Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FARMAKOTERAPI HIPERTENSI

Praktikum 1

Disusun Oleh :

1. Dwi Rizky Ersanella (180500170)


2. Early Yusila Putri (180500171)
3. Egi Handri Pitrawan (180500172)

Golongan Kelompok : Golongan 3F


Hari/Tanggal Praktikum : 28 September 2019
Dosen Jaga Praktikum :
PROGRAM STUDI S1ARJANA FARMASI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2019

A. Tujuan pembuatan makalah

 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi dari hipertensi


 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami patofisiology dari penyakit tersebut
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ciri klinik dari penyakit tersebut
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami diagnosis dari penyakit tersebut
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hasil yang diinginkan dari perawatan
penyakit tersebut
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengobatan penyakit tersebut
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami evaluasi hasil terapi dari penyakit
tersebut
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami studi kasus dari penyakit tersebut

B. Kasus

Bapak BMW, pensiunan PNS, usia 75 tahun, BB=75 kg, TB=165 cm, mengalami keluhan sakit
kepala, dua minggu yang lalu periksa ke dokter dengan tekanan darah 160/90 mmHg. Sebelumnya bapak
BMW sudah diterapi dengan diuretic selama 6 bulan.Pada saat periksa dua minggu yang lalu, pasien juga
mengeluhkan lutut dan persendian jari kaki terasa sakit.Dokter menyarankan pasien untuk melakukan
pemeriksaan laboratotorium.

Data lab:

TD : 160/100 mmHg

Total Kolesterol: 150 mg/dL

LDL Kolesterol : 150 mg/dL

HDL Kolesterol : 150 mg/dL

Trigliserida : 120 mg/dL

Asan Urat : 9,5 mg/dL

Pasien sudah menerima terapi hipertensi dengan diuretik yaitu furosemide 2 x sehari 40 mg, namum
tekanan darah pasien tidak memperlihatkan penurunan tekanan darah, sehingga hasil yang diinginkan
tidak tercapai.

C. Definisi

Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya di
tunjukkan dengan angka seperti berikut : 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada
pembuluh arteri ketka jantung berkontraksi, disebut dengan tekanan sistolik.Angka 80 menunjukkan
tekanan ketika jantung sedang berelaksasi.Disebut dengan tekanan diastolik (Surasono, 2007).

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.Secara
umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang upnormal tinggi di dalam
arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap struk, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal (Katzung, 2001).

Hipertensi adalah peningkatan tekana darah sistolik dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90
mmHg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan peningkatan tekanan darah yang hanya sekali . Tekanan
darah harus di ukur dalam posisi duduk dan berbaring (Baradero, 2005).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.Bayi dan anak-anak secara
normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada dewasa. Tekanan darah juga di
pengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah
ketika beristirahat (Katzung, 2001).

Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda ; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah
pada saat tidur malam hari. Definisi hipertensi menurut WHO :

Kategori Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )


Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Hipertensi stage 1 (ringan) 140-159 90-99
Subkelompok: Bonderline 140-149 90-94
Hipertensi stage 2 (sedang) 160-179 100-109
Hipertensi stage 3 (berat) >180 >110
Hipertensi Sistolik Terisolasi >140 <90
Subkelompok: Bonderline 140-149 <90
(Kuswardhani, 2006)

Gout atritis (asam urat) adalah suatu penyakit gangguan metabolik dimana tubuh tidak dapat
mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang mennyebapkan rasa nyeri pada
tulang dan sendi.

Gout dapat menyerang siapa saja, tetapi pria dengan berat badan berlebih dan memiliki riwayat keluarga
untuk penyakit tersebut lebih mungkin terserang . Kondisi ini biasanya ditemui juga pada perempuan
yang sedang memasuki masa menopause. Jika dibiarkan tanpa perawatan, Gout dapat menyerang urat,
sendi dan jaringan-jaringan lainnya.

Atritis pirai atau gout adalah suatau proses inflamasi yang terjadi karena defosisi kristal asam urat pada
jaringan sekitar sendi. Gout juga suatu istila yg di pakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang di
tandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (Hiperurisemia).

Gout artritis adalah gangguan metabolisme asam urat yang di tandai dengan hiperurisemia dan seposit
kristal urat dalam jaringan sendi, menyebapkan serangan akut.

D. Patofisiologi

Patofisiologi hipertensi masih banyak terdapat ketidakpastian.Sebagian kecil pasien (2%-5%)


menderita penyakit ginjal atau adrenal sebagai penyebab meningkatnya tekanan darah.Pada sisanya tidak
dijumpai penyebabnya dan keadaan ini disebut hipertensi esensial.Beberapa mekanisme fisiologis terlibat
dalam mempertahankan tekanan darah yang normal, dan gangguan pada mekanisme ini dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi esensial.
Hipertensi merupakan penyimpangan heterogen yang dihasilkan baik dari penyakit yang spesifik
(hipertensi sekunder) atau dari mekanisme patofisiologi sebuah etiologic yang belum diketahui (hipertensi
primer/sekunder).Hipertensi sekunder menyumbang kurang dari 10% kasus, dan sebagian besar dari
kasus ini disebabkan oleh penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular.Kondisi lain yang
menyebabkan hipertensi sekunder meliputi pheochromocytoma, sindrom Cushing, hipertiroidisme,
hiperparatiroidisme, aldosteronisme primer, kehamilan, apnea tidur obstruktif, dan koarktasio
aorta.Beberapa obat yang dapat meningkatkan tekanan darah termasuk kortikosretoid, estrogen, obat anti
inflamasi non steroidal (NSAID), amfetamin, sibutramin, siklosporin, takrolimus, eritropoietin, dan
venlafaxin.

Patopisiologi gout

Dalam gout yang di ketahui berperan adalah konsentrasi asam urat. Dalam darah Adanya gangguan
metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi
asam urat yang tidak kuatMenghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurecemia)Akibatnya kristal asam urat menumpuk di dalam tubuh menyebapkan iritasi lokal dan
respon inflamasi

E. Etiologi

Etiologi Penyebab terjadinya hipertensi

1. Hipertensi Primer (esensial)

Hipertensi ini tidak diketahui secara jelas penyebabnya.Biasanya, disebut juga hipertensi idiopatik.
Beberapa hal yang di mungkinkan menjadi factor penyebab adalah factor keturunan (genetic),
hiperaktivitas susunan saraf simpatetis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekstraksi natrium (Na),
peningkatan Na dan kalsium (Ca) intraseluler, dan factor gaya hidup (kebiasaan makan, alcohol, dan
rokok). Hipertensi jenis ini justru lebih banyak kasusnya.

2. Hipertensi Sekunder (renal)

Penyebab spesifik hipertensi ini di ketahui. Diantaranya, yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
kelebihan berat badan, kelebihan kolesterol, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan
(Julianti,2005).

Menurut Elizabeth J. Corwin(2009 :485) antaralain:

1. Kecepatan denyut jantung


2. Volume sekuncup
3. Asupan tinggi garam
4. Vasokontriksi arterio dan arteri kecil
5. Stres berkepanjangan
6. Genetic

Etiologi Penyebab terjadinya asam urat


¤ Penyakit tertentu dalam darah( anemia kronis) yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme
tubuh, misalnya berupa gejala polisitemia/darah kental dan leukemia

¤ Penggunaan antibiotik berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri, dan pirus yang
lebih ganas

¤ Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi, dan olahraga berlebihan ( VitaHealth,
2007 )

¤ Faktor genetik, keturunan, riwayat dalam silsila keluarga

¤ Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas diabetes millitus, hipertensi, gangguan ginjal yang akan
menyebapkan pemecahan asam yang dapat menyebapkan hiperuricemia (asam urat berlebihan)

¤ Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama deuretika (furosemid dan
hidroklorotiazida)

¤ Konsumsi alkohol berlebi, karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yg juga dapat
menghambat pembuangan urin melalui ginjal

F. Faktor Resiko

Hipertensi atau tekanan atau darah tinggi bisa menyerang siapa saja. Namun, ada beberapa farktor
yang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi, yaitu:

 Faktor keturunan
Hipertensi ternyata bisa di turunkan dari orang tua ke anaknya.Jika kedua orang tua memiliki
riwayat hipertensi maka kemunhkinan anaknya juga beresiko mengalaminya.
 Usia
Usia yang makin bertambah biasanya membuat daya tahan tubuh menurun. Kondisi tubuh yang
makin tua ternyata bisa memicu serangan hipertensi. Semakin tua usia maka pembuluh darah
akan berkurang elastisitasnya sehingga pembuluh darah cenderung menyempit. Akibatnya,
tekanan darah akan meningkat.
 Gender
Meski bisa dialami siapa saja namun pada usia 45 tahun pria lebih beresiko mengalami tekanan
darah tinggi. Pada usia 45 sampai 64 tahun pria dan wanita memiliki tingkat resiko yang sama.
Namun, jika diatas usia itu, wanita lebih beresiko.
 Kurang Gerak
Kegiatan pasif seperti duduk atau tidur terlalu lama ditambah kurangnya olahraga cenderung
meningkatkan resiko penyempitan atau penyumbatan di pembuluh darah.
 Pola Makan
Makanan yang dikonsumsi sehari-hari bisa menjadi pemicu munculnya hipertensi.Jadi, mulai
sekarang hindari makanan tinggi kalori, gula, lemak, dan garam.Perlu diketahui bahwa makanan
bergaram bisa menahan banyak cairan dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanannya.
 Stres
Stres tak hanya bisa merusak mood. Saat dilanda stress produksi hormon adrenalin akan
meningkat sehingga jantung memompa darah lebih cepat, akibatnya tekanan darah meningkat.
Selain itu, pada saat stress biasanya pilihan makanan kita kurang baik. Kita akan cenderung
melahap apapun untuk merilekskan diri, dan itu bisa berdampak secara tidak langsung pada
tekanan darah kita.
Faktor resiko gout
1. Umur dan jenis kelamin
Pria menghasilkan lebih banyak asam urat daripada wanita, meskipun kadar asam urat wanita
mendekati pria setelah menopause.
2. Genetika
Riwayat keluarga yang menderita gout arthritis meningkatkan kemungkinan berkembangnya
penyakit ini pada keturunannya.
3. Gaya hidup
Minum alkohol dapat mengganggu dalam menghilangkan asam urat dari tubuh. Makan diet purin
tinggi juga meningkatkan jumlah asam urat dalam tubuh.
4. Paparan timbal
Paparan atau tercemar timbal kronis dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa kasus gout
arthritis.
5. Obat
Penyakit gout arthritis disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam tubuh; ini termasuk beberapa diuretik dan obat-obatan yang mengandung salisilat.
6. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko gout arthritis karena ada lebih banyak pergantian
jaringan tubuh, yang berarti lebih banyak produksi asam urat sebagai produk sisa metabolisme.
Tingkat lemak tubuh yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan peradangan sistemik karena sel-
sel lemak menghasilkan sitokin pro-inflamasi.
7. Masalah kesehatan lainnya
Insufisiensi ginjal dan masalah ginjal lainnya dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk secara
efisien membuang produk-produk limbah, yang menyebabkan peningkatan kadar asam urat.
Kondisi lain yang terkait dengan artritis gout termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan
kelenjar tiroid yang kurang aktif. Trauma atau operasi baru-baru ini juga dapat meningkatkan
risiko gout arthritis.

G. Diagnosis

Untuk mengetahui keberadaan hipertensi, pengukuran tekanan darah harus dilakukan dalam
keadaan duduk rileks atau berbaring selama 5 menit.Apabila hasil pengukuran menunjukkan angka
140/90 mmHg atau lebih, hal ini dapat diartikan sebagai keberadaan hipertensi, tetapi diagnosis tidak
dapat dipastikan hanya berdasarkan satu kali pengukuran saja.Jika pada pengukuran pertama hasilnya
tinggi, maka tekanan darah diukur kembali sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan
adanya hipertensi.

Diagnosis asam urat

Pertama-tama, dokter akan melontarkan beberapa pertanyaan (anamnesis) terkait gejala penyakit yang
pasien alami, gaya hidup harian untuk tahu apakah pasien mengonsumsi asupan-asupan pencetus
hiperurisemia, dan riwayat kesehatan keluarga karena faktor genetik mempengaruhi.

Tes Cairan Sendi


Setelah anamnesis, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan mendeteksi keberadaan
kristal asam urat dengan melakukan tes cairan sendi (joint fluid test). Di dalam tes ini,
akan diambil sampel cairan sinovial di dalam sendi yang mengalami radang
menggunakan jarum lalu diteliti menggunakan mikroskop. Jika pasien memiliki penyakit
asam urat, maka akan terlihat kristal-kristal natrium pada sampel cairan sendi tersebut.
Tes Darah
Tes darah diperlukan untuk mengetahui kadar asam urat dan kreatinin dalam darah.
Biasanya dilakukan dua minggu atau sebulan setelah terjadi serangan gout. Tes darah
perlu dilakukan selama itu karena level asam urat cenderung turun ketika serangan
berlangsung.
Tes darah juga dapat membantu menentukan seberapa baik tubuh Anda memproduksi dan
menghilangkan asam urat, serta mendeteksi seberapa baik fungsi ginjal Anda. Karena
pasien penderita penyakit asam urat, akan terhubung dengan masalah gangguan ada ginjal
bila kronis.
Pemeriksaan X-Ray
Metode pemeriksaan menggunakan sinar-X berguna dalam mengkonfirmasi jangka
panjang atau gout kronis, serta dapat membantu untuk menyingkirkan penyebab lain dari
peradangan sendi.
Menggunakan USG
Untuk mendeteksi keberadaan kristal natrium urat di dalam sendi yang mengalami radang
atau di dalam lapisan kulit dalam, dapat dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan
alat ultrasonografi (USG).
MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT Scan (Computed Tomography Scan)
Pemeriksaan dengan MRI dan CT scan membantu memberikan deteksi kelainan dari
ketidaknormalan suatu organ dan juga jaringan tubuh secara terperinci. Pemeriksaan
dengan CT Scan juga dapat mendeteksi keberadaan kristal urat pada sendi, walaupun
sedang tidak meradang.
Tes Urin
Air seni atau urin berisi berbagai zat limbah yang dikeluarkan dari tubuh. Namun, selain
membuang limbah, urine juga berisi informasi mengenai apa yang terjadi di tubuh Anda.
Untuk mendiagnosis penyakit asam urat, tes urine berfungsi untuk mengetahui
kesempurnaan fungsi ginjal dengan mengukur tingkat keasaman urine. Urine bersifat
asam jika pH-nya kurang dari 7, bersifat basa jika pH-nya lebih dari 7. Urine yang
bersifat asam berkaitan dengan risiko penyakit asam urat dan batu ginjal.

H. Pengobatan

1) Pengobatan Non Farmakologi


Pengobatan non farmakologis terkadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga
pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda.
Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non
farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang
lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya:
o Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
o Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh
Nasehat penggunaan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai
pelengkap pada pengobatan farmakologis.

o Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hypnosis dapat mengontrol system
saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

o Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-40 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
o Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
2) Pengobatan Farmakologi
-Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler.Akibatnya terjadi penurunan CO
(cardiac output) dan tekanan darah.Beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer
sehingga menambah efek hipotensinya.
-Golongan Thiazide
Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama Na/Cl di
+¿ −¿
tubulus ginjal, sehingga ekskresi Na ¿ dan Cl ¿ meningkat. Umumnya kurang
efektif pada gangguan ginjal, dapat memperburuk fungsi ginjal, dan pemakaian lama
menyebabkan hiperlipidemia (peningkatan kolesterol, LDL, dan trigliserida).Efek
hipotensif baru terlihat setelah 2-3 hari dan mencapai maksimum setelah 2-4 minggu.
Efek samping dari golongan thiazide dapat menyebabkan hipokalemia yang berbahaya
bagi pasien yang mendapat digitalis. Efek samping ini dapat dihindari bola thiazide
diberikan dalam dosis rendah atau dikombinasi dengan obat lain seperti diuretic hemat
kalium , atau penghambat ACE (Angiostensin Converting Enzyme). Sedangkan suplemen
kalium tidak lebih efektif.Thiazide juga dapat menyebabkan hiponatremia, hipomagnesia,
dan hipokalsemia.Selain itu thiazide dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan
pada pasien hiperurisemia dapat mencetuskan seragan gout akut. Thiazide dapat
meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida. Pada penderita DM (diabetes
mellitus), thiazide dapat menyebabkan hiperglikemia karena mengurangi sekresi
insulin.Pada pasien pria, terkadang dapat timbul gangguan fungsi seksual.
-Diuretik Kuat
Diuretik kuat bekerja di ansa Henle ascendens bagian epitel tebal dengan cara
menghambat ko-transport Na, K, Cl dan menghambat resorpsi air dan elektrolit.
Onsetnya lebih cepat dan efek diuretiknya lebih kuat daripada golongan thiazide.Waktu
paruh diuretik kuat umumnya pendek sehingga diperlukan pemberian 2 atau 3 kali sehari.
Efek samping hampir sama dengan thiazide, kecuali bahwa diuretik kuat menimbulkan
hiperkalsiuria dan meningkatkan kadar kalsium darah. Contoh obatnya adalah asam
etakrinat, furosemid, dan bumetanid.

I. Analisis Kasus
Nama Pasien : Bapak BMW

Umur : 75 tahun

Riwayat Penyakit Pasien : Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga :-

Riwayat Pengobatan Pasien : Terapi diuretik,pemberiaan furosemid 40 mg

Riwayat Sosial : Pensiunan PNS

Riwayat Alergi :-

1. Subyektif (S) : 1. Sakit kepala

2. Lutut dan persendian jari kaki terasa sakit

2. Obyektif (O) :

TD : 160/100 mmHg

Total Kolesterol: 150 mg/dL

LDL Kolesterol : 150 mg/dL

HDL Kolesterol: 150 mg/dL

Trigliserida : 120 mg/dL

Asam Urat : 9,5 mg/dL

N DATA LAB KETERANGAN KADAR NORMAL


O
1 TD : 140/100 Sedang ( hipertensi TD normal pria dan
mmHg stage II) wanita :
120/80(mmHg)
2 Tk : 150 mg/dL Normal Tk normal pria dan
wanita <200(mg/dL)
3 LDL : 150 mg/dL Normal LDL normal pria dan
wanita <150(mg/dL)
4 HDL : 150 mg/dL Semakin tinggi HDL normal pria
semakin baik >55(mg/dL)
HDL normal wanita
>65(mg/dL)
5 Trigliserida: 120 normal Trigliserida normal
mg/dL pria dan wanita
<150(mg/dL)
6 Asam Urat : 9,5 Tinggi Asam urat normal
mg/dL pria : 3,4 - 7,5(mg/dL)
Asam urat normal
wanita : 2,4 -
5,7(mg/dL)

3. Assisment (A) : Berdasarkan RPO pasien menggunakan furosemid, pada pasien

dimungkinkan adanya hipertensi stage II (Hipertensi sedang).


Pengobatan dengan furosemid dapat digantikan dengan
pemberian kombinasi benazepril (penghambat ACE) dan
Hydrocholorthiazide (diuretik) karena setelah observasi selama
dua minggu target terapi tidak tercapai . pasien juga
mengeluhkan sakit pada lutut dan persendian kaki yang
disebabkan asam urat pasien tinggi, pengobatan dapat
dilakukaan dengan allopurinol jarena jenis obat ini dapat
menurunkan produksi asam urat dan juga merupakan obat lini
pertama yang dapat mengatasi asam urat, dengan pemberian
1xsehari .

4. Planning (P) : a). Diberikan terapi farmakologi, yaitu:

-Diberikan obat :

1. kombinasi benazepril (penghambat ACE) dan


Hydrocholorthiazide (diuretik)

2. allupurinol untuk asam urat

b). Diberikan teapi non farmakologi pada pasien sebagai

penunjang kualitas hidup yang baik.

o Pemilihan obat
- Obat hipertensi
a). obat yang dipilih

kombinasi benazepril (penghambat ACE) dan Hydrocholorthiazide


(diuretik), Dapat digunakan untuk obat hipertensi lini pertama.

b). Mekanisme kerjanya


Sebagai penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE) termasuk
obat hipertensi yang paling dapat ditolerir tubuh dan telah banyak
digunakan sebagai pengobatan lini pertama untuk hipertensi

Axis renin angiotensin-adosterone bekerja mengurangi volume air dan


natrium dalam darah yang bisa bantu menstabilkan tekanan darah
dengan merangsang produksi renin (enzim pengendali tekanan darah
dan air di di tubuh).

- Obat Asam urat


a) Obat yang dipilih

Inhibitor xanthine oxidase


Obat: allopurinol 100 mg

b). Mekanisme kerjanya

Mekanisme kerjanya adalah dengan cara menghambat enzim


xanthine oksidase sehingga mengurangi pembentukan asam urat dan
juga dapat menghambat sintesis purin.

* dosis obat: diberi per-oral 1x100mg p.c .

J. KIE

Yang perlu dilakukan yaitu:

a) Pasien diberikan informasi mengenai cara pakai obat dan waktu penggunaan
b) Beritahukan perkiraan efek samping obat yang mungkin terjadi
c) Memberikan konsekuensi yang serius dari tekanan darah yang seharusnya dicapai
d) Pasien harus mengetahui tekanan darahnya dan tahu berapa target berapa tekanan darah
yang seharusnya dicapai
e) Berikan informasi keuntungan pengontrolan tekanan darah
f) Memberitahukan obat-obat bebas yang harus dihindari (seperti obat-obat yang
mengandung gingseng, nasal decongestan, dll)
g) Gunakan keahlian mendengarkan secara aktif sewaktu pasien menjelaskan penyakitnya
h) Menyarankan untuk menjaga gaya hidup dengan mengatur pola makan dan menghindari
makanan tertentu dan olahraga yang cukup
i) Bantu pasien dengan cara tertentu untuk tidak lupa meminum obat.
j) Penggunaan amlodipin untuk hipertensi diminum satu kali sehari satu tablet pada malam
hari
k) Penggunaan allopurinol untuk asam urat diminum satu kali sehari dan setidaknya minum
8 gelas lebih cairan sehari.

K. Monitoring
 Diskusi dengan pasien motivasi dan pendapatnya
 Bicara keluhan pasien tentang terapi
 Membantu pasien agar tidak lupa meminum obat
 Berikan informasi tentang keuntungan pengontrolan tekanan darah
 Pengontrolan asam urat

K. Daftar Pustaka

A. Sukandar, prof.Dr. E Y et.al. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta:ISFI Penertbitan


B. Surasono, et. al. 2007. Pembunuh Bernama Hipertensi. Jakarta : Ethical Digest
C. Tambayong., jan.1999.Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: Buku
kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai