Anda di halaman 1dari 20

PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN

OLEH :

Dra. Nurhaedar Jafar, Apt, M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2005
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

SURAT KETERANGAN ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

A. Pengertian Pertumbuhan ..................................................................................... 1

B. Teori Pertumbuhan ............................................................................................... 2

C. Determinan Pertumbuhan .................................................................................... 3

D. Instrumen/ Penilaian Pertumbuhan ...................................................................... 7

E.. Istilah Dalam Pertumbuhan ................................................................................... 15

F. . Evaluasi Pertumbuhan ........................................................................................... 17

G. Tahap-tahap Pertumbuhan Bayi ............................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membengun manusia


seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan
yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan samapai 5 tahun pertama
kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang
optimal baik fisik, mental, emosional maupun social serta memiliki intelegensi
majemuk sesuai dengan potensi genetiknya (Depkes, 2007).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi
pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya
meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat
badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan (perkembangan) dalam segi lain
seperti berfikir, emosi, dan bertingkah laku, semua anak-anak tumbuh melalui
suatu tahapan pertumbuhan dan perubahan fisik, kognitif, dan emosional yang
dapat diidentifikasi. Kualitas manusia dari pandangan gizi dijabarkan dalam
bentuk peningkatan kemampuan intelektual dan kesehatan yang bisa diukur
dengan terwujudnya kemampuan fisik dan produktivitas kerja. Kualitas seorang
anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh
kembangmerupakan hasil interaksi faktor genetik/keturunan adalah faktor yang
berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor
lingkungan biologis, fisik, psikologis dan sosial.
Anak selalu memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang
membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan
intraselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian, merupakan perubahan psikologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang di tunjang oleh
faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju
kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak
menuju dewasa. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan juga menandai maturitas dari
organ-organ dan sistem-sistem, perolehan ketrampilan, kemampuan yang lebih
siap untuk beradaptasi terhadap stress dan kemampuan untuk memikul tanggung
jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan kreativitas,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan
penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development) sebenarnya memiliki makna yang berbeda, tetapi
antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan menunjukkan arti
perubahan kuantitatif, pertambahan dalam ukuran dan struktur. Sejalan dengan
pertumbuhan otak anak, dia memiliki kapasitas belajar lebih besar untuk belajar,
mengingat, dan bernalar. Perkembangan dapat didefinisikan sebagai kemajuan
terurut berkesinambungan, perubahan-perubahan koheren (menyatu). Kemajuan
artinya perubahan itu berlanjt ke arah depan. Terurut dan koheren, artinya terdapat
relasi tertentu antara perubahan yang sedang terjadi dan apa yang dilalui atau
berikutnya. Berkembang, yaitu menunjukkan perubahan kuantitatif dan kualitatif
berikutnya (Santoso, 2006).
PEMBAHASAN

A. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Teori Pertumbuhan
a. Teori Deprivasi Pertumbuhan (Konvensional)
Mendeskripsikan pertumbuhan sebagai suatu patokan yang pasti,
seorang anak telah memiliki patokan tersebut sejak lahir, yang
bersifat tunggal dan ia akan tetap berada pada kurva pertumbuhan
tersebut selama hidupnya dan ia akan jatuh ke keadaan terganggu
manakala faktor lingkungannya tiak mendukung
b. Teori Homeostatik Pertumbuhan
Menjelaskan bahwa faktor genetic berperan dalam memberikan
ruang pertumbuhan potensial, suatu kawasan berspektrum luas.
Faktor lingkungan membentuk kurva pertumbuhan pada kawasan
tersebut, dikontrol oleh mekanisme homeostatik
c. Teori Potensi Pertumbuhan Optimal
Mendeskripsikan bahwa faktor genetic menyediakan batas atas
kurva pertumbuhan, yang apabila faktor lingkunagan seorang anak
mendukung pertumbuhannya akan tercapai, sebaliknya kelemahan
faktor lingkungan dapat memnyebabkan tidak tercapainya kurva
pertumbuhan maksimal
2. Teori Perkembangan
a. Teori Empirisme
Pada dasarnya anak lahir di dunia, perkembangannya ditentukan
oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan
pengajaran. Pengalaman (empiris) anaklah yang bakal menentukan
corak dan bentuk perkembangan jiwa anak. Dengan demikian,
menurut teori ini, pendidikan atau pengajaran anak pasti berhasil
membentuk perkembangan atau pengajaran anak pasti berhasil
membentuk perkembangannya.
b. Teori Nativisme
Anak lahir dilengkapi dengan pembawaan bakat alami (kodrat),
dan pembawaan inilah yang akan menentukan wujud kepribadian
seorang anak. Pengaruh luar tidak akan mampu mengubah
pembawaan anak.
c. Teori Konvergensi
Perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor
yang saling menopang, yakni faktor bakat dan lingkungan.
Keduanya tidak dapat dipisahkan seolah-olah memadu dan bertemu
dalam satu titik (converage).
d. Teori Rekapitulasi
Rekapitulasi berarti ulangan, yang dimaksudkan disini adalah
bahwa perkembangan jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan
dari perkembangan seluruh jenis manusia. Pernyataan terkenal dari
teori ini adalah onogenese recapitulatie philogenesa
(perkembangan suatu jenis makhluk adalah mengulangi
perkembangan seluruhnya)
e. Teori Psikodinamika
Perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh
komponen dasar yang bersifat sosioafektif, yakni keteganagan
yang ada dalam diri seseorang ikut menentukan dinamika di
tengah-tengah lingkungannya.
f. Teori Kemungkinan Berkembang
Anak adalah makhluk manusia yang hidup, waktu dilahirkan anak
dalam kondisi tidak berdaya, sehingga membutuhkan
perlindungan. Dalam perkembangannya anak melakukan kegiatan
yang bersifat pasif (menerima) dan eksplorasi.
g. Teori Interaksionisme
Perkembangan jiwa dan perilaku anak banyak ditentukan oleh
adanya dialektif dengan lingkungannya. Bahwa, perkembangan
kogniftif seorang anak bukan merupakan perkembangan yang
wajar, melainkan ditentukan oleh interaksi budaya. Pengaruh yang
dating dari pengalaman dalam berinteraksi budaya, serta dari
penanaman nilai-nilai lewat pendidikan.

B. Prinsip dan Periode Pertumbuhan


1. Prinsip Pertumbuhan
Menurut Sutterly Donnely (1973) terhadap 10 prinsip dasar pertumbuhan:
a. Pertumbuhan adalah kompleks, semua aspek-aspeknya
berhubungan sangat erat
b. Pertumbuhan mencakup hal-hal kuntitatif dan kualitatif
c. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi
secara teratur
d. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah
e. Tempo pertumbuhan tiap anak tidak sama
f. Aspek-aspek berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada
waktu dan kecepatan berbeda
g. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasikan oleh
faktor intrinsic dan ekstrinsik
h. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa
krisis
i. Pada suatu organism akan kecenderungan untuk mencapai
potensi perkembangan yang maksimum
j. Setiap indivisu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik
2. Periode Pertumbuhan
a. Masa Prenatal atau msa intra uterin (masa janin dalam kandungan)
terbagi atas 3 periode:
 Masa zigot (konsepsi-3 minggu)
 Masa embrio (2 – 8½ minggu)
 Masa janin/fetus (9/12 minggu-akhir kehamilan) yang
terdiri atas:
o Masa fetus dini (9 minggu-trimester kedua masa intra
uterin)
o Masa fetus lanjut (trimester akhir kehamilan)
b. Masa bayi (infacy) yaitu usia 0-11 bulan yang terbagi atas 2
periode:
 Masa neonatal (0-28 hari):
o Masa neonatal dini (0-7 hari)
o Masa neonatal lanjut (8-28 hari)
 Masa post (pasca) natal (29 hari -11 bulan)
c. Masa anak di bawah lima tahun (balita; 12-59 bulan)
d. Masa anak pra sekolah (60-72 bulan)

C. Determinan Pertumbuhan dan Perkembangan


Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan
faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan
yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini,
sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain
di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai
untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Determinan Pertumbuhan
a. Faktor Internal (genetik)
Soetjiningsih (1998) mengungkapakan bahwa faktor genetik
merupakan modal dasar mencapai hasil pertumbuhan. Melalui genetik
yang berada di dalam sel telur yang telah dibuah, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Faktor genetik antara lain
termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis
kelamin, obsetrik dan rasa atau suku bangsa. Apabila potensi genetic
ini dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal maka
akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula.
b. Faktor Eksternal (lingkungan)
Secara garis besar, faktor lingkungan dapat dibagi dua yaitu:
lingkungan prenatal dan lingkungan pascanatal. Faktor lingkungan
pasacanatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu:
lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor psikososial, faktor
keluarga dan adat istiadat.
a) Lingkungan biologis, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolism yang saling terkait satu dengan yang lainnya
b) Lingkungan fisik, dapat mempengaruhi pertumbuhan adalh
cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, dan radiasi. Di
daeraah pengunungan yang kandungan yidiummya sangat
rendah dapat mengakibatkan GAKY yang pertumbuhannya
terhambat seperti kretinisme. Sanitasi lingkungan yang kurang
baik memungkinkan terjadinya berbagai penyakit antra lain
diare, kecacingan dan infeksi saluran pebcernaan yang
mengakibatkan penyerapan zat-zat gizi terganggu sehingga
pertumbuhan akan terganggu.
c) Faktor psikososial, stimulasi (ransangan), motivasi, ganjaran
atau hukuman, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih
sayang serta kualitas interaksi anak dan orang tua.
d) Faktor keluarga dan adat istiadat, pekerjaan atau pendapatan
keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat, norma dan tabu
serta urbanisasi.
e) Faktor sosial ekonomi, pendidkan, pekerjaan, teknologi,
budaya dan pendapatan keluarga. Faktor tersebut berinteraksi
satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi
masukan zat gizi dan infeksi pada anak pada akhirnya akan
mengakibatkan pertumbuhan terganggu
2. Determinan Perkembangan
1. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama
berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu:
- Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma
Turner)
- Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid,
kekurangan hormone pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
- Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan
kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan
- Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan
gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh
tubuh
- Anemia atau penyakit darah lainnya
- Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan
malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi
anak tidak terpenuhi
2. Faktor Ekstrinsik
Yang merupakan faktor ekstrinsik:
- Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat
penolakan atau kekerasan dari orang tua).
- Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi
bisa terjadi jika anak tidak mendapatkan rangsangan sosial yang
cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi yang diisolasi dalam suatu
inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari
orang tuanya.
- Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan
kepada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan ekonomi
yang pas-pasan dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang
cukup untuk perkembangan dan pertumbuhannya
- Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau
racun).
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan lingkungan
yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan
lingkungan “bio-psiko-fisiko-sosial” yang mempengaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
3. Faktor Pendukung
Faktor – faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :
1) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
2) Peran aktif orang tua
3) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
4) Peran aktif anak
5) Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).

D. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Penialain Pertumbuhan
Ada 4 penilaian pertumbuhan fisik pada anak yaitu pengukuran
antropometri, pemeriksaan fisik (jaringan otot, lemak rambur, gigi),
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis.
Pengukuran pertumbuhan anak dapt ditentukan dengan menggunakan
pembanding ukuran tubuh tertentu pada dua titik waktu berbeda. Marshall
dan Swann mengajukannya dalam konsep yang dikenal sebagai velocity.
Konsep nini secara matematik diajukan dalam bentuk:
𝑥2−𝑥1
Growth Velocity = 𝑡2−𝑡1

