Anda di halaman 1dari 4

Cara Kerja Blast Furnnace :

Gambar 1. Daerah-daerah proses di blast Furnace

A. Pemasukan Burden Material( iron ore, flux, kokas) dan peniupan hot blast air di daerah tuyer.

Ketika coke dan burden material yang disusun secara berlapis-lapis dimasukan pada blast
furnace di bagian atas blast furnace , seiring dengan itu udara panas juga dihembuskan di daerah
tuyere yang akan berjalan ke daerah atas blast furnace, burden materials dan udara panas akan
bertemu di daerah stack, yang akan memicu mulainya pembakaran kokas, kokas akan terbakar
dengan intensitas yang tinggi ketika mencapai daerah bawah tungku berdekatan dengan tuyere.
Namun dikarenakan suhu pembakaran yang tinggi diantara 1650-1700 celcius carbon dengan
intensitas tinggi dan carbon dioksida (CO2) yang terbentuk dalam keadaan tidak stabil , sehingga
bereaksi dengan karbon lainnya membentuk carbon monoksida (CO).

C + O2 = CO; ∆H = +110,458 kJ/kmol


Dalam proses blast furnace modern setiap proses 250 kilogram sampai 400 kilogram carbon
bereaksi dengan cara seperti reaksi diatas per ton hot metal.reaksi carbon diatas merupakan
sumber utama panas untuk proses smelting dan juga memproduksi gas reduksi(CO) yang akan
menuju ke daerah stack furnace yang melakukan proses preheat dan mereduksi sebagian iron
okside di dalam burden material sejalan ketika iron ore turun ke daerah hearth.

C + H2O = CO + H2; DH = +131,378 kJ/kmol

Moisture(H2O) di dalam blast furnace juga bereaksi dengan carbon,dari kokas didaerah
pembakaran. Pada reaksi ini tidak memproduksi panas seperti proses pembakaran , namun
mengkonsumsi panas, namun setiap unit carbon dalam reaksi ini memproduksi gas pereduksi lebih
banyak daripada karbon yang terbakar di udara. (ketika karbon terbakar di udara , carbon
memproduksi hanya satu unit CO, namun ketika bereaksi dengan H20 akan menghasilkan satu unit
CO dan satu unit H2)

B. Proses pereduksian Iron Okside

Gas yang naik keatas mulai meruduksi iron okside dari burden material di daerah atas
blast furnace dimana temperaturnya dibawah 925 C . Pada suhu ini, kesetimbangan kimia
mencegah seluruh CO dan H2 untuk digunakan dalam proses reduksi( rasio kesetimbangan
CO/CO2 kira-kira 2,3 untuk proses reduksi wustite, ketika rasio reduksi lebih rendah iron akan
mengalami proses reoksidasi). Sebagai konsekuensinya rasio molekul dari CO dan H2 dengan iron
okside kira-kira harus tiga kali dari jumlah yang ditunjukan reaksi stoikiometri di bawah ini :

1/2 Fe2O3 + 3/2 CO = Fe + 3/2 CO2; DH = +12,866 kJ/kmol


1/3 Fe3O4 + 4/3 CO = Fe + 4/3 CO2; DH = +3940 kJ/kmol
FeO + CO = Fe + CO2; DH = –16,108 kJ/kmol
dan
1/2 Fe2O3 + 3/2 H2 = Fe + 3/2 H2O; DH = +48,953 kJ/kmol
1/3 Fe3O4 + 4/3 H2 = Fe + 4/3 H2O; DH = +51,0421 kJ/kmol
FeO + H2 = Fe + H2O; DH = +25,104 kJ/kmol
Reaksi diatas biasa disebut dengan nama indirect reduction , ada bagian dari iron oksida yang tidak
tidak tereduksi di bagian atas dari furnace dimana temperatur operasinya relatif rendah, harus di
reduksi di bagian bawah blast furnace yang suhunya lebih tinggi. Pada daerah bawah blast furnace
CO2 dan H2O dalam keadaan tidak stabil ketika dalam keadaan jumlah kokas yang banyak pada
temperatur tinggi. Sehingga unsur CO2 dan H2O sering ditemui langsung bereaksi dengan carbon.
Reaksi reduksi pada daerah lebih tinggi dapat dilihat dari reaksi dibawah ini:
FeO + CO = Fe + CO2; DH = –16,108 kJ/kmol
CO2 + C = 2CO; DH = +172,590 kJ/kmol
--------------------------------------------------------- +
FeO + C = Fe + CO; DH = +156,482 kJ/kmol
atau
FeO + H2 = Fe + H2O; DH = +25,104 kJ/kmol
H2O + C = CO + H2; DH = +131,378 kJ/kmol
---------------------------------------------------------------+
FeO + C = Fe + CO; DH = +156,482 kJ/kmol

C. Proses Pereduksian Manganese, Phospor, Silikon, Pengeliminasian sulfur


Di daerah stack blast furnace manganese yang memiliki oksida lebih tinggi mulai direduksi
oleh karbon monoksida melalui persamaan kimia dibawah ini :
MnO2 + CO = MnO + CO2; H = +147,904 kJ/kmol
Mn3O4 + CO = 3MnO + CO2; H = –51,254 kJ/kmol
Namun mangan yang memiliki nilai oksida lebih rendah seperti MnO tidak bias direduksi oleh
carbon monoksida dan hidrogen , sepanjang temperatur daerah stack, sehingga reaksi yang mungkin
adalah :
MnO + C = Mn + CO; H = +274,470 kJ/kmol
Reaksi diatas berjalan di temperatur diatas 1500 C dan memerlukan banyak nilai panas. Pada suhu
yang lebih tinggi nilai persentase mangan yang dapat direduksi di blast furnace meningkat, namun
sering ditemukan nilai presentase mangan yang tereduksi antara 65-75% dari yang dimasukan ke
blast furnace. Mangan yang tereduksi akan terlarut kedalam hot metal , dan yang tidak tereduksi
akan menuju slag, sebagai hasilnya manganese bias dijadikan indikator keadaan thermal dari daerah
hearth, Namun silicon lebih sensitif untuk dijadikan indikator

Ada dua reaksi berbeda untuk silicon masuk ke dalam hot metal. Silikon dapat berupa gas silicon
monoksida ketika ada pembakaran kokas didepan tuyer, silica di dalam abu direduksi dan diuapkan.
Gas silicon monokside bereaksi dengan dengan molten iron dan membenntuk besi oksida :

SiO(g) + Fe = Si + FeO; H = –218,954 kJ/kmol


FeO direduksi ketika adanya gas CO. Reduksi SiO2 juga berlangsung ketika berada di suhu tinggi
menurut menurut persamaan kimia dibawah ini :
SiO2 + 2C = Si + 2CO; H = +658,562 kJ/kmol
Kecepatan reaksi cukup rendah namun bertambah cepat dengan kenaikan temperatur. Banyaknya
silicon didalam hot metal dapat ditingkatkan dengan meningkatkan silicon yang dimasukan ke blast
furnace dan banyaknya nilai kokas.
Pereduksian pospor dapat di lihat dari persamaan berikut
P2O5 + 5C = 2P + 5CO; H = +995,792 kJ/kmol
Reduksi akhir dari phosphor hanya terjadi di temperatur sangat tinggi, namun tidak seperti mangan
dan silicon , pospor tereduksi sepenuhnya. Untuk alasan ini seluruh pospor akan masuk kedalam got
metal. Salah satu cara untuk mengontrol nilai pospor di hot metal dengan membatasi nilai pospor
yang dimasukan kedalam blast furnace.

Sulfur masuk kedalam furnace dari kokas dan dilepaskan kedalam blast furnace dalam aliran gas
H2S atau senyawa gas carbon monoksida sulfur COS ketika kokas di bakar. Off gas naik keatas
melalui stack beberapa sulfur berkombinasi dengan lime di dalam flux , sebagaian dengan besi.

FeO + COS = FeS + CO2; H = –80,124 kJ/kmol

Sulfur yang bereaksi dnegan besi harus di hilangkan pada suhu yang tinggi ada pada daerah hearth
ini terjadi oleh reduksi iron sulfide dengan adanya flux seperti lime CaO . Persamaan kimianya
sebagai berikut :
FeS + CaO + C = CaS + Fe + CO; H = +182,422 kJ/kmol

Jumlah sulfur yang dihilangkan tergantung dari temperatur heart , colume slag dan rasio CaO dan
MgO banding SiO2 dan Al2O3 di dalam slag

Dari uraian A samapai C dapat disimpulkan bahwa blast furnace adalah proses conter
current flow gas dan solid , dan .proses thermodinamika, perpindahan panas, mekanika fluida yang
terjadi di dalam satu reaksi besar di balam tungku blast furnace yang menghasilkan hot metal dan
slag.

Anda mungkin juga menyukai