PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”S”
dengan Gastroenteritis atau diare.
1.2.2 Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.”S”.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief
dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s,
1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,
trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1) Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan
tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkan sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh
berlebihan, sehingga timbul diare juga.
2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses
mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan
elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan
atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat
lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare
akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,
faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan)
dan obat-obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan
umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa
cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1
formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri
(formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang
diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung
pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur
dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MRS : 09 Mei 2011 Jam : 18.00 WIB
No Ruangan :5
Pengkajian tanggal : 10 Mei 2011 Jam : 16.00 WIB
A.Identitas Pasien
ma pasien : Ny.” S “
s kelamin : Perempuan
ur : 23 Tahun
mat : Ds.Waru kulon pucuk
ma : islam
erjaa : Swasta
u bangsa : Jawa
gnosa medic : Gastroenteritis
g bertanggung jawab
ma : Tn. “ F “
erjaan : Swasta
mat : Ds. Waru Kulon Pucuk
ma : Islam
didikan : SMP
b. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
MRS : Demam, diare, disertai muntah
pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning
kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai
Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna
kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti
yang di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan
ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi otot
bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan
Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
3.4 INTERVENSI
No.
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan
1. pantau tanda kekurangan 1. Menentukan intervensi
Tindakan Keperawatan cairan selanjutnya
2x24 Jam denganTujuan 2. observasi/catat hasil intake 2. Mengetahui keseimbangan
: volume cairan dan output cairan cairan
elektrolit dalam tubuh 3. anjurkan klien untuk banyak 3. Mengurangi kehilangan cairan
seimbang (kurangnya minum 4. Meningkatkan partisipasi dalam
cairan dan elektrolit 4. jelaskan pada ibu tanda perawatan
terpenuhi) kekurangan cairan 5. mengganti cairan yang keluar
Dengan KH : 5. berikan terapi sesuai advis : dan mengatasi diare
- Turgor kulit cepat
- Infus RL 15 tpm
kembali.
- Mata kembali normal
- Membran mukosa basah
- Intake output seimbang
2 Setelah dilakukan
1. Teliti keluhan nyeri, cacat 1. Identifikasi karakteristik nyeri
tindakan keperawatan intensitasnya (dengan skala0- & factor yang berhubungan
2x24 jam denganTujuan 10). merupakan suatu hal yang amat
: rasa nyaman2. Anjurkan klien untuk penting untuk memilih
terpenuhi, klien terbebas menghindari allergen intervensi yang cocok & untuk
dari distensi
3. Lakukan kompres hangat mengevaluasi ke efektifan dari
abdomendengan KH : pada daerah perut terapi yang diberikan.
- Klien tidak menyeringai4. Kolaborasi 2. Mengurangi bertambah
kesakitan. - Berikan obat sesuai indikasi beratnya penyakit.
- Klien mengungkapkan - Steroid oral, IV, & inhalasi 3. Dengan kompres hangat,
verbal (-) - Analgesik : injeksi novalgin distensi abdomen akan
- Wajah rileks 3x1 amp (500mg/ml) mengalami relaksasi, pada
- Skala nyeri 0-3 - Antasida dan ulkus : injeksi kasus peradangan
ulsikur 3x1 amp (200mg/ akut/peritonitis akan
2ml) menyebabkan penyebaran
infeksi.
4. Kortikosteroid untuk mencegah
reaksi alergi.
5. Analgesik untuk mengurangi
nyeri.
3 Setelah Dilakukan 1. Mengobservasi TTV 1. kehilangan cairan yang aktif
Tindakan Keperawatan 2. Jelaskan pada pasiententang secar terus menerus akan
2x24 Jam denganTujuan penyebab daridiarenya mempengaruhi TTV
: Konsistensi BAB 3. Pantau leukosit setiap hari 2 Klien dapat mengetahui
lembek, frekwensi 1 kali 4. Kaji pola eliminasi klien penyebab dari diarenya.
perharidengan KH : setiap hari 3 Berguna untuk mengetahui
- Tanda vital dalam batas 5. Kolaborasi penyembuhan infeksi
normal (N: 120-60- Konsul ahli gizi untuk 4 Untuk mengetahui konsistensi
x/mnt, S; 36-37,50 c, RR memberikan diet sesuai dan frekuensi BAB
: < 40 x/mnt ) kebutuhan klien. 5 Metode makan dan kebutuhan
- Leukosit : 4000 –- Antibiotik: cefotaxime 3x1 kalori didasarkan pada
11.000 amp (500mg/ml) kebutuhan.
- Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/2-8
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan :5
Umur : 23 tahun
TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS TTD
JAM Dx
Selasa, 10/5 1,2,3- Mengkaji keluhan pasien DS : Klien mengatakan bahwa
11 - Mengobservasi TTV setiap 8 BAB berkali-kali, muntah, dan
16.00 jam perut kembung.
DO : Turgor kulit menurun, mulut
kering, mata cowong, dan
menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S = 390 C, N=
112, tampak lemah ,RR 22x/mnt
DS : -
21.00 1,2 - Menganjurkan klien untuk DO : Ny. “ S “ keluarga
istirahat dan melakukan kooperatif
kompres hangat pada daerah
perut DS : -
Rabu11/5/11 1,3 - Mengobservasi TTV DO : TD = 100/70, S = 380, N =
06.30 - Mengganti infus RL 15 tpm 100x/mnt, RR = 20x/mnt
- Mengkaji pola eliminasi klien
Memberikan obat:
Injeksi Novalgin 1 amp DS : -
07.30 2,3 Injeksi Ulsikur 1 amp DO : Keluarga kooperatif
Injeksi Cefotaxime 1 amp
Memberikan obat: DS : -
Injeksi Dexa 1 amp DO : Ny. “ S “ keluarga
14.00 3,2 Injeksi Ulsikur 1 amp kooperatif
Injeksi Cefotaxime 1 amp
- Mengopservasi TTV DS : -
- Mengganti cairan infus + drip DO : TD = 100/70, S = 370, N =
Kamis, 1,2,3 Neurobio 100x/mnt, RR = 22x/mnt
12/5/11
06.00 Menganjurkan makan dalam DS : klien mengatakan akan
porsi dikit tapi sering makan dalam porsi kecil tapi
06.30 3 sering.
DO : keluarga kooperatif
Observasi leukosit DS : -
DO : Leukosit : 8600/mm3
10.00 3 Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/50-
70/20-80/2-8
No.
Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
Dx
1. Selasa S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas
10/5/2011 O : - Klien masih tampak lemas
- Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
3.
S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-
2/harimual sudah berkurang, tidak muntah lagi.
O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak
- Klien menghabiskan makanannya
- Klien tidak muntah
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Mukosa mulut tidak kering
- Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis
didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi
data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah
berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan
pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan
masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah
implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “ menunjukkan suatu kemajuan yaitu
frekwensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit
yang lebih parah tidak terjadi.
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan
askep yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta: EGC
Diposkan oleh Ferry Nur Nasyroh di 01.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.
2.
Balas
Arsip Blog
▼ 2012 (4)
o ► Desember (3)
o ▼ Maret (1)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “ S ” DENGAN GASTROEN...
Mengenai Saya