Gizi atau nutrisi adalah kesuluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup
untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidup nya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan
tersebut dikenal dengan istilah nutrien (unsur gizi) (Beck, 1993).
Nutrien (unsur gizi). Istilah ini dipakai secara umum pada setiap zat yang dicerna,
diserap dab digunakan untuk mendorong kelangsungan faal tubuh. Nutrien dapat dipilah
menjadi protein , lemak , karbohidrat, vitamin, mineral dan air (Beck, 1993).
Diet. Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau populasi
penduduk. Makanan adalah bahan yang apabila dimakan, dicerna, dan diserap akan
menghasilkan paling sedikit satu macam nutrien (Beck, 1993).
Penggunakan diet sebagai terapi terhadap penyakit dengan berbagai macam cara
diantaranya yaitu dengan modifikasi diet sehari-hari dengan tujuan terapi sejumlah penyakit.
Diet ini sendiri tidak akan meyembuhkan penyakit, tetapi dipakai untuk memperbaiki
kelainan metabolisme dan mencegah atau paling tidak mengurangi gejala penyakit (Beck,
1993).
Dalam makalah ini dibahas mengenai suatu diet khusus yang dibutuhkan untuk
memperbaiki penyakit. Banyak diantara penyakit yang sangat mebutuhkan terapi diet.
Contohnya infeksi yang memerlukan diet khusus agar dapat mengurangi gejala infeksi,
memperbaiki kelainan yang disebabkan oleh adanya infeksi. Kami memilih salah satu diet
dari berbagai terapi diet yang lain yaitu Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein. Karena pada saat
ini banyak penyakit yang ditimbulkan baik akibat kekurangan energi atau asupan kalori
dengan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein. Contohnya KEP (Kekurangan
1
Energi Protein, Marasmus & Kwasiokor). Dan juga beberapa keadaan yang membutuhkan
diet tersebut seperti keadaan fisiologis kehamilan, post partum dimana kebutuhan akan energi
dan protein meningkat. Selain itu juga banyak penyakit yang membutuhkan diet TKTP
(Tinggi Kalori Tinggi Protein) antara lain penyakit kusta. Pada umumnya penyakit kusta
terdapat di negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari
golongan ekonomi lemah. Penderita kusta paling banyak di belahan dunia yaitu negara India
dengan jumlah kasus kira-kira 4 juta, dan memiliki prevalensi tertinggi berada di beberapa
negara bagiannya. Lepra juga lazim ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan, Brazil
memiliki jumlah terbesar di Amerika Selatan. Di Amerika Serikat tercatat lebih dari 5000
kasus (Depkes, 1994 dalam jurnal Mustamin, dkk.2010).
Rumah sakit sebagai salah satu sarana tempat pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu sesingkat mungkin. Upaya yang dapat
dilakukan meliputi upaya kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif. Semua kegiatan yang
ada di rumah sakit bertujuan untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut termasuk pelayanan
kesehatan. Pemberian diet yang cepat dan tepat dapat memperbaiki status gizi penderita yang
dirawat di rumah sakit. (Depkes, 1999 dalam jurnal Mustamin, dkk.2010).
Penelitian Suryam didapatkan bahwa pasien rawat inap di rumah sakit yang tidak
mendapat perhatian terhadap dietnya selama 10 hari perawatan akan mengalami kekurangan
gizi yang bermakna. Dalam penilitian menyebutkan pasien rawat inap terdiri dari penderita
penyakit kusta yang tersebar di Sulawesi. Secara nasional, prevalensi penyakit kusta
cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 terdapat 16.549 kasus
kusta baru dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 19.695. Kasus penderita kusta di
Indonesia yang telah disembuhkan dari sepuluh tahun terakhir sebanyak 371.000 penderita.
Namun dari jumlah tersebut, sebanyak 1.782 penderita mengalami kecacatan permanen
seumur hidup. Kebanyakan penderita kusta masih ditemukan di kawasan Indonesia Timur,
seperti Papua dan Sulawesi Selatan (Depkes, 2007 dalam jurnal Mustamin, dkk.2010).
Tabel A Distribusi pasien kusta berdasarkan jenis kelamin dan suku
Jenis kelamin n %
Laki-laki 24 80
Perempuan 6 20
Suku
Bugis 19 63,3
Makasar 7 23.3
2
Lainnya 4 4.0
Jumlah 30 100
Sumber : jurnal Mustamin, dkk.2010
Tabel B menunjukkan bahwa status gizi pasien jika dilihat menurut kategori yang
didasarkan pada Indeks Massa Tubuh, maka ditemukan pada awal penelitian semua pasien
memiliki status gizi kurus 100%, namun setelah dilakukan penelitian melalui pemberian diet
TKTP yang dilakukan pihak RS maka akhirnya status gizi kurus turun menjadi 70%. Ada
peningkatan status gizi pasien sebanyak 30% menjadi status gizi normal.
Karena penting Diet TKTP dalam proses penembuhan suatu penyakit penulis tertarik
untuk menjelaskan secara luas Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein. Selain untuk pengetahuan
hal ini juga sangat penting sebagai acuan menentukan bagaimana komposisi diet sehat dan
diet yang tepat untuk penyakit yang memerlukan diet TKTP setelah makalah ini terselesaikan
dengan baik.
1.2 Tujuan
a. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pemberian diet TKTP pada pasien.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui menu apa saja yang terkandung dalam diet TKTP.
c. Agar mahasiswa mampu menentukan pemberian diet TKTP pada pasien.
1.3 Manfaat
Dengan mengetahui secara luas mengenai Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein dapat
bermanfaat dalam praktek klinik dalam menentukan hubungan suatu penyakit tertentu dengan
diet yang akan diberikan pada klien atau pasien.
3
BAB II BATASAN KARAKTERISTIK
2.1 Energi
Protein , lemak, karbohidrat dan alkohol semuanya merupakan sumber energi dalam
diet. Kandungan energi dalam makanan dapat dihitung dari komposisinya : i gr lemak
memberikan 37 kJ (9 kal), 1 gr alkohol 29 kJ (7 kal), 1 gr protein 17 kJ (4 kal), dan 1gm
karbohidrat 16 kJ (4 kal) (Beck, 1993).
Kebutuhan seseorang akan energi tergantung pada basal metabolic rate (BMR) dan
kegiatannya. BMR dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, suhu lingkungan, penyakit dan
komposisi tubuh. Setiap kelebihan energi yang tidak diperlukan untuk metabolisme akan
diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa (Beck, 1993).
Energi dapat diartikan sebagai daya atau kemampuan bekerja. Perwujudannya terjadi
melalui berbagai cara seperti energi panas, energi listrik, energi cahaya, atau pun energi
mekanis. Energi tidak dapat dirusak tetapi berubah dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya.
Kebutuhan energi diperlukan untuk berbagai proses berikut ini;
2.2 Protein
Protein (zat putih telur) merupakan konstituen penting pada semua sel. Jenis nutrien
ini berupa struktur kompleks yang terbuat dari asam-asam amino. Makanan yang berasal dari
hewan maupun tanaman semuanya mengandung protein. Protein akan dihidrolisis oleh enzim
proteolitik untuk melepaskan asam amino yang kemudia diserap lewat usus. Masukan segala
jenis asam amino dalam jumlah yang memadai diperlukan bagi pertumbuhan dan perbaikan
4
jaringan tubuh. Jenis-jenis asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh harus tersedia
dalam makanan dan jenis asam amino ini disebut asam amino esensial (Beck, 1993).
5
BAB III PEMBAHASAN
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP), yang sering juga disebut dengan diet
Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) yaitu diet yang mengandung energi dan protein di atas
kebutuhan normal (Almatsier, 2006). Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa
ditambah dengan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging. Diet ini
diberikan bila pasien telah mempunyai nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.
Pemberian diet TKTP ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein
yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh, dan untuk
menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal (Almatsier, 2006). Adapun
syarat-syarat diet TKTP ini adalah;
a. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB;
b. Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB;
c. Lemak cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total;
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total;
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal; dan
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna (Almatsier, 2006).
Pemberian diet TKTP disesuaikan dengan jenis diet TKTP yang harus diberikan.
Adapun jenis diet TKTP adalah berupa diet TKTP I dan diet TKTP II. Diet TKTP I dengan
energi 2600 kkal dan protein 100 g (2 g/kg BB). Diet TKTP II dengan energi 3000 kkal dan
protein sebesar 125 g (2,5 g/kg BB). Indikasi pemberian diet TKTP ini adalah;
a. Pada penderita Kurang Energi Protein (KEP);
b. Sebelum dan setelah operasi tertentu multitrauma, serta selama radioterapi dan
kemoterapi;
c. Pada pasien luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi;
d. Pasien penderita hipertiroid, hamil, dan post-partum dimana kebutuhan energi dan
protein meningkat (Almatsier, 2006).
Bahan makanan sehari adalah berupa makanan biasa ditambahkan dengan bahan
makanan yang ditambahkan yaitu berupa susu, telur ayam, daging, formula komersial, dan
gula pasir.
Tabel 1 Bahan makanan biasa untuk Makanan Biasa dalam Sehari
6
Bahan Makanan Berat (Kg) URT
Beras 300 4 ½ gls nasi
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Kacang Hijau 25 2 ½ sdm
Sayuran 200 2 gls
Buah pepaya 200 2 ptg sdg
Gula pasir 25 2 ½ sdm
Minyak 30 2 sdm
Sumber : Almatsier, 2006
Tabel 2 Nilai Gizi Diet Makanan Biasa
Zat Gizi Jumlah Satuan
Energi 2146 Kkal
Protein 76 G
Lemak 59 G
Karbohidrat 331 G
Kalsium 622 Mg
Besi 20,8 Mg
Vitamin A 3761 RE
Tiamin 1,0 Mg
Vitamin C 237 Mg
Sumber : Almatsier, 2006
Selanjutnya, untuk bahan makanan TKTP adalah bahan makanan biasa seperti yang
terdapat pada Tabel 1 ditambahkan dengan bahan makanan seperti pada Tabel 2 dan nilai gizi
berdasarkan jenis diet TKTP nya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Bahan Makanan Untuk Diet TKTP yang ditambahkan pada Makanan Biasa
Bahan Makanan TKTP I TKTP II
Berat (g) URT Berat (g) URT
Susu 200 1 gls 200 2 gls
Telur ayam 50 1 btr 100 2 btr
Daging 50 1 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Formula komersial 200 1 gls 200 1 gls
7
Gula pasir 30 3 sdm 30 3 sdm
Sumber: Almatsier, 2006
Tabel 4 Nilai Gizi Bahan Makanan untuk Diet TKTP berdasarkan Jenis Dietnya
Tabel 5 Pembagian Bahan Makanan Sehari (sebagai tambahan pada makanan biasa)
Menurut Almatsier (2006), ada beberapa bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan berdasarkan golongan bahan makanan dalam diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
(TKTP). Adapun bahan makanan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan dalam Diet Tinggi Kalori
Tinggi Protein (TKTP)
8
Golongan Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Nasi, roti, mi, makaroni, dan
hasil olah tepung-tepungan
lain, seperti cake, tarcis,
puding, dan pastry; dodol;
ubi; karbohidrat sederhana
seperti gula pasir.
Sumber Protein Hewani Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olah minyak atau kelapa/ santan
seperti keju dan yoghurt kental
custard dan es krim.
Sumber Protein Nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan banyak
kacangan dan hasil olahnya, minyak atau kelapa/ santan
seperti tahu, tempe, dan kental.
pindakas
9
putih, laos, salam, dan kecap.
Sumber : Almatsier, 2006
10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Gizi atau nutrisi adalah kesuluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup
untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidup nya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut agar menghasilkan berbagai aktifitas penting dalam tubuhnya sendiri. Bahan-bahan
tersebut dikenal dengan istilah nutrien (unsur gizi) (Beck, 1993).
c. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP), yang sering juga disebut dengan diet
Energi Tinggi Protein Tinggi (ETPT) yaitu diet yang mengandung energi dan protein di atas
kebutuhan normal (Almatsier, 2006). Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa
ditambah dengan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging. Diet ini
diberikan bila pasien telah mempunyai nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.
d. Pemberian diet TKTP disesuaikan dengan jenis diet TKTP yang harus diberikan.
Adapun jenis diet TKTP adalah berupa diet TKTP I dan diet TKTP II. Diet TKTP I dengan
energi 2600 kkal dan protein 100 g (2 g/kg BB). Diet TKTP II dengan energi 3000 kkal dan
protein sebesar 125 g (2,5 g/kg BB).
4.2 Saran
Makalah ini jauhlah dari kesempurnaan, maka dari itu penulis berharap pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar demi pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Instalasi Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietisien Indoonesia. Jakarta ; Kompas Gramedia.
Beck, Mary E. 1993. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta ; Yayasan Essentia Medica
Mustamin, dkk. 2010. Jurnal Asupan Diet TKTP dan Status Gizi Pasien Kusta Di RS.
Tadjudin Chalid Makassar Volume IX Edisi1.
https://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com/2012/03/2-asupan-diit-tktp-dan-
status-gizi-pasien-kusta-di-rs-tadjuddin-chalid-makassar.pdf Diunduh pada tanggal 29
Oktober 2014
12
LAPORAN KELOMPOK 1
1. Pertanyaan
a. Sofiyya Purnama Sari (1211011074)
Indikasi untuk diet TKTP I dan TKTP II? Apa makanan yang diperbolehkan dan
yang tidak diperbolehkan?
Jawaban :
Dalam penentuan pasien akan diberikan diet TKTP I atau II tergantung dari
kebutuhan kalori atau energi yang dibutuhkan pasien tersebut, misalnya apabila
energi yang dibutuhkan pasien mencapai 3000 kkal maka yang digunakan adalah
diet TKTP II. Makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan terdapat
dalam tabel berikut ini;
13
Sayuran Semua jenis sayuran, Dimasak dengan banyak
terutama jenis B, seperti minyak atau kelapa/ santan
bayam, buncis, daun kental.
singkong, kacang panjang,
labu siam, dan wortel
direbus, dikukus, dan
ditumis.
Buah-buahan Semua jenis buah segar, buah
kaleng, buah kering, dan jus
buah
14
Pada pasien dengan hipertiroid terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh
sehingga semua cadangan makanan termasuk karbohidrat, lemak dan protein
dalam tubuh dipecah untuk dijadikan energi. Untuk memenuhi kebutuhan energi
pasien hipertiroid maka di indikasikan diet TKTP sehingga cadangan lemak dan
protein dalam tubuhnya tidak dipecah agar tidak menimbulkan penyakit yang
lainnya.
d. Samsul Arifin (1211011097)
Mengapa dalam daftar URT(ukuran rumah tangga) porsinya seperti dalam tabel?
Apakah ada tebal dan lebar yang ditentukan?
Jawaban :
Itu semua telah terdapat dalam tabel yang kelompok dapatkan dari referensi gizi,
ahli gizi telah mententukan seberapa ukuran setiap jenis makanan yang akan di
sajikan baik dalam URT.
e. Viki Trimulyanto (12110111001)
Bagaimana cara menentukan sumber diet TKTP?
Jawaban :
Cara penentuan sumber TKTP adalah memilih makanan yang tinggi akan
karbohidrat dan protein yang sesuai dengan indikasi pemberian diet ini. Masalah
menu yang akan disajikan telah ditentukan oleh ahli gizi.
15