Anda di halaman 1dari 16

Himpunan Dan Logika

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU :

FARIDAWATY MARPAUNG, S.Si, M.Si

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : JESAYAS SIGIRO
NIM : 4193230017
KELAS : MATEMATIKA NONDIK A 2019

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIMED
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kehendaknya
saya sebagai penulis makalah ini dapat menyelesaikannya untuk kebutuhan tugas
Critical Book Report. Saya mengucapkan juga banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing saya dengan mata kuliah himpunan dan logika yaitu ibu Faridawati
Marpaung S,Si, M,Si ,karena telah membimbing saya dalam mata kuliah ini.

Dalam Critical Book Review ini saya sebagai seorang penulis akan
meriview dua buku dengan sub bab yang sama dan akan membandingkan kedua
buku tersebut .Dan akan membuat kesimpulan juga atas keduanya baik kelemahan
beserta kelebihan dari kedua buku tersebut.

Demikian kata pengantar dari saya sebagai penulis dari Critical Book Report
ini, Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam
meriview buku ini.

Medan, 09 September 2019

JESAYAS POLINO SIGIRO

NIM :4193230017

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………................i
Daftar isi……………………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan……………………………………………..........................1
I.1 Rasional pentingnyaCBR ………………………………………….1
I.2 Tujuan Penulisan CBR …………………………………………….1
I.3 Manfaat CBR………………………………………………………...1
I.4 Identitas buku yang di laporkan……………………………………..1
Bab II Pembahasan……………………………………………………………
II.1 Pembahasan isi buku I ( Utama )………………………………….
II.2 Kelebihan buku I..………………………………………………….
II.3 Kekurangan buku I………………………………………………….
II.4 Pembahasan isi buku II ( Pembanding )…………………………….
II.5 Kelebihan buku II……………………………………………………
II.6 Kekurangan buku II…………………………………………………
Bab III Penutup………………………………………………………………..
III.1 Kesimpulan………………………………………………………..
III.2 Saran……………………………………………………………….

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Rasional pentingnya CBR

Sering sekali kita bingung memilih buku referensi untuk dibaca dan
dipahami. Terkadang saat memilih satu buku, namun kurang memuaskan. Salah
satu contohnya dalam hal memahami bahasa yang digunakan. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Review (CBR) ini bertujuan untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi, terkuhusus pada pokok bahasan tentang
logika.

I.2 Tujuan penulisan CBR


Mengetahui apa itu logika

I.3 Manfaat CBR


- Menambah wawasan tentang Logika
- Mengetahui buku- buku tentang Logika yang bagus untuk dibaca

I.4 Identitas buku yang dilaporkan

BUKU I (UTAMA)

1.Buku I ( Utama )
JUDUL BUKU HIMPUNAN & LOGIKA
PENULIS Dr. Asrin Lubis,M.Pd,Dkk
PENERBIT Desanta Muliavisitaama
TAHUN TERBIT 2019
BAB PEMBAHASAN III (TIGA)

2. Buku II ( Pembanding )
JUDUL BUKU
PENULIS
PENERBIT
TAHUN TERBIT
BAB PEMBAHASAN
GAMBAR BUKU

BUKU I (UTAMA)

BUKU II (PEMBANDING)
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pembahasan isi buku I ( Utama )

Logika
1.1 apa itu logika

Adalah penting untuk menemukan jawaban atas pertanyaan 'apa logika?'


Menurut Charles Pierce, 'Hampir seratus definisi telah diberikan'. 1 Tapi pirce terus
menulis: "Namun, pada umumnya kebobolan bahwa masalah utamanya adalah
klasifikasi argumen, sehingga semua yang buruk dilemparkan ke dalam satu divisi,
dan yang bagus ke yang lain ... '
Studi logika, kemudian, adalah studi tentang metode dan prinsip yang
digunakan dalam membedakan kebenaran (baik) dari argumen incorret (buruk).
Defenisi ini tidak dimaksudkan untuk menyiratkan, tentu saja, bahwa hanya siswa
logika yang bisa membedakannya. Tetapi studi tentang logika akan membantu
seseorang membedakan antara argumen yang benar dan salah, dan akan dilakukan
dengan beberapa cara. Pertama-tama, studi logika yang tepat akan menghampirinya
sebagai seni dan juga scince, dan siswa tersebut akan melakukan latihan di semua
bagian teori yang sedang dipelajari. Di sini, seperti di tempat lain, latihan akan
membantu mewujudkannya. Di tempat kedua, studi logika akan memberi siswa
teknik certsains untuk menguji validitas semua argumen, termasuk argumen mereka
sendiri.
Pengetahuan ini berharga karena bila kesalahan mudah dideteksi,
kemungkinannya kecil untuk dilakukan. Logika sering didefinisikan sebagai ilmu
penalaran. Defenisi itu, meski memberi petunjuk tentang sifat logika, tidak cukup
akurat. Penalaran adalah pemikiran khusus yang disebut infrerring, di mana
kesimpulan diambil dari dugaan. Karena berpikir, bagaimanapun, penalaran
bukanlah teori logika khusus, tapi juga bagian dari materi pelajaran psikolog.
Psycologist yang memeriksa proses penalaran merasa sangat kompleks dan sangat
emosional, terdiri dari prosedur awkwarkd triall dan error yang diterangi oleh
kilasan wawasan yang tiba-tiba dan terkadang nampaknya tidak relevan. Ini semua
penting bagi psycology.
Namun, para ahli logika tidak tertarik dengan proses penalaran, melainkan
dengan kebenaran proses resonan yang telah selesai. Pertanyaan mereka selalu:

2
Apakah kesimpulan yang dicapai mengikuti dari premissi yang digunakan atau
diasumsikan? Jika premis memberikan alasan yang memadai untuk menerima
conclussoin, jika menyatakan alasan untuk menjadi waran sejati yang menyatakan
kesimpulan itu benar juga, maka penalarannya benar. Jika tidak, alasannya salah.
Metode dan teknik para peneliti telah dikembangkan terutama untuk tujuan membuat
pembedaan ini jelas. Para ahli logistik intersted dalam semua penalaran, terlepas dari
pokok bahasannya, namun hanya dari sudut pandang khusus ini.
1.2 Sifat Argumen

Penyampaian adalah suatu kegiatan di mana satu proposisi ditegaskan atas


dasar satu atau lebih proposisi lain yang diterima sebagai titik awal proses. Logika
tidak peduli dengan proses inferensi, tapi dengan proposisi yang merupakan titik
awal dan procces, dan hubungan di antara keduanya. Proposisi itu benar atau salah,
dan dalam hal ini berbeda dari pertanyaan, perintah, dan eksklamatoin. Grammarian
mengklasifikasikan formulasi bahasa dari proposisi, pertanyaan, perintah dan seruan
bahasa sebagai kalimat deklaratif, imterogatif, imperatif dan seruan. Ini adalah
gagasan yang familier. Penting untuk membedakan antara kalimat deklaratif dan
proposisi yang mungkin mereka ucapkan untuk menegaskan. Kalimat deklaratif
selalu merupakan bagian dari bahasa, bahasa yang digunakan untuk berbicara atau
ditulis, sedangkan proposisi tidak berbeda dengan bahasa mana pun yang dapat
diungkapkan.
Perbedaan lain antara kalimat deklaratif dan proposisi adalah bahwa kalimat
yang sama dapat diucapkan dalam konteks yang berbeda untuk menegaskan
proposisi yang berbeda. Perbedaan yang sama bisa ditarik antara kalimat dan
pernyataan. Pernyataan dapat dibuat dengan menggunakan kata-kata yang berbeda,
dan kalimat yang sama dapat diucapkan dalam konteks yang berbeda untuk
membuat pernyataan yang berbeda. Istilah 'proposisi' dan 'pernyataan' bukanlah
sinonim yang tepat, namun dalam tulisan-tulisan para ahli logika mereka digunakan
dalam pengertian yang sama. Sesuai dengan setiap kemungkinan inferrence dan
argumen, dan dengan argumen inilah logika sangat penting. Argumen dapat
didefinisikan sebagai kelompok proposisi atau pernyataan, yang mana seseorang
diklaim mengikuti dari yang lain, yang secara keseluruhan berusaha memberikan
dasar untuk kebenaran yang sebenarnya. Dalam penggunaan biasa, kata 'argumen'
juga memiliki meanigs lain, namun secara logika, ada pengertian tecnical yang
dijelaskan. Dalam bab berikut, kita akan menggunakan kata 'argumen' juga dalam
pengertian turunan untuk menghormati kalimat atau kumpulan kalimat di mana
argumen diformulasikan atau diungkapkan. Setiap argumen memiliki struktur, dalam
analisis yang istilah 'premis' dan 'kesimpulan' biasanya digunakan.
3
Kesimpulan argumen adalah proposisi yang ditegaskan atas dasar proposisi
argumet lainnya. Proposisi-proposisi lain ini, yang ditegaskan sebagai alasan atau
alasan untuk menerima kesimpulan, adalah premis dari argumen tersebut.
Kami bukan 'premiss' dan 'conclussion' yang relatif, dalam arti bahwa proposisi
yang sama bisa menjadi premis dalam argumument dan sebuah kesimpulan di sisi
lain. Jadi proposisi
Semua manusia fana adalah premis
dalam argumennya Semua manusia itu fana.
Socrates adalah manusia.

