Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“Konsep Supervisi”

Dosen Pengampu : Dr. H.Sudirman, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK 8/ 4 B SORE :

1. Sugeng Haryadi (E1R016087)


2. Tri Rahayu Agustina (E1R016090)
3. Muhamamad Agung A (E1R116023)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat
dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Makalah ini mengulas
tentang Konsep Supervisi. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. H.Sudirman, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Administrasi dan
Supervisi Pendidikan atas bimbingan beliau kepada kami.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat serta dapat memberi


pengetahuan bagi pembaca. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan untuk menyelesaikan
penulisan karya tulis ini.

Mataram, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1


BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
BAB III ............................................................................................................................. 15
PENUTUP ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan


untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa
yang tertuangdalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut
salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam
supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan
tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan
pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru
berakar mendalam dalam kehidupan masyuarakat.[1] Untuk menjalankan
supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap
permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk
memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa,
sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit yang tampak, melainkan
memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungandengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek
akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada
kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah
agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
Dalam makalah supervisi pendidikan ini akan dibahas mengenai
pengertian supervisi pendidikan, tujuan supervisi pendidikan, fungsi supervisi
pendidikan, prinsip dasar supervisi dan tipe-tipe supervisi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian supervisi pendidikan?
2. Apa Ruang lingkup supervisi pendidikan?
3. Apa ciri-ciri supervisi pendidikan?
4. Apa jenis-jenis Supervisi pendidikan?
5. Apa manfaat Supervisi Pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri supervisi pendidikan.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis supervisi pendidikan.
5. Untuk mengetahui manfaat supervisi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian supervisi pendidikan


Istilah supervisi pendidikan dibangun dari dua kata yaitu supervisi
dan pendidikan. Secara etimologi, kata supervisi berasal dari bahasa
inggris, yaitu supervision, yang artinya pengawasan (echols, 1983:569).
Oteng (1983:222) mengatakan bahwa penggunaan istlah supervisi sering
diartkan sama dengan directing atau pengarahan. Sementara Suharsimi
(1988:152) mengatakan bahwa memang sejak dulu banyak orang
menggunakan istilah pengawasan, penilikan atau pemeriksaan untuk
istilah supervisi, demikian pula pada zaman Belanda, orang mengenal
istilah inspeksi.
Secara morfologis, kata supervisi terdiri atas dua kata, super dan
visi (super dan vision). Menurut Ametembun (1981:1) super berarti atas
atau lebih, sedangkan visi berarti lihat, tilik dan awasi. Jadi, supervisi
berarti melihat, menilik dan mengawasi dari atas; atau sekaligus
menunjukkan bahwa orang yang melaksanakan supervisi berada lebih
tinggi dari orang yang dilihat, ditilik dan diawasi
Secara semantik, para ahli memberikan berbagai corak definisi,
tapi pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut
(Wiles,1955: 8) ',Supervision is assistance in the development of a
betterteaching-learning situation" (supervisi adalah bantuan dalam
pengembangan situasi mengajar yang lebih baik. Neagley dalam Pidarte
(1986: 2) menyebutkan bahwa supervisi adalah layanan kepada guru-guru
di sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan perbaikan instruksional,
belajar, dan kurikulum. Menurut Mc. Nerney (dalam Sahertian, 1982:20)
mengartikan supervisi sebagai prosedur memberi arah serta mengadakan
penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. Sedangkan
Poerwanto(1986: 84) menyatakan, supervisi adalah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Tugas pokok
pengawas sekolah atau satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan
pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi
akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan
fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan
pengawas yakni:
1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala
sekolah, kinerja guru, dan kineria seluruh staf sekolah.
2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah
beserta pengembangannya.
3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program
pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Pendapat pendapat di atas menunjukkan istilah supervisi
mengandung makna banyak, tetapi mengandung makna yang sama,
misalnya bantuan, pelayanan, pemberian arah, penilaian, pembinaan,
meningkatkan, mengembangkan dan perbaikan. Dengan kata lain istilah
supervisi dipertentangkan dengan makna mengawasi, menindak,
memeriksa, menhukum, mengadili, inspeksi, mengoreksi dan
menyalahkan.
B. Ruang lingkup supervisi pendidikan
Rifai (1982:124) mengatakan bahwa dimana ada administrasi harus
ada supervisi, an jika ada supervisi tentu ada suatu yang dilaksanakan, ada
asministrasi sesuatu. Dengan demikian, kedudukan supervisi pendidikan
sama pentingnya dengan administrasi pendidikan, namun secara hirartkis
supervisi merupakan salah satu fase atau tahap dari administrasi.
Thomas H Briggs dalam Rifai (1982:225) menegaskan bahwa
supervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi. Khususnya yang
mengenai usaha peningkatan guru sampai kepada taraf penampilan
tertentu. Sarwoto (1985:104) menjelaskan bahwa secara teoritis yang
menjadi objek supervisi ada dua aspek, yaitu:
Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral
kerja, kejujuran,ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan,
kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama serta watak.
1. Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja (cara mengajar), metoda
pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja.
Pendapat sarwoto ini secara jelas membedakan apa yang menjadi
objek pengawasan (controlling) dan supervisi (supervision).uraian ini
menunjukkan bahwa antara supervisi dan pengawasan memnang
mempunyai hubungan yang erat, atau dapat dikatakan supervisi adalah
bagian dari pengawasan, sedangkan kegiatan supervisi lebih
dititikberatkan pada aspek manusia.
Oteng (1983:203) menyebutkan bahwa pengawasan adalah fungsi
administrasi dimana administrator memastikan bahwa apa yang dikerjakan
sesuai dengan yang dikehendaki. Ia meliputi pemeriksaan apakah semua
berjalan sesuai dengan rencara yang dibuat, instruksi-instruksi yang
dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Dengan demikian, ruang lingkup supervisi pendidikan terdiri atas
dua bagian, yang pertama adalah supervisi tidak langsung atau supervisi
makro atau supervisi pengajaran. Kedua adalah supervisi yang bersifat
langsung atau supervisi mikro yang sekarang dikenal dengan supervisi
klinis. Supervisi makro adalah supervisi pengajaran, yang merupakan
rangkaian kegiatan pengawasan pendidikan yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi, baik personil maupun material yang
memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi
tercapainya tujuan pendidikan. Sedangkan supervisi klinis adalah supervisi
yang pelaksanaannya dapat disamakan dengan “praktek kedokteran”, yaitu
hubungan antara supervisi dan supervisor ibarat hubungan antara pasien
dengan dokter.
Harahap (1983:8) merinci ruang lingkup supervisi pendidikan
sebagai berikut:
1. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada
kartu pegawai, soal kenaikan pangkat, soal pembagian tugas dan lain-
lain.
2. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi,meja,
ruang belajar,papan tulis dan lain-lain.
3. Supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal kondidi
buku,pelayanan, ketertiban dan lain-lain.
4. Supervisi dalam administrasi keuangan,seperti ingin melihat apakah
pengeluaran sesuai dengan aturan, ketepatan pembayaran gaji, atau
honor lainnya kepada pegawai dan guru.
5. Supervisi dalam pengelolan kafetaria, yaitu soal kebersihan tempat
dan makanan, serta soal ketertiban siswa yang jangan sampai menjadi
tempat bermain, bolos dan merokok.
6. Supervisi dalam kegiatan ko-kurikuler, yaitu apakah sampai
mengganggu kegiatan belajar siswa, kesehatan dan keamanan.
C. Ciri-ciri supervisi pendidikan
Seorang supervisor hendaknya memiliki ciri-ciri pribadi sebagai
guru yang baik, memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan
yang luas mengenai proses pendidikan dalam masyarakat, kepribadian
yang menyenangkan dan kecakapan melaksanakan human relation yang
baik. Kecakapannya dalam menggunakan proses kelompok sangat vital,
dan dia harus cakap memimpin kelompok menurut prinsip-prinsip
demokratis, memiliki kecakapandan keteguhan hati untuk mengambil
tindakan cepat terhadap kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya
untuk segera diperbaiki.
Dengan singkat, disamping harus memiliki ilmu administrasi dan
memahami fungsi-fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, untuk dapat
menjalankan fungsinya dengan baik seorang supervisor harus memiliki
ciri-ciri dan sifat-sifat seperti berikut:
1. Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang
berada di bawah pengawasannya.
2. Menguasai/memahami benar-benar rencana dan program yang telah
digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian.
3. Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik
kepengawasan, terutama human relation.
4. Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah dan rendah hati.
5. Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau
program yang telah digariskan/ disusun.
D. Jenis-jenis Supervisi pendidikan
Berdasarkan banyaknya tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh
guru –guru maupun para karyawan pendidikan, penulis berpendapat
bahwa supervisi didalam dunia pendidikan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu supervisi umum dan supervisi pengajaran. Disamping kedua
jenis supervisi tersebut kita mengenal pula istilah supervisi klinis,
pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Untuk memperjelas
pengertian dan operbedaan jenis – jenis supervisi tersebut dalam uraian
berikut ini:
a. Sepervisi umum dan supervisi pengajaran
Yang dimaksud dengan supervise umum adalah supervisi yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak
langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti
supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan
sekolah atau kaontor-kantor pendidikan. Sedangkan yang dimaksud
dengan supervisi pengajaran adalah kegiatankegiatan pengawasan
yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi baik personel maupun
material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar
yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
b. Supervise klinis
Supervise klinis termasuk bagian dari supervise pengajaran.
Dikatakan supervise klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih
ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan dalam proses
belajar mengajar dan kemudian diusahan secara langsung pula
bagaimana cara memperbaiki kelemahan tersebut. Menurut Richard
Waller memberikan definisi tentang supervise klinis adalah supervise
yang terfokus pada perbaikan siklus yang sistematis dari tahap
perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif
terhadap penampilan mengaar yang sebenarnya dengan tujuan untuk
mengadakan modifikasi rasional.
Didalam supervise klinis cara memperbaiki dilakukan dengan
cara setelah supervisor mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap cara guru mengajar, dengan mengadakan diskusi balikan
antara supervisor dengan guru yang bersangkutan. Agar lebih jelas
tentang bagaimana pelaksanaan supervise klinis, La Sulo
mengemukakan ciri-ciri supervisi klinis sebagai berikut:
1) Bimbingan supervisor kepada guru atau calon guru bersifat
bantuan, bukan perintah atau instruksi.
2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau
calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui
pengkajian bersama antara guru dan supervisor.
3) Meskipun guru atau calon guru memperguanakan berbagai
keterampilan mengajar secara terintgrasi, sasara supervise hanya
beberapa keterampilan tertentu saja.
4) Instrument supervisi dikembangkan dan disepakati bersama
antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
5) Balikan diberikan dengan segera secara obyektif (sesuai dengan
hasil dari observasi).
6) Meskipun supervisor telah mengaalisis dan mengiterpretasi data
yang telah direkam oleh intrumen observasi, di dalam diskusi
balikan guru diminta terlebih dahulu menganalisis
penampilannya.
7) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada
memerintah atau mengarahkan.
8) Sepervisi berlangsung dengan suasana inti dan terbuka.
9) Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan,
observasi, dan diskusi atau pertemuan balikan.
10) Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau
peningkatan dan perbaikan keterampilan mengajar dipihak lain
juga digunakan dalam konteks pendidikan prajabatan maupun
dalam jabatan.
c. Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional
Pengawasan melekat ialah suatu kegiatan administrasi dan
manajemen yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja untuk
mencegah terjadinya salah urus dan meningkatkan efektifitas dan
efesiensi kerja sesuai dengan kebijakan mentri pendidikan dan
kebudayaan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan rencana
yang telah ditetapkan.
E. Manfaat Supervisi Pendidikan
Dalam pelaksanaan supervisi akan terdapat dua pihak yang
melakukan hubungan kegiatan yaitu pihak supervisor dan pihak yang
disupervisi. Pihak yang disebut pertama melakukan kegiatan pelayanan
professional untuk membantu atau membimbing pihak yang dilayani.
Pihak yang melayani terdiri dari supervisor fungsional (Pengawas) dan
kepala sekolah. Pihak yang disebut kedua, yang disupervisi , ialah para
guru sebagai pelaksana pendidikan. Mereka adalah orang yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Pihak yang disebut kedua inilah
yang menerima pelayanan professional berupa bantuan dan bimbingan dari
pihak pertama agar mereka dapa meningkatkan kemampuan dalam
melaksanakan proses pembelajaran secara efisien dan efektif. Melalui
supervise pengajaran guru akan semakin mampu memfasilisasikan belajar
bagi peserta didiknya.
Kemampuan yang telah berkembang itu diharapkan dapat
mereka tampilkan dalam upaya mengidentifikasi kebutuhan belajar,
mengorganisasi peserta didik, menyiapkan bahan belajar, menumbuhkan
situasi belajar, mengembangkan proses pembelajaran. Dengan demikian
supervisi dimaksudkan memberi layanan profesional kepada pihak yang
disupervisi sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dan kegiatan
sebagaimana harus mereka lakukan. Bahkan mereka lebih mampu untuk
meningkatkan proses dan hasil kegiatan pembelajaran kearah yang lebih
baik dari proses dan hasil yang seharusnya terjadi.
Alfonso, Firth, dan Neville, mengidentifikasi bahwa tercapainya
proses pembelajaran ke arah yang lebih baik apabila supervisi dilakukan
berdasarkan konsep berikut :
1. supervisi harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan
perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran;
2. perilaku supervisor dalam membantu guru dalam mengembangkan
kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas kapan
mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Oleh karena
itu supervisi pengajaran merupakan tanggung jawab bersama antara
supervisor dan guru , maka alangkah baiknya jika programnya
didesain bersama oleh supervisor dan guru;
3. tujuan akhir supervisi pengajaran adalah mampu memfasilisasikan
belajar bagi peserta didik.
Dari uraian di atas, supervisi mempunyai tiga kegunaan:
1. supervisi berguna untuk meningkatkan kemampuan supervisor dalam
memberikan bimbingan dan arahan. Kemampuan ini diperoleh
supervisor apabila supervisor mengalami atau melaksanakan langsung
supervise tersebut secara kontinyiu.
2. meningkatkan kemampuan professional guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
3. menyusun pedoman dan petunjuk dalam memberikan bimbingan dan
bantuan agar tercapainya tujuan yang diharapkan. Untuk menyusun
pedoman tersebut dipeerlukan informasi misalnya, Supervisi akan
mencapai tingkat kegunaan yang tinggi apabila kegiatannya dilakukan
melalui tiga prinsip hubungan kemanusiaan
Ketiga prinsip ini adalah pengakuan dan penghargaan, objektivitas,
dan kesejawatan. Hubungan kemanu-siaan mengisyaratkan supervisi
dilakukan secara wajar, terbuka dan partisipatif. Pengakuan dan
penghargaan berkaitan dengan sikap supervisor untuk mengakui potensi
dan penampilan para guru dan menghargai bahwa guru dapat dan harus
mengembangkan diri. Objektivitas berkaitan dengan informasi dan
permasalahan yang telah ditemukan dan diperlakukan oleh supervisor
sebagaimana adanya, sedangkan pemecahan permasalahan yang dilakukan
secara rasional dan bekerjasama dengan pihak yang disupervisi.
Kesejawatan memberi corak bahwa kegiatan pelayanan yang diberikan
dilangsungkan dalam suasana akrab dan keakraban antara supervisor dan
guru.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah


agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi
belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan supervisi disebut
dengan supervisor.Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan
sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata
usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru.
Tujuan supervisi pendidikan ialah mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar. Fungsi dan tujuan supervisi pendidikan diantaranya adalah Sebagai
arah pendidikan,tujuan sebagai titik akhir, tujuan sebagai titik pangkal
mencapai tujuan lain. Dalam hal ini, tujuan pendidikan yang satu dengan yang
lain merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh karena
itu supervisi tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara
manfaat supervisi adalah Mengkoordinasi semua usaha sekolah,
Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru,
Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan
penilaian yang terus menerus dan masih banyak lagi manfaat atau fungsi
supervisi pendidikan tersebut. Selain memiliki tujuan dan fungsi, supervisi
juga memiliki prinsip dasar dalam proses pelaksanaannya. Kemudian
supervisi juga memiliki berbagi tipe, diantarannya adalah otokrasi,
demokratis, demokratis semu, manipulasi diplomasi bdan Laissez-faire.

B. SARAN

Pada dasarnya manusia adalah pribadi yang sangat


membutuhkan pendidikan. 6leh karena itu, berdasarkan fungsi dan tujuan
supervisi pendidikandiatas maka diharapkan agar warga masyarakat
Bndonesia lebih antusias lagidalam memperoleh @ mengejar pendidikan guna
menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur
DAFTAR PUSTAKA

Shulhan, M.Ag., Dr. H.Muwahid. 2012. Supervisi Pendidikan. Surabaya: Acima


Publishing.
Daryanto, Drs. H. M. 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ngalim Purwanto,MP, Drs. M. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai