Data Bayi
- Bayi lahir pada tanggal 15 , Oktober 2019.
- KU bayi baik ,kulit berwarna merah muda ,tonus otot baik , gerak aktif ,
menyusu kuat.
- TTV S : 36,7°C , N;100x/m ,R :40x/m.
- BB: 3400 gram ,PB :50 cm ,LK :34 cm, LD : 32 cm
- Tali pusar bersih,tidak ada perdarahan,tidak ada kemerahan disekitar tali
pusat, dibungkus kasa kering.
- Bayi sudah BAK dan BAB.
1.3 Assesment
P10001 ,post SC hari 1 dengan indikasi KPD > 24 jam dan CPD
,laktasi,involusi,lochea normal,psikologis ibu,dengan masalah nyeri luka
jahitan pasca operasi , KU ibu dan bayi baik,baik prognosa baik.
1.4 Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kondisi
ibu dan bayi baik.
Evaluasi : Ibu mengerti
2. Memberikan penjelasan dan penangangan untuk mengatasi nyeri luka sc
dengan cara menganjurkan ibu untuk mobilisasi sebisa mungkin , misal:
mika /miki , melonggarkan gerita ibu ,dan menganjurkanuntuk
mengonsumi lebih banyak protein seperti putih telur minimal 6 butir / ikan
kutuk di kukus.
Evaluasi : Ibu mengerti.
3. Memberikan solusi kepada mengenai ibu yang belum bisa BAK , dengan
cara merangsang ibu minum air yang banyak,mengguyur daerah
kemaluan, mengguyur telapak kaki ibu dengan air.
Evaluasi : Ibu mengerti dan faham
4. Menjelaskan kebutuhan dasar masa nifas meliputi nutrisi,eliminasi,
aktivitas,isirahat,PH,KB dan seksual. Ibu mengerti dan mampu
mengulangi. (penyuluhan terlampir dengan leaflet)
1) Nutrisi Dan Cairan
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup
kalori. Kalori bagus untuk proses metabolism tubuh, kerja organ
tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa membutuhkan
2.200 kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama dengan
wanita dewasa + 700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500
kalori bulan selanjutnya.
a. Gizi Ibu Menyusui
a) Mengkonsumsi tanbahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
e) Minum vitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya.
Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang
mengandung kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat
badan si ibu.
b. Tujuan pemenuhan nutrisi
a) Memulihkan kesehatan
b) Pembentukan dan pengeluaran ASI
Adapun manfaat nutrisi dan cairan untuk ibu nifas:
a) Memberi tenaga atau energi
b) Membangun, memelihara dan mengganti jaringan tubuh
yang rusak.
c) Mengatur dan mengkoordinir pekerjaan tubuh.
d) Menjaga kecukupan ASI.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi
baru lahir beserta dengan kakaknya yang balita ibu membutuhkan
kalori lebih banyak daripada ibu menyusui satu bayi saja. Jika ibu
ingin menurunkan berat badan batasi besarnya penurunan tersebut
sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu
mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-obatan
pengurus badan.
c. Anjuran pemenuhan nutrisi dan cairan untuk ibu nifas:
a) Makan 5 – 6 kali sehari, yaitu 3 kali makanan utama dan 2
– 3 kali makanan selingan.
b) Menu berpedoman pada menu seimbang.
c) Memilih makanan dan minuman yang berkhasiat dan
memberi efek positif bagi produksi ASI.
d) Menghindari makanan yang pedas, yang merangsang
kembung dan yang terlalu manis dan berlemak (pantangan).
Tabel. Contoh menu sehari-hari ibu nifas dan menyusui
Jenis makanan Bayi 0 – 6 bulan Bayi > 6 bulan
2) Ambulasi
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus
sehat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah
ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat
tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat
tidurnya 24 – 48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk
memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian
berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat.
b. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik.
c. Memungkinkan kita mengajrkan ibu cara merawat anakanya
selama ibu masih dirumah sakit. Misalnya memandikan,
mengganti pakaian, dan memberi makan.
d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).
Menurut penelitian tidak berpengaruh buruk, tidak menyebabkan
perdarahan abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka
episiotemi maupun luka diperut, serta tidak memperbesar
kemungkinan prolapses uteri. Early ambulation tidak dianjurkan
pada bu postpartum dengan penyulit, seperti anemia, penyakit
jantung, penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.
3) Eliminasi
a. BAK/ Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi
normal bila BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat
disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala janin
dan spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan,
atau dikarenakan oedem kandung kemih selama persalinan.
Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit
berkemih.
b. Defekasi / BAB
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari postpartum. Apabila
mengalami kesuliatan BAB atau obstipasi, lakukan diet teratur
; cukup cairan : konsumsi makanan berserat; olahraga; berikan
obat rangsangan per oral atau per rektal atau lakukan klisma
bila perlu
4) Kebersihan diri
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi
kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu postpartum dalam menjaga
kebersihan diri, adalah sebagai berikut:
a. Mandi teratur minimal 2 kali sehari
b. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
c. Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal
d. Melakukan perawatan perineum
e. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
f. Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia.
5) Istirahat
Hal – hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahatnya antara lain:
a. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
b. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan.
c. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan:
a. Jumlah ASI berkurang.
b. Memperlambat proses involusio uteri.
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat
bayi.
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan.
5. Menjelaskan fisiologis masa nifas
1) Laktasi
Menurut Mochtar (1998: 117-118), untuk menghadapi masa laktasi,
sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar
mammae, yaitu:
1) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan
lemak bertambah.
2) Keluar cairan susu jolong dari duktus laktierus disebut kolostrum,
berwarna kuning-putih susu.
3) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, di mana vena-
vena berdilatasi sehingga tampak jelas.
4) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesteron
hilang. Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau
prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh
oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkontraksi
sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari
pascapersalinan. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu
merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan
oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak.
ASI adalah untuk anak ibu.
2) Involusi
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. (Purwanti, 2012: 45).
Menurut Manuaba (2010:200) involusi uterus sebagai berikut:
Involusio TFU Beratuterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-sympisis 500 gram
14 hari (2 minggu) Tidak teraba 350 gram
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
56 hari (8 minggu) Normal 30 gram
2) Lokhea
Menurut Purwanti (2012:47), lokhea dibedakan beberapa jenis
berdasarkan warna dan waktu keluarnya, yaitu:
a) Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah
segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi),
dan mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir serta
berlangsung pada hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
c) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ke-7 sampai hari ke-14.
d) Lokhea alba/putih
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lender servik, dan serabut jaringan yang mati, lokhea alba ini
berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan petugas
6. Menjelaskan tentang tanda bahaya masa nifas.
1) Yang direncanakan pada kunjungan kedua ibu nifas dan BBL ( Buku
KIA hal : 26 dan Buku KIA hal 35 )
a. Pemeriksaan pada Ibu
- Kondisi ibu secara umum
- Memeriksa tekanan darah,nadi,suhu,respirasi
- Memeriksa kondisi luka jahitan post SC
- Memeriksa TFU
- Memeriksa pengeluaran darah atau lochea
- Memeriksa payudara dan produksi ASI
- Memeriksa pola eliminasi ( BAB dan BAK) ,nutrisi,mobilisasi dan
istirahat
b. Pemeriksaan pada BBL
- Kondisi bayi secara umum
- Memeriksa suhu
- Memeriksa keadaan tali pusat
- Melakukan pengukuran berat badan , tinggi badan, dan lingkar kepala
- Menanyakan pada ibu apakah bayi sudah mendapatkan imunisasi
BCG dan polio,jika belum anjurkan untuk mengikuti posyandu atau
bidan atau puskesmas untuk mendapatkan imunisasi BCG dan polio.
2) Yang direncanakan pada kunjungan ketiga ibu nifas dan BBL ( Buku
KIA hal : 26 dan Buku KIA hal 35 ).
a. Pemeriksaan pada ibu nifas
- Kondisi ibu secara umum
- Memeriksa tekanan darah,nadi,suhu,respirasi
- Memeriksa kondisi luka jahitan post SC
- Memeriksa TFU
- Memeriksa pengeluaran darah atau lochea
- Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
b. Pemeriksaan pada neonatus
- Kondisi bayi secara umum
- Memeriksa suhu
- Melakukan pengukuran berat badan , tinggi badan, dan lingkar kepala
- Memberitahu ibu jadwal imunisasi pada bayinya saat usia 2 bulan
yaitu DPT-HB-Hib 1, Polio 2.
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan