Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Bismillahirahma’nirrahim
AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabaraka’tuh.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan laporan akhir pengabmas “ Upaya peningkatan status gizi pada
anak balita gizi kurang didesa Mekar, kec. Soropia kab. Konawe” sebagai
salah satu cara untuk mengetahui bagaimana upaya yang tepat untuk memperbaiki
dan mengurangi jumlah anak balita penderita gizi kurang di Ds. Mekar, kec.
Soropia kab. Konawe .
Dalam penyelesaian laporan akhir pengabmasini, kami mendapat bimbingan
dan arahan serta petunjuk dari Ibu. Oleh karenanya, sepantasnya kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dosen Pembimbing
pembuatan laporan akhir pengabmas ini.
Akhirnya tiada satu kata yang kami dapat berikan sebagai imbalan selain
mengucapkan terima kasih dan kami berharap semoga Laporan Akhir pengabmas
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dengan segala kesederhanaan tulisan ini,
kami tetap mengharapkan saran dan kritik demi menyempurnakan Laporan Akhir
Pengabmas ini.
WassalamuAlaikumWarahmatullahiWabaraka’tuh.
RINGKASAN

Anak balita adalah anak yang menginjak diatas 1 tahun atau lebih popoler dengan
usia anak yang berumur 0-59 bulan. di tinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi ,
maka anak belita termasuk golongan masyarakat kelompok rentang gizi kurang,
akibat dari kurang gizi ini kerentanan terhadap penyakit infeksi dapat menjadi
penyebab meningkatnya angka kematian anak balita.
Masalah gizi kurang yang disebabkan oleh kemiskinan, kurang persediaan bahan
pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi kurang serta kurangnya keterampilan di bidang memasak,
komsumsi anak, keragaman bahan, jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan
misalnya, kebosanan balita terhadap makanan yang diberikan kepada ibunya.
pengetahuan minimal yang harus di ketahui seorang ibu adalah tentang kebutuhan
gizi, cara pemberian makan, jadwal pemberian makan pada anak balita, sehingga
akan menjamin anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Pemberian makanan tambahan atau PMT adalah upanya pemberian makanan
tambahan untuk memeberi asupan gizi agar tercapai status gizi yang baik. Adapun
pemberian makanan tambahan di Desa Soropia adalah bakwan teri, telur dadar tempe,
nuget ikan dan stik ikan. Dimana kita ketahui PMT yang kami berikan ini merupakan
makanan kaya akan protein tinggi karena berbahan dasar ikan. Desa Mekar
merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Soropia yang
wilayahnya berupa pesisir pantai yang kaya akan sumber daya alam laut, misalnya
sumber daya perikanan. sehingga sebagian besar masyarakatnya hidup dan bermata
pencaharian sebagai nelayan. Maka dari itu tujuan pengabmas ini dilakukan untuk
memanfaatkan hasil lokal masyarakat di Desa Mekar.
Sehingga kami akan melakukan upaya peningkatan status gizi kurang anak balita
dengan intervensi memberikan PMT yang berbahan dasar ikan dan merupakan bahan
lokal di Desa sasaran. Yang bertujuan mengatasi masalah gizi kurang dan sebagai
asupan selain makanan utama atau makanan pokok, untuk menambah dan
melengkapi nilai gizi. Sehingga di harapkan dapat mencapai keberhasilan dari
kegiatan pengabmas yang kami lakukan serta menaikan berat badan anak balita dan
menguragi resiko kekurangan Vitamin ,Mineral,dan Zat gizi.
DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...ii
RINGKASAN….…………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….….iv
BAB I PENDAHULUAN…….……………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang………….…………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2
1.3 Tujuan ……….…………………………………………………………....2
A. Tujuan Umum…………………………………………………………2
B. Tujuan Khusus………………………………………………………...2
1.4 Luaran…..…………………………………………………………………2
1.5 Manfaat Kegiatan………………………………………………………….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………...4
BAB III METODE PELAKSANAAN…....…………..………………………..….6
3.1 Khalayak Sasaran…………………………………………………………..6
3.2 Metode Kegiatan…………………………………………………………...6
3.3 Tahap Pelaksanaan…………………………………………………………6
3.4 Sarana Dan Alat Yang Digunakan…………………………………………7
3.5 Dana………………………………………………………………………..7
BAB IV HASIL YANG DICAPAI ….……………………………………………..8
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………..10
4.1 Kesimpulan……….…….……………………………………...…………10
4.2 Saran…….…………………………………………………………….....10
DAFTAR PUSTAKA...……………………………………………………………11
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh yang dapat dilihat
dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi didalam tubuh. Masalah
gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah
ketahanan pangan tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan
perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat. (Supariasa, 2011)
Menurut Riskesdas (2018) Bahwa, “ Status Gizi kurang pada Balita di
Indonesia sebesar 17,7 % dan menurut data puskesmas Soropia pada tahun 2017
anak balita gizi kurang di Kec. Soropia Kab. Konawe 5,7 %. Balita gizi kurang
adalah balita dengan status gizi kurang berdasarkan indikator BB/U dengan nilai z-
score : -2 SD sampai dengan <-3 SD.( Kemenkes RI, 2016)
Penyebab tetjadinya masalah gizi di Sulawesi Tenggara, di kelompokkan
menjadi dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsun. Dimana penyebab langsung
meliputi kurangnnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi dan menderita
penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung masalah gizi yaitu ketersediaan
pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang kurang memadai, pendidikan yang
rendah, serta pelayanan kesehatan yang juga turut berperan.
Selain itu, ada faktor lain yang menjadi penyebab status gizi kurang seperti
kondisi ekonomi dan daya beli rendah, sebab lainnya juga ialah akses pelayanan
kesehatan terutama kunjungan ke posyandu sangat rendah, faktor pengetahuan orang
tua dan sosial budaya setempat juga berpengaruh meskipun kecil.
Keadaan Ekonomi sangat minim karena mereka hanya mengandalkan hasil
laut sebagai sumber penghasilan mereka dan dari hasil laut mereka ikan yang
berukuran besar (jumlah proteinnya tinggi) mereka jual sedangkan yang berukuran
kecil (jumlah proteinnya rendah) mereka komsumsi, sehingga hal tersebut menjadi
penyebab masalah gizi kurang pada anak balita.
Dampak dari status Gizi kurang yaitu perkembangan otak anak balita tidak
optimal, pertumbuhan fisik terganggu, perkembangan organ metabolik tidak optimal,
menurunnya kemampuan kongnitif dan pendidikan. Hal tersebut tidak hanya
berdampak pada diri mereka sendiri akan tetapi berdampak juga pada keluarga
bahkan Negara karena, apabila anak balita mengalami gizi kurang secara otomatis
Negara akan kekurang masa depan dalam bela Negara.
Perencanaan yang baik akan memungkinkan pelaksanaan program lebih baik
sehingga tujuan akan lebih mudah tercapai (Ilmu Teori dan Aplikasi, 2016). Sehingga
ketika melakukan suatu strategi perbaikan gizi masyarakat maka difokuskan pada
kelompok rawan gizi dimana yang menjadi sasaran utama ialah pada balita.
Untuk mengatasi kekurangan gizi kurang yang terjadi pada kelompok usia
balita perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT
Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai
pengganti makanan utama sehari-hari. PMT Pemulihan dimaksud berbasis bahan
makanan lokal dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Berdasarkan beberapa faktor diatas, maka kami memutuskan untuk
melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa upayah peningkatan status Gizi
Anak Balita Gizi kurang di Desa Mekar, kec. Soropia, kab. Konawe. Dalam
melakukan kegiatan tersebut kami melakukan bebrapa hal diantaranya, penyuluhan
satus Gizi kurang, Edukasi PMT, pemberian PMT, Monitoring dan Evaluasi. Pada
anak balita yang memiliki status gizi kurang sebanyak 5 orang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara untuk memberikan informasi kepada ibu balita?
2. Upaya apa yang dilakukan untuk untuk meningktakan satus gizi anak
balita?
3. Bagaimana cara mengetahui hasil upaya yang dilakukan?
4. Bagaimana cara untuk mengetahui perubahan sebelum dan sesudah
pemberian PMT pada balita?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Melakukan upaya pencegahan Status Gizi anak Balita gizi kurang di
Ds. Mekar, Kec. Soropia, Kab. Konawe.
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan Penyuluhan.
2. Memberikan PMT pada anak balita gizi kurang.
3. Melakukan Evaluasi upaya peningkatan status gizi kurang.
4. Mengidentifikasi perubahan sebelum dan sesudah pemberian PMT.

