PENDAHULUAN
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur
status gizi masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak
seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi.
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi. Karena itu,
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu (Rahmaniar dkk, 2011). Masalah gizi yang sering
dihadapi ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK). Menurut Depkes RI
tahun 2013, prevalensi ibu hamil KEK yaitu 24,2% (Depkes, 2013).
1
Dengan demikian, penyusunan makalah ini diharapkan dapat menjadi
acuan untuk mengetahui Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil, sehingga
dapat dilakukan pencegahan sejak dini yang nantinya dapat menurunkan angka
kematian ibu secara mendadak dan mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan
berat badan rendah.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian KEK.
2. Mengetahui akibat kurangnya KEK pada ibu hamil.
3. Mengetahui penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil.
4. Mengetahui cara pencegahan KEK pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
1. Pengertian KEK
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam namun
banyak terjadi kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK). Hal tersebut disebabkan
oleh ketidakseimbangan asupan zat gizi sehingga dapat mengakibatkan
ketidaksempurnan pertumbuhan tubuh baik fisik maupun mental (Chinue, 2009).
IMT adalah cara alternatif untuk menentukan kesesuaian berat rasio berat
badan dan tinggi badan untuk melihat keseimbangan antara asupan makanan
dengan kebutuhan gizi seseorang. IMT yang menunjukkan hasil < 17,0 dan LILA
yang menunjukkan hasil < 23,5 cm maka dapat dikatakan berisiko KEK. Berikut
rumus untuk menghitung IMT :
3
IMT ≥ 30 : obese II
LILA merupakan salah satu pilihan untuk menentukan status gizi seseorang
karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh. Tujuan
dilakukannya pengukuran LILA pada wanita usia subur dan ibu hamil antara lain :
a. Mengetahui risiko kekurangan energi kronik pada wanita usia subur, ibu hamil
maupun calon ibu untuk menapis wanita yang berisiko mempunyai bayi berat
lahir rendah.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli dan berperan serta
dalam pencegahan dan penanggulangan kejadian kekurangan energi kronik.
c. Mengembangkan gagasan atau ide-ide baru di masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran wanita yang
menderita kekurangan energi kronik.
e. Meningkatkan upaya perbaikan gizi.
Seorang ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK) akan mengalami:
Merasa kelelahan terus-menerus
Merasa kesemutan
4
Muka pucat dan tidak bugar
Mengalami kesulitan ketika melahirkan
Ketika menyusui nanti, ASI ibu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayi, sehingga bayi akan kekurangan ASI.
Sementara, akibat KEK yang bisa terjadi pada janin yang dikandung:
Keguguran
Pertumbuhan janin tidak maksimal menyebabkan bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah
Perkembangan semua organ janin terganggu, hal ini mempengaruhi
kemampuan belajar, kognitif, serta anak berisiko mengalami kecacatan
Kematian bayi saat lahir
5
kurang dair 20 tahun memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Semakin muda
dan tua umur ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan
gizi yang diperlukan. Pada umur muda diperlukan tambahan gizi yang banyak
karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri,
juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan pada
umur tua diperlukan energi yang besar pula karena fungsi organ yang
melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka perlu adanya
tambahan energi yang cukup sebagai pendukung kehamilan yang sedang
berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
sampai dengan 35 tahun.
c. Pekerjaan
Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian KEK yaitu pekerjaan
ibu hamil, tuntutan pekerjaan membuat ibu memiliki beban kerja yang berat
sehingga waktu sehari-hari yang seharusnya ibu gunakan untuk menyiapkan
hal-hal terkait kehamilannya menjadi tersita karena pekerjaannya, terlebih jika
pekerjaan ibu termasuk dalam kategori beban kerja yang berat sampai timbul
kelelahan. Hal tersebut berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan asupan gizi
pada ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan didapatkan
bahwa ibu hamil yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit dalam
menyiapkan makanan yang berpengaruh pada jumlah makanan yang
dikonsumsi sehingga mempengaruhi status gizi ibu hamil.
d. Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang
dapat mempengaruhi status gizi dan kesehatan seseorang, karena seringkali
masalah tersebut timbul akibat kurangnya pengetahuan dan informasi
mengenai gizi dan kesehatan yang memadai, tingkat pendidikan yang lebih
tinggi diharapkan pengetahuan dan informasi mengenai gizi yang dimiliki
lebih baik sehingga dapat memenuhi pola asupan gizi sehari-hari. Seperti hasil
dari penelitian sebelumnya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan formal
maka secara tidak langsung meningkatkan kesadaran untuk hidup lebih sehat
sehingga menurunkan risiko gangguan kesehatan.
e. Umur Kehamilan
Berdasarkan hasil penelitian dari Vita Kartika Mahirawati
menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya KEK pada ibu
hamil adalah umur kehamilan. Kebutuhan gizi pada tiap-tiap trimester berbeda
karena fungsinya juga berbeda. Pada trimester pertama, kebutuhan energi
yang dibutuhkan sangat kecil. Pada trimester dua, energi digunakan untuk
penambahan darah, pertumbuhan jaringan mamae, dan penimbunan lemak.
Sedangkan trimester akhir energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan
6
plasenta khususnya. Kebutuhan asupan gizi ibu hamil meningkat 21 pada
trimester ketiga sehingga harus ada peningkatan jumlah konsumsi makanan
setiap harinya, jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi maka akan trjadi malnutrisi.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur
kehamilan ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil, hal ini disebabkan
karena pada tiap-tiap trimester kehamilan berpengaruh terhadap pertumbuhan
janin.
f. Status Gizi Sebelum Hamil
Status gizi ibu sebelum hamil cukup berperan dalam pencapaian gizi
saat ibu hamil. Dalam penelitian Rosmeri disebutkan bahwa status gizi
sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian KEK.
Ibu dengan status gizi kurang sebelum hamil mempunyai risiko 4,72 kali
untuk melahirkan bayi BBLR dibanding dengan ibu yang mempunyai status
gizi baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu merupakan suatu keadaan
seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi ataupun asupan
makanan yang berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya
7
gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu Jumlah dan Jenis Asupan
Protein, umur, pendidikan, pekerjaan, umur kehamilan, status gizi sebelum
hamil. Seorang ibu dapat mencegahnya dengan mengkonsumsi makanan
bergizi yang banyak mengandung kalori dan protein dengan pola makan yang
sehat. Sehingga bayi yang dilahirkan nanti tidak mengalami berat badan lahir
rendah (BBLR), dan bisa mengurangi angka kejadian ibu meninggal yang
disebabkan oleh KEK.
B. Saran
Disarankan kepada ibu hamil harus mempersiapkan diri dengan baik
akan kesehatan tubuhnya, harus memperhatikan pola makan, asupan gizi
seimbang dan nutrisi yang cukup, sehingga tidak menimbulkan efek buruk
kepada bayi yang dikandung. Caranya bisa dengan meningkatkan konsumsi
makanan yang mengandung sumber zat besi seperti sayuran hijau, potein
hewani (susu, daging, telur) dan penambahan suplemen zat besi serta makanan
yang banyak mengandung kalori dan protein. Selain itu, untuk petugas
kesehatan disarankan untuk meningkatkan program penyuluhan tentang gizi
seimbang pada masyarakat, khususnya pada ibu hamil. Sehingga, bisa
mengurangi resiko Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Cakrawati, D., & Mustika, N. 2012. Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Bandung:
Alfabeta.
Depkes RI. 2009. Program Perbaikan Gizi Menuju Indonesia Sehat 2010. Direktorat
Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
8
Depkes RI. 2013. Program Perbaikan Gizi Menuju Indonesia Sehat 2010. Direktorat
Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
Goni, A. P., Laoh, J. M., & Pangemanan, D. H. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Hamil Dengan Status Gizi Selama Kehamilan Di Puskesmas Bahu
Kota Manado. Jurnal Keperawatan, 1(1).
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 dalam
http://www.depkes.go.id/resurces/download/pusdatin/profilkesehatanindonesi
a/profilkesehatan-Indonesia2015. pdf diakses tanggal 19 Oktober 2017 Pukul
10.45 WIB.