Dimana x2 dan x1 adalah nilai ukur saat waktu t2 dan t1 (Gibson,


1990). Laju pertumbuhan yang diajukan ini secara logis membutuhkan
satuan pengamatan isomorfis yang diambil dari berbagai titik pada kurun
kehidupan anak. Pada saat t1 dan t2 atau pengukuran tunggal lainnya yang
dilkukan waktu ke-n (tn), penetapan status anak membutuhkan
perbandingan tertentu status tersebut berupa perbandingan berat badan
menurut umur ( untuk selanjutnya ditulis BB/U) dan perbandingan tinggi
badan menurut umur (PB/U atau TB/U) atau perbandingan Berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB).
Pengukuran antropometri terdiri dari berat badan dan panjang badan
sesuai dengan cara-cara baku, beberapa kali secara berkala misalnya BB
anak diukur tanpa baju, mengukur panjang bayi dilakukan oleh 2 orang
pemeriksa pada papan pengukur (infatometer), tinggi badan anak diatas 2
tahun diukur berdiri dengan microtoise. Baku yang dianjurkan adalah baku
NCHS secara internasional untuk anak usia 0-18 tahun yang dibedakan
menurut jenis kelamin. Lingakar kepala, lingkar lengan dan lingkar dada
menggunakan pita tidak molor, tebal lipatan kulit diukur dengan Skinfold
caliper pada kulit lengan , subskapula dan daerah pinggul untuk menilai
kegemukan. Body Mass Index (BMI) telah dipakai secar luas, yaitu berat
badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2). BMI mulai disosialisasikan
untuk penilaian obesitas pada anak dalam kurva persentil juga tingkat
kelebihan berat badan harus dinyatakan dengan SD dari mean BMI untuk
populasi umur tertentu.
2. Penilaian Perkembangan
Masa perkembangan anak di usia pra sekolah diperinci lagi
menjadi 2 masa, yaitu masa vital dan masa estetik.
a. Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud
menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai masa
oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak
memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah
karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena
waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan
belajar. Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan
anak akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya
saja, kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada
tahun kedua ini umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan
(kesehatan). Melalui latihan kebersihan ini, anak belajar
mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongn yang datang
dari dalam dirinya (umpamanya buang air kecil dan air besar)
(Elizabeth B. Hurlock, 1999).
b. Masa Estetik
Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa
keindahan. Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini
perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca inderanya.
Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah
merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam
menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan
menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam
menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas perkembangan ini
berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang seyogyanya
dimiliki oleh individu sesuai dengan usia atau fase perkembangan-nya,
seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan,
persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya
sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya. Tugas-
tugas perkembangan pada usia 0 sampai 6 tahun adalah sebagai
berikut:
1) Belajar berjalan
2) Belajar memakan makanan padat
3) Belajar berbicara
4) Belajar buang air kecil dan buang air besar
5) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
6) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
7) Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan
social dan alam
8) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua,
saudara / orang lain
9) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk
(mengembangkan kata hati).
Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan
anak usia 4 - 5 tahun adalah sebagai berikut:
1)Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
yang umum
2)Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai mahluk
yang sedang tumbuh
3)Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya
4)Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5)Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
6)Mengembangkan penngertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
7)Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai
8)Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga lembaga
9) Mencapai kebebasan pribadi
Tugas-tugas perkembangan anak usia 4 – 5 tahun sebagai berikut:
1) Berdiri dengan satu kaki (gerakan kasar)
2) Dapat mengancingkan baju (gerakan halus)
3) Dapat bercerita sederhana(bahasa bicara dan kecerdasan)
4) Dapat mencuci tangan sendiri (bergaul dan mandiri)
Stimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah :
1) Gerakan kasar, dilakukan dengan memberi kesempatan anak melakukan
permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan.
2) Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar
menggambar
3) Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak
mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue.
4) Bergaul dan mandiri, dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya
bermain ke tetangga

E. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Pemantauan pertumbuhan
Baku penggunaan kurva pertumbuhan (growth chart) atau tabel NCHS
sebagai baku secara teratur merupakan alat yang paling tepat untuk
menilai status gizi pada perumbuhan anak. Dalam pemantauan
pertumbuhan anak pada plot berat atau tinggi badan anak pada kurva
NCHS perlu diikuti secara berkala untuk melihat alur pertumbuhannya
menyimpang atau tidak. Bukan diman posisi titik plot itu saja akan tetapi
bagaimana hubungan titik-titik tersebut selama kurun waktu tertentu,
dengan kategori sebagai berikut:
o Gizi lebih : > 120% median BB/U
o Gizi baik : 80% -120% median BB/U
o Gizi sedang : 70%-79,9% median BB/U
o Gizi kurang : 60%-69,9% median BB/U
o Gizi buruk : <60% median BB/U
Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada
periode tertentu atau dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pengukuran
yang dilakukan adalah dengan indikator IMT/U, BB/TB dan lingkar kepala.
Gambaran pertumbuhan anak dapat diamati dari grafik seperti berikut:
2. Pemantauan perkembangan
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu
dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan
yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan
cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang
tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan DDST secara
efektif 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami
keterlambangan perkembangan (Soetjiningsih, 1998).
Frankenburg dkk (1981) mengemukakan 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita
yaitu: Personal Sosial (kepribadian/ tingkah laku sosial) yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya; Gerakan Motorik Halus yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubh tertentu saja dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda;
Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan; Perkembangan Motorik Kasar
(Gross Motor) adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh. Alat yang digunakan seperti alat peraga: wol merah,
kismis/manik-manik, kubus warna merah-hijau-biru, prmainan anak, botol
kecil, bola tennis, bel kecil, kertas dan pencil; lembar formulir DDST;
buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
tes dan cara penilaiannya (Soetjiningsih, 1998). Penilaian sesuai dari buku
petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian,
apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = N.O). Kemudian ditarik
garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-
masing sektor, berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes
diklasifikasikan dalam:
a. Abnormal, bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor
atau lebih, bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan keterlambatan dan pada
sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
b. Meragukan (Questionable), bila pada 1 sektor didapatkan 2
keterlambatan atau lebih, bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sector yang sama tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
c. Tidak dapat dites (Untestable)
KESIMPULAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi
pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya
meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat
badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan (perkembangan)dalam segi lain
seperti berpikir, emosi, bertingkah laku, semua anak-anak tumbuh melalui suatu
tahapan pertumbuhan dan perubahan fisik, kognitif, dan emosional yang dapat
diidentifikasi.
Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dapat dicapai dengan
dukungan faktor intrinsik dalam hal ini genetic yang merupakan blueprint
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kelainan genetik dapat
mempengaruhi pertumbuhan anatara lain akondroplasia, sindrom down, sindrom
marfan dan lain-lain. Selain itu, faktor ekstrinsik yaitu lingkungan (biologis, fisik,
psikososial, keluarga dan sosial ekonomi) yang baik dan a\saling berkaitan satu
sam lain akan mempengaruhi pola perkembangan anak pada akhirnya.
Seyiaqp anak memiliki potensi untuk tubuh dan berkembang. Penilaian
dan pemantauan terhadap tumbuh kembang anak merupakan salah satu cara untuk
mendukung pencapaian pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Perkembangan. Rineka Cipta; Jakarta.
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka
Utama.;Jakarta.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC; Jakarta.
Rusmil, Kusnadi. 2006. Pedoman Pelaksanaan, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Depkes RI. Jakarta.
Soetjaningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC; Jakarta
Santoso, soegeng. 2006. Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Menuju
Anak Sehat & Cerdas Melalui Permainan. Jurnal Pendidikan
Penabur,No.07;93-99
Satoto. 1997. Fitrah dan tumbuh Kembang Anak. Pidato Pengukuhan. Fakultas
Kedokteran Diponegoro. Undip.
Tanuwijaya S. 2002. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Dalam: Nahendra
(penyunting) Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi Pertama. Sagung
Seto:Jakarta.
STATUS GIZI BALITA

Dr. Nurhaedar Djafar, Apt,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Anda mungkin juga menyukai