KIMIA TANAH
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum penetapan bahan organik tanah di
laboratorium yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu bahan organik
2. Untuk mengetahui kadar bahan organik pada tanah mineral, tanah pasang surut
dan tanah rawa lebak
3. Untuk mengetahui apa fungsi bahan organik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara biologis, bahan organik berperan sebagai sumber karbon, yang mana
untuk berkembang biak/reproduksi mikrobia diperlukan bahan penyusun
jasad/tubuh. Seperti umumnya jasad tingkat tinggi yang tersusun oleh senyawa
mikroba pada umumnya juga tersusun oleh senyawa organik penyusun tubuh jasad
terutama adalah carbon, oksigen, nitrogen dengan atom kerangka adalah karbon.
Sumber utama kerangka karbon untuk penyusun jasad mikroba adalah bahan
organik, terutama bahan organik segar yang mudah terombak. Proses perombakan
bahan organik merupakan proses metabolisme berupa peruraian atau katabolisme.
Untuk dapat melakukan aktivitas biologi mikroba memerlukan energi kimia yang
tersimpan dalam senyawa organik. Selain sebagai sumber energi dan sumber
kerangka karbon, bahan organik juga berperan sebagai sumber hara untuk
perkembangbiakan mikroba. Jasad mikro tersusun oleh senyawa biokimia baik
berupa karbohidrat, protein, DNA, RNA, enzim dan senyawa lain. Senyawa-
senyawa ini tidak hanya tersusun oleh CHO tapi juga S, N, P, K dan unsur logam.
Unsur-unsur ini dibutuhkan oleh mikroba dan diperoleh dari perombakan bahan
organik. Kandungan bahan organik tanah (C-organik) merupakan salah satu
indikator kesuburan tanah. Tanah yang mengalami kemerosotan kandungan C-
organik menandakan tanah tersebut mengalami penurunan kualitas kesuburan tanah
atau degradasi kesuburan. Bahan organik penting sebagai sumber energi jasad renik
yang berperan dalam penyediaan hara tanaman. Bahan organik menentukan
kapasitas tukar kation tanah, walaupun sifat ini tergantung pH. Tanah miskin bahan
organik dan didominasi mineral liat 1:1, mempunyai kapasitas tukar kation yang
rendah, sehingga efisiensi pemupukan akan berkurang karena sebagian besar hara
mudah hilang dari lingkungan perakaran. Bahan organik juga berperan dalam
memperbaiki struktur tanah sehingga tanah mudah diolah dan dilumpurkan.
Mengingat pentingnya peranan bahan organik terhadap kesuburan fisik, kimia dan
biologi tanah, maka pemberian atau daur-ulang bahan organik merupakan bagian
penting dari pelestarian kesuburan tanah. Bahan organik merupakan bahan-bahan
yang diperbaharui dan didaur ulang serta dirombak menjadi unsur yang dapat
digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. (Dermiyati, 2015)
Bahan organik berupa penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk dasar
memiliki beberapa keuntungan yakni dapat menyuburkan tanah, memperbaiki
struktur tanah, menambah unsur-unsur hara dalam tanah, dan meningkatkan
kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme tanah sangat membantu proses
penguraian bahan organik sehingga mudah diserap oleh tanaman. Dosis pupuk
kandang yang diberikan adalah antara 15-20 ton tiap hektar, tergantung pada
kesuburan tanahnya (Direktorat Pangan dan Pertanian, 2014).
Secara umum pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan
dan aktivitas mikroba tanah, karena bahan organik merupakan sumber energi dan
bahan makanan bagi mikroba tersebut, di samping itu mikroba tanah saling
berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik karena bahan organik
menyediakan karbon sebagai sumber energi untuk tumbuh (sebagai penyusun tubuh
dan energi). (Zulfadli et.al., 2012)
Pemberian bahan organik berdampak positif terhadap biomassa karbon
mikroorganisme (C-Mik) di dalam tanah. Pada seluruh perlakuan ekstrak campuran
kompos bahan organik dan limbah agroindustri dengan pengekstrak air destilata
maupun asam asetat mengalami peningkatan 18-360% dibanding C-Mik awal.
Biomassa karbon mikroorganisme tanah (C-Mik) dapat dijadikan sebagai indikator
kesuburan tanah, tingginya populasi mikrorganisme tanah menunjukkan kondisi
fisik, kimia, dan biologi tanah yang baik. Dengan pemberian perlakuan pupuk
Organonitrofos serta penambahan biochar terhadap tanah diharapkan dapat
berkorelasi positif terhadap kesuburan tanah dan secara langsung meningkatkan C-
mik tanah. (Septiana, 2012)
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum penetapan pH tanah di laboratorium kali ini ini
yaitu:
Keterangan:
Kelompok 1 : rawa lebak 60-90 cm
Kelompok 2 : pasang surut 30-60 cm
Kelompok 3 : mineral 10-20 cm
Kelompok 4 : mineral 21-60 cm
Kelompok 5 : mineral 61-90 cm
4.2. Pembahasan
Adapun pembahasan yang dapat saya bahas pada praktikum penetapan
bahan organik di laboratorium kali ini yaitu pada ketiga jenis tanah yang berjumlah
lima sampel mempunyai kadar bahan organik yang berbeda-beda. Bahan organik
tanah merupakan kumpulan dari beragam senyawa-senyawa organik kompleks
yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil
humifikasi maupun senyawa anorganik hasil mineralisasi, termasuk mikroba
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat. Dalam pengelolaan bahan organik tanah
sumbernya dapat berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang,
pupuk hijau, pupuk kompos, serta pupuk hayati.
Pada tanah mineral kedalaman 0 cm sampai 30 cm dan tanah rawa lebak
kedalaman 60 cm sampai 90 cm memiliki %C-Organik dan %Bahan Organik yang
hampir sama yaitu untuk %C-Organik adalah 4,8 % dan %Bahan Organik adalah
8,2 %. Pada kedua sampel tanah tersebut, merupakan sampel yang memiliki jumlah
%C-Organik dan %Bahan Organik yang paling banyak diantar sampel yang lain.
Hal tersebut dikarenakan pada kawasan tanah tersebut sumber bahan organik
seperti sersah tanaman, sersah daun dan senyawa organik dari hewan cukuplah
banyak.
Pada tanah mineral lapisan 31 cm sampai 60 cm kami mendapatkan %C-
Organik dan %Bahan Organik yaitu %C-Organik adalah 0,35 % dan %Bahan
Organik adalah 0,61 % sedangkan untuk tanah mineral dengan kedalaman 61 cm
sampai 90 cm memiliki 0,39 %C-Organik dan 0,67 %Bahan Organik.
Sedangkan untuk sampel tanah pasang surut yang kami ambil yaitu dengan
kedalaman tanah 30 cm sampai 60 cm didapatkan nilai %C-Organik dan %Bahan
Organik yaitu %C-Organik 0,66 % dan %Bahan Organik sebanyak 1,142 %. Salah
satu penyebab kandungan bahan organik pada tanah pasang surut yaitu dikarenakan
sering tergenangnya tanah dan sersah tanaman sehingga proses dekomposisi sersah
tanaman terhambat.
Dari hasil pengecakan bahan organik tanah yang di dapatkan, dapat kita
tentukan bahwa tanah mineral kedalaman 0 cm sampai 30 cm dan tanah rawa lebak
memiliki jumlah kadar bahan organik yang tinggi dan tanah mineral dengan
kedalaman 31 cm sampai 90 cm serta tanah pasang surut merupakan tanah yang
memiliki kadar %Bahan Organik yang rendah sehingga harus dilakukan
pengolahan tanah terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disumpulkan pada praktikum penetapan pH
tanah di laboratorium kali ini yaitu:
1. Bahan organik merupakan suatu kumpulan beragam senyawa-senyawa organik
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa
humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi.
2. Tanah mineral kedalaman 0 cm sampai 30 cm dan tanah rawa lebak kedalaman
60 cm sampai 90 cm memiliki %C-Organik dan %Bahan Organik yang hampir
sama yaitu untuk %C-Organik adalah 4,8 % dan %Bahan Organik adalah 8,2 %.
Pada tanah mineral lapisan 31 cm sampai 60 cm kami mendapatkan %C-Organik
dan %Bahan Organik yaitu %C-Organik adalah 0,35 % dan %Bahan Organik
adalah 0,61 % dan untuk tanah mineral dengan kedalaman 61 cm sampai 90 cm
memiliki 0,39 %C-Organik dan 0,67 %Bahan Organik. Sedangkan untuk sampel
tanah pasang surut yang kami ambil yaitu dengan kedalaman tanah 30 cm
sampai 60 cm didapatkan nilai %C-Organik dan %Bahan Organik yaitu %C-
Organik 0,66 % dan %Bahan Organik sebanyak 1,142 %.
3. Bahan Organik tanah berfungsi memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum penetapan Bahan
Organik di laboratorium kali ini yaitu diharapkan praktikum ini dapat diterapkan
secara langsung agar tanah-tanah di daerah Sumatera Selatan dapat di analisis
kemudian diketahui kebutuhan tanahnya agar tanah tersebut dapat dimanfaatkan
dan dapat digunakan dalam produksi pertanian.
DAFTAR PUSTAKA