A. DEFINISI
Gagal nafas merupakan kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankan pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) dalam
jumlah yangdapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan.
B. ETIOLOGI
Etiologi (buku ajar patofisiologi,kowalak dkk, 2011)
1. Depresi Sistem saraf pusat : Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi
tidak adekuat. Pusat pernafasan yang menngendalikan pernapasan, terletak
dibawah batang otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan
dangkal.
2. Gangguan ventilasi : Gangguan ventilasi disebabkan oleh kelainan
intrapulmonal maupun ekstrapulmonal. Kelainan intrapulmonal meliputi
kelainan pada saluran napas bawah, sirkulasi pulmonal, jaringan, dan daerah
kapiler alveolar. Kelainan ekstrapulmonal disebabkan oleh obstruksi akut
maupun obstruksi kronik. Obstruksi akut disebabkan oleh fleksi leher pada
pasien tidak sadar, spasme larink, atau oedema larink, epiglotis akut, dan
tumor pada trakhea. Obstruksi kronik, misalnya pada emfisema, bronkhitis
kronik, asma, COPD, cystic fibrosis, bronkhiektasis terutama yang disertai
dengan sepsis.
3. Gangguan kesetimbangan ventilasi perfusi (V/Q Missmatch) : Peningkatan
deadspace (ruang rugi), seperti pada tromboemboli, emfisema, dan
bronkhiektasis.
4. Trauma : Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab
gagal nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran
dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan
nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur
tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest
dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah
untuk memperbaiki patologi yang mendasar
5. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks : Merupakan kondisi yang
mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. Kondisi ini
biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau
trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
6. Penyakit akut paru : Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia
kimiawi atau pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi
dan materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis,
embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang
menyababkan gagal nafas.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi
a. Gagal napas akut
Gagal napas akut terjadi dalam hitungan menit hingga jam, yang
ditandai dengan perubahan hasil analisa gas darah yang mengancam jiwa.
Terjadi peningkatan kadar PaCO2. Gagal napas akut timbul pada pasien
yang keadaan parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum
awitan penyakit timbul.
b. Gagal napas kronik
Gagal napas kronik terjadi dalam beberapa hari. Biasanya terjadi pada
pasien dengan penyakit paru kronik, seperti bronkhitis kronik dan
emfisema. Pasien akan mengalami toleransi terhadap hipoksia dan
hiperkapneu yang memburuk secara bertahap.
2. Farmakologi
a. Terapi oksigen untuk meningkatkan oksigenasi dan menaikan PaO2.
b. Ventilasi mekanis dengan pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi
jika perlu untuk memberikan oksigenasi yang adekuat dan membalikkan
keadaan asidosis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang (kowalak jenifer, 2011)
1. Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg
2. Oksimetri nadi dapat menunjukkan penurunan saturasi oksigen arterial.
3. Kadar hemoglobin serum dan hematokrit menunjukkan penurunan kapasitas
mengangkut oksigen.
4. Elektrolit menunjukkan hipokalemia dan hipokloremia
Hipokalemia dapat terjadi karena hiperventilasi kompensasiyang merupakan
upaya tubuh untuk mengoreksi asidosis.
Hipokloremia biasanya terjadi alkalosis metabolik. Pemeriksaan kultur darah
dapat menemukan kuman patogen.
5. Kateterisasi arteri pulmonalis membantu membedakan penyebab pulmoner
atau kardiovaskuler pasa gagal nafas akut dan memantau tekanan
hemodinamika.
G. KOMPLIKASI
1. Hipoksia jaringan
2. Asidosis respiratorik kronis : kondisi medis dimana paru-paru tidak dapat
mengeluarkan semua karbondioksida yang dihasilkan dalam tubuh. Hal
ini mengakibatkan gangguan keseimbangan asam-basa dan membuat
cairan tubuh lebih asam, terutama darah.
3. Henti napas
4. henti jantung
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Identitas Klien : dapat terjadi pada semua usia, baik laki-laki atau
perempuan
Keluhan utama : sesak nafas
Riwayat Keperawatan (Nursing History)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada umumnya klien datang ke RS dengan keluhan sesak nafas atau
sulit bernafas.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada umumnya terdapat riwayat penyakit yang berhubungan dengan
paru seperti pneumonia, emfisema, asma, ataupun penyakit yang
berhubungan dengan kardiak atau jantung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pada umumnya keluarga memiliki riwayat penyakit paru seperti
pneumonia, ppok, asma, dsb
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
(Tanda-tanda vital bervariasi namun pada umumnya RR meningkat)
a. B1 (Breathing)
Inspeksi
Kesulitan bernafas tampak dalam perubahan irama dan frekuensi
pernafasan. Keadaan normal frekuensi pernafasan 16-20x/menit dengan
amplitude yang cukup besar. Jika seseorang bernafas lambat dan
dangkal, itu menunjukan adanya depresi pusat pernafasan. Penyakit akut
paru sering menunjukan frekuensi pernafasan > 20x/menit atau karena
penyakit sistemik seperti sepsis, perdarahan, syok, dan gangguan
metabolic seperti diabetes militus.
Palpasi
Perawat harus memerhatikan pelebaran ICS dan penurunan taktil
fremitus yang menjadi penyebab utama gagal nafas.
Perkusi
Perkusi yang dilakukan dengan saksama dan cermat dapat ditemukan
daerah redup- sampai daerah dengan daerah nafas melemah yang
disebabkkan oleh peneballan pleura, efusi pleura yang cukup banyak,
dan hipersonor, bila ditemukan pneumothoraks atau emfisema paru.
Auskultasi
Auskultasi untuk menilai apakah ada bunyi nafas tambahan seperti
wheezing dan ronki serta untuk menentukan dengan tepat lokasi yang
didapat dari kelainan yang ada.
b. B2 (Blood)
Monitor dampak gagal nafas pada status kardovaskuler meliputi
keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan darah dan CRT.
c. B3 (Brain)
Pengkajian perubahan status mental penting dilakukan perawat karena
merupakan gejala sekunder yang terjadi akibat gangguan pertukaran
gas. Diperlukanan pemeriksaan GCS unruk menentukan tiingkat
kesadaran.
d. B4 (Bladder
Pengukuran volume output urin perlu dilakukan karena berkaitan
dengan intake cairan. Oleh karena itu, perlu memonitor adanya oliguria,
karena hal tersebut merupaka tanda awal dari syok.
e. B5 (Boowel)
Pengkajian terhadap status nutrisi klien meliputi jumlah, frekuensi dan
kesulitan-kesulitan dalam memenuhi kebutuhanya. Pada klien sesak
nafas potensial terjadi kekurangan pemenuhan nutrisi, hal ini karena
terjadi dipnea saat makan, laju metabolism, serta kecemasan yang
dialami klien.
f. B6 (Bone)
Dikaji adanya edema ekstermitas, tremor, tanda-tanda infeksi pada
ekstermitas, turgon kulit, kelembaban, pengelupasan atau bersik pada
dermis/ integument.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Monitor Pernafasan
Defenisi :
Sekumpulan data dan
analisis keaadan pasien
untuk memastikan
kepatenan jalan nafas
dan kecukupan
pertukaran gas
Aktivitas – aktivitas :
1. Monitor kecepatan,
irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas
2. Catat pergerakan
dada, penggunaan
otot bantu nafas,
retraksi dinding dada
3. Monitor suara nafas
tambahan
4. Auskultasi suara
nafas dan catata
dimana terjadi
penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan
keberadaan suara
nafas tambahan
5. Monitor nilai fungsi
paru terutama
kapasitas vital paru,
volume inspirasi
maksimal, dan
volume ekspirasi
maksimal
6. Monitor hasil
pemeriksaan ventilasi
mekanik dan catat
peningkatan tekanan
inspirasi dan
penurunan volume
tidal
7. Monitor peningkatan
kelelahan,
kecemasan, dan
kekuranagn udara
pada pasien
8. Catat perubahan
saturasi oksigen,
volume tidal akhir
karbondioksida, dan
perunahan nilai
analisa gas darah
dengan tepat
9. Monitor secara ketat
pasien yang beresiko
tinggi mengalami
gangguan respirasi
10. Monitor keluhan
sesak nafas, termasuk
kegiatan yang
meningkatkan atau
memperburuk sesak
nafas tersebut
11. Berikan bantuan
terapi nafas jika di
perlukan
HIPOVENTILASI ALVEOLI
HIPOKSIA JARINGAN
PENINGKATAN PENINGKATAN
TD DAN HR TIK
PENINGKATAN PENINGKATAN PENINGKATAN
KERJA NAFAS PRODUKSI PCO2
SEKRET SEL OTAK MATI
DEKOMPENSASI
RESIKO
KETIDAKEFEKTIF
AN PERFUSI
JARINGAN OTAK
DAFTAR PUSTAKA
Saunderhttps://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:K4LCF9-
XOi0J:https://karyatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/05/ASKEP-
GAGAL-NAFAS.doc+&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id