Oleh karena itu,


Socrates adalah fana.
dan kesimpulan dalam argumennya Semua binatang itu fana.
Semua manusia adalah binatang.

Karena itu, semua manusia itu fana.

Setiap proposisi dapat berupa premis atau kesimpulan, tergantung pada


konteksnya. Ini adalah premis ketika itu terjadi dalam sebuah argumen di mana
diasumsikan demi membuktikan beberapa proposisi lainnya. Dan itu adalah sebuah
kesimpulan ketika hal itu terjadi dalam sebuah argumen yang diklaim
membuktikannya berdasarkan proposisi lain yang diasumsikan.
1.3 Kebenaran dan Validitas
Kebenaran dan kepalsuan mencirikan proposisi atau statemens dan mungkin
juga dikatakan untuk mengkarakterisasi proposisi atau statemens di mana mereka
dirumuskan.
Argumen, bagaimanapun, tidak secara tepat dicirikan sebagai benar atau salah
tapi berlaku atau tidak benar.2 Ada kaitan antara validitas atau ketidakabsahan
argumen dan kebenaran atau kepalsuan dari dugaan dan kesimpulannya, namun
koneksinya tidak berarti yang sederhana. Beberapa argumen yang valid hanya berisi
proposisi yang benar, seperti, misalnya,
Semua kelelawar adalah mamalia.
Semua mamalia memiliki paru-paru.
Karena itu, semua kelelawar memiliki paru-paru.

Argumen mungkin mengandung propositon palsu secara eksklusif dan tetap


valid, seperti, misalnya,
4
Semua trout adalah mamalia.
Semua mamalia memiliki sayap.
Karena itu, saya tidak terkenal.

Argumen ini berlaku karena jika presmisinya benar, kesimpulannya pasti benar
juga, walaupun faktanya salah. Kedua contoh ini menunjukkan bahwa walaupun
beberapa argumen yang benar memiliki kesimpulan yang benar, tidak semua dari
mereka melakukannya. Oleh karena itu, validitas sebuah argumen tidak menjamin
kebenaran kesimpulannya. Saat kita mempertimbangkan argumennya Jika saya
Presiden, maka saya terkenal. Saya bukan presiden Karena itu, saya tidak terkenal.
kita dapat melihat bahwa meskipun premisses dan kesimpulan itu benar,
argumennya tidak valid. Keterlibatannya menjadi jelas bila dibandingkan dengan
argumen lain yang sama dari:
Jika Rockefeler adalah presiden, maka Rockefeller terkenal.
Rockefeler bukan Presiden.
Karena itu, Rockefeler tidak terkenal.

Argumen ini jelas-jelas tidak valid karena premisnya benar, namun


kesimpulannya salah. Dua contoh terakhir menunjukkan bahwa meskipun beberapa
argumen yang tidak benar memiliki kesimpulan yang salah, tidak semua hal itu
dilakukan. Kesalahan mereka dari kesimpulannya tidak menjamin ketidakabsahan
sebuah argumen. Tapi kepalsuan kesimpulannya menjamin bahwa kedua argumen
tersebut tidak benar atau setidaknya salah satu dugaannya salah.
1.4 Simbol Logic

Telah dijelaskan bahwa logika berkaitan dengan argumen dan argumen


tersebut mengandung proposisi atau pernyataan sebagai premis dan kesimpulan
mereka. Premis dan kesimpulan ini bukanlah entitas lingustik, seperti kalimat
deklaratif bukanlah entitas linguistik, seperti kalimat deklaratif, namun, sebaliknya,
kalimat deklaratif mana yang biasanya diucapkan untuk dipastikan. Komunikasi
proposisi dan argumen, bagaimanapun, memerlukan penggunaan bahasa, dan ini
mempersulit orang-orang kita. Argumen yang dirumuskan dalam bahasa Inggris
atau bahasa alami lainnya seringkali sulit untuk dinilai karena sifat kata yang
samar dan samar dari kata di mana kata-kata tersebut diungkapkan, ambiguitas

5
concruction mereka, idiom yang menyesatkan yang mungkin mereka hadapi, dan
gaya metafora mereka yang menyenangkan namun menipu. .
Namun, penyelesaian kesulitan ini bukanlah masalah utama bagi si ahli
logika, walaupun pada saat dipecahkan, masalah penentuan validitas atau
ketidakabsahan argumen masih ada.
Untuk menghindari kesulitan perifer yang berhubungan dengan bahasa
sehari-hari, para pekerja dalam berbagai kecemasan telah mengembangkan kosa
kata teknis khusus. Ilmuwan menentukan ruang dan waktu yang dibutuhkan untuk
menulis laporan dan teorinya dengan mengadopsi simbol khusus untuk
mengekspresikan gagasan yang jika tidak memerlukan urutan panjang kata-kata
yang sudah dikenal untuk dipformulasikan. Ini memiliki kalimat atau persamaan
yang tumbuh terlalu lama, maunya lebih sulit dipahami. Pengenalan simbol
eksponator pada matematis memungkinkan ekspresi persamaan

AxAxAxAxAxAxAxAxAxAxAxA=BxBxBxBxBxBxB

lebih singkat dan mudah dipahami

A12 = B7

Keuntungan seperti diperoleh dengan menggunakan rumus grafis dalam


kimia organik. Langkah dari setiap pemahat canggih telah diperkaya oleh inovasi
simbolis yang serupa. Teknik khusus telah dikembangkan untuk lofik dan juga.
Aristoteles menggunakan singkatan tertentu untuk memfasilitasi penyelidikannya
sendiri. Logika simbolis modern menambah basis ini dengan diperkenalkannya
lebih banyak simbol khusus. Perbedaan antara logika lama dan logika baru adalah
salah satu derajat daripada jenis, tapi perbedaannya sangat luar biasa. Logika
simbolis modern telah menjadi alat yang sangat ampuh untuk analisis dan deduksi
melalui pengembangan bahasa teknisnya sendiri. Simbol khusus dari logika
modern memungkinkan kita untuk menunjukkan dengan lebih jelas struktur logika
argumen yang mungkin dikaburkan oleh formulasi dalam bahasa sehari-hari.
Lebih mudah untuk membagi argumen menjadi valid dan tidak valid saat
dinyatakan dalam bahasa simbolik khusus, karena dengan simbol, masalah perifer
vaguenes, ambiguitas, idiom, metafora, dan amfibi tidak muncul.

6
Pengenalan dan penggunaan simbol khusus berfungsi tidak hanya untuk
memudahkan penilaian argumen, tetapi juga untuk memperjelas sifat kesimpulan
deduktif.

II.2 Kelebihan buku I ( Utama )


1. Penjelasan tentang pengertian logika sangat baik, mudah dipahami
2. Penyusunan kata kata yang cukup baik

II.3 Kelemahan buku I ( Utama )

1) Penyampaiannya yang terlalu panjang dan bertele-tele


7

II.4 Pembahasan isi buku II ( Pembanding )

1.1 LP, bahasa proposisi


Kita mulai dengan LP, bahasa formal untuk mengekspresikan proposisi.
Langkah pertama dalam membangun LP adalah memilih satu set simbol yang bisa
bertahan untuk pernyataan Kami menyebutnya set ini tanda tangan. Secara teori,
bisa jadi sekumpulan simbol; Tapi dalam prakteknya kita harus menghindari
memasukkan ke dalamnya simbol itu sudah memiliki kegunaan lain. Kita tentu
tidak memasukkannya ke dalam simbol itu
∧ ∨ → ↔ ¬⊥

1.2 Formula proposional

Tujuan utama dari bagian ini adalah untuk membuktikan bahwa setiap formula LP
( σ ) terkait ke pohon parsing yang unik. Saat kita menganalisis rumus (p
→(¬(¬p)))di Bagian 3.1, kami membuat pohon parsing untuk itu. Yang harus
ditunjukkan adalah ini metode analisis selalu bekerja dengan cara yang unik, dan
itu memulihkan parsing pohon yang rumusnya diasosiasikan.
Dengan Definisi 3.2.7 setiap rumus φ dari LP adalah root label yang didapat
dengan apply- Dengan definisi komposisi (3.22) pada beberapa pohon parsing π.
Melihat Ayat (3.22) digunakan di root, kita lihat itu φ adalah kompleks Rumus
yang bisa ditulis paling sedikit salah satu bentuknya
(¬φ), (φ∧ψ), (φ∨ψ), (φ→ψ) atau (φ↔ψ), dimana φ dan ψ adalah rumus
(menggunakan Catatan 3.2.8). Dalam Kasus kompleks kejadian yang ditunjukkan
¬ , ∧ , ∨ , → atau ↔ dikatakan sebagai kepala dari rumus. Untuk menunjukkan
bahwa setiap formula memiliki pohon parsing yang unik, kita membutuhkannya
untuk membuktikan bahwa setiap formula kompleks memiliki kepala yang unik.
Sebenarnya ini semua kita Perlu dibuktikan, karena sisa pohon dibangun dengan
menemukan kepala rumus pada node anak perempuan, dan seterusnya sepanjang
jalan turun. Bukti kami akan Berikan sebuah algoritma, yaitu sebuah metode
perhitungan mekanis, untuk menemukan kepala. Murni untuk bagian ini, kita sebut
simbolnya ¬ , ∧ , ∨ , → , ↔

1.3Pengurangansifatproporsional
Secara intuitif, derivasi dalam bab ini sama dengan derivatif- ations di Bab 2,
kecuali bahwa sekarang kita menggunakan rumus LP bukan bahasa Inggris
pernyataan. Tapi kita harus lebih tepat dari ini, karena dua alasan. Pertama kita
ingin memastikan bahwa kita dapat memeriksa dengan jelas apakah diagram yang
diberikan adalah derivasi atau tidak. Kedua, kita membutuhkan deskripsi derivasi
yang akan support analisis matematika kita selanjutnya (misalnya bukti Kesehatan
di Bagian 3.9, atau hasil umum tentang provokasi di Bab 8). Titik awal kita adalah
fakta bahwa turunan dari Bab 2 ada seperti pohon merasa kepada mereka, kecuali
bahwa mereka memiliki akar mereka di bagian bawah dan mereka cabang ke atas
bukan ke bawah. Jadi kita bisa meminjam definisi dari Bagian 3.2, tapi dengan
pohon-pohon di sisi lain naik. Kita akan memikirkan derivasi sebagai semacam
left-and- pohon berlabel kanan, dan kita akan menentukan dengan tepat pohon
mana yang ada dalam pikiran kita. Di Praktek kita akan terus menulis derivasi
dengan gaya Bab 2, tapi kita Bisa memikirkan derivasi ini sebagai semacam
singkatan untuk pohon yang sesuai. Rumusnya adalah label kiri. Label tangan
kanan pada sebuah simpul memberitahu kita aturan yang digunakan untuk
membawa formula ke kiri itu ke dalam derivasi Rumus yang tidak diturunkan dari
formula lain diperbolehkan oleh Aksioma Aturan Bagian 2.1, jadi kami beri label
(A). Juga kita tinggalkan numbering asumsi yang habis, yang bukan merupakan
bagian penting dari
penurunan. Dengan pendahuluan ini kita bisa memberikan definisi matematis
tentang 'derivasi 'yang berjalan di sepanjang garis yang sama dengan Definisi 3.2.4
untuk menguraikan pohon. Itu definisi panjang dan mengulangi hal-hal yang kita
katakan sebelumnya; jadi kita sudah terbilang saja klausa yang kurang jelas. Saat
membacanya, Anda harus memeriksa kondisi di dalamnya (d) - (g) sesuai dengan
peraturan deduksi alami seperti yang kita definisikan di dalamnya

1.4 Tabel kebenaran

Definisi 3.5.1
Kita menerima begitu saja sejak saat itulah kebenaran dan kepalsuan dua hal yang
berbeda. Tidak akan peduli apa sebenarnya benda itu, tapi masuk Beberapa
konteks mudah untuk mengidentifikasi kebenaran dengan angka 1 dan kepalsuan
dengan 0. Kami mengacu pada kebenaran dan kepalsuan sebagai nilai kebenaran,
dan kami menuliskannya sebagai T dan F, masing-masing. Itu nilai kebenaran
sebuah pernyataan adalah T jika pernyataannya adalah benar dan F jika pernyataan
itusalah.

9
Pada Bagian 3.4, kami menyarankan agar kami bisa memberikan formula φ LP
benar nilai dengan memberikan makna yang sesuai dengan simbol proposisional di
φ. Sebenarnya, itu Ternyata nilai kebenarannya φ tergantung hanya pada nilai
kebenaran yang diberikan simbol proposisional, dan bukan pada pilihan makna
yangtepat.
Contoh3.5.2
Kami ingin menghitung nilai kebenaran sebuah pernyataan (φ∧ψ) dari nilai
kebenaran dari φ dan ψ. Tabel berikut menunjukkan bagaimana melakukannya:
Φ ψ (φ∧ψ)
T T T
T F F
F T F
F F F
Tabel memiliki empat baris yang sesuai dengan empat kemungkinan tugas
kebenaran
nilai untuk φ dan ψ. Baris pertama di (3.40) mengatakan bahwa jika φ adalah benar
dan ψ adalah benar, maka (φ ∧ ψ) aku adalah benar. Yang kedua mengatakan
bahwa jika φ adalah benar dan ψ salah, lalu (φ∧ψ) adalah palsu; dan jadi ke bawah
Kita bisa melakukan hal yang sama untuk semua simbol
∨ , → , ↔ , ¬ , ⊥ , menggunakan arti
yang kami berikan saat kami mengenalkannya di Bab 2. Tabel berikut
menunjukkan hasilnya:

Φ ψ (φ∧ψ) (φ∨ψ) (φ→ψ) (φ↔ψ) (¬φ) ⊥


T T T T T T F F
T F F T F F F
F T F T T F T
F F F F T T T

II.5 Kelebihan buku II


1. Penyusunan kata kata yang cukup baik
2. sangat banyak contoh soal sehingga mempermudah untuk memahami isi buku

II.6 Kelemahan buku II


1. Kata- Kata yang digunakan sangat rumit, sehingga sulit untuk mengerti.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari ringkasan buku diatas maka dapat disimpulkan bahwa Logika adalah
studi penalaran; secara khusus membahas apakah suatu penalaran benar. Logika
menyeleksi, menyelidiki,dan menilai pemikiran dengan cara serius dan terpelajar
serta bertujuan untuk mendapatkan kebenaran, terlepas dari segal kepentingan dan
keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan hukum hukum dan
patokan-patokan yang harus ditaati agar seseorang dapat berpikir benar
,efisens,sistematis dan teratur .Ada beberapa aplikasi logika yaitu proposisi.
Proposisi yaitu Kalimat yang bisa benar bisa salah, tetapi tidak sekaligus keduanya.

B.SARAN

Pada kedua buku tersebut mempunyai isi yang sama tetapi dengan
penyampaian yang berbeda oleh karena itu tergantung dari para pembacanya
memilih antara keduamya.Dalam CBR yang saya susun ini masih banyak
kekurangannya oleh karena itu saya berharap masukan dari para pembaca agar
membantu untuk menyempurnakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Copi, M Irving.1979.Symbolic Logic.Canada : Colliar Macmillan

Chiswell, Ian, dkk. 2007. MATHEMATICAL LOGIC. NEW YORK : Oxford


University Press

11

Anda mungkin juga menyukai