Oleh :
KEBIDANAN A
S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Gangguan
Medis Maternal Blok Kehamilan Patologis yang berjudul “Diabetes Melitus Gestasional” ini
dengan baik. Semoga hasil diskusi kami ini dapat berguna bagi penulis dan para pembaca.
Makalah tugas mata kuliah Komplikasi Kehamilan Blok Kehamilan Patologis ini
dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang kami hormati Ibu Lilik Indahwatu, SST., M.Keb. Selaku dosen
pembimbing dan teman-teman yang sudah ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan untuk
perbaikan ke depannya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulis...............................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi........................................................................................................4
2.2 Klasifikasi....................................................................................................5
2.3 Etiologi........................................................................................................5
2.4 Patofisiologi.................................................................................................6
2.5 Pengaruh penyakit pada ibu dan janin..............................................................7
2.6 Manifestasi klinis...........................................................................................7
2.7 Komplikasi....................................................................................................8
2.8 Penatalaksanaan sesuai kewenangan bidan........................................................8
2.9 Pathway......................................................................................................14
BAB III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………….......................................................15
3.2 Saran………………………………………………..........................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) merupakan suatu gangguan toleransi
karbohidrat yang terjadi pada saat kehamilan. DMG terjadi saat 24 minggu usia
kehamilan dan sebagian penderita kembali normal setelah melahirkan. Diabetes
Melitus Gestasional terjadi 7% pada kehamilan setiap tahunnya namun pada ibu hamil
dengan riwayat keluarga diabetes melitus, prevalensi diabetes gestasional sebesar
5,1% (Perkeni, 2015).
2
6. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai manifestasi klinis dari Diabetes
Melitus.
7. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai komplikasi dari Diabetes
Melitus.
8. Untuk dapat mengerti dan mengetahui mengenai penatalaksanaan sesuai
kewenangan bidan dari Diabetes Melitus.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi
insulin.
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari
empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama
beberapa dekade terakhir. (WHO Global Report, 2016).
4
2.2 KLASIFIKASI
2.3 ETIOLOGI
5
membuat insulin lebih banyak supaya sel mendapat glukosa bagi memproduksi
sumber energi. Biasanya pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga
kali jumlah normal) untuk mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah.
Namun, jika pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi
efek dari peningkatan hormon selama kehamilan, kadar gula darah akan naik,
mengakibatkan DMG (Ganathipan, 2014)
2.4 PATOFISIOLOGI
Pada DM tipe 2 jumlah insulin berkurang atau dapat normal, namun reseptor
di permukaan sel berkurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan lubang kunci
masuk pintu ke dalam sel. Meskipun anak kuncinya (insulin) cukup banyak, namun
karena jumlah lubangnya (reseptornya) berkurang maka jumlah glukosa yang masuk
ke dalam sel akan berkurang juga (resistensi insulin). Sementara produksi glukosa
oleh hati terus meningkat, kondisi ini menyebabkan kadar glukosa meningkat.
6
insulin dan hiperinsulinemia, yang pada beberapa perempuan akan menjadi faktor
predisposisi untuk terjadinya Diabetes Mellitus selama kehamilan
Preeklamsia/Eklamsia
Komplikasi proses persalinan
Resiko Diabetes Mellitus tipe 2 dikemudian hari
7
2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi akibat Diabetes Melitus Gestasional bisa berlaku pada janin dan
juga pada ibu. Komplikasi janin termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal,
kematian perinatal, kelainan bawaan, hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia,
dan sindrom gangguan pernapasan. Makrosomia, yang didefinisikan sebagai berat
lahir> 4.000 g, terjadi pada 20-30% bayi yang ibunya menderita GDM. Faktorfaktor
lain yang dapat diperlihat pada ibu yang memicukan peningkatan insiden kelahiran
janin makrosomia termasuk hiperglikemia, Body Mass Index (BMI) tinggi, usia yang
lebih tua, multiparitas.
1. Edukasi
Berupa pendidikan dan latihan tentang pengetahuan pengelolaan penyakit
Diabetes Mellitus bagi pasien dan keluarganya. Untuk mencapai perubahan
perilaku perlu dilakukan edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan
motivasi (Adam, 2014)
8
2. Perencanaan Makan
Bertujuan untuk mempertahankan kadar normal glukosa darah dan lipid,
nutrisi yang optimal, serta mencapai/mempertahankan berat badan ideal. Adapun
komposisi makanan yang dianjurkan bagi pasien adalah sebagai berikut:
karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein 10-15%. Perencanaan makan
merupakan terapi gizi medis (TGM) yang menjadi bagian dari penatalaksanaan
Diabetes Melitus secara total. Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat
TGM sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi. Prinsip
pengaturan makan 20 pada penyandang Diabetes Melitus hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang
diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin. Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri
dari :
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.
Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.
Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi.
Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat
makan sama dengan makanan keluarga yang lain.
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak
melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted Daily Intake).
Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam
sehari.
Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah atau makanan
lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
b. Lemak
9
Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal.
Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung
lemak jenuh dan lemak trans antara lain : daging berlemak dan susu penuh
(whole milk).
Anjuran konsumsi kolesterol < 300 mg/hari.
c. Protein
Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.
Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,dll), daging
tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu, tempe.
Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8
g/kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya
bernilai biologik tinggi.
d. Natrium
Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan anjuran
untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan
6-7 g (1 sendok teh) garam dapur.
Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg garam
dapur.
Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda,dan
bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natriumnitrit.
e. Pemanis alternatif
Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis bergizi dan pemanis tak bergizi.
Termasuk pemanis bergizi adalah gula alkohol dan fruktosa.
Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol,sorbitol dan
xylitol.
Dalam penggunaannya, pemanis bergizi perlu diperhitungkan kandungan
kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
10
Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena
efek samping pada lemak darah.
Pemanis tak bergizi termasuk: aspartam, sakarin, acesulfame potassium,
sukralose, neotame.
Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted
Daily Intake / ADI ).
f. Serat
Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes dianjurkan
mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan,buah dan sayuran serta
sumber karbohidrat yang tinggi serat.
karena mengandung vitamin, mineral, serat dan bahan lain yang baik untuk
kesehatan.
Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/1000 kkal/hari. Selanjutnya serat
akan dibahas lebih jauh pada bagian terkait diet serat tinggi (Chauhan,
2013)
3. Latihan Jasmani
Berupa kegiatan jasmani sehari-hari (berjalan kaki ke pasar, berkebun, dan
lain-lain) dan latihan jasmani teratur (3-4x/minggu selama ± 30 menit)
(PERKENI, 2011). Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,
umur, stres akut dan kegiatan fisik. Kegiatan fisik atau latihan jasmani yang pada
dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal.
Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan
memperbaiki respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa.
11
4. Intervensi Farmakologis
Diberikan apabila target kadar glukosa darah belum bisa dicapai dengan
perencanaan makan dan latihan jasmani. Intervensi farmakologis dapat berupa
Obat hipoglikemik oral/OHO (insulin sensitizing, insulin secretagogue,
penghambat alfa glukosidase) dan Insulin, diberikan pada kondisi berikut:
12
5. Pengendalian Diabetes Melitus
Sasaran Diabetes Melitus bukan hanya glukosa darah saja, tetapi juga
termasuk faktor-faktor lain yaitu berat badan, tekanan darah, dan profil lipid.
The American Diabetes Association (ADA) 2012, merekomendasikan
beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
penatalaksanaan diabetes.
Target Penatalaksanaan DM
13
2.9 PATHWAY DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
↑ Kadar glukosa
Prankreas memproduksi
insulin maka kadar glukosa ↑
DM Edukasi
DM DMG
Pregestasional Perencanaan
makanan
Latihan jasmani
Intervensi
farmakologis
Hiperglikemi
Pengendalian DMG
a
ibu janin
Kadar glukosa
↓
Preeklamsia/eklamsia
Komplikasi ↑
Insulin
Resiko dm tipe 2
Makrosomia
Sel alpha
Stillbirt
Kelainan kongenital
Lahir prematur dll
: Etiologi DM
: Etiologi DMG
: Pengaruh
: Patofisiologi DMG
: Penatalaksanaan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Diabetes Melitus dalam kehamilan atau yang disebut dengan Diabetes Melitus
Gestational (DMG), merupakan diabetes melitus yang terdeteksi pertama kali saat
masa kehamilan tanpa riwayat diabetes melitus sebelumnya. DMG bisa terjadi
dikarenakan ada peningkatan hormon tertentu dalam plasenta yang dapat
menyebabkan terganggunya intoleransi glukosa progresif. Biasanya pankreas ibu
mampu memproduksi insulin lebih untuk mengatasi efek hormon kehamilan pada
tingkat gula darah. Namun, jika pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang
cukup untuk mengatasi efek dari peningkatan hormon selama kehamilan, kadar gula
darah akan naik, mengakibatkan DMG. DMG ini tentunya tidak hanya berbahaya
pada ibu, tetapi juga berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandungnya. Oleh
karena itu, diharapkan ibu hamil bisa mengetahui gejala yang ditimbulkan dari DMG,
sehingga bisa meminimalisir angka kejadian dari DMG pada ibu hamil.
3.2 SARAN
Deteksi dini pada ibu hamil harus ditegakkan sejak awal dengan hasil anamneses
mengarah ke kejadian gestasional diabetes mellitus dan ibu hamil sendiri diharapkan
memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan ANC secara teratur dan bagi ibu
hamil yang sudah mengetahui resiko GDM pada dirinya diharapkan melakukan
konsultasi dengan petugas kesehatan dalam pengelolaan penyakitnya.
1. Cek kesehatan secara teratur untuk megendalikan berat badan agar tetap ideal dan
tidak berisiko mudah sakit, periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara
teratur.
3. Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolah raga,
berjalan kaki, membersihkan rumah. Upayakan dilakukan dengan baik, benar, teratur
dan terukur.
4. Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang,
konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin menekan konsumsi
15
gula hingga maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, hindari
makanan/minuman yang manis atau yang berkarbonasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, S. and Adrian, F., 2015. Fakta Ilmiah Buah Sayur. Penebar PLUS+.
diabetes among suburban population of ternate-a small remote island in the
eastern part of Indonesia. Acta Med Indones, 43(2), pp.99-104.
Maivera, Dina, Rini Mutahar, and Amrina Rosyada.2017. Analisis Faktor Resiko
Diabetes Mellitus di Indonesa (Analisis Data IFLS). Diss. Sriwijaya
University.
Marcherya, A., Rodiani, R. and Prabowo, A.Y., 2018. Khasiat Senam Hamil Pada
Diabetes Melitus. World Journal of Diabetes.
Mutmainah, Iin.2013. Hubungan Kadar Gula Darah Dengan Hipertensi Pada Pasien.
Padayachee, C., & Combes, J, S. 2015. Exercise guidelines for gestational diabetes
Melitus. World Journal of Diabetes.
17