KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dismenore
Dismenore adalah nyeri haid yang bersifat kram dan berpusat pada perut bagian bawah.
Dismenore didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa
penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk
beberapa jam atau beberapa hari (Desi Nataria, 2011). Dismenore adalah nyeri haid menjelang
atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dam harus tidur
(Mansjoer,2000) . Jadi dapat disimpulkan dismenore adalah menstruasi yang disertai dengan
rasanyeri (kram) pada daerah perut dan terjadi pada hari pertama, yang memaksa penderita untuk
sekunder. Dismenore primer yaitu nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat
genitalia yang nyata, sedangkan dismenore sekundernya yaitu nyeri haid yang disebabkan oleh
Dismenore primer adalah nyeri yang timbul dua sampai tiga tahun setelah menarche,
biasanya pada bulan-bulan atau tahun-tahun pertama haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15-
25 tahun dan kemudian frekuensinya menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya
berhenti setelah melahirkan. Sedangkan8 dismenore sekunder terjadi setelah bertahun-tahun dari
menstruasi normal dan yang menjadi penyebabnya adalah dari penyakit rahim, saluran telur,
atauindung telur. Dismenore sekunder ini jarang sekali terjadi sebelum usia 25 tahun dan jarang
muda, namun dismenore yang sering terjadi adalah dismenore primer (Desi Nataria, 2010).
1.Dismenore Primer
e. Nyeri timbul mendahului haid, dan kemudian hilang bersamaan dengan keluarnya haid
1. Dismenore Sekunder
d. Nyeri terus-menerus
e. Nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya haid
berhubungan dengan siklus ovulasi. Hal ini disebabkan oleh kontraksi dari miometrium yang
diinduksi oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis. Pada remaja dengan
Pelepasan prostaglandin terbanyak selama menstruasi didapati pada 48 jam pertama dan
Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan beratnya gejala dismenore adalah usia
yang lebih muda saat terjadinya menarche, periode menstruasi yang lebih lama, banyaknya darah
yang keluar selama menstruasi, perokok, riwayat keluarga dengan dismenore. Obesitas dan
penggunaan alkohol juga dihubungkan dengan terjadinya dismenore primer. Prostaglandin F2α
(PGF2α) adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya dismenore primer.
Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat serta efek vasokontriksi
pembuluh darah. Peningkatan PGF2α dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesteron
pada fase luteal membuat membran lisosomal menjadi tidak stabil sehingga melepaskan enzim
lisosomal. Pelepasan enzim ini menyebabkan pelepasan enzim phospholipase A2 yang berperan
pada konversi fosfolipid menjadi asam arakidonat. Selanjutnya menjadi PGF2α dan
peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan
2. Rasa nyeri kejang berjangkit-jangkit yang dirasakn di area perut bawah dan dapat menyebar
3. Selain adanya rasa nyeri juga dapat terjadi rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas,
1. Siklus Menstruasi
Dismenore primer hanya dapat terjadi pada siklus mentruasi ovulatorik karena setelah
terjadinya ovulasi , maka sel-sel folikel tua setelah ovulasi akan membentuk korpus luteum
berdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dan impalntasi, maka kadar estrogen dan
progesteron disrkulasi akan menurun drastis. Penarikan kembali kedua hormon steroid tersebut
menyebabkan lapisan endometrium yang kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak lagi ada
yang mendukung secara hormonal. Penurunan kadar hormon ovarium itu juga merangsang
endometrium, serta menyebabkan kontraksi uterus. Bila kadar prostaglandin berlebih maka akan
memicu dismenore.
Menurut Widjanarko (2006) terdapatnya hubungan antara usia menarche cepat terhadap
kejadian dismenore primer dikarenakan saat menarche alat reproduksi belum siap untuk
mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa
3. Riwayat Ibu atau Saudara Perempuan Kandung Yang Mengalami Dismenore Primer
Adanya riwayat keluarga dan genetik berkaitan dengan terjadinya dismenore primer yang
berat. Riwayat keluarga mempunyai peran untuk terjadinya dismenore primer, sehingga
disarankan bagi para wanita untuk melakukan upaya preventif terhadap dismenore primer yang
sering terjadi saat wanita mengalami menstruasi terutama bagi wanitayang mempunyai riwayat
Risiko untuk mengalami dismenore meningkat pada wanita yang mempunyai riwayat
dismenore dan stres tinggi sebelumnnya dibandingkan dengan wanita yang tidak mempunyai
sedangkan alkohol merupakan racun bagi tubuh kita, dan hati bertanggungjawab terhadap
penghancur estrogen untuk disekresi oleh tubuh. Fungsi hati terganggu karena adanya komsumsi
alkoholyang terus menerus, maka estrogentidak bisa disekresi dari tubuh, akibatnya estrogen
Kelebihan berat badan dapat mengakibatkan dismenore primer , karena di dalam tubuh
orang yang mempinyai kelebihan berat badan terdapat jaringan lemak yang berlebihan yang
dapat mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah (terdesaknnya pembuluh darah oleh jaringan
lemak ) pada organ reproduksi wanita sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses
0 : Tidak dismenore
1 : Nyeri dirasa ringan, aktifitas sedikit terganggu, jarang membutuhkan obat namun jika obat
2 : Nyeri dirasa hebat, mengganggu sebagian besar aktivitas, membutuhkan obat namun obat
tersebut jarang efektif dalam mengurangi nyeri (Reece & Barbieri 2009).
menstruasi, lamanya periode menstruasi, perkiraan perdarahan yang terjadi, perdarahan di antara
siklus menstruasi dan beratnya nyeri. Disamping itu juga hubungannya dengan aktivitas fisik dan
sosial, serta riwayat seksualitas sebelumnya. Nyeri yang terjadi harus dijelaskan mengenai tipe,
Nyeri kram di perut bawah dan menjalar ke arah paha dan daerah pinggang merupakan
gejala yang tersering.Sakit kepala, mual, konstipasi atau diare, dan muntah kadang dapat terjadi.
Karakteristik nyeri dijumpai pada hari pertama dari menstruasi, bersamaan dengan keluarnya
darah menstruasi. Gejala puncak dalam 24 jam dan menghilang setelah 2 hari. Pemeriksaan
Pemeriksaan yang mendetail hanya dilakukan bila dari gejala klinis disangkakan suatu
2.1.9 Penanganan
memberikan nasehat mengenai makanan danpola hidup sehat dan bila perlu psikoterapi.
kombinasi aspirin, fenasetin dan kefein. Obat-obat paten yang beredardipasaran antara lain
3. Terapi hormonal
Tujuannya untuk menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara, dapatdiberikan salah
prostaglandin)
NSAIDS ini sering digunakan dan memegang peranan penting terhadap dismenore primer.
Termasuk disini nexproxen dan ibuprofen. Pengobatan hendaknya diberikan sebelum haid
dimulai satu sampai tiga hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.
2.2 Menarche
ciri kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil (Anugroho,2008). Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Menstruasi ialah perdarahan secara periodik dan
Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan
mulainya haid berikutnya. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus
menstruasi yang klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus menstruasi
dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun
adalah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun adalah 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun
adalah 51,9 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari, dan kira-kira 97%
wanita yang berovulasi siklus menstruasi berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang dari
18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklus tersebut tidak berovulasi.
Lamanya menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah yang
sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama
menstruasi itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc (Karis, 2011).
Menurut Misaroh & Proverawati (2009), menstruasi mempunyai kisaran waktu tiap siklus
sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase Menstruasi
Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometriumyang robek, dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi
hormon estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada.
kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangang folikel dalam ovarium, serta dapat
membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf
yang masak dan menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang
robek.
Fase ovulasi ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari
ke-14 sesudah menstruasi 1. Sel ovum yag matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan
mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan
hormon progesterone yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan
pembuluh darah.
Fase sekesi ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah
menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan
progesteron sehingga hipofisis aktif mensekesikan FSH dan LH. Sekresi progesteron yang
endometrium mongering dan robek, maka terjadi fase perdarahan atau menstruasi.
Menarche atau menstruasi pertama dimulai saat puberitas dan kemampuan seorang wanita
untuk mengandung anak atau masa reproduksi. Menstruasi dimulai antara usia 12-15 tahun,
tergantung pada berbagai faktor seperti kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif
dan kesehatan umum. Semmel Weiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lalu usia gadis-gadis
Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15-19 tahun. Sekarang usia gadis remaja pada
waktu menarche bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun tetapi rata-rata 12,5 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia pada tahun 1932 rata-rata usia menarche adalah 15
tahun, pada tahun 1948 rata-rata usia menarche 14,63 tahun, tahun 1976 rata-rata usia menarche
sebesar 13,58 tahun dan pada tahun 1992 rata-rata usia menarche adalah 12,69 tahun (Ratna
ningsih , 2011).
Cepat : ≤ 12 tahun
Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia menarche yang
diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor eksogen, yaitu status sosial
ekonomi keluarga, status gizi, keadaan keluarga, tempat tinggal, kegiatan fisik dan keterpaparan
Lingkungan sosial budaya juga bekerja secara simultan menjadi pendukung percepatan
usia menarche remaja, yaitu lingkungan rumah tangga; lingkungan pendidikan formal dan
lingkungan peer group. Dalam lingkungan rumah tangga, faktor dominan yang menentukan
seperti pola konsumsi nutrisi, media komunikasi dan proses sosialisasi; dalam lingkungan
pendidikan formal yaitu proses sosialisasi pengetahuan formal sekolah dan non formal;
sementara itu dalam lingkungan peer group pola konsumsi nutrisi, media komunikasi serta
sosialisasi dalam lingkungun peer group merupakan faktor- faktor yang mendukung ke arah
Keluarga memiliki asosiasi yang kuat dengan kesehatan dan penyakit seseorang
melaluihubungan dan dinamika kehidupannya. Keluarga memiliki banyak factor yang meliputi
gen, lingkungan, serta gaya hidup. Faktor-faktor tersebut dapat memberikan kunci suatu kondisi
Dalam ilmu genetika riwayat keluarga diartikan sebagai terdapatnya factor-faktor genetic
dan riwayat penyakit dalam keluarga.riwayat penyakit dalam keluarga dapat mengidentifikasi
sesorang dengan resiko lebih tinggi untuk mengalami suatu penyakit yang sering terjadi.
Dengan mengetahui salah satu riwayat penyakit keluarga, seseorang dapat melakukan
pencegahan serta menurunkan resiko untuk mengalami suatu penyakit tertentu (Rahmawati,
2009).
2.4 Overweight/Obese
berat badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal. Sementara Obesitas
(kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih,
Kelebihan berat badan atau overweight adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat
badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi
kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas
merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20%
pada pria dan >25% pada wanita karena lemak. Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus
diteliti. Baik faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor
lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status sosial dan ekonomi juga
dikaitkan dengan obesitas.Individu yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah biasanya
mengalami malnutrisi. Sebaliknya, individu dari keluarga dengan status sosial ekonomi lebih
tinggi biasanya menderita obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga dekade terakhir, hubungan
antara status sosial ekonomi dengan obesitas melemah karena prevalensi obesitas meningkat
secara dramatis pada setiap kelompok status sosial ekonomi. Meningkatnya obesitas tak lepas
dari berubahnya gaya hidup, seperti menurunnya aktivitas fisik, dan kebiasaan menonton televisi
berjam-jam. Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui
pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel
IMT adalah indikator yang dapat diandalkan kegemukan tubuh untuk kebanyakan anak-
anak dan remaja. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nomor yang di hitung dari berat badan anak
dan tinggi badan anak. WHO mengenal pasti bahwa obesitas danberat badan berlebihan
Massa Tubuh (IMT) berasosiasi langsung dengan tahap kegemukan, faktor resiko untuk penyakit
jantung, masalah social dan psikososial sertameningkatkan faktor resiko obesitas apabila dewasa
muda kelak. IMT digunakan sebagai alat penyaringan untuk mengidentifikasikanmasalah berat
badan yang mungkin bagi anak-anak. CDC dan American of Pediatric (AAP)
merekomendasikan penggunaan BMI untuk penyaringan untuk kelebihan berat badan dan
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
2.5 Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya adolescentra yang berarti remaja)
yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence , seperti yang
dipergunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional,
Definisi remaja menurut buku-buku pediatri adalah bila seorang anak perempuan berusia
10-18 tahun dan anak laki-laki berusia 12-20 tahun. Sedangkan menurut WHO, remaja adalah
bila anak (baik perempuan maupun laki-laki) telah mencapai umur 10-18 tahun.
Tahap remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa. Pada tahap ini terjadi
pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi
perubahan psikologik serta kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal
tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seorang remaja,
Pada masa praremaja pertumbuhan lebih cepat daripada masa prasekolah, ketrampilan dan
intelektual makin berkembang, senang bermain berkelompok dengan teman yang sama. Anak
perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja bila dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa remaja ini terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan yang disebut dengan
pacu tumbuh adolesen, terjadi pertumbuhan yang pesat dari alat-alat kelamin dan timbulnya
tanda-tanda seks sekunder. Perubahan adalah ciri utama dari proses biologis pada remaja.
Perubahan somatik pada remaja bervariasi dalam usia saat mulai dan berakhirnya, tergantung
pada masing-masing individu. Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja,
yaitu peningkatan massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan, dan perubahan
biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun
polanya berbeda. Pertumbuhan somatik pada remaja melibatkan interaksi antara endokrin dan
sistem tulang. Banyak hormon yang mempengaruhi pertumbuhan, termasuk growth hormon,
tiroksin, insulin, dan kortikosteroid, leptin, hormon paratiroid, dan kalcitonin.Kelebihan sekresi
Dismenore dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan atau aktivitas para wanita khususnya
remaja. Menurut Prawirohardjo (2005) dismenore membuat wanita tidak bisa beraktivitas secara
normal dan memerlukan resep obat. Keadaan tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup
wanita, sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore primer tidak dapat berkonsentrasi
dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri yang dirasakan.
Menurut Nanthan (2005) yang melaporkan dari 30-60% wanita yang mengalami dismenore
primer,sebanyak 7-15% yang tidak pergi ke sekolah atau bekerja. Hal ini didukung Laszlo, et al.
(2008) dari 30-90% wanita yang mengalami dismenore, sebanyak 10-20% mengeluh nyeri berat
kesehatan Obstetri dan Ginekologi didapatkan sekitar 74,1% siswi mengalami nyeri haid ringan
sampai berat. Sekitar 50% dari wanita yang sedang haid mengalami dismenore dan 10% nya
mempunyai gejala yang hebat sehingga memerlukannya istirahat di tempat tidur (Hacker, 2007).
Menurut beberapa laporan internasional prevalensi dismenore sangat tinggi dan setidaknya
50% remaja putri mengalami dismenore sepanjang tahun- tahun reproduktif. Suatu studi
menyatakan akibat dismenore tersebut sekitar 10% hingga 18%, dismenore adalah penyebab
utama absen sekolah dan terganggu aktivitas lain. Hal ini diperkuat oleh penelitian Sulastri
(2006) bahwa akibat keluhan dismenore pada remaja putri di Purworejo berdampak pada
gangguan aktivitas sehari- hari sehingga menyebabkan absen sekolah < 3 hari.Hasil studi terbaru
menunjukan bahwa hampir 10% remaja yang dismenore mengalami absence rate1-3 hari per
bulan atau ketidakmampuan remaja dalam melakukan tugasnya sehari- hari akibat nyeri hebat.
Hal ini diperkuat oleh Jarret (2006) tingkatan rasa sakit saat menstruasi adalah sakit ringan
47,7% dan sakit berat sebanyak 47%. Selanjutnya untuk menghilangkan rasa sakit, remaja
tersebut menggunakan obat sendiri tanpa konsultasi dengan dokter, minum obat analgesik
32,5%, melakukan kompres dengan air panas 34% dan yang tersering melakukan istirahat sekitar
92%. Dismenore juga perlu waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam
jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit
kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non- kanker sejenis tumor fibroid di luar
rahim)(Neni, 2010).
2.7 Kerangka Teori
Dismenore didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa
penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk
beberapa jam atau beberapa hari (Desi Nataria, 2011). Ada beberapa Faktor resiko dismenore
primer : siklus menstruasi ovulasi, usia menarche, riwayat ibu/saudara perempuan dengan
dismenore primer, depresi atau ansietas, merokok dan minum alkohol, overweight ataupun
obese.
Menarche Dismenore
Faktor resiko
dismenore primer :
1. Siklus menstruasi
ovulasi
2. Usia menarche
3. Riwayat
ibu/saudara Primer sekunder
perempuan dengan
dismenore primer
4. Depresi atau
ansietas
5. Merokok dan
minum alkohol
6. Overweight
Ataupun Obese
Usia 15-25 tahun Usia >25 tahun
Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada tujuan penelitian dengan variabel
independen riwayat ibu/saudara perempuan dengan dismenore primer, usia menarche, dan
overweight ataupun obese sedangkan variabel dependen yaitu dismenore primer. Untuk lebih
Usia Menarche
Riwayat ibu/saudara
Dismenore primer
perempuan dengan
dismenore primer
Seseorang Dengan
Overweight Ataupun
Obese
: Variabel Dependen
2.9 Hipotesis