Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN 2

INTERFEROMETER MICHELSON

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


Praktikum Fisika Modern
Yang dibina oleh Bapak Hari Wisodo

oleh:
Imam Tantowi
130322615540

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
September 2015
PERCOBAAN 2

INTERFEROMETER MICHELSON

A. Tujuan
1. Memahami cara kerja interferometer Michelson.
2. Mengukur panjang gelombang sinar laser He-Ne.

B. Dasar Teori
Pengantar
Untuk mempelajari interferensi dari berkas cahaya koheren dapat
dilihat pada percobaan interferometer Michelson. Percobaan ini merupakan
salah satu cara yang teliti untuk mengukur panjang gelombang cahaya. Telah
diketahui bahwa terjadi pola gelap dan terang pada gejala interferensi berkas
cahaya disebabkan adanya perbedaan lintasan perjalanan dua berkas cahaya.
Dengan mengubah posisi cermin pantul atau secara teori mengubah perbedaan
lintasan cahaya akan tampak pola gelap dan terang yang berubah-ubah. Oleh
sebab itu dalam percobaan ini juga akan dipelajari hubungan antara
perubahaan posisi cermin pantul dalam hal ini perubahan lintasan yang
ditunjukkan adanya perubahan frinji-frinji (cincin lingkaran gelap dan terang
yang terjadi.

Prinsip Dasar dan Penurunan Rumus


Interferometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur
panjang atau perubahan panjang dengan ketelitian yang sangat tinggi
berdasarkan garis-garis interferensi. Berikut ini susunan percobaan
interferometer Michelson (lihat Gambar 1).

Cahaya dari sebuah laser dijatuhkan pada cermin separuh mengkilat


M. Cermin tersebut memiliki lapsan perak yang tebalnya hanya cukup untuk
memantulkan sebagian cahaya yang dating dan sebagian diteruskan lagi. Di
M, cahaya terbagi menjadi dua bagian, sebagian ditransmisikan menuju
cermin M2 dan sebagian lagi dipantulkan menuju cermin M1. Oleh M1 dan M2,
cahaya tersebut dipantulkan kembali ke arah M kemudian diteruskan/
dipantulkan ke layar. Karena keduanya berasal dari satu sumber yaitu laser,
maka keduanya merupakan sinar koheren dan dapat berinterferensi.

Gambar 1. Skema Percobaan Interferometer Michelson

Andaikan mula-mula pusat dari pola garis interferensi yang terjadi di


layar kelihatan terang, bila M2 digeser sedemikian rupa ke M2’ sehingga cincin
terang berubah ke terang berikutnya, maka lintasan cahaya yang menumbuk
M2 telah bergeser sejauh satu panjang gelombang atau sejauh S. Pergeseran
M2 ke belakang atau ke depan sama akibatnya. Karena cahaya dua kali (bolak-
balik) melalui lapisan udara yang sama, berarti cermin M2 telah mundur sjauh
setengah panjang gelombang ke M2’. Dengan demikian besarnya S adalah:
S=nλ …………………………………………………………...…
(1)
Dimana n = jumlah perubahan cincin terang-gelap-terang (gelap-terang-gelap)
di pusat lingkaran, λ = panjang gelombang laser dan S = 2|M 2’-M2| =
perubahan panjang lintasan cahaya. Dengan demikian,
2|M '2−M 2|
λ=
n
………………………………………………………... (2)

C. Metode Pelaksanaan
Alat Lengkap
Set alat lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.
1. Set up interferometer Michelson
2. Laser He-Ne
3. Layar putih (kertas)

Gambar 2. Set Alat Interferometer Michelson

Prosedur Percobaan
1. Meletakkan laser pada posisi yang aman (tidak mudah goyang) dan
arahkan cahaya laser pada set up percobaan interferometer Michelson.
2. Menyalakan laser, kemudian mengatur posisi cermin setengah mengkilat
sampai berkas laser terbelah menjadi dua bagian yang salin tegak lurus.
3. Mengatur cermin M2 sampai terjadi bayangan di layar berbentuk cincin
lingkaran.
4. Mencatat posisi M2, kemudian menggerakkan perlahan-lahan vernier dan
hitung banyaknya perubahan pergeseran terang-gelap-terang (n = 1) pada
pusat frinji. Serta catat posisi M2’ (berdasarkan pergeseran pembacaan
skala pada vernier). Demikian seterusnya sampa mendapatkan beberapa
data.
D. Analisis Data
Data Pengamatan
Tabel 1. Data Pengamatan
No. Posisi M2 Posisi M2’ n
1. 0 1 2
2. 0 2 3
3. 0 3 4
4. 0 4 4.5
5. 0 5 5.5
6. 0 6 6.5
7. 0 7 7
8. 0 8 8

Analisis Data
Sebelum menganalisis hubungan antara perubahan skala yang diputar
dengan pergeseran pola interferensi yang terbentuk, terlebih dahulu dihitung
pergeseran movable mirror dalam orde mikrometer setiap perubahan skala
vernier. Movable mirror bergeser sebesar 1 mikrometer setiap perubahan 25
skala pada vernier.

No. Posisi M2 Posisi M2' |M2'-M2| (skala) |M2'-M2| (meter)


1 0 1 1 0,00000004
2 0 2 2 0,00000008
3 0 3 3 0,00000012
4 0 4 4 0,00000016
5 0 5 5 0,0000002
6 0 6 6 0,00000024
7 0 7 7 0,00000028
8 0 8 8 0,00000032

Sehingga dapat kita hitung besarnya pergeseran movale mirror M2 (S):


2|M '2−M 2|
Kita ketahui bahwa S=nλ dan λ= , maka kita peroleh
n
bahwa:
S=2|M '2−M 2| .

No. |M2'-M2| (meter) S = 2|M2'-M2| (meter)


1 0,00000004 0,00000008
2 0,00000008 0,00000016
3 0,00000012 0,00000024
4 0,00000016 0,00000032
5 0,0000002 0,0000004
6 0,00000024 0,00000048
7 0,00000028 0,00000056
8 0,00000032 0,00000064

Dari kedua persamaan tersebut, maka dapat diketahui untuk linierisasi


hubungan S dan n,
 Perubahan pola terang-gelap-terang (n) sebagai sumbu X
 Pergeseran movable mirror (S) sebagai sumbu Y
 Panjang gelombang laser He-Ne (λ) sebagai kemiringan grafik
(gradien)

No. x y x2 y2 xy
1 2 0,00000008 4 6,4.10-15 0,00000016
2 3 0,00000016 9 2,56.10-14 0,00000048
3 4 0,00000024 16 5,76.10-14 0,00000096
4 4,5 0,00000032 20,25 1,024.10-13 0,00000144
5 5,5 0,0000004 30,25 1,6.10-13 0,0000022
6 6,5 0,00000048 42,25 2,304.10-13 0,00000312
7 7 0,00000056 49 3,136.10-13 0,00000392
8 8 0,00000064 64 4,096.10-13 0,00000512
Σ 40,5 0,00000288 234,75 1,3056.10-12 0,0000174

Menghitung Nilai Gradien Garis (b)


nΣxy−ΣxΣy
b= 2 2
nΣ x −(Σx)
0,00002256
b=
237,75
−8
b=9,48896.10
Sehingga diperoleh besarnya gradien garis adalah sebesar 9,48896.10-8

Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya


Karena besarnya nilai kemiringan grafik sama dengan besar panjang
gelombang sumber cahaya, maka diperoleh
λ=9,48896.10 2 meter

Menghitung Besar Simpangan Baku (Sb)


Σy
¿
¿
y
Σx ¿
¿
¿2
Σx 2 ¿
Σ y 2−¿
2 1
Sy = ¿
n−2

[ ]
−10
2 1 −12 3,10118. 10
Sy = 1,306.10 −
8−2 237,75
2 −16
S y =2,01893. 10
S y =1,42089. 10−8
Diperoleh simpangan baku dari kemiringan garis dengan metode kuadrat
terkecil adalah sebesar 1,42089.10-8.

Menentukan Simpangan Baku Panjang Gelombang


−8
S λ=S y =1,42089.10 meter

Ralat Relatif dari Panjang Gelombang Sinar Laser



R λ= .100
λ
1,42089.10−8
R λ= −8
.100
9,489. 10
R λ=14,974
Sehingga dapat diketahui bahwa ralat relatif yang diperoleh dari percobaan
yang dilakukan adalah sebesar 14,974% (2 Angka Penting). Dengan hasil ukur
adalah sebagai berikut:
2
λ=( 9,5 ±1,4 ) .10 nm
Sedangkan berdasarkan teori menurut Miller dan Schrocer, 1987,
jangkauan panjang gelombang sinar warna merah adalah antara 630 – 760 nm.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan masih memenuhi
jangkauan secara teori.

Linierisasi Grafik

Dapat dilihat dari linierisasi grafik, gradient garis yang juga


merupakan panjang gelombang adalah sebesar 9.10-8.

E. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, laser yang digunakan adalah laser He-Ne yang
berarna merah dengan jangkauan panjang gelombang 630-760 nm. Metode
yang digunakan adalah interferometer Michelson. Untuk mendapatkan nilai
panjang gelombang (λ) laser He-Ne, dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (2) yaitu dengan menghitung perubahan pola terang-gelap akibat
adanya pergeseran lintasan optis pada berkas laser yang berinterferensi oleh
perubahan posisi M2.
Dengan mengetahui perubahan pola frinji untuk setiap pergeseran
skala vernier, maka dapat diperoleh grafik hubungan jumlah pergeseran pola
gelap-terang terhadap pergeseran skala seperti pada gambar berikut.

Grafik di atas menunjukkan bahwa perubahan jumlah frinji linier


terhadap pergeseran lintasan optis oleh perubahan posisi movable mirror yang
dilalui oleh berkas cahaya laser diode. Dan dari nilai kemiringan garis, dapat
ditentukan nilai panjang gelombang laser He-Ne. Nilai panjang gelombang
yang diperoleh berdasarkan percobaan adalah sebesar (9,5 ± 1,4).102 nm yang
masih memenuhi jangkauan panjang gelombang sinar laser.

Dari grafik pengukuran nilai panjang gelombang laser He-Ne secara


keseluruhan dapat disimpulkan bahwa, bila salah satu lintasan optis dari kedua
berkas lintasan mengalami pergeseran walaupun dalam orde beberapa mikro,
maka akan terjadi pergeseran gelombang cahaya monokromatis sumber
tersebut. Hal ini berpengaruh pada pola gelap-terang yang dihasilkan,
sehingga pada layar akan Nampak pergerakan frinji (transisi gelap-terang)
dengan arak masuk pola interferensi jika lintasan optis dibuat lebih panjang.

F. Kesimpulan
1. Gambar berikut merupakan diagram skematik interferometer Michelson.
Oleh permukaan beam splitter (pembagi berkas) cahaya laser, sebagian
dipantulkan ke kanan dan sisanya ditransmisikan ke atas. Bagian yang
dipantulkan ke kanan oleh suatu cermin datar (cermin 1) akan dipantulkan
kembali ke beam splitter yang kemudian menuju ke layar. Adapun bagian
yang ditransmisikan ke atas oleh cermin datar (cermin 2) juga akan
dipantulkan kembali ke beam splitter, kemudian bersatu dengan cahaya
dari cermin 1 menuju layar, sehingga kedua sinar akan berinterferensi
yang ditunjukkan dengan adanya pola-pola cincin gelap terang (frinji).

2. Berdasarkan hasil percobaan dan analisis dengan menggunakan metode


kuadrat terkecil, maka dapat diketahui bahwa panjang gelombang sinar
laser He-Ne adalah sebesar (9,5 ± 1,4).102 nm dengan ralat relatif sebesar
14,947%.

G. Daftar Pustaka
Setyaningsih, Agustina. 2008. Penentuan Panjang Koherensi Laser
Menggunakan Interferometer Michelson. Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Universitas Diponegoro.
Suprayitno. 1997. Penentuan Panjang Gelombang dan Indeks Bias Udara
Dengan Metode Interferometer Michelson. Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Universitas Diponegoro.
Falah, Masroatul. 2006. Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer
Michelson untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya.
Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Diponegoro.
Modern, Fisika Tim. 2015. Petunjuk Praktikum Fisika Modern. Malang:
Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang.

H. Lampiran

Pola Interferensi

Anda mungkin juga menyukai