KAPAL KANDAS
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan Rahmat-
nya kita dapat menjalankan sebuah kehidupan dengan penuh realita yang
Dalam membuat sebuah penyusunan kata untuk merangkai sebuah kata hanya
ini yang aku bisa. Tidak lebih dan tidak kurang dari sebuah apa yang kita pikirkan
dan hanya ini yang aku bisa. Dimana kita dapat membuat sebuah makalah yang
bertema hukum dan HAM dalam islam. Semua isi-nya hanya bisa di pahami dan bisa
di mengerti.
Demikian atas partisapasi kami dalam membuat makalah ini dengan penuh
kesederhanaan. Karena hanya ini yang aku bisa. Kalau ada kritik dan saran tolong
di sempurnakan.
Penulis
KAPAL KANDAS
2.3 Tata cara khusus dalam prosedur darurat untuk mengatasi kandasnya
kapal
a. Stop mesin.
Karena belum mengetahui jenis dasar laut.
b. Bunyikan sirine/alarm bahaya.
Untuk menarik perhatian dan memberitahukan seluruh crew dan
penumpang bahwa sedang terjadi keadaan darurat yang berupa bunyi
dari genta kapal dianjungan dan gong diburitan jika kapal dengan
panjang lebih dari 100 m.
c. Pintu-pintu kedap air ditutup.
Untuk membatasi dan atau mencegah menjalaranya air kekompartmen-
kompartmen lain.
d. Nahkoda diberitahu.
Karena kadang nahkoda tidak selalu berada diatas anjungan.
e. Kamar mesin diberitahu.
Untuk mempersiapkan peralatan.
f. VHF dipindah ke channel 16.
Sebagai Komunikasi umum baik intern maupun ekstern.
g. Tanda-tanda kapal kandas dibunyikan atau diperlihatkan.
Pada siang hari perlihatkan isyarat benda 2 bola-bola hitam di
tempat yang dapat dilihat dengan jelas (diatas anjungan dan di
haluan kapal).
Pada malam hari perlihatkan penerangan yang berupa 2 lampu
keliling berwarna merah di atas anjungan dan lampu putih di
haluan kapal.
h. Lampu deck dinyalakan
pada saat malam hari.
i. Got-got dan tanki-tanki di sounding.
Untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran
j. Kedalaman laut disekitar kapal di sounding.
Untuk mengetahui jenis dasar laut dan dimana letak kandasnya.
k. Posisi kapal tersedia dikamar radio dan diperbaharui apabila ada
perubahan.
Digunakan untuk keperluan pelaporan ke pihak-pihak terkait.
2.4 Tindakan cepat yang harus dilakukan untuk mengatasi kapal kanda
KM Bukit Raya yang mengalami kecelakaan di perairan Pulau Sedanau, Kecamatan Bunguran
Barat, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Jumat (18/5/2018) siang kemarin sampai
saat ini masih mengalami kerusakan. Kasat Polairud Polres Natuna Iptu Zulkarnain melalui
sambungan selulernya kepada Kompas.com mengatakan, sampai saat ini kapal masih kandas
akibat menabrak karang yang ada di sekitar perairan Pulau Sedanau. Sementara 248
penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat. Mereka dibawa ke salah satu hotel yang ada
di kawasan Batu Hitam, Ranai, Natuna.
"Sampai saat ini kapal masih nyangkut di karang dan mengalami kebocoran. Namun tim teknis
dari Jakarta sudah diterjunkan dan jika tidak ada halangan siang ini tiba di Natuna," kata
Zulkarnain. "Nantinya kapal akan dilakukan penampalan sebelum akhirnya kembali
melanjutkan perjalanan menuju ke sejumlah yang ada di Natuna dari pelabuhan Selat Lampat,
Natuna," tambahnya. Dia menyebutkan KM Bukit Raya akan menuju ke Pelabuhan Selat
Lampa, Natuna setelah bertolak dari Anambas, Jumat (18/5/2018) dini hari. "Mudah-
mudahan tidak ada halangan agar sore nanti kapal bisa kembali melanjutkan perjalanannya,"
ucapnya. Zulkarnain mengatakana, kerusakan kapal tidak begitu parah karena hanya
mengalami kebocoran sedikit di bagian lambung sebelah kanan, kuat dugaan akibat benturan
karang. "Seperti saya katakan tadi, kebocorannya tidak riskan dan akan dilakukan
penampalan oleh tim teknis dari Jakarta," ujarnya.
Kapal Kandas di Pulau Pari, Terumbu Karang 1,000 Meter Persegi Rusak
Terumbu karang berukuran 51x20 meter atau seluas 1.020 meter persegi di kawasan Pulau
Pari, Kepulauan Seribu, rusak akibat kandasnya Kapal Gandha Nusantara 15 pada Sabtu
(5/5/2018) lalu. Staf Polisi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Wahyu Suparta menyatakan, kerusakan tersebut diketahui setelah petugas KLHK dan Sudin
Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu melakukan investigasi ke lokasi kandasnya kapal.
"Berdasarkan investigasi kapal, sementara ada sekitar 51 x 20 meter terumbu karang yang
mengalami kerusakan," kata Wahyu kepada wartawan, Selasa (8/5/2018).
Wahyu mengatakan, temuan tersebut nantinya akan diteruskan ke KLHK. KLHK, kata Wahyu,
akan mencari solusi terkait kerusakan tersebut. “Ini baru tahap penyelidikan, yang penting
KLHK dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melalui Suku Dinas Lingkungan Hidup
Kepulauan Seribu sudah melakukan aksi. Selanjutnya akan dirapatkan dulu di tingkat
kementerian,” kata dia. Kapal Gandha Nusantara kandas di perairan Pulau Pari pada Sabtu
lalu. Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Victor Siagian mengatakan, kapal itu kandas karena
terbawa arus dan lampu suar sebelah timur laut dalam keadaan mati