikan, diadsorbsi menggunakan
filter, larutan atau media lain sehingga tidak tersebar kemana-mana. Dengan
sistem thermal desorption material yang berbahaya di pisahkan agar lebih
mudah untuk ditangani entah akan dibuang atau dimanfaatkan kembali,
sedangkan bahan-bahan organik yang sukar menguap akan terkarbonisasi
menjadi arang.
Limbah padat yang mengandung polutan mercury dan arsen dimasukkan
ke dalam sistem LTTD, limbah akan mengalami pemanasan tidak langsung
dengan kondisi tekanan udara lebih kecil dari 1 atmosfer. Polutan mercury dan
arsen akan menguap (desorpsi), sedangkan limbah padat yang telah bersih dari
polutan dapat dibuang ke tempat penampungan. Kemudian uap polutan yang
terbentuk dialirkan ke dalam media pengabsorpsi (absorber). Untuk
menangkap uap logam mercury dapat digunakan butiran logam perak atau
tembaga yang kemudian membentuk amalgam. Sedangkan untuk menangkap
ion-ion mercury dan arsen dapat digunakan larutan hidroksida (OH-), sulfida
(S2–) yang akan mengendapkan ion-ion tersebut. Dalam sistem ini perlu
6
ditambahkan wet scrubber dan filter karbon untuk menangkap partikulat dan
gas-gas beracun yang mungkin terbentuk pada proses desorbsi. Keunggulan
sistem ini ialah prosesnya cepat dan biaya investasi peralatan dan
operasionalnya murah, unitnya dapat dibuat kecil sehingga dapat dibuat sistem
yang mobil.
Teknologi mengolah limbah dengan sistem Phytoremediasi, menggunakan
tanaman sebagai alat pengolah bahan pencemar. Pada limbah padat atau cair
yang akan diolah, ditanami dengan tanaman tertentu yang dapat menyerap,
mengumpulkan, mendegradasi bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat
di dalam limbah tersebut. Banyak istilah yang diberikan pada sistem ini sesuai
dengan mekanisme yang terjadi pada prosesnya. Misalnya : Phytostabilization,
yaitu polutan distabilkan di dalam tanah oleh pengaruh tanaman,
Phytostimulation : akar tanaman menstimulasi penghancuran polutan dengan
bantuan bakteri rhizosphere, Phytodegradation, yaitu tanaman mendegradasi
polutan dengan atau tanpa menyimpannya di dalam daun, batang atau akarnya
untuk sementara waktu, Phytoextraction, yaitu polutan terakumulasi di
jaringan tanaman terutama daun, Phytovolatilization, yaitu polutan oleh
tanaman diubah menjadi senyawa yang mudah menguap sehingga dapat
dilepaskan ke udara, dan Rhizofiltration, yaitu polutan diambil dari air oleh
akar tanaman pada sistem hydroponic.
Proses remediasi polutan dari dalam tanah atau air terjadi karena jenis
tanaman tertentu dapat melepaskan zat carriers yang biasanya berupa
senyawaan kelat, protein, glukosida yang berfungsi mengikat zat polutan
tertentu kemudian dikumpulkan dijaringan tanaman misalnya pada daun atau
akar. Keunggulan sistem phytoremediasi diantaranya ialah biayanya murah
dan dapat dikerjakan insitu, tetapi kekurangannya diantaranya ialah perlu
waktu yang lama dan diperlukan pupuk untuk menjaga kesuburan tanaman,
akar tanaman biasanya pendek sehingga tidak dapat menjangkau bagian tanah
yang dalam. Yang perlu diingat ialah setelah dipanen, tanaman yang
kemungkinan masih mengandung polutan beracun ini harus ditangani secara
khusus.
7
b) Tipe limbah Ekstraksi batuan penutup dan batuan limbah
Upaya pengelolaan:
7. Melakukan pemantauan air permukaan untuk memperoleh data base line dan
melanjutkan kegiatan pemantauan selama kegiatan operasi dan pasca tambang
8. Menggunakan sistem pengendalian drainase untuk meminimalkan terjadinya
infiltrasi
c) Proses pengolahan pengendapan tailing
Upaya pengelolaan:
8
Minimalisasi penggunaan pagar atau pembatas lainnya yang menghalangi
jalur migrasi hewan liar. Jika penggunaan pagar tidak dapat dihindari
gunakan terowongan, pintu-pintu, dan jembatan penyeberangan bagi
hewan liar.
Batasi dampak yang disebabkan oleh frakmentasi habitat minimalisasi
jumlah jalan akses dan tutup serta rehabilitasi jalan-jalan yang tidak
digunakan lagi.
Larangan berburu hewan liar di kawasan tambang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wedaran.com/6165/dampak-negatif-pertambangan-terhadap-lingkungan-
hidup/
http://lindasetianingsih.blogspot.co.id/2013/04/pertambangan.html
10
http://akuulupa.blogspot.co.id/2014/04/pencemaran-lingkungan-akibat-limbah.html
http://www.ima-
api.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1255:pemanfaatan-
limbah-tailing-minim&catid=47:media-news&Itemid=98&lang=id
11