1.4 Luaran
Luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian masyarakat pada anak
balita dengan bantuan ibu balita dan kader posyandu adalah dapat memberikan
inspirasi, semangat rangsangan, energi dan motivasi sehingga sasaran (anak Balita)
dapat bertumbuh kembang dengan baik. bagi Ibu-ibu yang memiliki balita untuk
menerapkan pola asuh dengan gizi yang baik terkait dengan adanya pengetahuan
kader tentang pengolahan makanan dan ibu balita mengenai persiapan dan
pengolahan PMT, Sehingga dapat menurunkan prevalensi status gizi kurang pada
balita.
Jadi jenis luaran yang akan dihasilkan melalui kegiatan pengabdian
masyarakat ini berupa:
1. Terjadi perubahan status gizi pada anak balita gizi kurang di Ds. Mekar
2. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu Balita mengenai pemberian PMT

1.5 Manfaat Kegiatan


1. Meningkatkan pengetahuan Ibu Balita gizi kurang,
2. Memberikan informasi dan Resep PMT dari bahan pangan Lokal,
3. Untuk memperbaiki status gizi kurang pada balita,
4. Untuk mengurangi jumlah penderita Gizi Kurang pada Balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gizi adalah suatu proses organisme mengunakan makanan yang di konsumsi


secara normal melalui proses digesti, absorpsi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat gizi yang tidak di gunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi,
(Khomsan A. 2004).
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir
dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat gizi adaptif
bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia
kurang dari 5 tahun.Gizi buruk adalah kondisi gizi kurang hingga tingkat yang berat
dan di sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-
hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama, (Khaidirmuhaj, 2009).
(Menurut Meriani. 2010) Kurangnya pengetahuan orang tua, khususnya ibu
tentang gizi dan kesehatan merupakan salah satu penyebab terjadinya gizi kurang
pada anak balita. Pengetahuan dasar yang seharusnya dimiliki dan diketahui oleh
seorang ibu diantaranya mengenai kebutuhan gizi, cara pemberian makanan dan
jadwal pemberian makanan anak balita. Sehingga akan menjamin balita agar tumbuh
dan berkembang dengan optimal.
Kurang gizi pada balita dapat juga disebabkan oleh perilaku ibu dan
pemilihan bahan makanan yang tidak benar. Pemilihan bahan makanan, tersedinya
jumlah makanan yang cukup dan keanekaragaman ini dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan ibu tentang maknan dan gizinya. Selain itu masalah gizi juga timbul
karena perilaku gizi seseorang yang salah yaitu ketidak seimbangan antara konsumsi
gizi dan kecukupan gizi. Bila konsumsi selalu kurang dari kecukupan gizi maka
seseorang akan menderita gizi kurang, sebaliknya jika konsumsi melebihi kecukupan
gizi maka seseorang akan menderita gizi lebih. (Depkes RI . 1999)
Masalah gizi berhubungan erat dengan pola konsumsi anak balita karena pada
masa ini anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Oleh sebab itu
anak balita perlu mendapatkan perhatian dan perawatan dalam pemberian makanan
serta menerapkan pola kebiasaan makan yang baik. (Amos. 2000)
Upaya peningkatan status gizi pada anak balita gizi kurang di Ds. Mekar Kec.
Soropia Kab. Konawe dengan perlakuan pemberian PMT yang berbahan dasar ikan
dan merupakan pangan lokal, dapat mengubah status gizi anak dengan pemberian
yang teratur dan seimbang dengan makanan utama anak, serta pola makan yang
teratur. Gizi kurang juga dapat terjadi apabila kurangnya pengetahuan dan informasi
ibu mengenai pemenuhan nutrisi anak balita. Sehingga sangat baik apabila ada tenaga
kesehatan yang melakukan penyuluhan dan pemberian informasi kepada kader
posyandu dan ibu-ibu anak balita tentang pemenuhan nutrisi dan pemberian PMT.
Sehingga dapat membantu menurunkan penderita status gizi kurang anak balita di Ds.
Mekar Kec. Soropia Kab. Konawe.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Penjajakan pelaksanaan Evaluasi

3.2 Realisasi pemecahan masalah


Realaisasi Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan di Desa
Mekar dengan melibatkan Pemerintah Desa, Ibu atau pendamping Balita Gizi
kurang dan Kader di Ds. Mekar, Kec. Soropia, Kab. Konawe. Waktu yang
akan dilaksanakan yaitu 4 Tahap selama 2 minggu (14 hari),
 Tahap pertama pada taggal 4 Desember 2018, yaitu melakukan penjajakan
dan perizinan di lokasi kegiatan Pengabmas untuk memastikan ada atau
tidaknya sasaran.
 Tahap kedua pada tanggal 7 Desember 2018, kami melakukan pengukuran
Anthropometri (BB dan TB) penyuluhan mengenai gizi kurang pada ibu
atau pendamping balita gizi kurang, menampilkan video pembuatan
makanan PMT, Pemberian langsung PMT pada anak balita gizi kurang dan
membagikan leaflet mengenai resep PMT Gizi Kurang dengan bahan
pangan lokal.
 Tahap ketiga pada tanggal 17-23 Desember, memberikan PMT pada anak
balita gizi kurang dengan 4 makanan (nugget ikan, stik ikan, telur dadar
tempe dan bakwan teri) yang diselang-seling selama satu minggu dengan
berat masing-masing 100 gr setiap anak balita gizi kurang.
 Tahap keempat pada tanggal 28 Desember 2018, kami melakukan Evaluasi
untuk melihat pengaruh dari Pelaksanaan yang diberikan dengan melakukan
penimbangan ulang BB dan pengukuran TB balita penderita Gizi kurang
yang selama 1 minggu sudah diberikan menu PMT serta mengetahui
dukungan dan hambatan terhadap pelaksanaan kegiatan.
Tahap akhir yang dilakukan adalah kegiatan pelaporan yang berisikan data
kegiatan mulai dari tahap awal sampai tahap akhir kegiatan dan ditujukan
untuk mengetahui rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat “Upaya
peningkatan status gizi anak balita gizi kurang” yang dilakukan di Desa Mekar
kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Pada pembuatan laporan ini semua
proses dan hasil kegiatan harus di paparkan agar dapat diketahui hambatan dan
keberhasilan dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat.
3.3 Khalayak Sasaran
1. Anak Balita Gizi Kurang,
2. Keluarga anak balita Gizi kurang,
3. Pemerintah desa
4. Kader

3.4 Metode Kegiatan


Metode yang kami gunakan adalah upaya peningkatan status gizi Anak Balita
kurang di Ds. Mekar, Kec. Soropia, Kab. Konawe. Dan dengan memberikan
intervensi Edukasi dan PMT yang kami sajikan dalam bentuk prnyuluhan kepada
ibu balita untuk memberikan informasi mengenai status gizi kurang dan
pentingnya memberikan makanan tambahan pada anak balita yang dapat
mempengaruhi perkembangan mereka.
Kami melakukan pemberian PMT pada anak balita gizi kurang di desa mekar
di bantu oleh kader, untuk mempermudah mereka kami juga mengupayakan
makanan yang berbahan lokal disana dan yang mudah dibuat tetapi makanannya
juga yang bergizi dan berfungsi baik untuk anak balita gizi kurang di desa Mekar
kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.

3.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


No Waktu Pelaksanaan
1. 4/12/2018 Penjajakan di Desa Mekar (Wilayah Sasaran) untuk
mengetahui ada tidaknya sasaran untuk kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dengan judul “ upaya
peningkatan status gizi pada anak gizi kurang di desa
Mekar”.
2. 7/12/2018 Penyuluhan dan pengukuran antrhopometri. Yang
dilakukan di rumah Kepala Desa Mekar.
3. 17-23/12/2018 Pemberian PMT. Dilakukan dirumah orang tua anak
balita dan langsung diberikan kepada anak balita gizi
kurang sebagai sasaran.
4. 28/12/2018 Monitoring dan Evaluasi dilakukan di rumah orang tua
anak balita.

3.6 Sarana dan Prasarana


a. Sarana
Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu Transportasi pada saat
melakukan kegiatan.
b. Prasarana
 Timbangan Injak untuk mengetahui berat Badan Balita
 Mikrotois untuk Mengetahui Tinggi Badan Balita
 Leaflat untuk menunjukan informasi PMT
3.7 Keterkaitan Kegiatan

3.8 Rancangan Evaluasi


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Terjadi perubahan status gizi pada anak balita gizi kurang di Ds. Mekar
Bertambahnya BB anak balita gizi kurang terjadi karena adanya
perlakuan pemberian PMT yang berupa nugget ikan, stik ikan, telur dadar
tempe dan bakwan teri. Tetapi perubahan yang terjadi sangat kecil jadi,
apabila pola makan dan asupan nutrisi mereka tidak dijaga dan dipenuhi maka
rentan untuk merubah status gizi mereka kembali. Pemilihan PMT berbahan
dasar ikan karena wilayah sasaran yang merupakan daerah pesisir dengan
pangan lokal ikan. Sehingga dapat mempermudah ibu balita untuk
melanjutkan PMT tanpa pengawasan mahasiswa Pengabmas. Kenaikan BB
anak balita gizi kurang juga terjadi karena ada perlakuan tambahan dari ibu
meraka yaitu dengan memberikan sayuran yang bervariasi dan susu secara
teratur, yang sesusai dengan arahan dari mahasiswa pengabmas. Adapun anak
balita gizi kurang yang berat badannya tetap, terjadi karena kondisi tubuh
mereka yang sedang tidak sakit sehingga mengakibatkan selera makan anak
yang kurang baik dan berdampak pada kesehatan dan status gizi anak.

2. Dapat meningkatkan pengetahuan ibu Balita mengenai pemberian PMT


Adanya penyuluhan, penampilan video dan pemberian makanan PMT
pada saat melakukan Pengabmas mengenai Peningkatan Status gizi kurang
pada anak Balita di Ds. Mekar Kec. Soropia Kab. Konawe sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai pemberian PMT bahwa
sangat penting untuk mendamping pemberian asupan nutrisi pada anak balita
gizi kurang, pemberian makanan utama dan makanan tambahan yang teratur
dan sesuai dengan kebutuhan anak balita maka akan mempengaruhi status gizi
anak balita. Sehingga sangat penting bagi ibu-ibu anak balita mengetahui
pemenuhan asupan gizi anak dengan pemberian PMT.

4.2 Pembahasan
1. Penyuluhan Gizi Kurang Dan PMT
Penyuluhan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memberikan
informasi dan mengajak orang-orang untuk mengikuti informasi yang kita
berikan. Sehingga kami menggunakan cara ini untuk memberikan informasi
kepada ibu atau pengasuh anak balita di Desa Mekar tentang Gizi kurang Dan
pemberian PMT. Sebelum kami melakukan penyuluhan kami melakukan
sosialisasi terlebih dahulu agar warga desa sasaran dapat mengetahui bahwa
kami akan melakukan penyuluhan mengenai status gizi kurang dan pemberian
PMT disana. Antusiasme warga disana sangat baik sehingga saat kami
melakukan kegiatan penyuluhan warga yang kami perkirakan akan datang
dengan jumlah yang sedikit ternyata berbalik hal tersebut karena ada
partisipasi yang sangat baik dari pemerintah yang memberikan semangat dan
motifasi kepada warganya untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kami dan
merupakan salah satu kegiatan dari Pengabmas Poltekkes Kendari.
Sebelum kami melakukan penyuluhan kami bertanya terlebih dahulu
kepada ibu balita tentang penyebab gizi kurang dan fungsi pemberian PMT.
Dan jawaban yang kami dapatkan kebanyakan meleceng, hal itu dikarenakan
kurangnya informasi dan pengetahuan yang mereka dapatkan. Kemudian kami
memberikan penyuluhan tentang pengertian gizi kurang, penyebab gizi kurang,
tanda-tanda atau gejala gizi kurang yang kami sertakan dengan gambar dan
cara mengatasi gizi kurang. Kami juga menambahkan tentang materi
Pemberian PMT seperti Pengertian PMT, fungsi pemberian PMT, Manfaat
PMT dan contoh makanan PMT. Kami juga memberikan mereka leafleat yang
berisikan pengertian PMT dan makanan PMT agar mereka bisa mengetahui
dan bisa membuatnya sendiri untuk anak balita mereka. kami juga
menampilkan video pembuatan makanan PMT untuk memudahkan mereka
mengetahui cara buatnya dan makanan yang kami buat untuk PMT mereka
berbahan dasar ikan yang merupakan bahan lokal di desa Mekar.
Setelah kami melakukan penyuluhan kami menanyakan kembali
pertanyaan yang sama dan banyak dari mereka yang jawabannya sesuai
harapan dari informasi yang kami berikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kurangnya pengetahuan mereka disebabkan oleh kurangnya informasi yang
mereka Dapatkan.

2. Pemberian PMT pada Anak Balita Gizi Kurang


Upaya peningkatan status gizi anak balita gizi kurang di desa Mekar
Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Atau intervensi yang kami lakukan
yaitu melakukan pemberian PMT dengan harapan dapat mencapai tujuan yang
di inginkan dalam melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Cara yang kami lakukan yaitu kami memberikan makanan tambahan berupa
Nugget Ikan, stik ikan, bakwan teri dan telur dadar tempe. Dengan pemberian
secara rutin selama satu minggu dan kami bekerjasama dengan kader di desa
Mekar agar mereka dapat ikut serta berperan dalam pemberian PMT sehingga
mereka dapat melakukannya meski kegiatan pengabmas ini telah selesai, maka
dari itu untuk memudahkan kader disana kami memilih bahan lokal sebagai
bahan utama untuk Makanan Tambahan anak balita gizi kurang di desa Mekar.
Berikut tabel pemberian PMT untuk anak balita Gizi kurang yang kami berikan
Nama Makanan
No Waktu Berat KH L P
PMT
1. 17/12/2018 Stik Ikan 100 gr 0 0,92 gr 23,87 gr
2. 18/12/2018 Telur dadar tempe 100 gr 0,77 gr 9,94 gr 12,58 gr
3. 19/12/2018 Nugget ikan 100 gr 0 1 gr 24,0 gr
4. 20/12/2018 Bakwan teri 100 gr 13,47 gr 23,18 gr 3,97 gr
5. 21/12/2018 Telur dadar tempe 100 gr 0,77 gr 9,94 gr 12,58 gr
6. 22/12/2018 Nugget ikan 100 gr 0 1 gr 24,0 gr
7. 23/12/2018 Bakwan teri 100 gr 13,47 gr 23,18 gr 3,97 gr

3. Evaluasi upaya peningkatan status gizi kurang


Evaluasi di lakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan daripada
kegiatan pengabmas “Upaya Peningkatan status Gizi pada anak balita Gizi
kurang di desa Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe” yang kami
lakukan pemberian PMT selama 7 hari, setelah itu kami melakukan evaluasi
dengan cara menimbang ulang berat badan kepada anak tersebut dan kami
menyarankan kepada ibu tersebut agar pola makan anak ibu terus di jaga . Jadi
anak balita gizi kurang di Ds. mekar mengalami peningkatan setelah di berikan
PMT. Hal tersebut merupakan keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan
Pengabmas.

4. Perubahan Sebelum dan Sesudah Pemberian PMT


Terjadi perubahan status gizi pada anak balita gizi kurang di Ds. Mekar
berdasarkan pengukuran antrhopometri yang kami lakukan sebelum
melakukan pemberian PMT dan sesudah pemberian PMT guna mengetahui
tingkat keberhasilan dari pada upaya peningkatan status gizi pada anak balita
gizi kurang di desa Mekar.
 Sebelum Pemberian PMT
No Nama JK Umur BB Z-Score Status Gizi
1 Nurwasita P 30 bln 9,7 kg -3 SD Gizi kurang
2 Nuralda Putra P 31 bln 10,0 kg -2 SD Gizi baik
3 Bilal Pahlevi L 47 bln 14,0 kg -1 SD Gizi baik
4 Salsania. F P 18 bln 8,0 kg -2 SD Gizi baik
5 Anastasia P 28 bln 9,0 kg -3 SD Gizi kurang

 Sesudah Pemberian PMT


No Nama JK Umur BB Z-Score Status Gizi
1 Nurwasita P 30 bln 10,0 kg -2 SD Gizi baik
2 Nuralda Putra P 31 bln 10,0 kg -2 SD Gizi baik
3 Bilal Pahlevi L 47 bln 15,0 kg -1 SD Gizi baik
4 Salsania. F P 18 bln 9,0 kg -2 SD Gizi baik
5 Anastasia P 28 bln 10,2 kg -2 SD Gizi baik
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyuluhan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memberikan
informasi dan mengajak orang-orang untuk mengikuti informasi yang kita berikan.
pemberian PMT dengan harapan dapat mencapai tujuan yang di inginkan dalam
melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Cara yang kami lakukan
yaitu kami memberikan makanan tambahan berupa Nugget Ikan, stik ikan, bakwan
teri dan telur dadar tempe.
Evaluasi di lakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan daripada kegiatan
pengabmas “Upaya Peningkatan status Gizi pada anak balita Gizi kurang di desa
Mekar Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe”. anak balita gizi kurang di Ds. mekar
mengalami peningkatan setelah di berikan PMT. berdasarkan pengukuran
antrhopometri yang kami lakukan sebelum melakukan pemberian PMT dan sesudah
pemberian PMT guna mengetahui tingkat keberhasilan dari pada upaya peningkatan
status gizi pada anak balita gizi kurang di desa Mekar.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan maka disarankan untuk ibu atau pengasuh anak
balita agar menjaga kondisi lingkungan dan hygiene dan sanitasi serta memberikan
asupan nutrisi yang baik pada anak balita karena hal-hal tersebut merupakan
penyabab dasar anak balita anak terkena status gizi kurang.
Mengadakan penyuluhan dari tenaga kesehatan yang berupa informasi dan
pengetahuan pada kader posyandu dan ibu-ibu anak balita tentang pemenuhan nutrisi
dan pemberian PMT saat kegiatan Posyandu.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. Kesehatan Indonesia tahun 2014 . Jakarta : Kemenkes RI:2015

Khairdirmuhaj, 2009. Klasifikasi Status Gizi. Jakarta: Bhatara Karya Aksara

Khomsan A. 2004. Peranan pangan dan Gizi, untuk Kualitas Hidup. Jakarta;
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Meriani. 2010. Hubungan Perilaku Ibu Dalam Pemberian Gizi Seimbang dengan
Status Gizi pada Balita. Kota Depok : UPN

Suparisa IDN. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC:2001

Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang anak. Jakarta. EGC

Amos,John . 2000, Hubungan Persepsi Ibu Balita Tentang Kurang Gizi dan
PMT-P Dengan Status Gizi Balita Pada Keluarga Miskin Di
kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat Tahun 199, (Tesis).
FKM UI, Depok

Kemenkes RI. 2009. Panduan Kader Posyandu. Jakarta: Dirjen Pemberdayaan


Masyarakat dan Desa.

Anda mungkin juga menyukai