Anda di halaman 1dari 9

LTM QBL 1

KOLABORASI KESEHATAN
Nama : Hanifiya Padmadia
Fakultas : Kedokteran gigi
NPM : 1406599834
Kelas : IPE-12

1. Apa yang dimaksud dengan tim, kolaborasi, dan kerjasama tim (teamwork)?
Tim adalah sekumpulan individu yang memiliki ketergantungan dalam tugas-
tugasnya dan saling bertanggungjawab untuk mencapai tujuan serta terlihat sebagai
entitas sosial yang utuh tertanam dalam satu atau lebih sistem sosial.1 Kerjasama
dalam tim diperlukan untuk mencapai tujuan. Kerjasama tim adalah suatu interaksi
antar anggota kelompok dalam mencapai tujuan.2
Kolaborasi adalah suatu hubungan kerja sama untuk menyelesaikan tujuan
dengan visi yang sama.2 Sedangkan definisi Kolaborasi menurut ANA (1980) adalah
sebagai hubungan rekanan sejati, dimana masing – masing pihak menghargai
kekuasaan pihak lain, dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan
tanggungjawab masing – masing yang terpisah maupun bersama, saling melindungi
kepentingan masing masing dan adanya tujuan bersama yang diketahui kedua belah
pihak.

2. Apa saja komponen yang dibutuhkan untuk tercapainya suatu kerjasama tim
yang efektif?
Komponen yang ditubuhkan untuk mencapai kerjasama yang efektif3:
- Komunikasi terbuka
- Lingkungan yang mendukung
- Tujuan yang jelas
- Setiap anggota mengetahui perannya
- Saling menghargai
- Bertanggung jawab
- Pembagian tugas yang seimbang
- Pemahaman dan penyelesain konflik
- Pengambilan keputusan yang tepat dan terbuka
- Komunikasi dan pembagian informasi secara rutin
- Pengadaan akses sumber informasi
- Evaluasi kinerja
Suatu kerjasama tim yang efektif memiliki karakter khusus seperti
kepercayaan, hormat, dan juga kolaborasi4. 3 ciri tersebut harus dimiliki oleh setiap
tim agar para anggota kelompoknya mampu untuk bekerja secara maksimal dan
memberikan kontribusi yang terbaik untuk mencapai tujuan kelompok. Dalam bidang
kesehatan khususnya, kolaborasi menjadi aspek yang sangat penting, karena setiap
anggota tim akan memiliki tanggung jawab dan ketergantungan. Tidak seperti bidang
lainnya dimana tugas para anggotanya tidak ada hubungan dengan anggota dari
disiplin ilmu lainnya. Dalam bidang kesehatan setiap disiplin ilmu saling
berkesinambungan sehingga setiap aspek menjadi sangat esensial.

3. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi tim kesehatan?


Kolaborasi tim kesehatan adalah kooperasi antar profesional dalam berbagai
bidang kesehatan dengan tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan masalah dan
memberi keputusan untuk perawatan pasien3. Hal tersebut dengan harapan bahwa
perawatan dan keputusan yang akan dilakukan akan memberikan efek positif yang
maksimal bagi pasien.

4. Apa saja model-model/jenis kolaborasi tim kesehatan?


Jenis Kolaborasi tim kesehatan4 :
• Layanan reproduksi primer
• Layanan kesehatan mental primer
• Layanan paliatif primer
• Dukungan fasilitas di rumah/perumahan
• Layanan koordinasi/navigasi perawatan
• Pendidikan pasien dan pencegahan
• Pre-natal, kebidanan, pasca-natal dan perawatan bayi baru lahir di rumah sakit
• Program pengelolaan penyakit kronis (diabetes, penyakit jantung, obesitas,
arthritis, asma, dan depresi)
• Promosi tentang kesehatan dan penyakit
• Kesehatan ibu dan anak
• Kesehatan kerja
• Perawatan orang tua
• Pengobatan kecanduan
• Layanan rehabilitasi
• Pengasuhan (parenting).
Program-program ini dapat mencakup penyedia layanan kesehatan lokal
lainnya seperti Unit Kesehatan Masyarakat, rumah sakit, pusat akses kepedulian
masyarakat, dan program kesehatan mental masyarakat.

5. Apa saja prinsip-prinsip kolaborasi tim kesehatan?


Berikut adalah prinsip-prinsip kolaborasi tim kesehatan5:
a. Patient-Centered Care (memenuhi kebutuhan pasien)
• Kolaborasi tim kesehatan harus aktif membantu dan mendukung
pasien dan keluarganya dalam pengambilan keputusan pelayanan
kesehatan.
• Pasien harus mendapatkan akses dalam informasi dan kesempatan
untuk bertanya terkait dalam layanan kesehatan.
• Pasien juga harus mengetahui kondisi dirinya secara terbuka dan
menyetujui terapi apa yang diberikan kepadanya (informed
consent).
b. Recognition of the patient-physician relationship (Hubungan yang baik
antara pasien-petugas kesehatan)
• Hubungan yang baik antara pasien-petugas kesehetan dapat
dijadikan batu pondasi dalam penyampaian komunikasi yang
efektif antara tim kesehatan dan juga pasien.
c. Dokter sebagai ketua tim kesehatan
• Dokter, dengan pelatihan, pengetahuan, latar belakang dan
hubungan pasien, merupakan pilihan terbaik untuk diposisikan
sebagai koordinator dalam tim kolaborasi kesehatan.
• Namun, ada beberapa situasi dimana dokter mengutus tenaga
kesehatan yang lain untuk menjadi koordinator yang mana mereka
mungkin lebih cocok untuk menjadi koordinator tim.
d. Mutual respect and trust
• Respek dan kepercayaan merupakan kunci utama untuk
mewujudkan kolaborasi tim kesehatan yang baik.
• Setiap professional harus mengerti dan menghormati tanggung
jawab masing-masing serta keahlian di bidangnya masing-masing.
e. Clear communication
Komunikasi sangat diperlukan antar professional maupun dengan
pasien untuk memberikan pelayan kesehatan yang maksimal. Beberapa
informasi yang penting juga harus di dokumentasikan dengan
penanggung jawab yang jelas agar terjadi komunikasi yang efektif dan
efisien.
f. Clarification of roles and scopes of practice (peran yang jelas dan
sesuai dengan bidangnya)
Demi keamanan dan keefisienan, setiap professional melakukan
tugasnya sesuai dengan bidang keahliannya, tidak ada anggota tim
yang mengambil alih tugas yang di luar bidang keahliannya tanpa
pengawasan dari yang berwenang.
g. Clarification of accountability and responsibility
• Anggota tim kesehatan semua bertanggung jawab terhadap
tindakan yang dilakukannnya.
• Sebagai koordinator klinis, seorang dokter harus
bertanggungjawab terhadap segala bentuk kelalaian klinis dalam
pelayanan kesehatan
h. Liability protection for all members team
• Setiap anggota diwajibkan memiliki perlindungan dalam setiap
risiko yang ada
• Prosedur formal harus disusun untuk memastikan bukti dari
perlindungan pertanggungjawaban.
i. Sufficient human resources and infrastructure
Pemerintah harus meningkatkan akses pelayanan medis dengan
meningkatkan jumlah dokter, bukan dengan mendukung pergantian
dokter.
j. Sufficient funding and payment arrangement
• Setiap anggota tim kesehatan memiliki hak untuk diberikan
kompensasi atas setiap tindakan yang diberikan.
• Pemerintah harus membiayai dan menanggung secara terus
menerus, secara finansial maupun teknis, pengembangan dan
penggabungan rekam medis elektronik.
• Dokter tidak seharusnya menambahkan biaya perawatan dengan
melakukan terapi dan tes dengan berbagai instrumen yang
sebenarnya tidak diperlukan.
k. Supportive education system
Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan edukasi
yang memadai terhadap setiap profesional, agar mampu memberikan
pelayanan yang maksimal.
l. Research and evaluation
Riset dan evaluasi harus terus dilakukan oleh tim kesehatan untuk
mencapai kolaborasi yang maksimal untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik.

6. Mengapa kolaborasi tim kesehatan penting? Kaitkan dengan keselamatan


pasien (patient safety).
§ Teamwork dan pelayanan kolaborasi yang ditingkatkan telah terbukti dapat
meningkatkan performa dalam banyak aspek sistem pelayanan kesehatan,
termasuk pelayanan kesehatan primer dan kesehatan masyarakat.
§ Kolaborasi terbukti meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien
selain mengurangi stress dan persaingan antar tim kesehatan.
§ Penelitian lain menunjukkan bahwa kolaborasi secara signifikan dapat
mengurangi beban kerja, meningkatkan kinerja tim kesehatan dan kepuasan
pasien, dan mengurangi keluhan-keluhan pasien.
§ Setiap anggota tim kesehatan memiliki keahlian dan karakteristik masing-
masing.
§ Setiap anggota tim kesehatan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
§ Seorang tenaga medis tidak mungkin bekerja sendiri.
§ Kerja tim paling efektif saat memiliki tujuan yang jelas, komunikasi yang
baik, koordinasi, protokol dan prosedur, dan mekanisme yang efektif untuk
memecahkan suatu konflik yang muncul.
§ Tim yang sukses menyadari kontribusi personal dan profesional setiap
anggotanya, mempromosikan pengembangan individu dan saling
ketergantungan antar tim, menyadari manfaat dari bekerja bersama dan
melihat akuntabilitas sebagai tanggung jawab bersama.
Kolaborasi penting bagi terlaksananya Patient-safety, karena:
§ Pelayanan kesehatan tidak mungkin dilakukan oleh 1 tenaga medis.
Dengan berkolaborasi, pasien tidak hanya ditangani oleh 1 orang tenaga
medis, tetapi beberapa tenaga medis yang tergabung dalam 1 tim.
§ Meningkatnya kesadaran pasien akan kesehatan. Dengan adanya
kolaborasi tim kesehatan dapat meningkatkan kesadaran pasien akan
kesehatannya melalui pengetahuan yang diberikan oleh tim kesehatan.
§ Dapat mengevaluasi kesalahan yang pernah dilakukan agar tidak
terulang. Kesalahan dapat dievaluasi dan didiskusikan oleh tim medis dengan
adanya kolaborasi sehingga akan semakin mendukung sistem Patient safety.
§ Dapat meminimalisir kesalahan. Kolaborasi yang dipimpin oleh seorang
leader akan membuat pasien akan lebih diperhatikan dan dikontrol. Dapat
meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi dikarenakan tenaga medis yang
berkolaborasi akan dapat menentukan langkah apa yang paling baik diambil
demi kesembuhan dan keselamatan pasien.
§ Pasien akan dapat berdiskusi dan berkomunikasi dengan baik untuk
dapat menyampaikan keinginannya. Hal ini penting mengingat kesembuhan
pasien adalah segalanya tetapi tidak berarti mengikuti apapun yang diinginkan
pasien. Keputusan yang diambil tetap adalah keputusan yang terlah
mempertimbangkan dan mengutamakan sistem Patient safety.

7. Apa manfaat kolaborasi tim kesehatan?


Manfaat kolaborasi kesehatan :
• Kemampuan dari pelayanan kesehatan yang berbeda dapat diintegrasikan
sehingga terbentuk tim yang fungsional
• Kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah penawaran pelayanan meningkat
sehingga masyarakat mudah menjangkau pelayanan kesehatan
• Bagi tim medis dapat saling berbagi pengetahuan dari profesi kesehatan
lainnya dan menciptakan kerjasama timyang kompak
• Memberikan pelayanan kesehatan ang berkualitas dengan menggabungan
keahlian unik profesional
• Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi sumber daya
• Meningkatkan kepuasan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja
• Peningkatan akses ke berbagai pelayanan kesehatan
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan
• Memberikan kejelasan peran dala berinterkasi antar tenaga kesehatan
profesional sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama
• Untuk tim kesehatan memiliki pengetahuan , keterampilan , dan pengalaman.

8. Bagaimana cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan


yang efektif?
Cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang efektif
bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
§ Pastikan semua anggota tim bertemu secara berkala untuk mendiskusikan
agenda (target) yang kedepannya
§ Pastikan semua tim (tenaga kesehatan) terlibat dalam rencana
§ Memberikan kesempatan bagi anggota tim untuk saling mengenal agar dapat
berkontribusi
§ Komunikasi yang dilakukan harus rutin
§ Saling percaya
§ Saling mendukung dan menghormati
§ Harus dilakukan evaluasi secara berkala untuk perbaikan kedepannya
§ Menghargai setiap pendapat dan kontribusi semua anggota tim (tenaga
kesehatan)
§ Memberikan kesempatan anggota tim untuk mendatangi acara sosial

9. Jelaskan secara singkat sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama


bagian subsistem upaya kesehatan. Berikan contoh kolaborasi tim kesehatan
yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan tingkat pertama/primer.
Subsistem Pelayanan Kesehatan Subsistem upaya kesehatan atau pelayanan
kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Dalan sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawatan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan
subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut
memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari
pelayanan kesahatan.
Tujuan Subsistem Pelayanan Kesehatan Terselenggaranya upaya kesehatan
yang tercapai (accessible), terjangkau (affordable), dan bermutu (quality) untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
Strata Pelayanan Kesehatan6 :
§ Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)
• Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan
dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh Dokter Umum (Tenaga
Medis) dan Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
• Pelayanan primer ini merupakan pelayanan yang pertama kali diperlukan
masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan.
• Contohnya: Puskesmas, Puskesmas keliling, dan Klinik
§ Pelayanan tingkat kedua (secondary health care)
• Pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan bahkan kadang kala pelayanan
subspesialis, tetapi masih terbatas.
• Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan inap,
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
• Pelayanan kesehatan dilakukan oleh Dokter Spesialis dan Dokter Subspesialis
terbatas.
• Contoh: Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
§ Pelayanan tingkat ketiga (tertiary health care)
• Pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan subspesialis serta
subspesialis luas.
• Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
• Pelayanan kesehatan dilakukan oleh Dokter Subspesialis dan Dokter
Subspesialis Luas.
• Contoh: Rumah Sakit tipe A dan Rumah Sakit tipe B.

Daftar Pustaka

1. Canadian Health Service Foundation. Teamwork in healthcare: Promoting


effective teamwork in healthcare in Canada. 2006.
2. Campbell, Andrew. Collaboration is misunderstood and Overused. Diakses di
https://hbr.org/2011/09/collaboration-is-misunderstood/
3. O’Daniel, Michael. Rosenstein, Alan. Professional Communication and Team
Collaboration.
4. Family Health Teams. Guide to collaborative team practice. 2005.
5. Canadian Medical Association. Putting Patient First. 2007
6. Azwar A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. 3rd ed. Tanggerang:
Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai