LAPORAN
STUDI KELAYAKAN
PERUBAHAN KEGIAT AN USA HA UTAMA
PT INDOSAT, TBK.
LOKASI DI:
Jakarta
Kepada Yth.
PT INDOSAT Tbk
Jl. Medan Merdeka Barat No. 21
Jakarta
Dengan hormat,
KANTOR JASA PENILAI PUBLIK YANUAR BEY DAN REKAN ("Y&R") ditunjuk oleh
PT lndosat Tbk (" lndosat") berdasarkan persetujuan atas Surat Penawaran
No. Pr. Y&R·OO/ IT /BSllNDOSAT / 11 /2019/ IT /0035 tanggal 19 Februari 2019, dengan maksud untuk
memberikan pendapat mengenai kelayakan atas perubahan kegiatan usaha utama berupa
penambahan bidang usaha sesuai dengan KBLl 46511, 46512, 58200, 62019, 62021, 62029, 62090,
63111, 63112, 63122, dan 82200.
Studi ini merupakan hasil kajian dan analisis yang dilakukan dengan meninjau kelayakan atas
perubahan kegiatan usaha utama yang akan dllakukan oleh lndosat, ditinjau dart berbagai aspek
yang meliputi aspek makro, aspek pasar, aspek teknis, aspek pola bisnis, aspek model manajemen,
dan aspek keuangan.
Berdasarkan anallsa kelayakan perubahan kegiatan usaha utama dengan kebutuhan investasi
sebesar Rp 21.273 Juta (Dua Puluh Satu Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta) dan
mempertimbangkan asumsi·asumsi yang telah dllakukan maka menghasllkan Net Present Value
("NPV" ) sebesar Rp10.467 Juta (Sepuluh Milyar Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Juta),
Internal Rote of Return ("IRR") sebesar 22,5°' dan Profitability lnde1e ("Pl") sebesar 1,23.
Berdasarkan kajian, evaluasi dan analisa keuangan serta proyeksi·proyeksl lal nnya dengan syarat
asumsi·asumsi yang telah ditetapkan dapat terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa rencana
perubahan keg Iatan usaha utama yang akan dllaksanakan oleh lndosat layak untuk dilaksanakan.
Demikian hasll laporan yang kami lakukan dengan tetap mengacu pada standar penilaian dan
kode etik yang berlaku.
Hormat kami,
.,KJPP YANU• R BEY & REKAN
Branch Office
~ L""ieng-., (P). Modon (P). Somarar>g (P~ 5'.r.10.ya (P). Oon-r (P) 8arO.ng (PJ. P.., IPS~ - (PS). 5':nl;r.a 1PSJ ,..,,,._ IPS
Ycgya><or1a IPS).Orebon. IPSJ.
YANUAR BEY & REKAN
DAFTAR ISI
Halaman
SERTIFIKAT
PERNYATAAN PENILAI
DAFTAR ISI
DAFTAR FIGUR
BAB I P E N D A H U L U A N ................................................................................4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 4
1.3 Metodologi ............................................................................................ 5
1.4 Pembatasan ........................................................................................... 5
Halaman - 1
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Halaman
LAMPIRAN KEUANGAN
Halaman - 2
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
DAFTAR FIGUR
Halaman
Halaman - 3
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sehubungan dengan hal tersebut, Indosat membutuhkan pihak independen untuk melakukan
kajian dan analisa kelayakan atas rencana perubahan kegiatan usaha utama berupa
penambahan bidang usaha sesuai dengan KBLI 46511, 46512, 58200, 62019, 62021, 62029,
62090, 63111, 63112, 63122, dan 82200. Untuk penyusunan studi kelayakan tersebut Indosat
telah menunjuk KJPP YANUAR BEY DAN REKAN (“Y&R”) yang diharapkan dapat melakukan
kajian secara obyektif dan independen sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam
persetujuan atas Surat Penawaran Nomor Pr.Y&R-00/IT/BS/INDOSAT/II/2019/IT/0035
tanggal 19 Februari 2019.
Laporan Studi Kelayakan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kelayakan atas
perubahan kegiatan usaha utama Perseroan berupa penambahan bidang usaha sebagai
berikut: (i) Perdagangan Besar Komputer dan Perlengkapan Komputer (Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia ("KBLI") 46511), (ii) Perdagangan Besar Piranti Lunak (KBLI 46512),
(iii) Penerbitan Piranti Lunak (KBLI 58200), (iv) Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya
(KBLI 62019), (v) Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi (KBLI 62021), (vi) Aktivitas
Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya (KBLI 62029), (vii) Aktivitas
Teknologi Informasi dan Jasa Komputer (KBLI 62090), (viii) Aktivitas Pengolahan Data (KBLI
63111), (ix) Aktivitas Hosting dan Yang Berhubungan Dengan Itu (KBLI 63112), (x) Portal Web
dan/atau Platform Digital dengan Tujuan Komersial (KBLI 63122), dan (xi) Aktivitas Call
Center (KBLI 82200) ("Kegiatan Usaha Baru"). Tinjauan dari Laporan Studi Kelayakan
mencakup berbagai aspek yang meliputi aspek makro, aspek pasar, aspek teknis, aspek pola
bisnis, aspek model manajemen, dan aspek keuangan.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi ketentuan yang diatur dalam Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam – LK”) yang sekarang disebut
Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) No. IX.E.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam - LK
Halaman - 4
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang Transaksi Material dan Perubahan
Kegiatan Usaha Utama. Peraturan tersebut mensyaratkan adanya laporan studi kelayakan
atas perubahan kegiatan usaha utama yang disusun oleh penilai.
Metodologi
Metode yang digunakan dalam menyusun laporan studi kelayakan ini adalah :
• Pengumpulan data-data primer dari Indosat yang terkait dengan rencana
pengembangan proyek yang meliputi data-data identitas, perizinan, rencana usaha
serta data-data lainnya yang terkait dengan rencana perubahan kegiatan usaha utama.
• Analisis makro ekonomi, analisis industri untuk mengevaluasi pengaruh dari faktor
tersebut terhadap kinerja Indosat di masa mendatang.
• Dalam melaksanakan penugasan ini, analisis dilakukan terhadap kelayakan penambahan
kegiatan usaha utama Indosat. Analisis dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga)
indikator Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return
(IRR).
Pembatasan
• Laporan Studi Kelayakan merupakan hasil analisis KJPP Y&R atas rencana penambahan
kegiatan usaha utama Perseroan yang juga dimaksudkan untuk digunakan sebagai
pemenuhan ketentuan Peraturan IX.E.2 yang ditujukan untuk kepentingan pasar modal.
• Nilai Investasi yang digunakan dalam proyeksi merujuk pada rencana dan pertimbangan
manajemen dan data pasar.
• Penyusunan laporan studi ini merupakan interpretasi kami atas data dan informasi yang
diperoleh dan tersedia yang kami anggap benar pada saat penyusunan laporan ini
dilakukan. Asumsi-asumsi yang digunakan mungkin tidak lagi berlaku apabila terjadi
sesuatu atau kondisi tertentu yang mempengaruhi ketepatan asumsi-asumsi tersebut,
seperti diberlakukannya peraturan-peraturan pemerintah yang baru maupun perubahan-
perubahan penting di manajemen, bidang politik, sosial dan ekonomi.
• Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kehilangan yang diderita akibat
penggunaan oleh pihak lain atas sebagian atau seluruh bagian dari laporan ini tanpa
persetujuan kami secara tertulis.
• Kami tidak bertanggung jawab terhadap kerugian sebagai akibat dari kesalahan opini atau
kesimpulan yang terjadi karena adanya data atau informasi dari Indosat yang relevan dan
signifikan pengaruhnya terhadap opini atau kesimpulan kami, yang tidak dan/atau belum
kami terima dari Indosat.
• Kami berasumsi bahwa Indosat mentaati semua peraturan yang ditetapkan pemerintah,
khususnya yang terkait dengan operasional perusaahaan, baik di masa lalu maupun di
masa mendatang.
• Kami tidak melaksanakan pemeriksaan terhadap legalitas aset yang dimiliki oleh Indosat.
Kami berasumsi bahwa tidak ada masalah legalitas berkenaan dengan aset-aset Indosat,
baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
• Kami berasumsi bahwa Indosat telah dan akan memenuhi kewajiban berkenaan dengan
perpajakan, retribusi pungutan-pungutan, dan/atau kewajiban lainnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
• Kami telah melakukan penelaahan atas dokumen yang digunakan dalam proses
penyusunan studi kelayakan.
Halaman - 5
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Halaman - 6
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB II
2.1.1 Pendirian
Perseroan berubah status dari perusahaan non penanaman modal dalam negeri/
penanaman modal dalam negeri/ penanaman modal asing (“PMA”) melalui Surat
Persetujuan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 14/V/PMA/2003. Selanjutnya
Perseroan juga mendapatkan Izin Usaha Tetap dalam Rangka Penggabungan (“Merger”)
Perusahaan melalui Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
No. 257/T/Telekomunikasi/Perdagangan/2008 tanggal 28 Maret 2018.
Anggaran Dasar Perseroan telah diubah beberapa kali, perubahan terakhir adalah untuk
menyesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32/2014 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat No. 30 tanggal 10 Juni 2015, dibuat dihadapan Aryanti Artisari, SH, Notaris di
Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menkumham dengan Surat Penerimaan
Pemberitahuan No. AHU-AH.01.03-0946504 tanggal 29 Juni 2015.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Indosat, maksud dan tujuan Indosat adalah
melakukan kegiatan usaha penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi
serta teknologi informatika dan/atau jasa teknologi konvergensi dengan melakukan
kegiatan usaha utama sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta informatika
dan/atau jasa teknologi konvergensi, termasuk tetapi tidak terbatas pada
penyelenggaraan jasa teleponi dasar, jasa multimedia, jasa internet teleponi untuk
keperluan publik, jasa interkoneksi internet, jasa akses internet, jaringan
telekomunikasi bergerak dan jaringan telekomunikasi tetap; dan
b. Menyelenggarakan jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan
telekomunikasi serta informatika dan/atau teknologi konvergensi.
Indosat dapat melakukan kegiatan usaha penunjang untuk mencapai maksud dan tujuan
tersebut dan dalam rangka mendukung kegiatan usaha utama sebagai berikut :
a. Merencanakan, mengadakan, merekayasa, membangun, menyediakan,
mengembangkan, mengoperasikan, menyewa, menyewakan, serta memelihara
sarana/fasilitas termasuk sumber daya untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan
dalam penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta
informatika dan/atau jasa teknologi konvergensi;
b. Menjalankan usaha dan kegiatan pengoperasian (termasuk pengembangan, pemasaran
serta penjualan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta informatika
dan/atau jasa teknologi konvergensi yang diselenggarakan Perseroan), termasuk
penelitian, layanan pelanggan, penyelenggaraan pendidikan dan latihan baik di dalam
maupun luar negeri; dan
Halaman - 7
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Indosat memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1967. Indosat telah menjalankan
semua kegiatan usaha utama dan pendukung sebagaimana dimaksud dalam Anggaran
Dasarnya. Indosat berdomisili di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta dan memiliki
5 kantor regional yang berlokasi di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Balikpapan.
Ooredoo QSC, Qatar (sebelumnya Qatar Telecom QSC) (“Ooredoo”) adalah entitas induk
utama dari Indosat dan entitas anaknya (secara kelompok selanjutnya disebut “Grup”).
Entitas induk langsung dari Indosat telah ditetapkan kembali sebagai Badan Penyelenggara
yang menyediakan jasa telekomunikasi internasional di bawah otoritas Pemerintah.
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta, dan Koperasi
diperbolehkan untuk meyediakan jaringan dan jasa telekomunikasi. Perorangan, instansi
pemerintah, dan badan hukum, selain penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikas,
diperbolehkan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi khusus. Berdasarkan Undang-
Undang Telekomunikasi tersebut, status Perusahaan sebagai Badan Penyelenggara
menjadi berakhir dan Perusahaan harus memperoleh izin dari Pemerintah untuk dapat
menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi tertentu.
Pada tanggal 14 Agustus 2000, Pemerintah, memberi izin prinsip kepada Perusahaan
sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi Digital Communication System berskala
nasional. Pada tanggal 23 Agustus 2001, Perusahaan memperoleh izin penyelenggaraan
(DCS 1800) dari Menhub. Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.247 tanggal
6 November 2001 yang diterbitkan oleh Menhub, izin penyelenggaraan tersebut dialihkan
kepada entitas anak, pada saat itu Indosat lihat Catatan 1e. Pada tanggal 7 September
2000, Pemerintah, melalui Menhub, memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk
menyelenggarakan telepon lokal dan sambungan langsung jarak jauh dalam negeri sebagai
kompensasi atas pengakhiran hak eksklusif Perusahaan sebagai penyelenggara jasa
telekomunikasi internasional. Di lain pihak, Indosat telah diberikan izin prinsip untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional sebagai kompensasi atas
pengakhiran lebih awal hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi lokal dan sambungan
langsung jarak jauh dalam negeri.
Halaman - 8
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Internal
• IM3 Ooredoo, Prabayar merupakan Layanan kartu seluler prabayar yang dapat
membebaskan pelanggan untuk terhubung dengan internet melalui jaringan data 4G
tercepat. IM3 Ooredoo prabayar memiliki paket lengkap terbaik IM3 Apps tanpa kuota
dan Rp1/detik ke semua operator dengan keuntungan kuota internet besar dan fitur
akses ke beberapa aplikasi tanpa kuota.
• IM3 Ooredoo, pascabayar merupakan Layanan kartu seluler pascabayar pilihan terbaik
bagi pelanggan untuk terhubung dengan internet melalui jaringan 4G tercepat. IM3
Ooredoo paskabayar memiliki paket lengkap Freedom Postpaid dengan kuota besar di
semua jaringan dan lebih terjangkau untuk keluarga dan teman. Selain itu IM3
Ooredoo pascabayar juga memiliki paket Freedom Postpaid Plus yang dapat
memberikan diskon untuk Smartphone impian pelanggan.
International Services
• Outbound Roamers merupakan Layanan jelajah internasional yang memberikan
kemudahan kepada pelanggan IM3 Ooredoo berkomunikasi di luar negri dengan tarif
sederhana dan terjangkau.
• IDD 001 & IDD 008 meurpakan Sambungan langsung internasional yang memberikan
kejernihan serta kualitas sambungan yang baik untuk menghubungkan pelanggan
dengan anggota keluarga dan kerabat di luar negeri melalui nomor panggilan awal 001
atau 008.
Indosat Ooredoo Business merupakan mitra solusi digital (digital solution partner) dengan
menyediakan solusi ICT terbaik dan sesuai dengan kebutuhan bagi pelanggan korporasi
untuk menjalani transformasi digital dalam bisnisnya sehingga dapat mendukung pelanggan
korporasi dalam meningkatkan efisiensi meningkatkan pengalaman terbaik pelanggan, dan
mendapatkan sumber pendapatan baru.
Mobile Solusi ICT yang dirancang untuk memastikan produktifitas tetap terjaga dengan
menyediakan komunikasi mobile antar karyawan yang unlimited dan akses data ke aplikasi
perusahaan ataupun informasi lain di internet dapat tetap lancar tanpa khawatir tagihan
melonjak. Solusi ini juga menyediakan paket bundling smartphone plus proteksi yang
memudahkan perusahaan memberikan fasilitas komunikasi kepada karyawannya.
Internet of Things dan M2M Solusi ICT yang memungkinkan segala jenis perangkat
elektronik dihubungkan dengan penggunaan sensor dan konektivitas sehingga pengumpulan
data dan analisis dan tindakan/respon berdasarkan informasi yang dihasilkan perangkat
tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Platform Internet of Things yang bertajuk
“NEXThing” ini memungkinkan manajemen data yang lebih baik dan fungsi analitik yang
unggul.
Halaman - 9
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Layanan Teknologi Informasi (TI) Solusi ICT yang memastikan kontinuitas bisnis dengan
infrastruktur Data Center /Disaster Recovery Center yang aman dan andal, dan solusi
fleksibel dan skalabel yang mendukung ekspansi dan akselerasi bisnis dengan layanan
berbasis cloud seperti IaaS, SaaS dan layanan pengelolaan lainnya.
Konektivitas Layanan yang menyediakan koneksi jaringan tertutup (leased line) yang aman
dan andal sehingga memudahkan pertukaran informasi antara kantor pusat ke cabang-
cabangnya, ke Data Center, atau ke Internet. Solusi ini juga dilengkapi dengan fitur pintar
yang memungkinkan visibilitas dan pengendalian penuh terhadap konten yang mengalir
dalam jaringan perusahaan.
Satelit Solusi ICT yang menghubungkan para pelanggan di seluruh Indonesia dan sejumlah
negara Asia Tenggara melalui jaringan satelit broadband ke berbagai pelosok.
IMX merupakan bursa iklan mobile (mobile ad-exchange) pertama di Indonesia. IMX
menawarkan platform lelang real-time yang memastikan transparansi serta kinerja baik
untuk pengiklan. Platform tersebut menggabungkan persediaan (inventory) produk
telekomunikasi seperti SMS, off-deck dan lain-lain dengan inventory display side, sehingga
memungkinkan pengiklan untuk membidik seluruh penduduk Indonesia. IMX didukung oleh
platform manajemen data (Data Management Platform) agar dapat membidik pelanggan
yang tepat. IMX atau PT Portal Bursa Digital, adalah usaha patungan antara Indosat
Ooredoo dan Smaato, diluncurkan pada bulan Mei 2015.
Ideabox adalah akselerator teknologi yang telah meraih banyak penghargaan, yang
didirikan oleh Indosat Ooredoo, Mountain Partners dan Kejora. Dalam program akselerasi
sepanjang 4 bulan ini, Ideabox juga memberikan pendanaan awal sampai dengan
USD 50.000, fasilitas kantor, bimbingan mentor one-on-one dari panel mentor lokal dan
internasional, serta akses ke jaringan investor yang kuat. Mitra strategis antara lain
Facebox, Amazon dan IBM memberikan dukungan tambahan sampai dengan USD 200.000.
Dukungan lain yang diberikan termasuk dukungan go-to-market dengan akses ke lebih dari
100 juta pelanggan Indosat.
Ideabox Ventures memberikan pendanaan tahap awal, berinvestasi hingga USD 500.000
dalam startups yang sudah terbukti memiliki daya tarik di pasar. Indosat yang didukung
Ideabox Ventures mendapatkan manfaat yang sama seperti yang diberikan Ideabox.
Halaman - 10
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sesuai dengan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2018,
susunan Direksi dan Dewan Komisaris Indosat adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Waleed Mohamed Ebrahim Alsayed
Komisaris : Hilal Suleiman Malawi
Komisaris : Hans Anthony Kuropatwa
Komisaris : Andrew Tor Oddvar Kvålseth
Komisaris : Heru Pambudi
Komisaris : Edy Sudarmanto
Komisaris : Ahmad Abdulaziz A A Al-Neama
Komisaris Independen : Syed Maqbul Quader
Komisaris Independen : Elisa Lumbantoruan
Komisaris Independen : Wijayanto Samrin
Dewan Direksi
Direktur Utama : Chris Kanter
Direktur : Eyas Naif Saleh Assaf
Direktur : Arief Musta’in
Direktur : Haroon Shahul Hameed
Direktur Independen : Irsyad Sahroni
Legalitas dan perizinan yang telah dimiliki Indosat adalah sebagai berikut :
1. Akta Pendirian No. 55 tanggal 10 November 1967 yang dibuat oleh Mohamad Said
Tadjoedin, Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 26, Tambahan No. 24, tanggal 29 Maret 1968.
2. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 30 tanggal
10 Juni 2015 yang dibuat oleh Aryanti Artisasi,S.H.,M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah
mendapatkan Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Surat Pemberitahuan
No. AHU-AH.01.03-0946504 tanggal 29 Juni 2015.
3. Surat Keterangan Domisili Perseroan No. 2/27.1BU.1/31.71.01.1001/-071.562/e/2016
tanggal 20 Juni 2016 yang diterbitkan oleh Satuan Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kelurahan Gambir dan berlaku sampai dengan tanggal 20 Juni 2021.
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. 01.000.502.3-092.000 yang diterbitkan oleh
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak. Tanggal terdaftar
14 November 1982.
5. Izin Usaha Tetap Dalam Rangka Penggabungan (Merger)
No. 257/T/TELEKOMUNIKASI/PERDAGANGAN/2018 tanggal 28 Maret 2008 yang
diterbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal.
6. Izin Usaha Perluasan No. 235/1/IU/II/PMA/TELEKOMUNIKASI/2011 tanggal
15 Desember 2011 yang diterbitkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal.
7. Laporan Keuangan Audit PT Indosat Tbk per 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan No. laporan RPC-
5648/PSS/2014 tanggal 24 April 2014 dengan opini wajar dalam semua hal yang
material.
8. Laporan Keuangan Audit PT Indosat Tbk per 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan No. laporan RPC-
7095/PSS/2015 tanggal 23 April 2015 dengan opini wajar dalam semua hal yang
material.
Halaman - 11
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
9. Laporan Keuangan Audit PT Indosat Tbk per 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, wibisana, Rintis dan Rekan dengan No. Laporan
016032015/DC2/EDR/2016/A tanggal 21 Maret 2016 dengan opini wajar dalam semua
hal yang material.
10. Laporan Keuangan Audit PT Indosat Tbk per 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, wibisana, Rintis dan Rekan dengan No. Laporan
0170314006/DC2/JMD/2017 tanggal 14 Maret 2017 dengan opini wajar dalam semua hal
yang material.
11. Laporan Keuangan Audit PT Indosat Tbk per 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, wibisana, Rintis dan Rekan dengan No. laporan
0180328008/DC2/JMD/2018 tanggal 28 Maret 2018 dengan opini wajar dalam semua hal
yang material.
12. Laporan Keuangan Audit PT Indosat Tbk per 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, wibisana, Rintis dan Rekan dengan No. laporan
00218/2.1025/AU.1/106/0231-1/1/III/2019 tanggal 4 Maret 2019 dengan opini wajar
dalam semua hal yang material.
Sesuai dengan laporan keuangan 31 Desember 2018 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Tanudiredja, wibisana, Rintis dan Rekan dengan No. laporan 00218/2.1025/AU.1/106/0231-
1/1/III/2019 tanggal 4 Maret 2019 jumlah tenaga kerja Indosat sekitar 3.700 (tidak diaudit),
termasuk tenaga kerja tidak tetap.
Halaman - 12
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
SIM dapat berdampak juga pada kinerja keuangan Indosat oleh sentimen negatif dengan
peraturan tersebut. Sehingga Indosat per 31 Desember 2018 membukukan rugi sebesar
Rp2.085.059 Juta menurun dari tahun sebelumnya yang masih membukukan laba sebesar
Rp1.301.929 Juta.
Jumlah aset lancar dari tahun ke tahun selama periode 31 Desember 2014 sampai dengan
31 Desember 2018 cenerung mengalami fluktuasi, dengan peningkatan signifikan terjadi di
tahun 2015 sebesar Rp9.918.677 Juta dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar
Rp8.591.684 Juta. Peningkatan tersebut dikarenakan meningkatnya piutang usaha pihak
ketiga, persediaan, pajak dibayar dimuka dan bagian lancar dari beban dibayar di muka.
Fluktuasi dari periode tersebut pada aset lancar berdampak juga terdapat pada aset tidak
tidak lancar. Peningkatan paling signifikan terjadi pada tahun 2018 yaitu meningkat sebesar
9,48% atau tercatat sebesar Rp45.233.062 Juta dibanding tahun 2017 sebesar Rp41.181.769
Juta. Kenaikan tersebut terdapat pada klaim restitusi pajak, aset pajak tangguhan, serta
investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama.
Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar serta ekuitas selama periode 31 Desember 2014
sampai dengan 31 Desember 2018 cenderung mengalami fluktuasi. Pada kewajiban lancar
peningkatan yang signifikan terjadi pada periode 31 Desember 2018 yang disebakan adanya
pinjaman jangka pendek. Meningkatnya utang pengadaan, pendapatan diterima dimuka dan
bagian jangka pendek utang obligasi. Pada kewajiban lancar peningkatan yang signifikan
terjadi pada periode 31 Desember 2015 dimana terjadi pada utang pengadaan, pinjaman
jangka pendek, dan bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang berupa pinjaman
serta ekuitas selama periode tersebut kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada tahun
2017 yang disebabkan oleh saldo laba yang belum dicadangkan.
Halaman - 13
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Dari laporan keuangan yang diperoleh, aktivitas arus kas Indosat pada periode
31 Desember 2014 sampai dengan 31 Desember 2018 adalah sebagai berikut :
Arus kas bersih dari aktivitas operasi Indosat pada periode 31 Desember 2018 menunjukan
arus kas yang positif. Arus kas ini mengambarkan kemampuan Indosat dalam menghasilkan
kas dari kegiatan usahanya.
Arus kas bersih untuk aktifitas investasi Indosat selama periode 31 Desember 2014 sampai
dengan 31 Desember 2018 menunjukkan adanya aktivitas penambahan aset tetap. Besarnya
investasi terutama pada periode 31 Desember 2016 mencapai Rp7.291.386 Juta.
Arus kas bersih dari aktifitas pendanaan selama periode 31 Desember 2014 sampai dengan
2017 menunjukan angka negatif dimana pada periode tersebut cenderung adanya
pembayaran pinjaman dari pada penerimaan pinjaman, sedangkan pada periode
31 Desember 2018 Indosat mencatat adanya penerimaan sebesar Rp624.810 Juta dari
aktifitas pendanaan dimana penerimaan dari pinjaman jangka panjang lebih besar
dibandingkan dengan pembayaran.
Rasio Keuangan
Rasio Keuangan
2014 2015 2016 2017 2018
Uraian
Audited Audited Audited Audited Audited
Liquidity rastio
Current Ratio 0,41 0,49 0,42 0,59 0,38
Working Capital To Total Assets Ratio 0,40 0,49 0,42 0,58 0,37
Activity Ratio
Total Assets Turnover (X) 0,45 0,48 0,57 0,59 0,44
Account Receivable Turnover (X) 11,51 9,80 10,78 7,78 7,91
Average Collection Period (Day) 32 37 34 47 46
Payable Turnover - Total (X) 33,90 31,94 29,87 29,68 29,40
Payable Turn Over (Day) 10,77 11,43 12,22 12,30 12,42
Solvability Ratio
Total Debt To Equity Ratio 2,75 3,18 2,59 2,42 3,38
Total Debt To Asset Ratio 0,73 0,76 0,72 0,71 0,77
Halaman - 14
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
PROFITABILITY RATIO
Gross Profit Margin 2,79% 8,82% 13,50% 13,47% -2,01%
Operating Profit Margin -8,04% -6,67% 6,15% 6,48% -11,51%
Net Profit Margin -7,71% -4,35% 4,37% 4,35% -9,01%
Rasio Likuiditas
Tingkat likuiditas Indosat secara rata-rata dalam periode 31 Desember 2014 sampai dengan
2018 menunjukkan keadaan yang kurang baik dimana rata-rata likuiditas Indosar pada rasio
lancar sebesar 0,46 menunjukkan angka dibawah 1 artinya aset lancar belum cukup untuk
menutupi kewajiban lancar. Sedangkan working capital to total assets menujukkan rata-
rata sebesar 0,45 dari aset Indosat yang merupakan unsur modal kerja.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan efektif atau tidaknya Perusahaan dalam menggunakan sumber-
sumber dana yang tersedia. Dari nilai rasio aktivitas tampak bahwa selama periode 31
Desember 2014 sampai dengan 2018 dana yang tertanam dalam keseluruhan aset berputar
0,44 kali.
Perputaran piutang usaha rata-rata adalah sebanyak 9,56 kali dalam setahun atau
membutuhkan waktu penagihan rata-rata selama 39,17 hari. Perputaran utang (total) rata-
rata adalah sebanyak 30,96 kali dalam setahun atau membutuhkan waktu rata-rata selama
11,83 hari.
Rasio Solvabilitas
Total debt to equity ratio Perseroan selama periode 31 Desember 2014 sampai dengan 2018
menunjukkan rata-rata rasio sebesar 2,86. Rasio ini menunjukkan bahwa total utang Indosat
secara rata-rata dalam periode tersebut lebih besar dari ekuitas.
Di sisi lain yaitu debt to asset ratio selama periode 31 Desember 2014 sampai dengan 2018
menunjukkan rata-rata rasio sebesar 0,74, artinya jumlah utang Indosat masih berada di
bawah nilai aset secara keseluruhan.
Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas ini menunjukkan kemampuan Indosat dalam menghasilkan laba. Indosat
menghasilkan laba kotor rata-rata sebesar 7,32% dari total pendapatan, laba operasional
sebesar negatif 2,72% dari total pendapatan, dan laba bersih sebesar negatif 2,47% dari total
pendapatan.
Kami telah melakukan investigasi lapangan dalam rangka memperoleh informasi yang
relevan dalam penugasan perubahan kegiatan usaha utama Indosat.
Halaman - 15
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : KJPP YR
Halaman - 16
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB III
Halaman - 17
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Halaman - 18
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
3.1.3 Inflasi
Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan mendukung pencapaian sasaran inflasi
2019 sebesar 3,5%±1% (yoy). Inflasi IHK pada Januari 2019 tercatat 0,32% (mtm) atau 2,82%
(yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,62% (mtm) atau
3,13% (yoy). Penurunan inflasi bersumber dari turunnya inflasi kelompok volatile food dan
deflasi pada kelompok administered prices. Inflasi volatile food menurun dipengaruhi
deflasi bahan pangan sehingga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rerata historis.
Harga kelompok administered prices mencatat deflasi terutama dipengaruhi penurunan
harga BBM nonsubsidi dan tarif kereta api. Sementara itu, inflasi inti tetap terkendali,
meskipun meningkat sejalan pola musimannya, antara lain disebabkan kenaikan tarif sewa
rumah dan upah. Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan
memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun
daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam kisaran sasaran sebesar
3,5% ±1%.
Secara spasial, terkendalinya inflasi IHK pada kisaran sasaran nasional didukung oleh
perkembangan inflasi di berbagai daerah yang tetap terjaga. Inflasi tercatat rendah di
sebagian besar wilayah, yaitu, Kawasan Timur Indonesia sebesar 0,56%(mtm), Jawa sebesar
0,30%(mtm), dan Sumatera sebesar 0,17%(mtm). Namun, secara tahunan terdapat tekanan
inflasi yang cukup tinggi di Papua (7,20%), Sulawesi Tengah (5,96%), Kalimantan Utara
(5,49%), dan Papua Barat (5,19%), (Gambar 3.2). Tingginya inflasi di empat provinsi
tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya inflasi angkutan udara dan berbagai
komoditas ikan segar.
Halaman - 19
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Konsumsi Pemerintah pada 2019 diprakirakan tumbuh di kisaran 3,7-4,1% dan mampu
menopang keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan konsumsi Pemerintah pada
2019 didorong terutama oleh front-loading bansos pada semester pertama, disertai belanja
barang yang meningkat untuk mendukung logistik penyelenggaraan Pemilu 2019. Anggaran
bansos dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 meningkat sejalan
dengan fokus pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan
menciptakan kesempatan kerja. Peningkatan anggaran bansos juga bagian dari upaya
perluasan cakupan Program Keluarga Harapan (PKH) dan penerima Bantuan Pangan
Nontunai (BPNT) yang lebih tepat sasaran. Konsumsi Pemerintah pada 2020 diprakirakan
berada dalam tren peningkatan dan berada pada kisaran 3,9-4,3%.
Halaman - 20
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Investasi pada 2019 diprakirakan tetap tumbuh tinggi namun dengan level pertumbuhan
yang lebih moderat, yaitu berada di kisaran 6,4-6,8%. Investasi bangunan akan tetap
tumbuh tinggi meskipun terbatas sejalan dengan beberapa proyek infrastruktur
pemerintah yang masih berlanjut. Investasi bangunan diprakirakan akan meningkat pada
semester II 2019 pasca pemilu, didukung pula oleh iklim investasi yang membaik.
Sementara itu, investasi nonbangunan pada 2019 juga masih akan tumbuh terutama
didorong oleh pelaksanaan proyek kelistrikan. Namun demikian, penurunan harga
komoditas dan permintaan dunia menjadi faktor penahan investasi nonbangunan tumbuh
lebih tinggi pada 2019, terutama pada kegiatan ekonomi berbasis ekspor komoditas SDA.
Pada 2020, sentimen bisnis terhadap perkembangan investasi diprakirakan akan semakin
membaik pasca pelaksanaan Pemilu 2019. Proyek infrastruktur Pemerintah masih akan
berlanjut, serta didukung oleh kebijakan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi.
Perkembangan tersebut diprakirakan dapat mendorong kinerja investasi pada 2020 tumbuh
berada di kisaran 6,6-7,0%.
Di sisi lapangan usaha (LU), momentum pertumbuhan ekonomi pada 2019 dan 2020
diprakirakan akan terus berlanjut ditopang terutama oleh kinerja sektor sekunder dan
tersier. Prospek pertumbuhan sektoral didorong oleh permintaan domestik yang
diprakirakan tetap kuat di tengah dinamika ekonomi global yang masih diliputi oleh
ketidakpastian. Kinerja sektor sekunder bersumber dari LU Industri Pengolahan yang
diprakirakan akan tetap tumbuh kuat terutama untuk memenuhi kebutuhan domestik,
didukung pula oleh optimisme investor terhadap prospek ekonomi domestik ke depan. Di
sektor tersier, LU Konstruksi diprakirakan akan tetap tumbuh positif sejalan dengan proyek
infrastruktur Pemerintah yang masih akan berlanjut. Perkembangan LU PHR diprakirakan
tetap tinggi seiring dengan prospek penjualan ritel yang meningkat, dan upaya Pemerintah
untuk mendorong pengembangan kegiatan pariwisata. Peningkatan juga akan terjadi pada
LU komunikasi dan transportasi sejalan dengan program perluasan cakupan jaringan
broadband yang lebih merata, dan ekonomi digital yang semakin berkembang. Sementara
itu, perkembangan sektor primer akan lebih terbatas akibat volume perdagangan dan harga
komoditas dunia yang menurun.
Halaman - 21
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Secara keseluruhan, prospek pertumbuhan ekonomi pada 2019 dan 2020 berada dalam
lintasan perbaikan di tengah risiko dinamika ekonomi global yang masih mengemuka.
Tantangan eksternal yang dihadapi berasal dari prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang
melambat. Pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama seperti AS dan
kawasan Eropa diprakirakan tidak sekuat perkiraan. Begitu pula mitra dagang di negara
berkembang, seperti Tiongkok yang tumbuh melambat akibat dampak dari ketegangan
perdagangan dengan AS, serta perlambatan permintaan domestik sebagai dampak proses
deleveraging yang masih berlangsung. Sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia
yang melambat, harga komoditas global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak
dunia. Sementara, normalisasi kebijakan moneter di negara maju cenderung tidak seketat
perkiraan semula. Perkembangan tersebut di satu sisi dapat memberikan dampak terutama
melalui jalur perdagangan, yaitu kinerja ekspor yang melambat. Namun di sisi lain,
perkembangan tersebut akan mendorong kembali aliran masuk modal asing ke negara
berkembang, termasuk Indonesia. Tantangan domestik yang dihadapi ekonomi Indonesia
antara lain terkait dengan upaya menurunkan defisit neraca transaksi berjalan berada pada
level yang sehat. Percepatan pembangunan infrastruktur dan serangkaian kebijakan
reformasi struktural, termasuk deregulasi untuk memperbaiki iklim investasi yang
ditempuh selama ini diharapkan dapat semakin memperkuat produktivitas ke depan.
Di sisi harga, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2019 diprakirakan terkendali dalam
rentang sasaran 3,5±1%. Prospek inflasi tersebut ditopang oleh inflasi inti yang terkendali,
inflasi volatile food (VF) yang terjaga serta inflasi administered prices (AP) yang rendah.
Terjaganya inflasi tersebut didukung oleh ekspektasi inflasi yang terjaga, tekanan inflasi
dari permintaan yang minimal, dan nilai tukar Rupiah yang stabil. Terkendalinya inflasi
tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam pencapaian sasaran inflasi.
Selain itu, koordinasi yang makin erat antara Bank Indonesia dan Pemerintah di tingkat
pusat dan daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian
Inflasi Daerah (TPID) menunjang terkendalinya inflasi, khususnya kelompok volatile food
dan administered prices. Dalam pengendalian inflasi tersebut, koordinasi TPIP dan TPID
akan difokuskan pada empat kebijakan utama (4K) terkait Ketersediaan pasokan,
Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.
Inflasi inti pada 2019 diprakirakan terkendali sejalan ekspektasi inflasi yang terjangkar,
kapasitas produksi yang memadai dalam merespon permintaan domestik, serta minimalnya
tekanan harga global. Tekanan harga komoditas impor nonmigas yang diprakirakan masih
moderat akan berdampak positif pada tekanan inflasi yang minimal. Permintaan domestik
yang diprakirakan tetap kuat masih dapat diimbangi oleh kapasitas produksi sehingga
inflasi inti tetap terkendali. Inflasi inti yang terkendali juga didukung oleh ekspektasi
inflasi yang terjangkar dalam rentang sasaran. Perkembangan inflasi dalam beberapa tahun
terakhir yang berada dalam kecenderungan melambat dan konsistensi kebijakan dalam
mengarahkan inflasi dalam rentang sasaran, berkontribusi dalam membawa ekspektasi
inflasi tetap terjangkar ke sasaran inflasi.
Tekanan inflasi Volatile Food (VF) diperkirakan moderat dengan adanya langkah-langkah
intensif Pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan. Tekanan inflasi VF
diprakirakan berasal dari kenaikan harga komoditas pangan global sebagaimana proyeksi
world bank (Commodity Markets Outlook, Oct 2018). Dalam upaya pengendalian inflasi VF,
koordinasi TPIP dan TPID akan terus diperkuat dan difokuskan pada empat kebijakan utama
4K, dengan memberikan prioritas Ketersediaan Pasokan dan Kelancaran Distribusi, yang
didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat. Selain
itu, berbagai upaya yang ditempuh Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir guna
memperkuat daya dukung infrastruktur konektivitas, infrastruktur penunjang produksi
pertanian, serta pengelolaan stok pangan berperan besar dalam mendukung prospek inflasi
VF yang terkendali.
Halaman - 22
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Inflasi Administered Prices (AP) diprakirakan lebih rendah dibandingkan inflasi pada tahun
sebelumnya karena kebijakan Pemerintah terkait penyesuaian tarif dan harga komoditas
strategis diprakirakan terbatas. Inflasi AP yang diperkirakan rendah tersebut sejalan
dengan prakiraan inflasi bahan bakar khusus (BBK) yang lebih rendah karena harga minyak
dunia (Minas) yang turun. Dengan prakiraan inflasi BBK yang rendah tersebut, inflasi AP
diprakirakan tetap terkendali mengingat bobot bahan bakar dan energi dalam keranjang
perhitungan inflasi AP cukup besar.
Halaman - 23
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB IV
ASPEK PASAR
Perkembangan awal Telekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1984
dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama mengadopsi
teknologi seluler versi komersial. Teknologi seluler yang digunakan saat itu adalah NMT
(Nordic Mobile Telephone) dari Eropa, disusul oleh AMPS (Advance Mobile Phone System),
keduanya dengan sistem analog. Teknologi seluler yang masih bersistem analog itu seringkali
disebut sebagai teknologi seluler generasi pertama (1G). Pada tahun 1995 diluncurkan
teknologi generasi pertama CDMA (Code Division Multiple Access) yang disebut ETDMA
(Extended Time Division Multiple Access) melalui operator Ratelindo yang hanya tersedia di
beberapa wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Sementara itu di dekade yang sama, diperkenalkan teknologi GSM (Global Global System for
Mobile Communications) yang membawa teknologi telekomunikasi seluler di Indonesia ke
era generasi kedua (2G). Pada masa ini, Layanan pesan singkat (Inggris: short message
service) menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel berkat sifatnya yang hemat dan
praktis. Teknologi GPRS (General Packet Radio Service) juga mulai diperkenalkan, dengan
kemampuannya melakukan transaksi paket data. Teknologi ini kerap disebut dengan
generasi dua setengah (2,5G), kemudian disempurnakan oleh EDGE (Enhanced Data Rates
for GSM Evolution), yang biasa disebut dengan generasi dua koma tujuh lima (2,75G).
Telkomsel sempat mencoba mempelopori layanan ini, namun kurang berhasil memikat
banyak pelanggan. Pada tahun 2001, sebenarnya di Indonesia telah dikenal teknologi CDMA
generasi kedua (2G), namun bukan di wilayah Jakarta, melainkan di wilayah lain, seperti
Bali dan Surabaya.
Pada 2004 mulai muncul operator 3G pertama, PT Cyber Access Communication (CAC), yang
memperoleh lisensi pada 2003. Saat ini, teknologi layanan telekomunikasi seluler di
Indonesia telah mencapai generasi ketiga-setengah (3,5G), ditandai dengan berkembangnya
teknologi HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yang mampu memungkinkan transfer
data secepat 3,6 Mbps.
Pada Mei 2005, Telkomsel berhasil melakukan ujicoba jaringan 3G di Jakarta dengan
menggunakan teknologi Motorola dan Siemens, sedangkan CAC baru melaksanakan ujicoba
jaringan 3G pada bulan berikutnya. CAC melakukan ujicoba layanan Telepon video, akses
internet kecepatan tinggi, dan menonton siaran MetroTV via ponsel Sony Ericsson Z800i.
Setelah melalui proses tender, akhirnya tiga operator telepon seluler ditetapkan sebagai
pemenang untuk memperoleh lisensi layanan 3G, yakni PT Telekomunikasi Seluler
(Telkomsel), PT Excelcomindo Pratama (XL), dan PT Indosat Tbk (Indosat) pada tanggal
8 Februari 2006. Dan pada akhir tahun yang sama, ketiganya meluncurkan layanan 3G secara
komersial.
Pada Agustus 2006, Indosat meluncurkan StarOne dengan jaringan CDMA2000 1x EV-DO di
Balikpapan. Pada saat yang sama, Bakrie Telecom memperkenalkan layanan ini pada
penyelenggarakan kuliah jarak jauh antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan
California Institute for Telecommunication and Information (Calit2) di San Diego State
University (UCSD) California.
Halaman - 24
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Maka, berdasarkan keputusan tersebut, para operator seluler CDMA berbasis FWA yang
menghuni frekuensi 1.900 MHz harus segera bermigrasi ke frekuensi 800 MHz. Saat itu ada
dua operator yang menghuni frekuensi CDMA 1.900 MHz, yaitu Flexi dan StarOne. Akhirnya,
Telkom bekerjasama dengan Mobile-8 dalam menyelenggarakan layanan Fren dan Flexi,
sedangkan Indosat dengan produk StarOne bekerja sama dengan Esia milik Bakrie Telecom.
Jumlah pengguna layanan seluler di Indonesia mulai mengalami ledakan. Jumlah pelanggan
layanan seluler dari tiga operator terbesar (Telkomsel, Indosat, dan Excelcom) saja sudah
menembus 38 juta. Itu belum termasuk operator-operator CDMA. Hal ini disebabkan oleh
murahnya tarif layanan seluler jika dibandingkan pada masa sebelumnya yang masih cukup
mahal.
Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 220 juta pada saat
itu, angka 38 juta masih cukup kecil. Para operator masih melihat peluang bisnis yang besar
dari industri telekomunikasi seluler itu. Maka, untuk meraih banyak pelanggan baru,
sekaligus mempertahankan pelanggan lama, para operator memberlakukan perang tarif yang
membuat tarif layanan seluler di Indonesia semakin murah.
Namun di balik gembar-gembor tarif murah itu, BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi
Indonesia) dan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menemukan fakta menarik,
ternyata para operator seluler telah melakukan kartel tarif layanan seluler, dengan
memberlakukan tarif minimal yang boleh diberlakukan di antara para operator yang
tergabung dalam kartel tersebut[6]. Salah satu fakta lain yang ditemukan BRTI dan KPPU
adalah adanya kepemilikan silang Temasek Holdings, sebuah perusahaan milik Pemerintah
Singapura, di PT Indosat Tbk (Indosat) dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), yang
membuat tarif layanan seluler cukup tinggi.
Akibat kebijakan pemerintah tentang penurunan tarif pada awal 2008, serta gencarnya
perang tarif para operator yang makin gencar, kualitas layanan operator seluler di Indonesia
terus memburuk, terutama pada jam-jam sibuk, Sementara itu, tarif promosi yang diberikan
pun seringkali hanya sekadar akal-akalan, bahkan cenderung merugikan konsumen itu
sendiri.
Halaman - 25
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Jumlah pengguna seluler di Indonesia hingga bulan Juni 2010 diperkirakan mencapai 180 juta
pelanggan, atau mencapai sekitar 80 persen populasi penduduk. Dari 180 juta pelanggan
seluler itu, sebanyak 95 persen adalah pelanggan prabayar. Menurut catatan ATSI (Asosiasi
Telekomunikasi Seluler Indonesia), pelanggan Telkomsel hingga bulan Juni 2010 mencapai
88 juta nomor, XL sekitar 35 juta, Indosat sekitar 39,1 juta, selebihnya merupakan pelanggan
Axis dan Three. Direktur Utama PT Telkomsel, Sarwoto mengatakan, dari sisi pendapatan
seluruh operator seluler sudah menembus angka Rp100 triliun. Industri ini diperkirakan terus
tumbuh, investasi terus meningkat menjadi sekitar US$2 miliar per tahun, dengan jumlah
BTS mencapai lebih 100.000 unit.
WiMAX sendiri adalah teknologi telekomunikasi terbaru yang memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan koneksi internet berkualitas dan melakukan aktivitas dan teknologi nirkabel
telekomunikasi berbasis protokol internet yang berjalan pada frekuensi 2,3 dan 3.3 GHz.
Telkomsel telah menggunakan frekuensi 5,8 GHz untuk menguji coba teknologi WiMAX
tersebut. Namun, karena tak punya izin lisensi, operator ini mengklaim meminjam perangkat
dan izin penggunaan frekuensi dari penyelenggara lain. Telkomsel sendiri mengklaim mereka
tak akan mengkomersilkan WiMAX, sebab mereka lebih memilih LTE (Long Term Evolution)
sebagai teknologi masa depan mereka. Telkomsel menggunakan teknologi WiMAX ini untuk
backhaul saja.
Sementara itu, Indosat melalui produk IndosatM2 bekerja sama dengan Intel untuk
menawarkan program pengadaan komputer beserta koneksi internet nirkabelnya di sekolah-
sekolah. Program itu nantinya jadi cikal-bakal untuk membidik peluang WiMAX di sekolah.
Melihat jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan penetrasi seluler yang baru hampir
mencapai 50%, maka masih ada peluang yang terbuka lebar untuk meraih banyak pelanggan
baru. Pada 2012, diperkirakan penetrasi seluler di Indonesia akan mencapai 80%.
Jika dilihat dalam periode 31 Desember 2013 sampai dengan 2017 menunjukkan jumlah
pelanggan yang cenderung naik, berikut gambaran jumlah pelanggan kenaikan dan
penurunan pada 3 perusahaan telekomunikasi di Indonesia :
Halaman - 26
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Indonesia merupakan tempat pengembangan bisnis pusat data dan teknologi kumputasi awan
yang menarik bagi investor karena tingkat pengembalian modal investasi (ROIC) yang
mencapai 11,6%, atau tertinggi di Asia Pasifik. Di Singapura, tingkat ROIC hanya 9,5%, sedang
di Australia, karena mahalnya fasilitas di perkotaan, angka ROIC hanya 3,8% atau terendah.
Pusat data atau data center adalah fasilitas untuk menempatkan sistem komputer, cadangan
informasi, server website atau database, dan komponen terkaitnya. Sedangkan komputasi
awan merupakan layanan teknologi penyimpanan informasi melalui jaringan berbasis
internet yang bisa diakses nirkabel melalui perangkat elektronik. Sebelum maraknya bisnis
pusat data dan komputasi awan, keduanya kerap dianggap sebagai bagian perusahaan
telekomunikasi. Namun, belakangan dua unit usaha ini dapat berdiri sendiri karena memiliki
fokus operasional dan cashflow yang jelas.
Laporan tersebut memuat contoh di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, di mana
perusahan telekomunikasi telah mendivestasi bisnis pusat data mereka. Dana yang
didapatkan dari divestasi tersebut kemudian digunakan untuk mengaktifkan fasilitas
teknologi awan atau diinvestasikan ke bisnis lainnya seperti Big Data Analytics.
Ada dua jenis layanan teknologi awan yaitu private dan public cloud. Private cloud adalah
layanan ekslusif yang disediakan untuk internal organisasi atau perusahaan. Fasilitas ini lebih
aman karena dikelola sendiri, namun biaya operasionalnya yang cukup tinggi. Sedangkan
public cloud untuk pengguna lebih luas, seperti yang disediakan Adobe Reader Cloud,
Windows Azure, Amazon Web Services, dan Google Cloud.
Banyak perusahaan termasuk 48 dari 50 Fortune Global yang memilih layanan publik
daripada private. Hal ini jelas menekan pendapatan bisnis private cloud. Maka, para pemain
di bisnis private cloud pun berakspansi ke area lain, seperti penyediaan layanan pendukung
keamanan dan pengelolaan dan monitoring teknologi awan. Menurut survey Bain and
Company, lembaga konsultan bisnis, terjadi peningkatan penggunaan teknologi awan global
dari satu persen pada 2010 menjadi 16% dari 2015 dengan nilai melebihi US$ 17 miliar.
Halaman - 27
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Selain itu, berdasarkan laporan McAfee, sebuah perusahaan layanan keamanan siber global,
penggunaan komputasi awan hybrid juga melonjak dari 19% di 2015 menjadi 57% di 2016.
Laporan Synergy Research Group menyebut Amazon Web Services sebagai pemain terbesar
public cloud, dengan penguasaan 34% pasar global. Selanjutnya adalah Microsoft yang
menguasai 11% dan Google sebesar 5%. Sedangkan di Indonesia, pemain terbesar saat ini
adalah Telkomsigma yang merupakan anak perusahaan Telkom. Telkomsigma memiliki 100
klien komputansi awan, mulai dari UMKM hingga perusahaan besar nasional.
Pada 2014 nilai transaksi pasar pusat datar dan komputasi awan Indonesia sebesar
Rp4,4 triliun. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, pasar pusat data Indonesia
diprediksi tumbuh sekitar 20% pertahun dalam periode 2015 hingga 2107 seiring dengan
berkembangnya teknologi digital. Tentu saja, pertumbuhan fasilitas pusat data di Indonesia
akan dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur nasional, terutama di luar Pulau Jawa.
Saat ini, industri pusat data di Indonesia dapat disebut masih dalam fase awal, dengan 60%
aktivitasnya terpusat di Jakarta.
Munculnya sejumlah regulasi di berbagai sektor kegiatan ekonomi dalam sepuluh tahun
terakhir, yang mengharuskan perusahaan yang beroperasi di Indonesia untuk menyimpan
data di dalam negeri telah mendorong tumbuhnya bisnis pusat data dan teknologi komputasi
awan.
Di sektor keuangan, misalnya, ada Peraturan Pemerintah No. 82/2012 yang mewajibkan
sistem pembayaran elektronik untuk menyimpan datanya di Indonesia. Di sektor minyak dan
gas, SKK Migas sejak 2013 mewajibkan seluruh perusahaan migas memiliki pusat data yang
ditempatkan di Indonesia.
Saat ini Kominfo tengah melakukan revisi terhadap Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2012
tentang Penyelengaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE) dengan memasukkan isu
klasifikasi data yang wajib ditaruh di Indonesia ketimbang mewajibkan penempatan data
center di tanah air dinilai melemahkan pelaku usaha lokal.
Peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktifitas
yang dibutukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Secara tanpa kita
sadari, sebagian aktivitas yang dilakukan oleh manusia telah didukung oleh Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi baik secara langsung maupun
tidak langsung telah mengubah cara kita hidup, cara kita belajar, cara kita bekerja dan cara
kita bermain. Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain
dalam bidang bisnis, pendidikan, dan kesehatan dan pemerintahan.
Halaman - 28
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Penerapan TIK pada bidang bisnis misalnya, TIK telah banyak digunakan untuk mendukung
proses bisnis yang terjadi pada perusahaan, baik bidang ekonomi maupun perbankan. Dengan
hadirnya aplikasi-aplikasi dan layanan e-bussiness, e-commerce, e-banking dan lain-lain.
Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku bisnis merasa perlu
menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice
Resource Planning (ERP).
Penerapan TIK pada bidang pendidikan telah memberikan kontribusi bagi perkembangan
teknologi pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari sering dijumpai
kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan
alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang
atau lebih. Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar
mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi ebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh
hasil yang lebih baik. Dengan hadirnya e-learning setiap siswa bisa mengakses materi
pembelajaran yang disediakan melalui situs. Siswa bisa berinteraksi dengan guru atau
dengan siswa lain tanpa harus harus hadir dikelas. Materi pembelajaran online, membuat
siapa saja bisa mengakses materi tersebut tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.
Penerapan TIK dalam bidang kesehatan telah mengubah pola juru medis untuk mengetahui
riwayat penyakit pasien, yaitu dengan sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat
digunakan juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit
karena dalam kartu tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien.
Digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan
komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
Sedangkan penerapan TIK dalam pemerintahan dikenal dengan istilah e-government. Tujuan
pemanfaatan TIK dalam pemerintahan adalah agar pelayanan kepada masyarakat dalam
lebih efisien. TIK juga dapat memberdayakan masyarakat karena dengan adanya
infrastruktur e-government akan lebih mudah dan lebih cepat untuk mengakses informasi
dari pemerintah. Selain itu, TIK dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih
efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan
industri.
Dengan demikian ICT merupakan teknologi yang dapat diandalkan untuk memberikan
layanan yang efektif dan efisien.
Dalam bidang industri, komputer digunakan pada proses perencanaan sebuah produk baru
melalui program desain, seperti Computer Aided Design (CAD). Gunanya, agar produk yang
diinginkan dapat dirancang secara cepat, mudah, dan memiliki ketepatan tinggi. Sebagai
contoh, untuk menggambar bentuk desain mobil dibutuhkan waktu yang lama dan relatif
sulit apabila dilakukan secara manual. Akan tetapi, dengan program CAD (misalnya,
AutoCad) semua itu dapat teratasi. Bahkan, program ini dapat menggambarkan bentuk nyata
sebuah desain mobil dilihat dari berbagai sudut (3 dimensi).
Halaman - 29
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Pada tahap produksi, digunakan robot yang d¬kendalikan oleh komputer dengan program
Computer Numerical Control (CNC) dan Computer Aided Manufacture (CAM). Bahkan,
ujicoba ketahanan kendaraan dapat dilakukan dan disimulasikan dengan komputer.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran TIK dalam bidang industri dan
manufaktur sangat besar, di antaranya adalah sebagai berikut.
• Sebagai alat bantu untuk merancang produk baru secara cepat, mudah, dan tepat
(akurat).
• Proses produksi dapat dilakukan dengan sesedikit mungkin tenaga manusia sehingga
mengurangi resiko fisik yang dapat dialami oleh manusia.
Halaman - 30
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Market Overview
Cloud Computing & Data Center Cloud Computing or Data Center
Players Players
Local Partners
Regional Players
Sumber : Manajemen
Halaman - 31
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Terkait dengan pemain di Data Centre dan Jaringan, berikut kondisi pasar :
Market Overview
Supported Foreign Data Center Only Data Center + Network
Investors
Local Owned
Sumber : Manajemen
Indosat Ooredoo Group & Telkom group adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang
menawarkan solusi konvergensi dan satu atap. Telkom mengalokasikan masing-masing anak
perusahaan untuk fokus pada layanan tertentu dalam menembus pasar.
Persaiangan Usaha
Sumber : Manajemen
Halaman - 32
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Dalam memperluas penjualannya ada beberapa strategi yang dilakukan Indosat dalam
pemasarannya, yaitu melalui Skema Penjualan, bisnis modal dan strategi harga. Berikut figur
penjelasannya :
Saluran Penjualan
Sumber : Manajemen
Sumber : Manajemen
Dalam merealisasikan strategi pemasaran yang akan dilakukan Indosat, perlu adanya
pemahaman mengenai tahap siklus pelanggan agar strategi pemasaran yang dilakukan dapat
tercapai, berikut tahap siklus hidup pelanggan :
Halaman - 33
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Halaman - 34
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB V
ASPEK TEKNIS
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Indosat dapat melakukan kegiatan
usaha utama sebagai berikut :
Kondisi bisnis yang ada saat ini (eksisting) sesuai dengan KBLI sebagai berikut :
1. 61100 : Kegiatan Telekomunikasi dengan Kabel;
2. 61200 : Kegiatan Telekomunikasi tanpa Kabel;
3. 61922 : Jasa Sistem Komunikasi;
4. 61923 : Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (ITKP);
5. 61924 : Jasa Interkoneksi Internet (NAP);
6. 61921 : Internet Service Provideri;
7. 61929 : Jasa Multimedia Lainnya;
8. 61300 : Aktivitas Telekomunikasi Satelit;
9. 46523 : Perdagangan Besar Peralatan Telekomunikasi
Dalam merubah kegiatan usaha utama dengan menambah lini bisnis sesuai dengan KBLI,
sebagai berikut :
1. 46511: Perdagangan Besar Komputer dan Perlengkapan Komputer;
2. 46512: Perdagangan Umum Perangkat Lunak;
3. 58200: Penerbit Piranti Lunak;
4. 62019: aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya;
5. 62021: Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi;
6. 62029: Aktivitas Konsultasi Komputer dan Manajemen fasilitas Komputer Lainnya;
7. 62090: Aktivitas Teknologi Informasi dan Jasa Komputer Lainnya;
8. 63111: Aktivitas Pengolahan Data;
9. 63112: Aktivitas Hosting dan yang Berkaitan Dengan Itu;
10. 63122: Portal Web dan / atau Platform Digital Dengan Tujuan Komersial;
11. 82200: Aktivitas Call Center.
Dalam rencana penambahan kegiatan usaha yang direfleksikan ke-11 KBLI tersebut, indosat
menggolongkan menjadi beberapa category, dengan rincian sebagai berikut :
Halaman - 35
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Halaman - 36
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Produk layanan mengalami perkembangan dari konektivitas dasar berubah menjadi layanan
konektivitas otomatis, aman, dan dikelola sepenuhnya. Produk layanan tersebut adalah
sebagai berikut :
• Manage network security dan manage IT service
• Fix phone product transformation dengan produk layanan manage call center, call center
facility, dan PABX cloud based.
• Digital application transformation dengan vertical (industry specific) application,
horizontal application, dan tracking & matering (connected car, fleet management).
• Cloud and security product dengan security services, workplace & collaboration, dan
global public cloud.
Manage Service
Sumber : Manajemen
Halaman - 37
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Sumber : Manajemen
Sumber : Manajemen
Halaman - 38
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Secara garis besar produk dan bisnis model Indosat dalam kaitan penambah kegiatan usaha
ini adalah sebagai berikut :
Sumber : Manajemen
Halaman - 39
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB VI
Indosat menawarkan Proposisi Nilai Indosat dalam bisnis yang ditawarkan dan dapat
menjadikan nilai tambah bagi pelanggan, dengan gambaran sebagai berikut :
Sumber : Manajemen
Sumber : Manajemen
Halaman - 40
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Berikut pola bisnis dalam pemindai Kerentanan Keamanan Terkelola, WAP & SOC Virtual :
Sumber : Manajemen
Untuk memperkenalkan Solusi Layanan Terkelola (Pemindai, WAF & Virtual SOC) kepada
pelanggan saat ini dan membangun aliran pendapatan dari sektor ini, Indosat membagi pada
3 sektor yaitu :
Sumber : Manajemen
Berikut pola bisnis dalam pemindai Kerentanan Keamanan Terkelola, WAP & SOC Virtual :
Halaman - 41
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Cloud Solution
Sumber : Manajemen
Halaman - 42
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Selain itu Indosat menawarkan berbagai model komersial non cloud tradisional dengan/ atau
tanpa konektivitas, berikut penjelasannya :
Sumber : Manajemen
Halaman - 43
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) terdiri atas faktor internal yang
bisa dikontrol dan faktor eksternal atau lingkungan yang mungkin sulit dikontrol. Kedua sisi
dianalisis supaya dapat disusun suatu strategi sehingga tercapai keberhasilan dan
mempunyai daya saing. Dari faktor internal bisa diidentifikasi kekuatan dan kelemahan
(strength and weakness) sedangkan dari faktor eksternal berupa peluang dan ancaman
(opportunity and threat).
Berikut adalah analisa SWOT Indosat setelah perubahan kegiatan usaha utama :
• Strengths
1. Dalam hubungan dengan pelanggan, Indosat memiliki akses ke segmen pelanggan
yang luas dan deep relationship.
2. Indosat menawarkan Holistic Offer atau dapat menggabungkan semua kebutuhan
perusahaan dalam satu tagihan dan layanan manajemen.
3. Indosat memiliki jangkauan luas dan beragam saluran penjualan dan area topografi
yang kuat.
4. Indosat memiliki merek yang strong dan sudah dianggap sebagai perusahaan
telekomunikasi termuka di segmen perusahaan.
5. Indosat memiliki pengalaman dalam menangani proyek skala besar, seperti LRT,
BIJB, UOB dan lain sebagainya.
6. Indosat menawarkan akses ke modal atau peluang untuk menawarkan modal.
• Weakness
1. Membutuhkan OPEX yang cukup tinggi.
2. Memerlukan tenaga ahli yang berkompetensi dibidangnya dan diperlukannya bukti
berupa sertifikasi dan memerlukan adanya pengalaman.
3. Ketersediaan infrastruktur yang belum memadai dapat menghambat proses
penjualan tertutama Indonesia bagian Timur.
Halaman - 44
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
• Oportunities
• Threats
1. Persaingan terbuka yang berdampak pada harga yang ditawarkan.
2. Regulasi pemerintah terkait dengan perizinan perihal secondary market spectrum
diizinkan, dan untuk wilayah layanan telekomunikasi seluler yang belum optimal
dalam penggunaan spektrum.
Seperti halnya kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan lainnya, kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Indosat di bidang ini tidak terlepas dari faktor risiko usaha yang disebabkan
oleh berbagai faktor dan pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan
kesehatan Indosat, sebagai berikut :
Risiko Operasional
• Risiko delay project, misalkan dari pihak indosat sudah siap akan tetapi dari pihak
pelanggan belum siap.
• Risiko terkait dengan pembelian perangkat atau capex. Risiko ini terjadi bilamana
perangkat yang dibeli lalu disimpan dalam gudang atau dijadikan stock, sedangkan
perangkat itu sendiri memiliki lifecycle. Risiko lainnya jika pembelian perangkat
langsung dikirim ke pelanggan, yang timbul dari risiko ini adalah dalam proses
pembelian perangkat ka vendor yang memerlukan waktu minimal sekitar 8 minggu
sedangkan pelanggan memiliki batas waktu sehingga tidak menutup kemungkinan pihak
Indosat akan terkena pinalti jika barang tersebut tidak sampai tepat waktu.
• Risiko ketidaksesuaian antara typical yang dibeli oleh Indosat dengan yang dimiliki oleh
pelanggan.
• Indosat menggunakan pihak ketiga atau yang disebut dengan partnership, pemilihan
partnership dilakukan melalui tender dimana tender tersebut Indosat akan memberikan
beberapa syarat berupa kepemilikan berupa sertifikasi suatu keahlian sesuai dengan
teknologi yang disesuaikan dengan proyek.
• Indosat dalam menawarkan managed service yang dijual adalah SLA (Service Level
Agreement). SLA adalah bagian dari perjanjian layanan secara keseluruhan antara 2
(dua) entitas untuk peningkatan kinerja atau waktu pengiriman harus diperbaiki selama
masa kontrak. Dampak dari ketiadannya SLA adalah berupa pinalti.
Efek dari kedua faktor tersebut akan mempengaruhi kinerja dari Indosat.
Halaman - 45
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Untuk wilayah layanan telekomunikasi seluler yang belum optimal dalam penggunaan
spektrum dapat dikembalikan kepada pemerintah/regulator, lalu regulator memberikan
kepada calon operator lain untuk menggelar jaringan infrastruktur ICT. Atau juga operator
dapat menyewakan/menjual spektrum frekuensi kepada pihak lain guna dimanfaatkan. Ini
hanya bisa dilakukan bila regulasi secondary market spectrum diizinkan.
Peraturan perundangan atau regulasi yang dikeluarkan regulator harus mampu memberikan
ruang gerak peningkatan inovasi dan efisiensi penggunaan sumber daya guna mendukung
perkembangan bisnis para operator/provider serta menarik minat investor berinvestasi.
• Ketersediaan infrastruktur ICT di pulau Jawa dan Bali sudah sangat memadai, sedangkan
untuk pulau lainnya perlu ditingkatkan dan beberapa pulau seperti Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua masih perlu mendapatkan perhatian khusus.
Untuk mengatasi kesenjangan ketersediaan infrastruktur ICT, maka perlu dukungan pihak
lain diantaranya oleh swasta melalui kerjasama partnership dengan operator. Dimana pihak
swasta yang tertarik diberikan izin untuk membangun infrastruktur ICT lalu disewakan
kepada operator yang biasa disebut sebagai model bisnis “manage service”. Model bisnis
sementara ini baru bisa dilakukan oleh vendor perangkat ICT dikarenakan menyangkut
kompatibilitas serta mahalnya biaya investasi.
Risiko ini muncul apabila tidak tercapainya target penjualan yang sudah sesuai dengan
asumsi dalam penyusunan bisnis plan.
Halaman - 46
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB VII
Terkait pengembangan sumber daya manusia Indosat, sebagian besar program sumber daya
manusia yang dijalankan di tahun 2017 merupakan kelanjutan inisiatif yang dimulai pada
tahun 2016. Tujuan utamanya adalah terus membangun budaya perusahaan dan pola pikir
digital yang dapat mendorong inovasi berorientasi pelanggan serta respon yang tangkas,
sementara memperkuat keterlibatan karyawan dan meningkatkan kinerja SDM yang pada
ujungnya akan mendorong pertumbuhan pendapatan di masa depan.
Membangun Strategi Talent yang Unik Pada tahun 2017, Office of Human Resources fokus
untuk menciptakan talent yang mampu bersaing dan mendukung pertumbuhan bisnis yang
berkelanjutan, guna mencapai visi digital Indosat Ooredoo. Untuk mengembangkan dan
mempertahankan talent yang dibutuhkan, sepanjang tahun Office of Human Resources
menangani berbagai aspek yang terkait termasuk pelatihan dan pengembangan,
perencanaan suksesi, evaluasi kinerja, jenjang karir, remunerasi (baik moneter maupun
sebaliknya), keterlibatan karyawan dan lingkungan kerja.
Dalam menyusun proses perencanaan SDM (manpower planning) maupun strategi talent,
Office of Human Resources terus menyempurnakan dan memperbarui pemahamannya
tentang tujuan bisnis Perusahaan saat ini maupun ke depan. Berangkat dari pemahaman ini,
maka Office of Human Resources melakukan pemetaan terhadap kompetensi utama yang
dibutuhkan untuk setiap jabatan, kemudian pelatihan dan pengembangan disesuaikan untuk
memastikan bahwa setiap SDM memiliki kompetensi yang tepat untuk mengisi jabatannya.
Berdasarkan data SDM Indosat dalam 3 tahun terakhir tercatat mengalami penurunan
terutama pada jenjang pendidikan pascasarjana, sarjana dan diploma. Berikut rincian data
karyawan dalam 3 tahun terakhir :
Halaman - 47
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sumber : Manajemen
Sumber : Manajemen
Halaman - 48
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sehubungan dengan rencana penambahan Kegiatan Usaha Baru, Perseroan memiliki sumber
daya manusia, seperti staff, karyawan dan manajemen yang kompeten dan memadai. Secara
khusus, Perseroan telah membentuk: (i) grup baru untuk mengembangkan produk terkait
dengan bisnis telekomunikasi inti perusahaan & konektivitas ("TIK"), (ii) divisi khusus baru
untuk menangani proposisi nilai TIK, (iii) spesialis penjualan baru untuk menangani layanan
TIK, dan (iv) jasa pengiriman baru untuk menangani layanan TIK.
Sampai saat ini jumlah total kepala untuk bisnis TIK adalah 35 (tiga puluh lima) orang dengan
rincian fungsi sebagai berikut:
Dalam rencana penambahan kegiatan usaha diperlukan tenaga kerja yang berkompeten
dibidangnya dalam kaitan penambahan bidang usaha ini, berikut adalah beberapa CV dari
tenaga kerja yang dimiliki Indosat yang dapat mendukung penambahan kegiatan usaha
utama :
Pengalaman :
1. GH ICT Product & Solution (01 April 2018)
2. GH Business Products (01 Jan 2017)
3. GH IT Strategy Architecture & Planning ( 01 Feb 2015)
4. GH IT Planning & Development (10 Jul 2014)
5. GH Technology Planning Services ( 07 Jan 2013)
6. Group Head IT Planning (01 Jan 2013)
7. GH Planning & Engineering Services (17 Okt 2012)
8. Group Head IT Planning (01 Jun 2006)
9. Group Head IT Planning & Budget (26 April 2006)
10. VP Planning & Integration (01 Sept 2004)
11. VP Mobile Data Business Development (01 Mei 2003)
12. Division Head IT Infras.Plan & SV (01 Nov 2000)
13. Staf IT Infras. Plan&Serv Div (01 Sept 2000)
14. IT Staff (01 Mei 1998)
15. Celular IT Staff (01 Feb 1998)
16. Staff IT Plan Ctrl Serv (01 Jan 1998)
17. Staf Gol.IV (01 Jan 1997)
18. Junior Manager (01 Okt 1995)
Halaman - 49
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Nama : Supriyadi
NIK : 79187850
Grade :7
Position : DH ICT Value Proposition
Work Unit : Div. ICT Value Proposition – Group
Business Marketing – Office of Chief
Business – Office od Dir. & Chief
Operating
Location : Jakarta
Pengalaman :
1. Product Marketing Manager, Internet of Things (IOT) (Juni 2012 – Dec 2015).
2. Product Marketing Manager, Content & Application (May 2011-Jun 2012).
3. Product Marketing Manager, Blackberry (Feb 2011-May 2011).
4. PT Indosat Tbk – Wireless Product Manager (2000-2011).
5. PT Indosat Tbk – Product Development & Management Coordinator for CDMA
Product (2004-2009).
6. PT Indosat Tbk – HRIS Management (2000-2004).
3. DH IoT Solution
Nama : Nurul Hari Lesmono
NIK : 80187854
Grade :7
Position : DH IOT & Digital Solution
Work Unit : Div.IOT & Digital Solution – Group ICT
Product & Solution – Office of Chief
Business – Office of Dir. & Chief
Operating
Location : Jakarta
Pengalaman :
1. Founder and Development Team Manager (Nov 2018 – Present).
2. Freelance IoT Developer (Nov 2017 – Present).
3. S3 Innovate Pte. Ltd ( Okt 2015 – Feb 2017).
4. Indonesia Country Manager (Jun2016 – Feb 2017).
5. Solution and Innovation Manager (Feb 2016 – Feb 2017)
6. Integration Technical Consultant (Okt 2015 – Jan 2016)
7. Oberthur Technologies (Agus 2012 – Jul 2015).
8. Product Management Manager (Apr 2014 – Jul 2015).
9. Porject Leader (Agu 2012 – Apr 2014).
10. Quantum Automation Pte Ltd (Jul 2009 – Jun 2012).
11. Obethur Card System (Agus 2007 – Jul 2009).
12. DOT System (Sep 2006-Mar 2007).
13. Delta Electronic (Agus 2004-Jul 2006)
Halaman - 50
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Pengalaman :
1. DH Managed Connectivity Solution (01 April 2018)
2. DH Connectivity & Internet Solutions (01 Feb 2017)
3. DH Datacomm & Internet Solution (01 jan 2013)
4. Div Head Gaming & Content (01 Jan 2012)
5. Div Head Mobile Advertising (01 Okt 2011)
6. IT & Content Development Manager (01 Agus 2006)
7. Specialist 3 (01 Des 2004)
Pengalaman :
1. DH Data Center & Cloud Solution (01 Apr 2018)
2. DH Major Account Pre-Sales (01 Des 2017)
3. Government & Public Svc. Pre Sales Mgr (01 Feb 2017)
4. Gover. Manufac & Supply Chain Sol. Mgr (01 Agus 2016)
5. Govt Publ Svc Manuf & Sply Chain Sol Mgr (01 Mar 2016)
6. Pbc.Svc,Manufac 7 Supply Chain Sol.Mgr (10 Nov 2015)
7. Svc.Manufac & Supply Chain Sol.Mgr (01 Mar 2015)
8. Media & Jabodetabek Solution Mgr (01 Feb 2015)
9. Supply Chain & Public Svc Solution Mgr (01 Mei 2014)
10. Industry & Public Serv. Solution Mgr (01 Des 2013)
11. Multimedia & Public Svc Solution Mgr (01 Jan 2013)
12. Oil, Mining & Contractor Mgr (01 Apr 2011)
13. Disaster Recovery Center Operation Mgr (01 Jun 2010)
14. FTM Engineer (01 Nov 2006)
15. FTM Technician (18 Sept 2006)
16. Staff (01 Des 2004)
Halaman - 51
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
6. DH Security Solution
Nama : Wildan Aliviyarda
NIK : 86187837
Grade :7
Position : DH Security Solution
Work Unit : Div. Security Solution – Group ICT Product
& Solution – Office of Chief Business –
Office of Dir & Chief Operating
Location : Jakarta
Pengalaman :
1. DH Security Solution (02 Juli 2018)
2. Indosat Ooredoo – Division Head ICT Security Solution (Jul 2018 – Present)
3. Accenture Technology Consulting – Manager (Feb 2017 – July 2018)
4. Pricewaterhousecoopers (PwC) Consulting – Senior Associate (Nov 2014 – Jan 2017)
5. IBM – Pre Sales (Engagement Specialit) (Jan 2013 – Agus 2014)
6. Bank Mandiri (May 2011- Jan 2013)
7. IT Consultant – eBdesk Technology (Agus 2010 – Jan 2011)
8. System Engineer – ITB (Dec 2006 – April 2011)
9. Internship – PT Telekomunikasi Indonesia (Jun 2007 – Agus 2007)
Halaman - 52
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
BAB VIII
ASPEK KEUANGAN
Indosat adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang bergerak dalam bidang
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta informatika dan/ atau
jasa teknologi konvergensi, dimana saat ini Indosat berencana merubah kegiatan usaha
utama berupa penambahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yaitu menjadi
“46511: Perdagangan Besar Komputer dan Perlengkapan Komputer; 46512: Perdagangan
Besar Piranti Lunak; 58200: Penerbit Piranti Lunak; 62019: Aktivitas Pemrograman Komputer
Lainnya; 62021: Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi; 62029: Aktivitas Konsultasi
Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya; 62090: Aktvitas Teknologi Informasi
dan Jasa Komputer Lainnya; 63111: Aktivitas Pengolahan Data; 63112: Aktivitas Hosting dan
yang berhubungan dengan itu; 63122: Portal Web dan/ atau Platform Digital Untuk Tujuan
Komersial; 82200: Aktifitas Call Center”.
Untuk melakukan perubahan kegiatan usaha utamanya ini, Indosat memerlukan adanya
tambahan investasi, agar usahanya dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Secara garis besar investasi yang direncanakan untuk menjalankan perubahan kegiatan usaha
utamanya dibutuhkan investasi sebesar Rp 21.273 Juta (Dua Puluh Satu Milyar Dua Ratus
Tujuh Puluh Tiga Juta). Dalam penambahan kegiatan usaha utama dari 11 KBLI kemudian
dikelompokan menjadi 7 kelompok, berikut rinciannya :
Halaman - 53
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Rincian Investasi
Harga
No Daftar Aset
(Dalam Jutaan Rupiah)
1 Managed Services – Equipment / Hardware Rp5.105
2 Security Rp2.500
3 Data Center Rp7.983
4 M2M - IOT Rp5.685
TOTAL CAPEX Rp21.273
Sumber : Manajemen
Sumber dana dari kebutuhan investasi ini berasal dari kas Indosat, sehingga memungkinkan
Indosat untuk menambah investasi melalui penambahan kegiatan usaha utama.
Dalam melakukan Analisa Studi Kelayakan Perubahan Kegiatan Usaha Utama ini, kami
menggunakan cut off 31 Desember 2018 dimana batas tersebut diambil atas dasar
pertimbangan kepentingan dan tujuan dilaksanakan studi kelayakan perubahan kegiatan
usaha utama.
Tingkat diskonto untuk ekuitas diperoleh dengan mengaplikasikan model Capital Asset
Pricing Model (CAPM). Model ini menyatakan bahwa biaya ekuitas adalah bunga bebas risiko
ditambah premium unutk menutup risiko sistematis dari sekuritas saham. Dengan formula
sebagai berikut :
Ke = Rf + ß (Rm-Rf)
Ke = Rf + ß Rp
Dimana :
Rf = tingkat kembalian untuk investasi bebas risiko
ß = risiko sistimatis
Rm = tingkat kembalian yang diharapkan oleh pasar ekuitas
Rp = selisih antara Rm dengan Rf
Rf (Risk free rate), adalah tingkat suku bunga untuk instrumen-instrumen yang dianggap
tidak memiliki kemungkinan gagal bayar. Untuk kasus Indonesia, instrumen bebas risiko yang
dapat dipilih adalah tingkat bunga obligasi Pemerintah untuk jangka panjang.
Terkait dengan tanggal penilaian yang jatuh pada tanggal 31 Desember 2018, maka
instrumen bebas risiko yang dipilih didasarkan pada obligasi Pemerintah dengan bunga tetap
yang dikeluarkan oleh Pemerintah, yaitu Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor
30 tahun, yield tertimbang sebesar 9,08%, dan angka tersebut akan digunakan sebagai
tingkat kembalian bebas risiko (Rf).
Halaman - 54
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Rp (Equity Risk Premium - ERP), adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas risiko
dengan tingkat kembalian investasi dalam bentuk penyertaan. Penentuan equity market risk
premium memasukkan premi untuk risiko spesifik negara (country-specific risk premiums)
seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk premium.
Dengan mengikutkan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto yang mengakomodasi
perubahan-perubahan sentimen jangka pendek di sekuritas pada pasar negara berkembang
(emerging market).
Premi risiko pasar (Rm-Rf) ditentukan dengan menggunakan rujukan dari hasil damodaran
per tanggal 1 Juli 2018 dengan risk premium untuk pasar negara berkembang seperti
Indonesia adalah sekitar 8,06%. Dengan Country Default Spread sebesar 2,20%.
Dalam perhitungan digunakan beta dari perusahaan-perusahaan tersebut sebagai beta untuk
menghitung cost of equity Indosat, dimana beta tersebut dihitung dari rata-rata unlevered
beta. Cara ini dilakukan untuk menetralisir pengaruh leverage yang ada di masing-masing
perusahaan terhadap beta. Perusahaan yang sama dengan leverage yang berbeda akan
memiliki cost of equity yang berbeda pula, oleh karena itu pengaruh leverage yang ada di
tiap perusahaan perlu dinetralisir dengan cara menghitung unlevered beta.
Unlevered beta rata-rata perusahaan pembanding yang diperoleh dari perhitungan ini
kemudian di-relevered dengan tingkat leverage yang berlaku dipasar untuk memperoleh
beta yang sesuai untuk mendiskonto tersebut dengan formula sebagai berikut :
Beta
Data Pembanding Ticker Beta Unleverage
Halaman - 55
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Dari figur di atas, tampak bahwa rata-rata dari unlevered beta dari perusahaan yang
digunakan sebagai dasar perhitungan adalah sebesar 0,56.
Unlevered beta rata-rata perusahaan pembanding yang diperoleh dari perhitungan ini
kemudian di-relevered dengan tingkat leverage yang berlaku dipasar yaitu sebesar 24,11%
untuk memperoleh beta yang sesuai untuk mendiskonto AKB tersebut dengan formula
sebagai berikut :
βL = βu x (1 + (1-T) x DER)
βL = 0,56 x (1 + (1-25%) x 24,11%)
βL = 0,66
Dengan demikian nilai dari beta re-levered adalah sebesar 0,66. Berdasarkan uraian di atas,
maka biaya modal ekuitas adalah :
Rs (specific-company risk premium). Sebagian dari risiko yang dihadapi oleh pemegang
saham perusahaan telah tercermin dalam perhitungan cost of equity menggunakan CAPM
namun belum mencerminkan risiko yang berkaitan dengan karakteristik spesifik yang dimiliki
oleh perusahaan. Pada umumnya tingkat risiko spesifik perusahaan berkisar antara 0-6%
(Mercer Capital). Kami berpendapat bahwa ada ada premi risiko spesifik yang
diperhitungkan, sehingga biaya modal ekuitas Indosat adalah sebagai berikut :
Cost of Equity
KETERANGAN PROSENTASE
Halaman - 56
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
Sesuai dengan AKB yang digunakan, yaitu arus kas bersih untuk perusahaan (free cash flow
to firm), maka tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat diskonto yang merupakan
rata-rata tertimbang biaya modal, baik yang berasal dari kreditor (pinjaman) maupun yang
berasal dari (investor) penyertaan.
Dalam penilaian ini, untuk biaya bunga untuk utang digunakan tingkat bunga pinjaman rata-
rata dalam mata uang Rupiah yang berlaku. Berdasarkan biaya bunga tersebut maka
diperoleh biaya modal dengan perhitungan sebagai berikut :
Kd = i x ((1-T))
Kd = 10,34% x (1-25%) = 7,76%
Komposisi pendanaan dihitung berdasarkan DER market. Berikut adalah perhitungan WACC
per 31 Desember 2018 :
WACC
Berdasarkan perhitungan diatas, maka tingkat diskonto yang digunakan dalam penilaian
dengan metode DCF adalah 11,32% menurut kami merupakan tingkat diskonto yang wajar.
Halaman - 57
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
• Kelayakan dari Penambahan kegiatan usaha utama ini dihitung dari manfaat ekonomis
yang diantisipasi dimasa mendatang dari Penambahan kegiatan usaha utama yang
dihitung dari selisih dari Free Cash Flow To Firm Indosat sebelum penambahan, dengan
Free Cash Flow To Firm setelah penambahan. Yang selanjutnya di bandingkan dengan
Initial investment.
Untuk menguji kepekaan suatu proyek terhadap berbagai faktor ekonomi, maka berikut ini
disajikan analisa sensitivitas terhadap rencana yang akan dilakukan oleh Indosat (dalam
Jutaan rupiah) :
Dari analisis sensitivitas yang dilakukan, terlihat bahwa rencana Indosat relatif lebih sensitif
terhadap perubahan pendapataan dibandingkan dengan biaya.
Halaman - 58
KJPP YANUAR BEY & REKAN
Studi Kelayakan – PT Indosat Tbk
8.8 Kesimpulan
Berdasarkan kajian, evaluasi dan analisa keuangan serta proyeksi-proyeksi lainnya dengan
syarat asumsi-asumsi yang telah ditetapkan dapat terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa
rencana perubahan kegiatan usaha utama yang akan dilaksanakan oleh Indosat layak untuk
dilaksanakan.
Halaman - 59
LAMPIRAN KEUANGAN
PT Indosat Tbk
Asumsi ICT
Dalam Jutaan Rupiah
Growth 0,00%
Terminal Value - - - - 45.624
Free cash Flow to Project (27.185) 1.283 1.911 4.240 50.790
Initial Investment (21.273,212)