Anda di halaman 1dari 3

Ina Octaviyani

1606835033

Resume Paper

Prospek panas bumi Gunung Pancar terletak di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat, Indonesia sekitar 40 km di selatan Jakarta. Kondisi geologi daerah tersebut terdiri
Formasi vulkanik Tersier dari Mt. Formasi vulkanik Pancar dan Kuarter Gunung Panisan
meliputi sedimentary Tersier formasi sebagai ruang bawah tanah. Struktur geologis
didominasi oleh orientasi struktur barat laut - tenggara. Manifestasi permukaan yang
ditemukan di daerah panas bumi ini adalah sumber air panas, lahan hangat dan bebatuan yang
teralterasi dikendalikan oleh struktur sesar. Mata air panas ditemukan didaerah ini yaitu
Kawah Merah (T ≤ 70°C) dengan tipe pH netral dan Kawah Putih (T = 51°C) dengan pH
netral dan silika sinter kecil. Tidak ada indikasi aktivitas panas di puncak Gunung Pancar.
Suhu bawah permukaan, seperti yang ditunjukkan oleh Na / K geothermometry, berada di
kisaran 180-190°C.

Gambar 1. Distribusi Gravity dan Stasiun Pengukuran AMT di Daerah


Prospek Panas Bumi Gunung Pancar.

Dalam melakukan penelitian geologi panas bumi terdapat dua metode geofisika yang
dipilih termasuk survei gravitasi dan Audio-frekuensi Magnetotelluric (AMT). Survei
gravitasi ditujukan untuk menggambarkan struktur geologi, ruang bawah tanah ataupun
menginterpretasi badan plutonik dibawah permukaan, sedangkan survei AMT dimaksudkan
menggambarkan perubahan batuan yang terkait dengan aktivitas hidrotermal, struktur geologi
yang mungkin dan batuan dibawah permukaan.

Survei Gravity dilakukan menggunakan Scintrex Gravimeter CG-5. Perhitungan


standar, Pengurangan dan koreksi data gravitasi menggunakan perangkat lunak GravPro-X
(dikembangkan oleh NewQuest Geotechnology) kemudian diterapkan untuk mendapatkan
Complete Bouguer Anomaly (CBA). Anomali gravitasi sisa juga dihitung dengan
menerapkan analisis permukaan tren. Pemodelan dua dimensi dari anomali gravitasi sisa
kemudian dilakukan untuk merekonstruksi model kepadatan bawah permukaan.
Survei AMT dilakukan menggunakan sistem peralatan Phoenix. Rentang frekuensi
dari 0,1 Hz hingga 10 kHz. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak
SSMT2000. Kualitas data AMT bagus hingga bagus. 2-D dan 3-D inversi data AMT
kemudian dilakukan di sepanjang garis profil menggunakan perangkat lunak WinGLink dan
MT3DInv-X, masing-masing. Hasil pemodelan gravitasi 2-D dan inversi 3-D data AMT
kemudian diintegrasikan untuk mengembangkan model konseptual gunung pancar.

Gambar 2. Pemodelan Gravitasi 2-D Sepanjang Jalur AB (Kawah Merah).

Gambar 3. 2-D Gravity Modeling Seiring Jalur CD (Kawah Putih).

Data AMT dibalik menggunakan algoritma inversi 3-D untuk mendapatkan distribusi
resistivitas bawah permukaan. Hasil menunjukkan lapisan konduktif yang merupakan
reisitivitas rendah (<15 ohm-m) dari permukaan dekat ke kedalaman sekitar 2000 meter.
Lapisan konduktif ditafsirkan sebagai tutup tanah liat dari sistem panas bumi didistribusikan
antara Gunung Pancar dan Kawah Merah (Line AB) dan Gunung Pancar dan Kawah Putih
(Garis CD). Bentuk up-dome dari dasar lapisan konduktif menunjukkan zona upflow.
Lapisan sedikit resistif (20 - 100 ohm-m) juga ditemukan mendasari tutup tanah liat yang
ditafsirkan sebagai zona reservoir. Ruang bawah tanah yang lebih resistif (> 100 ohm-m)
ditemukan membentuk graben seperti struktur. Struktur graben mengontrol sistem
hidrotermal di daerah Gunung Pancar seperti yang ditunjukkan oleh terjadinya mata air
panas. Selain itu, pemodelan gravitasi 2 dimensi menggunakan Grav2D-X perangkat lunak
mendukung hasil inversi resistivitas. Interpretasi yang terintegrasi kemudian dicapai dengan
memasukkan AMT dan data gravitasi didukung oleh data geologi dan geokimia.
Gambar 4. Bagian Resistivitas Berasal dari 3-D Inversi Data AMT (Line AB).

Gambar 5. Bagian Resistivitas Berasal dari 3-D Inversi Data AMT (Line CD).

Suatu zona upflow disimpulkan di bawah bagian utara puncak Gunung Pancar
sebagaimana ditunjukkan oleh lapisan konduktif berbentuk naik-turun, sedangkan zona
keluar dianggap sebelah utara dan timur Gunung Pancar sebagaimana diindikasikan oleh
terjadinya mata air panas Kawah Merah dan Kawah Putih. Mengenai kesimpulan dari zona
upflow, karena tidak ada manifestasi permukaan yang ditemukan di sekitar puncak Gunung
Pancar, itu dapat direkomendasikan untuk mengebor gradien suhu dengan baik untuk
mengkonfirmasi suhu bawah permukaan.

Gambar 6. Model Konseptual Daerah Prospek Panas Bumi Gunung Pancar

Referensi :

Yunus, Daud., dkk. (2015) Geophysics Field Camp (GFC): A Student Project Aimed to
Investigate the Low to Moderate Temperature Geothermal System in Mt Pancar Area, Bogor
(Indonesia). Proceedings World Geothermal Congress 2015.

Anda mungkin juga menyukai