IPSRS menyusun beberapa proses identifikasi resiko (Risk
Assessment) dimana program ini adalah program pendukung yang masih termasuk dalam program pengelolaan alat medik di RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan. Program identifikasi resiko ini dibuat sesuai dengan hasil pengamatan, diskusi. dan evaluasi alas penggunaan alat medik oleh user dan IPRS selaku pengelola alat medik di RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan. Identifikasi resiko peralatan medik berdasarkan atas beberapa evaluasi antara lain :
A. Faktor penyebab timbulnya bahaya resiko pada alat medik
1. penyimpangan setting dan pembacaan atau display parameter dan
komponen (mesin) 2. pengguna alat medik yang tidak memahami tentang prosedur penggunaan Alat medik
B. Jenis resiko bahaya
1. Resiko yang ada didalam penggunaan alat medik a. Luka bakar pada alat misalkan ESU,microwave diathermi, alat laser kulit b. Dosis radiasi sinar x melebihi ambang batas yg diijinkan pd alat radiologi c. Tersengat listrik karena bocornya sistem pembatasan arus bocor d. Pemberian terapi pernapasan yang kurang tepat pada mesin anestesi dan ventilator e. Terjatuh pasien saat menggunakan alat seperti: treadmill dan tempat tidur f. Pembarian terapi penarikan pada proses haemodialisa yang tidak tepat g. terpotongnya bagian tubuh yang tidak diinginkan saat melakukan tindakan operasi misalkan path alat ESU dan Bor h. Tidak baiknya proses sterilisasi pada alat autoclave sehingga tidak terpenuhinya proses sterilisasi alat atau instrument bedah. i. Salah diagnosa karena faktor pemeliharaan alat medik yang kurang baik/ tidak dilakukan kalibrasi secara teratur, misalkan dinamap,timbangan,ECG, tensimeter,pasien monitor dli j. Tidak Ada kesesuaian antara seting dengan output dan suatu alat medik misalkan path vaporizer k. Dukungan sistem keamanan internal alat medik tithk berfungsi dikarenakan adanya kegagalan sistem pada alat tersebut saat penggunaan l. Faktor pendukung keselamatan yang tidak ditaati atau dijalankan oleh pekerja atau pengguna alat medisk
2. Resiko keselamatan bagi pengunjung dan pasien:
a. Terpapar radiasi sinar-x b. Kerusakan alat pada saat digunakan c. Ketidakakuratan alat kesehatan
3. Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety)
a. Terpapar Bahan Kimia atau cairan tubuh pasien b. Terpapar Infeksi terutama air-borne. c. Terpapar Radiasi Sinar X d. Tersengatnya arus listrik e. Tergores dan tertusuk benda tajam f. Low Back Pain karena proses mengangkat yang tidak tepat. g. Security hazard dari pasien / pengunjung.
4. Upaya mengurangi resiko
a. Selalu ada pelatihan dan sosialisasi cara menanggulangi Risiko. b. Membuat aturan yang dituangkan dalam Standar Prosedur Operasional (SPO), yang dapat dipahami bersama. c. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). d. Mengenal, mengetahui dan membuat tanda isyarat. e. Pelatihan kompetensi cara pemeliharaan peralatan kesehatan. f. Pelatihan Keselamatan Kerja. g. Memastikan kecukupan tenaga. h. Pengadaan material alat kerja yang memadai dan maksimal. i. Penanaman budaya safety, safety meeting & awareness. j. Melakukan dengan baik dan tepat preventive maintenance untuk Alat Kesehatan. k. Kalibrasi alat kesehatan secara teratur sesuai ketentuan.