1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien
digunakan:
Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
f) Riwayat Psikososial
Pola Eliminasi
Pola Aktivitas
b. Pemeriksaan Fisik
1) Gambaran Umum
a) Sistem Integumen
b) Kepala
c) Leher
d) Muka
e) Mata
f) Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
atau nyeri tekan.
g) Hidung
j) Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
k) Jantung
Inspeksi
Tidak tampak iktus jantung.
Palpasi
Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
Auskultasi
Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.
l) Abdomen
Inspeksi
Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi
Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
Perkusi
Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan.
Auskultasi
Peristaltik usus normal 20 kali/menit.
m) Inguinal-Genetalia-Anus
Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan BAB.
3) Keadaan Lokal
a) Look (inspeksi)
4) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Radiologi
Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin perlu tehnik khususnya
seperti:
d. Risiko infeksi
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Pain level, pain control, Pain Management Paint Management:
berhubungan comfort level. 1. Kaji nyeri secara komprehensif 1. Untuk mengetahui lokasi
dengan agen cedera Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi reaksi non verbal dari nyeri, bagai mana rasanya, apa
fisik (terputusnya keperawatan selama (1x30 ketidaknyamanan yang memperparah nyeri, skala
kontinuitas tulang menit) nyeri klien akan 3. Ajarkan teknik non farmakologi nyeri, dan waktu nyeri kapan.
dan jaringan) berkurang dengan kriteria 4. Berikan kompres air dingin 2. Untuk mendeteksi nyeri secara
hasil klien akan: 5. Kolaborasikan dengan dokter tentang non verbal
1. Mampu mengenali nyeri pemberian obat analgetik 3. Teknik napas dalam dapat
(skala, intensitas, mengurangi rasa nyeri
frekuensi, dan hal yang Analgesic administration 4. Kompres air dingin dapat
memperberat nyeri) 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas merelaksasikan syaraf-syaraf
2. Mampu mengontrol dan derajat nyeri sebelum pemberian 5. Analgetik sebagai terapi
nyeri (tahu penyebab obat. farmakologi
nyeri, mampu 2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
menggunakan teknik non dosis dan frekuensi Analgesic administration
farmakologi untuk 3. Cek riwayat alergi 1. Untuk mengetahui lokasi
mengurangi nyeri) 4. Tentukan pilihan analgesik tergantung nyeri, bagai mana rasanya, apa
3. Melaporkan bahwa nyeri tipe dan beratnya nyeri yang memperparah nyeri, skala
berkurang dengan 5. Monitor TTV sebelum dan sesudah nyeri, dan waktu nyeri kapan.
menggunakan pemberian analgesik pertama 2. Mengurangi risiko salah obat
manajemen nyeri 6. Berikan analgesik tepat waktu 3. Menghindari reaksi alergi obat
4. Menyatakan rasa 7. Evaluasi efektifitas analgesik, tanda 4. Agar obat sesuai dengan
nyaman setelah nyeri dan gejala kebutuhan klien
berkurang 5. Untuk mengetahui reaksi obat
6. Agar obat yang diberikan
memberikan efek yang
terapeutik bagi klien
7. Untuk mengetahui apakah
analgetik yang telah diberikan
sudah efektif
Diagnosa Rasional
No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
2 Kerusakan Tissue Integrity Insision Site Care 1. Untuk mengetahui
integritas kulit 1. Monitor proses kesembuhan area insisi perkambangan dan keefektifan
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 2. Anjurkan makan dengan gizi seimbang terapi yang telah diberikan
dengan terputusnya selama 3x24 jam, masalah 3. Bersihkan area sekitar jahitan atau 2. Untuk mempercepat
kontinuitas teratasi dengan kriteria staples, menggunakan lidi kapas steril penyembuhan dengan nutrisi
jaringan. hasil: dan kasa steril yang cukup
1. Perfusi jaringan baik 4. Gunakan preparat antiseptik sesuai 3. Mempercepat penyembuhan
2. Integritas kulit yang program dan mencegah infeksi
baik bisa dipertahankan 5. Ganti balutan pada interval waktu yang 4. Mempercepat penyembuhan
(sensasi, temperatur, sesuai dan mencegah infeksi
hidrasi dan pigmentasi) 5. Mempercepat penyembuhan
dan mencegah infeksi
Diagnosa Rasional
No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
3 Hambatan Joint movement: active, Exercise therapy: ambulation 1. Untuk menyesuaikan terapi
mobilitas fisik mobility level, self care: 1. Kaji kemampuan pasien dalam yang akan diberikan
berhubungan ADLs, transfer mobilisasi 2. Mengetahui respon tubuh klien
dengan kerusakan performance. 2. Monitoring vital sign sebelum/sesudah terhadap latihan yang
muskuloskeletal. Kriteria hasil: latihan dan lihat respon pasien saat diberikan
Setelah dilakukan tindakan latihan 3. Agar ADLs klien dapat
keperawatan (1x24 jam) 3. Latih pasien dalam pemenuhan ADLs terpenuhi secara mandiri
masalah teratasi atau secara mandiri sesuai kemampuan 4. Agar ADLs klien dapat
berkurang dengan kriteria 4. Dampingi dan bantu pasien saat terpenuhi secara mandiri
hasil: mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan 5. Untuk memudahkan klien
1. Klien meningkat dalam ADLs pasien. dalam mobilisasi
aktivitas fisik 5. Berikan alat bantu jika klien 6. Untuk memudahkan klien
2. Mengerti tujuan dari memerlukan dalam mobilisasi
peningkatan mobilitas 6. Ajarkan pasien bagaimana mengubah
3. Memverbalisasikan posisi dan berikan bantuan jika
perasaan dalam diperlukan
meningkatkan kekuatan
dan kemampuan
berpindah
4. Memperagakan
penggunaan alat untuk
mobilisasi (stick walker)
Diagnosa Rasional
No. Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
4 Risiko infeksi Immune Status, Infection Control Infection Control
Knowledge: Infection 1. Instruksikan pengunjung untuk mencuci 1. Untuk mencegah infeksi dari
Control, Risk Control tangan saat berkunjung dan setelah pengunjung
Selama dalam masa berkunjung pasien 2. Tebagai tindakan yang sesuai
perawatan diagnosa 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah dengn SOP rumah sakit untuk
risiko tidak berubah tindakan keperawatan dan gunakan sabun mencegah infeksi
menjadi aktual dengan antimikrobial untuk cuci tangan 3. Untuk mencegah infeksi dari
kriteria hasil: 3. Pertahankan lingkungan aseptik selama lingkungan
1. Klien bebas dari tanda pemasangan alat 4. Pencegahan infeksi dengan
dan gejala infeksi 4. Berikan terapi antibiotik jika perlu terapi farmakologi
2. Menunjukkan 5. Tingkatkan intake nutrisi 5. Untuk meningkatkan daya
kemampuan untuk tahan tubuh terhadap agen-
mencegah timbulnya Infection Protection agen penyebab infeksi
infeksi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
3. Jumlah leukosit dalam sistemik dan lokal Infection Protection
batas normal 2. Monitor hitung granulosit, WBC 1. Untuk mendeteksi dini infeksi
4. Menunjukkan perilaku 3. Batasi pengunjung 2. Untuk mengetahui apakah
hidup sehat 4. Pertahankan teknik asepsis sistem pertahanan tubuh baik
5. Pertahankan teknik isolasi atau tidak
6. Inspeksi kulit dan membran mukosa 3. Untuk mencegah infeksi dari
terhadap kemerahan dan panas pengunjung
7. Inspeksi kondisi luka 4. Untuk mencegah agen-agen
8. Dorong masukan cairan penyebab infeksi masuk ke
9. Dorong masukan nutrisi yang cukup jaringan yang terbuka
10. Dorong istirahat 5. Untuk mencegah agen-agen
11. Instruksikan pasien untuk minum penyebab infeksi masuk ke
antibiotik sesuai resep jaringan yang terbuka
12. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan 6. Untuk mendeteksi dini infeksi
gejala infeksi 7. Untuk mendeteksi dini infeksi
8. Untuk meningkatkan daya
tahan tubuh
9. Untuk meningkatkan daya
tahan tubuh
10. Untuk meningkatkan daya
tahan tubuh
11. Untuk membunuh agen-agen
penyebab infeksi dengan terapi
farmakologi
12. Untuk mendeteksi dini adanya
infeksi