Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO

APPENDISITIS AKUT

Oleh :
dr. Giavanny Eka Rani Puteri

Pembimbing :
dr. Amari Aqmar

DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN
JAKARTA 2018
Kasus 1
Topik : Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Tanggal Kasus : 25 April 2017 Presenter : dr. Giavanny Eka R.P
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Amari Aqmar
Tempat Presentasi : Puskesmas Kecamatan Pesangrahan
Obyektif Presentasi :
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka

 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa


 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
 Deskripsi : Seorang perempuan, 32 tahun datang dengan nyeri perut bawah kanan sejak 2
hari sebelum datang ke puskesmas
 Tujuan : Identifikasi dan manajemen Appendisitis Akut
Bahan Bahasan  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara Membahas  Diskusi  Presentasi  Email  Pos
Data Pasien Nama : Ny. Y
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Pasien wanita usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bawah kanan sejak 2
hari sebelum ke puskesmas. Nyeri dirasakan terus menerus. Awalnya nyeri dirasakan
pada perut bagian atas kemudian berpindah ke bagian bawah kanan. Tidak ada keluhan
demam. Pasien mengeluhkan juga adanya mual, namun tidak muntah. Keluhan lain
berupa lemas dan tidak nafsu makan. Riwayat menstruasi 1 minggu yang lalu. Pasien
sedang tidak hamil. Keluhan lain seperti nyeri dada, mulut asam disangkal. BAB dan
BAK dalam batas normal.
2. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami hal yang serupa sebelumnya, pasien tidak pernah
dirawat di rumah sakit. Riwayat dyspepsia disangkal.
4. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien tidak pernah mengalami hal yang sama
5. Riwayat sosial
Pasien tinggal bersama suami dan anaknya. Sehari-hari pasien bekerja sebagai
pembantu. Pasien makan teratur tiga kali sehari. Pasien tidak memiliki kebiasaan
minum kopi atau mengonsumsi makanan tertentu.
Daftar Pustaka:
1. Kementrian Kesehatan RI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Primer. Jakarta: Kemenkes RI; 2014. p138-142.
2. Ohle, Robert., et al. 2011. The Alvarado score for predicting acute appendicitis : A
systematic review. Available from: https://www.researchgate.net/publication/51976870
[diakses 27 April 2018]
3. Craig, Sandy. Appendicitis [Online]. 2017. Available from :
https://emedicine.medscape.com/article/773895-overview [diakses 25 April 2018]

Hasil Pembelajaran:
1. Gejala dan tanda Appendisitis Akut
2. Identifikasi dan diagnosis Appendisitis Akut
3. Diagnosis banding Appendisitis Akut
4. Manejemen Appendisitis Akut
5. Edukasi penanganan Appendisitis Akut

Rangkuman Pembelajaran Portfolio:

1. Subjective
Pasien perempuan usia 32 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak
2 hari sebelum ke puskesmas. Nyeri dirasakan terus menerus dan semakin memberat.
Awalnya nyeri dirasakan pada perut bagian atas namun kemudian bepindah ke perut
kanan bawah. Tidak ada keluhan demam. Pasien mengeluhkan juga adanya mual,
namun tidak muntah. Keluhan lain berupa lemas dan tidak nafsu makan.

2. Objective
Keadaan Umum
Kesan : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kesan Gizi : Cukup
Berat Badan : 55 kg
Tinggi Badan : 160 cm

Tanda Vital
Nadi : 88x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nafas : 20 x / menit
Suhu : 360C (diukur dengan termometer digital)

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Rambut : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, tebal
Wajah : Wajah simetris, tidak ada edema, luka ataupun jaringan parut,
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik
Telinga : Normotia, liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak ada serumen memran
timpani intak
Hidung : Bentuk simetris, mukosa tidak hiperemis, sekret tidak ada
Bibir : Mukosa berwarna kemerahan, tidak kering, tidak sianosis
Mulut : Oral hygiene kurang baik, tidak hiperemis, pursed-lips breathing (-)
Lidah : Normoglossia, tidak ada lidah kotor
Tenggorokan: Faring simetris, tidak hiperemis, ukuran tonsil T1-T1
Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB,
tidak tampak deviasi trakea, tidak terdapat retraksi supraclavicula, JVP tidak
meningkat
Thoraks : Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, retraksi musculus intercostalis (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis sinistra
Batas kanan jantung : ICS III – V linea sternalis dextra
Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernafasan
yang tertinggal, pernafasan abdomino-torakal
Palpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal
fremitus sama kuat kanan dan kiri
Perkusi : Sonor
Batas paru – lambung : ICS VII linea axilaris anterior
Batas paru – hepar : ICS VI linea midklavikularis dextra
Auskultasi : Suara napas vesikuler +/+, reguler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Perut datar, tidak dijumpai benjolan
Palpasi : Datar, supel, nyeri tekan pada regio epigastric (-), nyeri tekan (+) pada regio
inguinalis dekstra, hepatosplenomegali (-), Rovsing’s sign (+), Blumberg’s sign (+)
Perkusi : Timpani. Terdapat nyeri ketok pada regio inguinalis dekstra, shifting
dullness (-)
Auskultasi : Bising usus menurun
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, edema (-), clubbing finger (-)

Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Rutin
Hb : 12.5 g/dl
L : 16.000/ul
Ht : 36%
Tr :239.000/ ul

LED: 29
GDS: 94

3. Assessment

Diagnosis Appendisitis Akut pada pasien ini ditegakan berdasarkan anamnesis dari keluhan
pasien berupa nyeri perut bawah kanan sejak 2 hari sebelum ke puskesmas yang dirasakan
terus menerus dan semakin memberat. Nyeri awalnya dirasakan di perut bagian atas namun
kemudian berpindah ke bagian kanan bawah. Pasien baru saja selesai menstruasi 1 minggu
yang lalu. Pada hal ini keluhan nyeri perut bawah karena KET dapat disingkirkan. Keluhan
nyeri yang dirasakan karena dyspepsia juga dapat disingkirkan karena pada anamnesa tidak
ditemukan keluhan seperti perut kembung, mulut asam. Pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan adanya nyeri tekan pada epigastric. Keluhan ISK juga dapat disingkirkan karena
dari anamnesa tidak ditemukan adanya keluhan pada BAK. Pada Appendisitis akut terjadi
peradangan pada appendiks yang dapat disebabkan obstruksi pada lumen appendiks sehingga
terjadi kongesti vaskuler, iskemia nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi. Appendisitis
umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab obstruksi yang paling sering adalah fecolith.
Fecolith ditemukan pada sekita 20% anak dengan appendisitis. Penyebab lain dari obstruksi
appendiks meliputi:
1. Hiperplasia folikel lymphoid
2. Carcinoid atau tumor lainnnya
3. Benda asing (biji-bijian)
4. Kadang parasit

Diagnosis klinis Appendisitis akut dapat ditegakkan berdasarkan Alvarado score, pada
pasien ditemukan adanya nyeri pada perut yang pada awalnya dirasakan pada bagian atas
kemudian berpindah ke bagian bawah kanan, kemudian terdapat keluhan mual, namun tidak
muntah. Pasien juga megeluhkan tidak nafsu makan serta badan lemas. Pada pemeriksaan fisik
terdapat nyeri tekan pada perut kanan bagian bawah, dan nyeri tekan lepas pada perut bawah
bagian kanan. Pada pasien tidak ditemukan adanya demam. Pada pemeriksaan penunjang
darah rutin ditemukan adanya leukositosis yaitu 16.000/ul. Sehingga total alvarado score pada
pasien berjumlah 8. Berikut tabel penegakkan diagnosis Appendisitis akut didasarkan
Alvarado score.
4. Plan
Rencana Diagnosis
 USG Abdomen
Rencana Pengobatan
- Rujuk Sp.B untuk direncanakan laparotomi cyto.
Rencana Edukasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit pasien, penyebab, dan tatalaksana
penyakit
- Nutrisi seimbang serta higienitas makanan
- Rehabilitasi: untuk kontrol luka jahitan.

Anda mungkin juga menyukai