Anda di halaman 1dari 3

Pengertian motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni “movere”yang berarti “menggerakkan”
(Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling”dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Swanburg (2000) mendefenisikan motivasi sebagai konsep yang menggambarkan baik
kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik yang menampakkan
perilaku manusia. Sedangkan menurut Moekijat (2000) dalam bukunya “Dasar-dasar
Motivasi”bahwa motivasi yaitu dorongan / menggerakkan, sebagai suatu perangsang dari dalam,
suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Berdasarkan beberapa
pengertian dan topik penelitian ini menyangkut pemanfaatan posyandu balita, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi ibu dalam pemanfaatan balita merupakan suatu dorongan yang
terdapat dalam diri ibu sehingga menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah
lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan balita yaitu
untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
Jenis-jenis Motivasi
Menurut Djamarah (2002) motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya
karena kesadaran, misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena ibu tersebut sadar bahwa
dengan membawa balita ke posyandu maka balita akan mendapatkan pelayanan kesehatan
seperti imunisasi dan pelayanan kesehatan untuk balita lainnya.
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :
a. Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis
maupun psikologis, misalnya motivasi ibu untuk membawa balita ke posyandu untuk imunisasi
karena balita akan mendapatkan kekebalan tubuh.
b. Harapan (Expectancy)
Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat
pemuasan diriseseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke
arah pencapaian tujuan, misalnya ibu membawa balita ke posyandu untuk imunisasi dengan
harapan agar balita tumbuh dengan sehat dan tidak mudah tertular oleh penyakit-penyakit
infeksi.
c. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh,
misalnya ibu membawa balita ke posyandu tanpa adanya pengaruh dari orang lain tetapi karena
adanya minat ingin bertemu dengan teman-teman maupun ingin bertemu dengan tenaga
kesehatan (dokter, bidan, perawat).
2.Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-
motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga
seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002)
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :
a. Dorongan keluarga
Ibu membawa balita ke posyandu bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga
seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena adanya
dorongan (dukungan) dari suami, orang tua ataupun anggota keluarga lainnya. Dukungan dan
dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan sesuatu
yang terbaik bagi balitanya. Dorongan positif yang diperoleh ibu, akan menimbulkan kebiasaan
yang baik pula, karena dalam setiap bulannya kegiatan posyandu dilaksanakan ibu akan dengan
senang hati membawa balitanya tersebut.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimanaseseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi
seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga
mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya.
Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan
yang tinggi. Dalam konteks pemanfaatan posyandu, maka orang-orang di sekitar lingkungan ibu
akan mengajak, mengingatkan, ataupun memberikan informasi pada ibu tentang pelaksanaan
kegiatan posyandu.
c. Imbalan
Seseorang dapat termotivasi karenaadanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin
melakukan sesuatu, misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena ibu akan mendapatkan
imbalan seperti mendapatkan makanan tambahan berupa bubur, susu ataupun mendapatkan
vitamin A. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi ibu untuk datang ke posyandu,
dengan harapan bahwa anaknya akan menjadi lebih sehat.
Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan
mencapai tujuan (Taufik, 2007). Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang
akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula
bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil
apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang
akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar
belakang kehidupan, kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007)

Unsur-unsur motivasi antara lain sebagai berikut :


1. Tujuan
Manusia adalah makhluk bertujuan, meski tidak ada manusia yang mempunyai tujuan yang
benar-benar sama di dalam mengarungi hidup ini. Demikian juga organisasi, meski nirlaba
sifatnya, didirikan atas dasar sebuah atau multi tujuan. Idealnya, semua manusia organisasional
memiliki motivasi yang tinggi dan ada rasa kesadaran di dalam diri mereka bahwa tujuan
organisasi adalah bagian dari tugas keorganisasian dan tujuan hidupnya. Ini adalah kondisi ideal
yang umumnya tidak pernah tercapai secara kelompok, meskipun titik optimumnya dapat
ditampilkan oleh individu tertentu. Manusia berorganisasi karena ingin mengabdikan diri pada
organisasi itu, di samping sebagai wadah mencari sumber penghidupan, membangun
kekerabatan, mencari teman, dan wahana beraktualisasi diri.
Manusia organisasional yang memiliki motivasi tinggi senantiasa sadar bahwa antara tujuan
dirinya dengan tujuan organisasi sama sekali tidak terpisahkan atau kalaupun terpisah, tidak
terlalu senjang. Terdapat kesadaran mendalam pada dirinya bahwa dia membutuhkan organisasi
scbagai wahana bekerja untuk hidup, dan dia sadar pula bahwa organisasi mcmbutuhkan bantuan
dirinya. Manusia organisasional yang dimaksudkan di sini dun sejalan pula dengan uraian di atas
adalah mereka yang mau dan mampu berperilaku secaru bertujuan.

2. Kekuatan dari Dalam Diri Individu


Manusia adalah insan yang memiliki energi, apakah itu energi fisik, otak, mental, dan spiritual
dalam arti luas. Kekuatan ini berakumulasui dan menjelma dalam bentuk dorongan batin
seseorang untuk melakukan suatu tugas secara tepat waktu, optimal secara pelayanan, efisien
secara pembiayaan, akurat dilihat dari tujuan yang ingin dicapai, serta mampu memuaskan klien
atau pengguna. Manusia organisasional bekerja di dalam organisasi Semata-mata karena rasa
terpanggil untuk berbuat, tanpa mengingkari ada maksud-maksud yang ingin dicapai dari
pekerjaan itu, seperti gaji, aktua-lisasi diri, mengisi waktu luang, atau rekreasi. Perilaku atau
perbuatan sehari-hari dari manusia Semacam ini berlangsung secara rutin, sengaja, dan bersahaja
3. Keuntungan
Bahwa manusia bekerja ingin mendapatkan keuntungan adalah manusiawi, meski harus dihindari
sikap yang hanya ingin bekerja manakala ada keuntunganlangsung (direct profit) yang akan
diperoleh. Adalah suatu hal yang manusiawi, jika seseorang yang telah bekerja menurut satuan
tugas dan periode waktu kerja tertentu mendapatkan keuntungan yang layak_.Keinginan untuk
mendapatkan keuntungan ini akan menjadi sumber bahaya bagi manusia organisasional, jika dia
bekerja semata-mata karena keinginan untuk memperoleh keuntungan atau setiap pekerjaan yang
diselenggarakan dilihat dari dimensi untung-ruginya. Manusia organisasional adalah makhluk
normal yang taraf pengabdian tinggi sekalipun, dalam proses kerja tidak terlepas dari adanya
hasrat meraih sesuatu. Rasa dekat terhadap kebutuhan, keinginan memperoleh imbalan, rasa
ingin meningkatkan diri dan seperangkat keinginan mencari keuntungan adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari keseluruhan aktivitas manusia.

Anda mungkin juga menyukai