Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI BERDASARKAN METODE

MORFOMETRI

A. Analisis Geomorfologi
Geomorfologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
keterbentukan alam dan proses yang membentuk alam itu sendiri. Geomorfologi
merupakan suatu studi yang mempelajari asal (terbentuknya) topografi sebagai
akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta terbentuknya material-
material hasil erosi. Dan beberapa ahli geomorfologi membuat suatu penelitian
mengenai bentang alam. Melalui geomorfologi dipelajari cara-cara terjadi,
pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Mengapa bentang alam terlihat
seperti itu, agar dapat mempelajari sejarah dan dinamika dari bentang alam
tersebut, dan memprediksi bagaimana perubahan yang dialami oleh bumi pada
masa depan yang akan datang. Relief bumi adalah bentuk-bentuk ketidakteraturan
secara vertikal (baik dalam ukuran ataupun letak) pada permukaan bumi, yang
terbentuk oleh pergerakan-pergerakan pada kerak bumi.
1. Proses Erosi
Proses erosi adalah suatu proses atau kejadian pengikisan permukaan
tanah yang disebabkan oleh pergerakan air atau angin. Berdasarkan medianya,
media penyebab erosi dibagi menjadi empat macam, yaitu erosi oleh air, erosi oleh
angin, erosi oleh gletser dan erosi oleh salju. Dalam bentang alam ini, agen
penyebab erosi yang paling dominan adalah air. Sungai dapat mengerosi batuan
sedimen yang dilaluinya, memotong lembah, memperdalam dan memperlebar
sungai dengan cara-cara :
 Quarrying, yaitu pendongkelan batu yang dilaluinya.
 Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.
 Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai,
misalnya pada daerah cut off slope.
 Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
 Hydraulic action, kemampuan air mengangkat dan memindahkan batuan
atau material-material sediment dengan gerakan memutar sehingga
batuan pecah dan kehilangan fragmen.
 Solution, solution dalam proses erosi berjalan lambat, tetapi efektif.
Diantara banyaknya erosi, berikut ini adalah sifat-sifat erosi yang sering
terjadi disekitar. Sifat erosi ini ditinjau dari sering terjadinya erosi atau kebiasaan
erosi terjadi, yaitu:
 Intensitasnya sebanding dengan aliran sungai.
 Makin banyak bercampur dengan material lain maka erosi makin efektif.
 Selalu menuju ke base level.
Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi:
 Erosi ke arah hulu (head ward erotion) adalah erosi yang terjadi pada ujung
bagian hulu sungai.
 Erosi lateral yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada
daerah tengah sungai yang menyebabkan bertambah lebar dan panjang
sungai. Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan mencapai
batas dimana air sungai sudah tidak lagi mampu mengerosi lagi (erotion
base level).
 Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada daerah
bagian hulu pada sungai dan menyebabkan terjadinya pendalaman lembah
sungai.

Sumber: Anonim, 2015


Foto 1
Erosi
2. Proses Sedimentasi
Proses pengendapan material karena aliran sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang di bawanya. Apabila kemampuan mengangkut semakin
berkurang, maka material yang berukuran besar dan lebih berat akan terendapkan
terlebih dahulu, baru kemudian material yang lebih halus.
Bagian sungai yang paling efektif untuk proses pengendapan ini adalah
bagian hilir atau pada bagian slip of slope pada belokan sungai, karena biasanya
pada bagian belokan ini terjadi pengurangan energi yang cukup besar. Ukuran
material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses erosi dan sedimentasi:
 Kecepatan aliran sungai maksimal pada tengah alur sungai, bila sungai
membelok maka kecepatan maksimal ada pada daerah cut off slope
(terjadi erosi) karena gaya sentrifugal. Pengendapan terjadi bila kecepatan
sungai menurun atau bahkan hilang.
 Gradien atau kemiringan lereng sungai, bila air mengalir dari sungai yang
kemiringan lerengnya curam ke dataran yang lebih rendah maka
kecepatan air berkurang dan tiba-tiba hilang sehingga menyebabkan
pengendapan pada dasar sungai. Bila kemudian ada lereng yang terjal lagi,
kecepatan akan meningkat sehingga terjadi erosi yang menyebabkan
pendalaman lembah.
 Bentuk alur sungai, aliran air akan menggerus bagian tepi dan dasar
sungai. Semakin besar gesekan yang terjadi maka air akan mengalir lebih
lambat. Sungai yang dalam, sempit dan permukaan dasarnya tidak kasar,
aliran airnya deras. Sungai yang lebar, dangkal dan permukaan dasarnya
tidak kasar, atau sempit, dalam tetapi permukaan dasarnya kasar, aliran
airnya lambat.
 Discharge, volume air yang keluar dari suatu sungai. Proses erosi dan
transportasi terjadi karena besarnya kecepatan aliran sungai dan
discharge.

Sumber: Anonim, 2015


Gambar 1
Sedimentasi
3. Konsep Dasar Geomorfologi
 Pengenalan iklim bumi sangat penting agar dapat memahami perbedaan
proses dari geomorfologi yang berlangsung.
 Relief dari bentuk permukaan bumi yang begitu luas dikarenakan proses
dari geomorfologi yang berlangsung pada tingkatan berbeda.
 Geologi struktur adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap bentuk
alam.
 Media erosi yang berbeda pada permukaan bumi membentuk susunan
alam.
 Proses fisik yang secara berlangsungsaat ini memiliki kecepatan yang
berbeda dengan waktu geologi.
4. Proses Dasar Geomorfologi
 Geomorphic processes yaitu suatu perubahan fisik dan juga kimiawi yang
mempengaruhi dan menyebabkan adanya suatu perubahan pada bentuk
muka bumi. Berdasarkan awal mula keterbentukannya geomorphic
processes terbagi menjadi dua:
- Epigene, yaitu geomorphic processes yang berasal dari luar kerak
bumi.
- Hypogene, yaitu geomorphic processes yang berasal dari dalam bumi.

Sumber: Anonim, 2015


Gambar 2
Geomorphic Process
 Geomorphic agent yaitu suatu media alami yang memiliki kemampuan
mengeruk atau mengikis dan juga mengangkut. Jenis dari geomorphic
agent yaitu:
- Air tanah
- Aliran es
- Air permukaan
- Pasang surut
- Tsunami
Ciri dari geomorphic agent ini yaitu adanya pergerakan oleh media yang
bergerak. Media ini nantinya akan mengikis di suatu tempat, dan mengangkutnya,
lalu kemudian mengendap di tempat lain pada permukaan bumi.

B. Pola Aliran Sungai


Dasarnya aliran sungai terbentuk dan berasal dari sumber air utama dan
adanya relief muka bumi.. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfik,
tahapan dimana terjadi perubahan dari fase muda hingga fase tua. Sungai muda
dicirikan dengan kemampuan untuk mengikis alurnya.
Sungai yang telah mencapai fase dewasa akan mengalami berkurangnya
proses erosi dan pengurangan kemiringan yang mengakibatkan pola aliran
berkurang. Sungai demikian disebut dengan graded. Jika sungai telah mencapai
kedewasaan awal berarti sungai tersebut telah disebut graded. Apabila cabang-
cabang sungai mulai terlihat telah mencapai kedewasaan lanjut. Sungai muda
biasanya sempit, dengan tebing terjal yang terdiri dari batuan dasar. Gradien
sungai yang tidak teratur (seragam) disebabkan oleh variasi struktur batuan
(keras-lunak).
Pada umumnya aliran sungai dikendalikan oleh struktur batuan dasar,
kekerasan batuan, dan struktur geologi, serta beberapa hal lainnya membentuk
pola-pola aliran sungai, antara lain:
1. Pola Aliran Dendritik
Pola aliran dendritik, dengan pola aliran menjari dan menyebar seperti
dahan-dahan pohon, menyatu di induk sungai, dan mengalir ke semua arah.
Umumnya pola aliran sungai tipe dendritik terdapat pada daerah dengan struktur
batuan yang homogen atau pada lapisan endapan sedimen yang horizontal.
Sumber: Anonim, 2012
Gambar 3
Pola Dendritik
2. Pola Aliran Rektangular
Pola aliran rektangular, dibentuk oleh cabang-cabang sungai yang berliku-
liku, menyambung dengan membentuk sudut-sudut tegak lurus, dan berbelok yang
umumnya dikendalikan oleh pola kekar dan sesar yang berpola berpotongan
secara tegak lurus. Umumnya pola aliran rektangular ini terdapat pada daerah
batuan kristalin, serta perlapisan batuan keras yang horizontal.
3. Pola Aliran Trelis
Pola aliran trelis, berbentuk pola trali pagar. Sungai-sungai yang lebih
besar cenderung mengikuti singkapan dari batuan lunak. Pola ini umum pada
daerah yang terlipat dan miring kuat.
4. Pola Aliran Radial
Pola aliran radial, dengan pola sentrifugal dari suatu puncak, misalnya
aliran sungai pada pegunungan kubah atau gunung api muda.

Sumber: Anonim, 2012


Gambar 4
Pola Radial
5. Pola Aliran Anular
Pola aliran anular, umum terbentuk pada daerah kubah struktural yang
telah terkikis dewasa, dan aliran dimana sungai-sungai besarnya mengalir
melingkar mengikuti struktur dan batuan yang lunak. Pola aliran anular dengan
demikian merupakan variasi dari pola aliran trelis.

Sumber: Anonim, 2012


Gambar 5
Pola Anular

C. Analisis Struktur Geologi Berdasarkan Morfometri


Struktur yang terdapat pada suatu tempat merupakan pencerminan dari
morfologi yang terbentuk, dan terbentuknya terjadi pada kala plistosen, cirinya
ditunjukkan oleh gejala struktur geologi aktif. Morfometri berguna untuk
menganalisis dalam pengukuran kuantitatif bentuk bentang alam, meliputi elevasi,
karakteristik ukuran dan lereng.
Morfotektonik adalah bagian ilmu yang mempelajari yang berkaitan dengan
analisa struktur geologi dengan wujud berupa lahan. Hasil dari morfotektonik
dipengaruhi oleh morfologi yang ada serta proses tektonik yang telah terjadi,
morfologi sangatlah dibatasi oleh ruang dan waktu. Bentuk dari tektonik akan
menggambarkan bentuk lahan topografi, sehingga dapat disimpulkan pergerakan
yang telah terjadi. Hal ini dapat diamati melalui foto citra satelit udara dan
menggambarkan aliran sungai, perbukitan, pembelokan sungai, kelurusan, gawir
sesar, dan bentuk teras sungai. Jika morfologi yang berumur sangat tua akan sulit
diamati karena telah mengalami proses erosi dan sedimentasi. Berikut ini
merupakan salah satu dari indikasi geomorfik, yaitu:
 Kurva hipsometrik.
 Basin asimetri.
 Gradien indek panjang sungai.
 Pegunungan muka.
 Perbandingan lebar dan tinggi sungai.
KESIMPULAN

Geomorfologi merupakan suatu studi yang mempelajari asal


(terbentuknya) topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen
utama, serta terbentuknya material-material hasil erosi. Proses erosi adalah suatu
proses atau kejadian pengikisan permukaan tanah yang disebabkan oleh
pergerakan air atau angin. Melalui geomorfologi dipelajari cara-cara terjadi,
pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Mengapa bentang alam terlihat
seperti itu, agar dapat mempelajari sejarah dan dinamika dari bentang alam
tersebut, dan memprediksi bagaimana perubahan yang dialami oleh bumi pada
masa depan yang akan datang.
Dasarnya aliran sungai terbentuk dan berasal dari sumber air utama dan
adanya relief muka bumi.. Sungai-sungai juga mengalami tahapan geomorfik,
tahapan dimana terjadi perubahan dari fase muda hingga fase tua. Sungai muda
dicirikan dengan kemampuan untuk mengikis alurnya. Sungai yang telah
mencapai fase dewasa akan mengalami berkurangnya proses erosi dan
pengurangan kemiringan yang mengakibatkan pola aliran berkurang.
Morfotektonik adalah bagian ilmu yang mempelajari yang berkaitan dengan
analisa struktur geologi dengan wujud berupa lahan. Hasil dari morfotektonik
dipengaruhi oleh morfologi yang ada serta proses tektonik yang telah terjadi,
morfologi sangatlah dibatasi oleh ruang dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA

1.Anonim, 2012. “Proses-Proses Geomorfik”. wingmanarrows.wordpress.com.


Diakses tanggal 8 April 2018 21.57 WIB.

2.Anonim, 2015. ”Pola Aliran Sungai (DAS)”, skepticalinquirer.wordpress.com.


Diakses tanggal 8 April 2018 pukul 21.00 WIB.

3.Hertanto, Bobi. 2013. ”Proses Geomorfologi”. geoenviron.blogspot.co.id.


Diakses tanggal 8 April 2018 pukul 21.00 WIB.

4.Tharuna, Anjar. 2011. ”Peta Geomorfologi”, anjartharuna.blogspot.co.id.


Diakses tanggal 8 April 2018 pukul 21.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai