OPEN FRAKTUR
Oleh :
Rina Mulya
Preseptor :
dr.Syariful Anwar,Sp.B
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa di perut
Perkusi : Timpani (+)
Auskult asi : bising usus (+)
Urologi
Flank Area
Inspeksi : tidak dalam pemeriksaan
Palpasi : tidak dalam pemeriksaan
Perkusi : tidak dalam pemeriksaan
Supra Pubik
Inspeksi : tidak dalam pemeriksaan
Palpasi : tidak dalam pemeriksaan
Perkusi : tidak dalam pemeriksaan
Genetalia
Inspeksi : tidak dalam pemeriksaan
Palpasi : tidak dalam pemeriksaan
Perkusi : tidak dalam pemeriksaan
Orthopaedi
Hb : 10,3 gr/dl
Eritrosit : 3,53 106/ ul
Hematokrit : 31.0 %
MCV : 87.8 Fl
MVH : 29,2 pg
MCHV : 33.2 g/dL
RDW – SD : 40,0 fL
RDW – CV : 12,9 %
Leukosit : 11,0 103/uL
Hitung Jenis
Eosinofil : 4.4 %
Basofil : 0,2 %
Neutrofil : 63.1 %
Limposit : 26,9 %
Monosit : 5,4 %
Trombosit : 297 103/ uL
PDW : 8,6 fL
MPV : 9,1 fL
P-LCR : 15, 6 %
PCT : 0,27 %
Diagnosa Banding
Open fraktur tibia fibula
Diagnosa Sementara
Open fraktur tibia dan fibula
Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tetes / menit
Inj ketorolac 3% 1 amp / 8 jam (iv)
Inj ceftriaxone 1 gr / 12 jam (iv)
Inj ranitidine 1 amp ( iv)
Pemeriksaan radiologi
1.Prognosis
•Qou ad vitam : dubia ad bonam
•Qou ad fungsionam : dubia ad bonam
•Qou ad sanationam : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
◦ DEFINISI
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur
dimana terjadi hubungan dengan lingkungan
luar melalui kulit sehingga terjadi
kontaminasi bakteri, sehingga timbul
komplikasi berupa infeksi.
◦ ETIOLOGI
2 faktor yang mempengaruhi terjadinya fraktur :
Ekstrinsik meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai
tulang, arah dan kekuatan trauma.
instrisik meliputi kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma,
kelenturan, kekuatan dan densitas tulang.
MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala fraktur adalah sebagai berikut :
1. Nyeri dan terusmenerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulangdimobil
isasi. Spasme otot yang menyertai fraktur yang merupakan bentuk bidaialamiah
yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian yang fraktur tidak dapat digunakan dan
cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap re
gid sepertinormalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan
tungkaimenyebabkandeformitas(terlihat maupun teraba) ekstremitas yang dapa
t diketahui denganmembandingkan ekstremitas normal. Ekstremitas
tidakdapatberfungsidengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada int
egritas tulang tempatmelekatnya otot.
3. Pada fraktur tulang panjang, terjadinya pemendekan tulang yang sebenarnyaterj
adi karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
4. Saat tempat fraktur di periksa teraba adanya derik tulang
dinamakan krepitusakibat gesekan antara fragmen satu dengan
lainnya.Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit yang
terjadisebagaiakibattrauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini b
isa terjadi setelah beberapajam ataubeberapa hari setelah cidera.
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Look (inspeksi)
Pembengkakan, memar, dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit
itu utuh atau tidak. Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur, cedera itu terbuka
(compound).
Feel (palpasi)
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi
dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaad darurat yang memerulkan pembedahan.
Movement (gerakan)
Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih pnting untuk menanyakan apakah pasien
dapat menggerakkan sendi-sendi di bagian distal dari cedera.
Prinsip penannganan open fraktur:
1. Pertolongan pertama
2. Resusitasi
3. Penilaian awal
4. Terapi antibiotik dan ATS
5. Debridement
6. Penanganan jaringan lunak
7. Penutupan luka
8. Stabilitas fraktur
9. Imobilisasi gips
10. Pemasangan fiksasi.
PENATALAKSAAN
Tahap tahap pada debrideman fraktur terbuka:
1. Pembersihan luka
2. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati ( debridement)
3. Pengobatan fraktur itu sendiri
4. Penutupan kulit
5. Pemberian antibiotik
6. Pencegahan tetanus
KOMPLIKASI
1. perdarahan, syok septik sampai kematian
2. Septikemia, toksemia oleh karena infeksi piogenik
3. Tetanus
4. Gangren
5. Perdarahan sekunder
6. Osteomielitis kronik
7. Deleyed union
8. Nonunion dan malunion
9. Kekakuan sendi.
PROGNOSIS
Qua ad fungsionam adalah dubia ad bonam, tergantung pada
kecepatan dan ketepatan tindakan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Schaller, T.M. Calhoun, J.M open fraktur. E-medicine. Medscape.
Update 21 may. 2011 ( Schaller & Calhoun, 2011)
Chairuddin, R. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Fraktur terbuka. Edisi 3.
Jakarta.
Solomon L. et al. Aplley’s Sistem of Orthopaedic and fractures. Ed 8th.
Arnold Hedder Headline group,London. 2001
David Seligson, Craig S. Roberts,Cyril Mauffrey. External Fixation in
Orthopedic Traumatology. Springer-Verlag London Limited. 2012
Craig S. Roberts, Hans-Christoph Pape, Alan L. Jones, Arthur L.
Malkani, Jorge L. Rodriguez and Peter V. Giannoudis. Damage Control
Orthopaedics. Evolving Concepts in the Treatment of Patients Who Have
Sustained Orthopaedic Trauma. J Bone Joint Surg Am. 87. 2005. p434-
449.
David P.Biomechanics of External Fixation: A Review of the Literature.
Bulletin of the NYU Hospital for Joint Diseases. Vol 65(4). 2007. p294-9
HJ Park, et al. Immediate interlocking nailing versus external fixation
followed by delayed interlocking nailing for Gustilo type IIIB open tibial
fractures. Journal of Orthopaedic Surgery. Vol 15(2). 2007. p131-6
TERIMAKASIH