Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PERKECAMBAHAN BIJI KOPI, KELAPA SAWIT, KAKO DAN


PENGARUH ASAL LETAK BIJI DALAM BUAH TERHADAP
PERTUMBUHAN SEMAI BIJI KAKAO

A. Pelaksanaan Praktikum
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Februari 2019
Waktu : 07.30-09.30
Tempat : Kebun percobaan Wedomartani Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Yogyakarta

B. Tujuan Acara
1. Praktek cara mempersiapkan bahan tanam dengan cara mengecambahkan
biji kopi, kelapa sawit dan kakao
2. Mengetahui pengaruh letak biji dalam buah terhadap pertumbuhan semai
biji kakao

C. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan pada tanaman diawali dengan proses perkecambahan setelah
biji mengalami masa dormansi. Perkecambahan aalah peristiwa munculnya
tanaman kecil (plantula) dari dalam biji.
Peristiwa perkecambahan biji diawali dengan proses penyerapan air oleh
biji yang disebut imbibisi. Masuknya air ke dalam biji memacu aktivitas
hormone giberelin untuk memacu butir-butir aleuron untuk mensistesis enzim
alfa amilase dan protease. Terbentuknya kedua enzim tersebut akan memacu
pemecahan amilum dan protein dengan endosperm menjadi glukosa dan asam
amino yang akan menjadi substrat untuk metabolisme (respirasi). Tersedianya
substrat yang cukup banyak akan mendorong peningkatan respirasi untuk
menghasilkan energy (ATP) sehingga tersedia energy yang cukup untuk
pembelahan sel embrio di dalam biji secara mitosis. Hal itu akan menyebabkan

1
2

biji pecah dan terjadilah proses perkecambahan yang ditandai dengan


munculnya plantula dari dalam biji (Gunawan,2007).
Perkecambahan biji dipengaruhi faktor dalam dan faktor luar. Faktor
dalam yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain viabilitas atau
kemampuan berkecambah biji, cadangan makanan dalam biji, dan hormon
yang terkandung dalam biji. Viabilitas biji menentukan kecepatan
perkecambahan. Cadangan makanan dalam biji mempengaruhi proses
perkembangan kecambah. Hormon yang terkandung dalam biji akan memacu
proses perkecambahan dengan mengaktifkan enzim-enzim untuk
perkecambahan. Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan biji antara
lain ketersediaan air, oksigen, dan cahaya. Air berfungsi untuk melunakkan
kulit biji dan melarutkan cadangan makanan. Oksigen diperlukan dalam proses
oksidasi dan respirasi biji untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk
perkecambahan, sedangkan cahaya akan memicu perkecambahan (Deswaty,
2007).
Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan
dalam identifikasi secar ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini
dikembangkan oleh Carolous Linnaeus. Klasifikasi tanaman kelapa sawit :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Arecaceae
Genus : Elaeis Jacq
Spesies : Elaeis guineensis Jacq (Iyung, 2006)
Kopi termasuk tanaman tahunan, tetapi umumnya perakaran tanaman kopi
dangkal yang menyebabkan tanaman ini mudah mengalami kekeringan. Para
petani kopi sering mengakalinya dengan menaruh mulsa di daerah perakaran
tanaman kopi. Berikut adalah klasifikasinya :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
3

Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea L.
Spesies : Coffea arabica L. (Pudji , 2012)
Kakao merupakan satu-satunya di antara 22 jenis marga Theobroma, suku
Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Sistematika tanaman ini
sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.(PPKKI, 2010)

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Polybag 10 x 15 cm
b. Pisau
2. Bahan
a. Buah kakao
b. Biji kopi
c. Biji kelapa sawit
d. Larutan kapur / serbuk gergaji
e. Fungisida
f. Pasir
g. Kompos
4

E. Cara Kerja
1. Perkecambahan biji kopi
a. Memilih bjiji kopi yang bermutu dan kondisi baik
b. Mengupas kulit biji kopi menggunakan cutter atau dapat langsung
menggunakan tangan
c. Membersihkan lender yang masih melekat dengan cara dicuci atau
menggunakan kapur dengan cara digosok
d. Merendam biji kopi dalam larutan fungisida selama 5 menit
e. Mengeringkan biji dengan kering angin
f. Menyiapkan media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kompos
dengan perbandingan 1 : 1
g. Memasukkan media tanam kedalam polybag yang selanjutnya diikuti
penanaman biji kopi dengan perut biji menghadap kebawah dan
punggungnya menghadap keatas
h. Memercikkan air hingga media tanam lembab kemudian melakukan
2. Perkecambahan biji kelapa sawit
a. Memilih buah kelapa sawit yang bermutu dan dalam kondisi baik
b. Mengupas kulit dan serabutnya. Kemudian membersihkan
menggunakan kapur dan menggosok bagian ujung biji menggunakan
amplas
c. Merendam biji kedalam larutan fungisida selama 5 menit. Lalu
mengeringkannya dengan angin
d. Menyiapkan media tanam dengan campuran tanah dan pupuk kompos
dengan perbandingan 1 : 1
e. Memasukkan campuran media tanam tersebut kedalam polybag
f. Menanam biji kedalam polybag secara horizontal
g. Menyiram media tanam hingga lembab dan melakukan pemeliharaan
h. Meletakkannya di tempat yang ternaungi
3. Perkecambahan biji kakao
a. Memilih buah kakao yang tela matang, bermutu dan terhindar dari
penyakit
5

b. Membelah buah kakao menjadi tiga bagian yaitu ujung, tengah dan
pangkal
c. Menyatukan biji bagian ujung dan pangkal dan memisahkan biji bagian
tengahnya
d. Membersihkan biji bagian dari daging buah kakao (pulp) menggunakan
kapur atau tanah dengan cara menggosok-gosokkannya
e. Merendam biji yang sudah bersih dai pulp ke dalam larutan fungisida
selama 5 menit.
f. Mengeringkannya dengan angin
g. Menyiapkan media tanam yaitu campuran tanah dan pupuk kompos
dengan perbandingan 1 : 1 kemudian memasukkannya kedalam polybag
h. Menanam biji kedalam polybag kemudian disiram hingga lembab
i. Melakukan pemeliharaan dan meletakkannya ditempat yang ternaungi

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Tabel Pengamatan Perkecambahan Biji Kopi dan Kelapa Sawit

Parameter Kopi Kelapa Sawit

Persentase Hidup (%) 0% 0%


Sumber: Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Industri dan
Perkebunan 2019
Tabel 1.2 Hasil Perkecambahan Biji Kakao

S
Parameter
u Kakao
Tengah Pangkal
B
Persentase Hidup (%) 0% 0%

ber: Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Industri dan Perkebunan


2019
6

G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan budidaya tanaman kopi, kelapa sawit
dan kakao. Tanaman tersebut ditanam secara generatif, yaitu menggunakan
biji. Biji kopi maupun kelapa sawit yang telah dikupas dan dibersihkan,
kemudian di tanam di polybag dengan media tanamnya campuran tanah dan
pupuk kompos. Kopi yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kopi arabika.
Kopi arabika mampu tumbuh pada daerah beriklim tropis dengan ketinggian
500-1000 mdpl, namun ketinggian yang optimal yaitu 800 mdpl dengan suhu
optimalnya 17-210 c. Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui
bahwa biji tanaman kopi memiliki persentase hidupnya 0%, yang artinya biji
tersebut tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini terjadi karena biji kopi yang
telah ditanam ditempatkan pada rumah kaca, sehingga suhunya terlalu tinggi
untuk pertumbuhan kopi. Karena, suhu dapat mempengaruhi cepat atau
lambatnya tanaman kopi untuk berbuah. Suhu lingkungan yang terlalu tinggi
akan menghambat pertumbuhan tanaman kopi. Selain itu, penyiraman yang
kurang rutin juga dapat menjadi faktor kopi tidak tumbuh, sehingga biji
tanaman kopi kekurangan air dan mengakibatkan penyerapan unsur hara yang
kurang maksimal.
Sementara, biji kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah yang memiliki
ketinggian 0-500 mdpl dengan suhu berkisar 24º -38º C. Kelapa sawit
membutuh penyiraman minimal 5-7 jam/hari. Berdasarkan hasil data
pengamatan diketahui bahwa tanaman kelapa sawit yang telah ditanam tidak
mengalami pertumbuhan, sehingga persentase hidupnya 0%. Hal ini terjadi
karena tanaman kelapa sawit yang ditanam kurang mendapatkan sinar
matahari. Idealnya, lama penyinaran tanaman sawit adalah 5-7 jam/hari dan
mendapat hujan yang cukup. Ketinggian tempat juga mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit. Ketinggian tempat lebih dari 500 mdpl akan
menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan produksinya pun akan
rendah serta faktor lingkungan yang ada dirumah kaca mengakibatkan
pertumbuhan benih kelapa sawit kurang maksimal.
7

Tanaman kakao merupakan tanaman berasal dari daerah hutan hujan


tropis di Amerika. Sehingga curah hujan, suhu udara dan sinar matahari
menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Untuk dapat tumbuh
sumbur, kakao biasanya ditanam bawah pohon naungan. Teori yang
mengambil penilitian tentang pertumbuhan kakao menjelaskan bahwa bagian
tengah menunjukkan pertumbuhan yang paling baik. Berdasarkan data hasil
pengamatan di atas diketahui bahwa biji yang terletak di ujung, tengah maupun
pangkal tidak mengalami pertumbuhan, sehingga persentase hidupnya 0%..
Biji yang letaknya di bagian tengah ukurannya relatif lebih besar dibanding
bagian ujung dan pangkal. Dengan demikian secara kuantitatif, biji yang lebih
besar akan mempunyai cadangan makanan yang lebih banyak juga sehingga
dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman kakao. Hasil pengamatan
yang telah dilakukan tidak ada pertumbuhan biji yang optimal baik ujung,
pangkal, dan tengah dikarenakan faktor lingkungan antara lain suhu,
kelembaban, pH, sinar matahari, pasokan air yang kurang tercukupi.

H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Perkecambahan kopi, kelapa sawit dan kakao menggunakan bahan
tanam biji menghasilkan persentase hidup 0% atau tidak mengalami
pertumbuhan.

2. Pertumbuhan semai biji kakao dapat dipengaruhi oleh asal letak biji
dalam buah. Pertumbuhan biji kakao dapat lebih baik dari biji bagian
tengah
8

DAFTAR PUSTAKA

Susilowarno , gunawan. 2007. Biologi. Jakarta : Grasindo

Furqonita , deswaty . 2007. Biologi. Bogor : Yudhistira

Pahan, Iyung. 2006. Kelapa Sawit. Depok : Penebar Swadaya

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan budidaya pengolahan kopi robusta dan Arabica.
Depok : Penebar Swadaya.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Budi daya KAKAO. Jakarta :
Agromedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai