Anda di halaman 1dari 4

Pancasila terdiri dari 5 sila.

Dari 5 sila ini terdapat pendukung dan tantangan untuk


mempertahankan keberadaan dan keberlanjutan saat ini dari pelaksaanaan sila sila pancasila bagi
seluruh rakyat Indonesia.

a. Pada sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa):


kegiatan penanaman keagamaan yang selalu dilakukan di perkampungan pancasila masih belum ada partisipasi aktif
dari masyarakat sebagai contoh kegiatan pengajian dan acara-acara keagamaan kurang dilaksanakan oleh
masyarakat karena selalu berbenturan dengan pekerjaan yang sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani
Selain itu tidak memaksa kehendak pada agama dan kepercayaan orang lain karena seluruh bangsa Indonesia
dibebaskan untuk memeluk agama dan bebas beribadah sesuai keyakinan masing masing tanpa paksaan dari pihak
manapun.

b.Pada sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab):


konflik social di 195 UCEJ, Vol. 1, No. 2, Desember 2016, Hal. 185-198 Damanhuri, dkk ISSN : 2541-6693
perkampungan pancasila merupakan hal yang tidak bisa dihindari, seperti contoh masih ada konflik antar
masyarakat dalam setiap keputusan yang dilakukan oleh aparat desa. Hal itu bertentangan dengan prinsip
kemanusiaan yang mengedepankan kasih sayang sesama manusia dan rasa saling menghormati antar manusia.
Sehingga dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab ini kita bisa meciptakannya melalui hukum yang adil,
yang seharusnya dihukum berat harus dilaksanakan. Selain itu setiap tatanan masyarakat baik pria maupun wanita
wajib bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku, serta berhak mendapatkan
persamaan derajat guna menciptakan keadilan dalam kesejahteraan dalam kemanusiaan.

c. Pada sila yang ketiga (persatuan Indonesia)

Sila ketiga ini mengandung nilai yang seharusnya dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari. Sila ini
menyerukan bahwa seluruh bangsa Indonesia harus bersatu tanpa memandang perbedaan perbedaan yang
ada seperti ras, suku, budaya, agama namun tetap mendapatkan persamaan dan keadilan kedudukan
dibawah naungan pemerintah guna menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Harus selalu menghargai
satu sama lain dan harus saling bersaudara. Namun dimasa sekarang nilai ini sudah seharusnya untuk
terus di jalankan. Contoh kasus dari hampir terjadi lunturnya sila ini adalah ada onum oknum yang
mengatakan bahwa papua adalah monyet. Melihat hal ini membuat saya cukup sedih melihat bangsa
sendiri mengatakan hal itu kepada saudaranya. Yang seharusnya sesama bangsa bisa saling
mengasihi,menyayangi,dan saling satu rasa, malah mengatakan hal kejam tersebut pada saudaranya
sendiri. Sudah seharusnya sebagai umat yang bersatu saling menjaga satu sama lain dan saling
menghargai seperti budaya budaya leluhur yang diajarkan pada kita bangsa Indonesia.

d.Pada sila yang ke 4 : kerakyataan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan

Sila ke 4 ini harus kita lakukan untuk mengambil keputusan yang adil sehingga tak terjadi percekcokan
antara pihak yang memiliki perbedaan pendapat. Dengan melakukan musyawarah maka akan mudah
mendengarkan pihak satu dan pihak lainnya. Selain itu, bernilai kerakyatan yaitu bahwa dalam tatanan
bernegara di Indonesia perlu dilakukan demokrasi. Demokrasi ini sendiri yang berasalkan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat guna mencapai mufakat melalui lembaga. Seperti pemilihan lembaga-
lembaga, pemipin-pemipin Negara maupun presiden. Namun zaman sekarang Indonesia mulai memilih
keputusan dalam sistem vote seperti pemilihan presiden, dan bahkan dalam hal lingkup yang kecil
sekalipun seperti pemilihan ketua tingkat, ketua kelas dan lain lain Memilih sistem vote juga lebih mudah
mengefisienkan waktu sehingga mudah dan cepat untuk dilaksanakan.
E,Pada sila yang ke 5 : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila ke 5 ini mengandung makna yaitu suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera, yang setiap
warga negaramendapat segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan nilai nilai keadilan dan
beradab. Sila ini dalam wujud pelaksaannya adalah bahwa setiap warga harus mengembangkan sikap adil
terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak hak orang lain.
Sehingga tujuan ini bertujuan untuk masyarakat berhak mendapatkan kesamaan kesejahteraan dan
keadilan dalam menjalankan hidup dimana hal ini merupakan tujuan dasar bangsa Indonesia dalam
mensejahterakan seluruh rakyatnya

~ Dinamika dan tantangan Pancasila

a) Masuknya paham radikal. Paham radikal tentunya bertolak belakang dengan ideologi pancasila.
Radikalisme yang telah mengakut pada diri seseorang ataupun kelompok akan berdampak pada
inkondusifnya negara Indonesia
b) Mulai memudarnya budaya gotong-royong bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia cenderung mulai
individualis
c) Kapitalisme mulai masuk dalam sistem perekonomian Indonesia. d) Perilaku Konsumtif dan hedonism
e) Intoleransi agama, misalnya, kasus pembakaran gereja. f) Black campaign dan money politik saat pemi

Pancasila dan Tantangan Bangsa Kedepan


Pada Era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini tentu tantangan-tantangan yang akan dihadapi
Bangsa Indonesia akan semakin kompleks dan beragam, mulai dari tantangan yang muncul dari dalam yaitu
semakin rentannya terjadi disintegrasi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia serta tantangan-tantangan dari luar
yaitu arus modern dan westerisasi yang menggerus budaya serta menjadikan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa serta
jati diri nasional.
Seperti halanya tantangan yang dihadapi bangsa di era ini adalah bagaiman mempertahankan kesatuan dan
keutuhan wilayah teritori Negara, yang mana mulai maraknya gerakan-gerakan separatis yang ingin memisahkan
diri dari kesatuan Indonesia yang nantinya menimbulkan disintegrasi bangsa. Sealain itu kesadaran akan pentingnya
pengamalan jiwa nasionalisme dari berbagai elemen bangsa sudah mengalami penurunan greget dan kurang
bergairah. Serta ditambah lagi kurangnya komitmen dan implementasi untuk mengamalkan nilai pancasila yang
menjadi pedoman dasar dalam berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi bangsa yang merupakan jiwa kepribadian serta dasar pokok aturan yang
sedemikian lengkapnya juga mengalami penurunan moral nasional secara drastis di Era globalisasi sekarang ini
pasalnya dimasa perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat secara langsung maupun tidak
langsung moral dan budaya bangsa yang yang menjadi cerminan dari kepribadian bangsa ikut mengalami
pergeseran-pergeseran yang mana perubahan tersebut tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila.
Demikian halnya tantangan yang muncul dari dalam juga terdapat tantangan yang datangnya dari luar,
seperti Era globalisai sekarang ini yang membawa budaya barat atau yang disebut westernisasi berduyun-duyun
masuk menggerogoti budaya asli masyarakat Indonesia yang mana memunculkan perilaku-perilaku yang tidak cinta
lagi terhadap budaya sendiri yaitu budaya asli yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh para leluhur.
Maka dari itu untuk mengatasi tantangan-tantangan dari luar maupun dari dalam perlu diadakannya
pengkajian kembali nilai-nilai yang ada dalam pancasila serta setidaknya ada dua hal fundamental yang harus
dilakukan, Pertama, penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Penanaman kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung pemahaman tentang
adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran akan Pancasila sebagai identitas nasional. Upaya ini memiliki
makna strategis manakala realitas menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu telah terjadi proses pemudaran
kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Salah satu langkah terbaik untuk mendekatkan
kembali atau membumikan kembali Pancasila ke tengah rakyat Indonesia tidak lain adalah melalui pembangunan
kesadaran sejarah. Kedua, perlu adanya kekonsistenan dari seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin negeri
ini untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak. Jangan sampai Pancasila ini hanya
sekadar wacana di atas mulut saja yang disampaikan secara berbusa-busa hingga menjadi basi sementara di lapangan
penuh dengan perilaku hipokrit. Dengan demikian, penghayatan dan pengamalan sila-sila Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari sudah merupakan suatu kesadarn moral bagi tetap tegaknya Pancasila sebagai ideologi
bangsa[2]
Tugas pancasila

Oleh:
Reyuarto Pali’
Nim: C1D119033
Program studi : ilmu komunikasi
Dosen : Dr. La Tarifu S.Pd M.Si

Fakultas sosial dan ilmu politik


Universitas Halu Oleo
Kendari
2019

Anda mungkin juga menyukai