Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG PENGKAJIAN BUDAYA

KELOMPOK 3 :
1. CICI ALVITA
2. DAIMATUN NIKMAH
3. IIS AISYAH A.
4. LAILATUN NUR
5. NANDA FITRI
6. SANIA AMELIA P.
7. SITI SHOFIANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


2018/2019

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang
oleh perubahan-perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi
lingkungan, perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat
memengaruhi perubahan dunia, khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya perpindahan
penduduk menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya.
Semakin banyak terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya di suatu
negara. Tuntutan itulah yang memaksa perawat agar dapat melakukan asuhan
keperawatan yang bersifat fleksibel di lingkungan yang tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran perawat
adalah memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien. Namun
peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat
penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis
dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977) “ orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual,
dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu
mendapatkan perhatian khusus”.
Klien dalam kondisi terminal membutuhkan dukungan dari utama dari keluarga,
seakan proses penyembuhan bukan lagi merupakan hal yang penting dilakukan.
Sebenarnya, perawatan menjelang kematian bukanlah asuhan keperawatan yang
sesungguhnya. Isi perawatan tersebut hanyalah motivasi dan hal-hal lain yang bersifat
mempersiapkan kematian klien. Dengan itu, banyak sekali tugas perawat dalam memberi
intervensi terhadap lansia, menjelang kematian, dan saat kematian.
Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment (gizi
ruhani). Seseorang yang dikatakan sehat secara paripurna tidak hanya cukup gizi
makanan tetapi juga gizi rohaninya harus terpenuhi. Menurut hasil Riset Psycho Spiritual
For AIDS Patient, Cancepatients, and for Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa
orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak
mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan
kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapat perhatian khusus (Hawari, 1977)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep transcultural nursing ?
2. Bagaimana pengkajian kes. Klien sesuai latar belakang budaya ?
3. Apakah prinsip- prinsip pengkajian budaya ?
4. Apa saja instrument pengkajian budaya ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep transcultural nursing
2. Untuk mengetahui pengkajian kes. Klien sesuai latar belakang budaya
3. Untuk mengetahui prinsip- prinsip pengkajian budaya
4. Untuk mengetahui instrument pengkajian budaya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Transcultural Nursing


1. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2. Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
4. Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki individu
menganggap budayanya adalah yang terbaik
5. Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
6. Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
7. Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap individu.
8. Care

Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada


individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhikebutuhan
baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia

9. Caring

Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan


mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia

10. Culture care

Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi


digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang
bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai

11. Cultural imposition


Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan nilai
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari kelompok lain.
B. Pengkajian Kesehatan Klien Sesuai Latar Belakang Budaya

1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan
suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan
untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman
padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak
pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur
sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur
dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah
keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

C. Prinsip- Prinsip Pengkajian Budaya


1. Jangan menggunakan asumsi.
2. Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang
pelit,orang Jawa halus.
3. Menerima dan memahami metode komunikasi.
4. Menghargai perbedaan individual.
5. Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
6. Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi.

D. Instrument Pengkajian Budaya


Sejalan berjalannya waktu,Transkultural in Nursing mengalami perkembangan
oleh beberapa ahli, diantaranya:
 Sunrise model (Leininger)
Yang terdiri dari komponen:
1. Faktor teknbologi (Technological Factors)
 Persepsi sehat-sakit
 Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
 Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
 Alasan memilih pengobatan alternative
 Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
masalah kesehatan
2. Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)
 Agama yang dianut
 Status pernikahan
 Cara pandang terhadap penyebab penyakit
 Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap kesehatan
3. Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
 Nama lengkap & nama panggilan
 Umur & tempat lahir,jenis kelamin
 Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga
 Pengambilan keputusan dalam keluarga
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)
 Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan komunitas
 Bahasa yang digunakan
 Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola makan
 Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri dan aktifitas
sehari-hari
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya,meliputi:
 Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
 Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
 Cara pembayaran
6. Faktor ekonomi (Economical Factors)
 Pekerjaan
 Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
 Sumber biaya pengobatan
 Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
 Patungan antar anggota keluarga
7. Faktor Pendidikan (Educational Factors)
 Tingkat pendidikan klien
 Jenis pendidikan
 Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
 Pengetahuan tentang sehat-sakit
 Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar

Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu
kebudayaan,pengkajian keperawatan transkultural model ini meliputi:

1. Komunikasi (Communication)
Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas suara,pengucapan
(pronounciation),penggunaan bahasa non verbal,penggunaan ‘diam’
2. Space (ruang gerak)
Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi tentang
ruang gerak dan pergerakan tubuh.
3. Orientasi social (social orientastion)
Budaya,etnisitas,tempat,peran dan fungsi keluarga,pekerjaan,waktu
luang,persahabatan dan kegiatan social keagamaan.
4. Waktu (time)

Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu untuk bekerja dan


menjalin hubungan social,orientasi waktu saat ini,masa lalu dan yang akan datang.

5. Kontrol lingkungan (environmental control)


Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang berkaitan dengan
sehat-sakit.

6. Variasi biologis (Biological variation)

Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti; eksistensi
enzim dan genetic,penyakit yang spesifik pada populasi terntentu,kerentanan terhadap
penyakit tertentu,kecenderungan pola makan dan karakteristikpsikologis,koping dan
dukungan social.

 Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle

Komponen-komponenya meliputi:

1. Identitas budaya
2. Ethnohistory
3. Nilai-nilai budaya
4. Hubungan kekeluargaan
5. Kepercayaan agama dan spiritual
6. Kode etik dan moral
7. Pendidikan
8. Politik
9. Status ekonomi dan social
10. Kebiasaan dan gaya hidup
11. Faktor/sifat-sifat bawaan
12. Kecenderungan individu
13. Profesi dan organisasi budaya

Komponen-komponen diatas perlu dikaji pada diri perawat (self assessment) dan
pada klien, Kemudian perawat mengkomunikasikan kompetensi transkulturalnya melalui
media: verbal, non verbal & teknologi, untuk tercapainya lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan dan kesejahteraan klien.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien
B. Penutup
Penulis berharap kepada pembaca setelah membaca makalah ini dapat mengetahui
tentang budaya yaitu norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari,
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
Selain daripada itu, apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf dan mohon kritik dan
sarannya demi kebaikan makalah ini

Anda mungkin juga menyukai