Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN IPCN BULAN OKTOBER 2018

I. LATAR BELAKANG
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya merupakan suatu upaya kegiatan untuk
meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit. Salah satu faktor keberhasilan
program PPI adalah peran dan fungsi dari IPCN, disamping dukungan
manajemen, struktur organisasi, otoritas Tim PPI, tersedianya fasilitas dan
komitment individu.
Menurut WHO (2005) 1,4 juta pasien meninggal setiap harinya karena
infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial yang terjadi di indonesia menurut
PERSI, angka penelitian yang dilakukan pada 11 RS di jakarta pada tahun 2013,
9,8% pasien rawat inap terkena infeksi nosokomial. Sedangkan data infeksi yang
diperoleh di RSUD Bajawa pada bulan September 2018 antara lain infeksi
plebhitis 1,78 ‰. Dibandingkan dengan data dari bulan Pebruari dan Maret
infeksi ini mengalami penurunan yang cukup signifikan karena telah dilakukan
berbagai upaya dan edukasi oleh komite dan tim PPI tentang standar-standar PPI
dalam pelayanan, yang kemudian dievaluasi dan dimonitor oleh IPCN yang
dibantu oleh IPCLN.
IPCN (Infection Prevention Control Nurse) adalah tenaga perawat
praktisi /profesional, yang bekerja khusus dibidang infeksi atau berhubungan
dengan infeksi yang terkait dengan pemberian pelayanan kesehatan baik di
rumah sakit maupun dipelayanan kesehatan lainnya, dengan bekerja purna
waktu. IPCN merupakan motor dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
terkait pelayanan kesehatan. IPCN bekerja purna waktu dalam melaksanakan
program kerja Komite PPI di rumah sakit secara konsisten. Program kerja IPCN
di RS merupakan bagian dari program kerja PPIRS. IPCN bekerja setiap hari
dalam memonitor pengendalian infeksi di seluruh area RS dibantu IPCLN
(Infection prevention Control Link Nursing) Mulai dari pengumpulan data

1
tentang infeksi,audit implementasi PPI dan berkoordinasi dengan satuan kerja
lain terkait masalah-masalah PPI.
Berdasarkan data dan permasalahan di atas sehingga begitu pentingnya
sistem pelaporan kegiatan pelaksanaan untuk mengontrol dan memonitoring
kepatuhan pelaksanan program PPI RSUD Bajawa.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diperolehnya perkembangan kegiatan IPCN dalam mendukung
terlaksananya program PPIRS.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tentang kegiatan IPCN di Bulan Oktober 2018.
b. Menjelaskan pencapaian kegiatan IPCN di Bulan Oktober 2018.
c. Menjelaskan hambatan–hambatan yang dialami di Bulan Oktober 2018.
d. Menjelaskan rencana tindak lanjut di Bulan Oktober 2018.

III. SASARAN
1. Semua karyawan / petugas yang bekerja di RSUD Bajawa.
2. Semua pasien baik rawat jalan maupun rawat inap.
3. Semua pengunjung, keluarga maupun penjaga pasien.
4. Semua pihak yang bekerja atau mempunyai kontrak di lingkungan rumah
sakit.
IV. KEGIATAN
Kegiatan yang sudah dilakukan :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari.
2. Monitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, dan kewaspadaan isolasi .
3. Melaksanakan surveilans aktif Bulan Oktober 2018.
4. Melakukan edukasi petugas, pasien dan petugas di setiap unit tentang PPI
setiap hari.

2
5. Monitor kesehatan petugas untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya bekerja sama dengan K3.
6. Melakukan Monitoring/audit cuci tangan berdasarkan format WHO.

V. HASIL KEGIATAN
1. Hasil kunjungan ke ruangan setiap hari antara lain:

No Tanggall Ruang/ICN Masalah Tindak Lanjut IPCN

1. 16 1R. UGD - handrub di - koordinasi dengan Karu Maria Christina


Oktober ruang interna dan bagian penujang untuk Bupu, S.Kep.Ns
2018 cantolan memasang kembali
handrub cantolan botol algrin yang
terlepas terlepas
- brankard kotor
dan berdebu
- koordinasi dengan karu
unutk mengingatkan CS
ruangan untuk selalu
membersihkan brankard
dengan larutan clorin 0,05
%

2. 16 Poliklinik - pada pintu koordinasi dengan bagian Maria Christina


Oktober masuk tiap penunjang untuk pengadaan botol Bupu, S.Kep.Ns
2018 poli tidak ada algrrin beserta wadahnya
handrub

3. 16 Mawar - kebersihan - Koordinasi dengan CS Maria Christina


oktober ruangan masih ruangan untuk Bupu, S.Kep.Ns
kurang membersihkan spoel hook

3
20118 terutama serta mengusulkan untuk
spoelhok. barang-barang yang tidak
banyak dipakai jangan ditaruh di
peralatan yang
spoelhook tetapi di antar ke
tidak dipakai
ruang belakang untuk
ditaruh di
disimpan
spoelhok
- Koordinasi dengan CS
- tempat tidur
dan brankard untuk selalu membersihkan
berdebu tempat tidur pasien yang
pulang dan rankard dengan
larutan clorin 0,05 %

4. 16 Anggrek - Pada koridor - koordinasi dengan bagian Maria Christina


oktober perawatan dan penunjang untuk Bupu, S.Kep.Ns
2018 pintu masuk pengadaan botol algrrin
kamar pasien beserta wadahnya
tidak tersedia
botol algrin
beserta
wadahnya

- koordinasi dengan PJ shift


- Ditemukan
dan IPCLN untuk
selang catheter
merefresing kembali cara-
diletakkan di
cara penegahan terjadinya
lantai
ISK di ruangan

5. 17 laundry - Petugas koordinasi dengan bagian Maria Christina


oktober laundry tidak penunjang untuk pengadaan APD Bupu, S.Kep.Ns
2018 menggunakan
APD karena
keterbatasan
APD

4
6. 17 VK - Ditemukan - koordinasi dengan karu Maria Christina
oktober masih terdapat dan IPCLN untuk Bupu, S.Kep.Ns
2018 air pada perawatan peralatan pasien
humidifier yang tidak terpakai lagi
yang tidak
terpakai

- Menegur langsung petugas


- Ditemukan
yang bersangkutan dan
satu petugas
merefreshing kembali
menggunakan
prinsip-prinsip PPI
kutex
7. 17 Manajemen Ditemukan 6 orang menegur langsung petugas yang Maria Christina
oktober petugas yang berkuku bersangkutan serta merefreshing Bupu, S.Kep.Ns
2018 panjang dan yang kembali tentang prinsip- prinsip
menggunakan kutex 3 PPI
orang serta yang
menggunakan cincin 1
orang.

8. 18 R. Nifas - Selang - Koordinasi Karu dan Maria Christina


oktober oksigen yang IPCLN untuk Bupu, S.Kep.Ns
2018 tidak mengingatkan staf ruangan
digunakan lagi agar bisa melakukan
dibiarkan perawatan pada peralatan
terpasang pada perawatan pasien.
regulator - koordinasi dengan CS
oksigen. ruangan untuk selalu
- Spoel hook, membersihkan spoelhook,
kamar mandi kamar mandi dan toilet
dan toilet pasien
pasien sangat - koordinasi dengan karu
kotor- untuk mengganti dengan

5
- Cairan algrin algrin yang baru
ditemukan
sudah lewat
waktu
9. 19 R.mawar Masih ditemukan Koordinasi dengan karu dan CS Maria Christina
Oktober sampah berserakan untuk membuang sampah di pusat Bupu, S.Kep.Ns
2018 didepan ruang mawar pengumpulan sampah (insenerator)
dan jangan ditampung ditempat
pembuangan sampah sementara.

10. 21 instalasi - Ditemukan - Koordinasi dengan karu Maria Christina


Oktober gizi wadah algrin dan staf di ruangan Bupu, S.Kep.Ns
2018 tampak kotor tersebut untuk untuk
- Plafon ruang membersihkan dan
penyimpanan mengaganti wadah algrin
bahan - Koordinasi dengan bagian
makanan penunjang untuk menutup
kering terlepas plafon yang rusak
menyebabkan
tikus jatuh dari
loteng

- Koordinasi dengan karu


- Ditemukan untuk mengingatkan staf
petugas untuk selalu memakai topi
pengelola pada saat mengelola
makanan tidak makanan
menggunakan
topi kepala
11. 23 laoratorium - petugas di lab - koordinasi dengan bagian Maria Christina
oktober ada yang tidak penunjang untuk Bupu, S.Kep.Ns

6
2018 memakai jas pengadaan jas lab.
lab karena
keterbatasan
persediaan jas
lab - Langsung menegur petugas
- ditemukan 2 yang bersangkutan dan
orang petugas merefreshing kembali
yang berkuku prinsip-prinsip PPI
panajang

12. 24 Farmasi ditemukan dinding koordinasi dengan bagian Maria Christina


oktober tembok berjamur penunjang untuk pengecatan ulang Bupu, S.Kep.Ns
2018 tembok

13. 26 OK - kain duk untuk koordinasi dengan bagian Maria Christina


oktober operasi sudah penunjang untuk pengadaan kain Bupu, S.Kep.Ns
2018 berlubang dan duk, penggantian kaca pintu yang
warnanya pecah
sudah pudar
- pintu di
kamar operasi
sudah rusak
dan kacanya
pecah
- wastafel untuk
cuci tangan
tidak berfungsi
(air tidak bisa
naik ke atas)

7
2. Surveilans aktif bulan Oktober 2018.
a. Hasil Surveilans.
Tabel 1 . Data infeksi Hais ILO Bulan Oktober 2018 di RSUD Bajawa

Insiden Rate ILO di RSUD Bajawa bulan


Oktober 2018
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
POLI BOGENFIL POLI
ANGGREK NIFAS MAWAR ANGGREK
BEDAH E OBGYN
ILO 0 0 0 0 2.4 0 0

Berdasarkan grafik diatas didapatkan data bahwa di Poli Obgyn dari 85


orang yang kontrol untuk perawatan luka post operasi SC didapatkan 2
orang mengalami infeksi luka operasi 2,4 %.
Tabel 2. Data HAIS per ruangan bulan Oktober tahun 2018

Insiden rate HAIs bulan Oktober 2018


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
ANGGREK MAWAR ANYELIR MELATI BOGENFIL ICU
E
ISK 0 0 0 0 0 0
PLEBHITIS 0 0 0 0 3.3 0
DEKUBITUS 0 0 0 0 0 0
VAP 0 0 0 0 0 0
HAP 0 0 0 0 0 0

8
b. Masalah
Angka HAIs pada bulan ini adalah Plebhitis 3,3 ‰ mengalami
peningkatan sebanyak 1,52 % kejadian Plebhitis di bulan September.
Masalah plebitis ditemukan di ruangan Bougenville dimana pada
pasien ini diberikan cairan yang pekat sehingga mempercepat
terjadinya iritasi dan peradangan pada lapisan intima dinding
pembuluh darah vena dan kurangnya kesadaran petugas tentang
bundle PPI di ruang rawat. Sedangkan Hais lainnya adalah kejadian
ILO 2,4 %. Kasus ini ditemukan di ruang Poli Obgyn 2 pasien post
operasi SC yang dilakukan di RSUD bajawa dari 85 pasien yang
kontrol ke Poli KIA. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu
kurangnya kesadaran petugas dalam mencuci tangan khususnya
moment pertama, keadaan nutrisi pasien, teknik perawatan luka .
Kondisi ini memungkinkan luka menjadi terkontaminasi dan bila
tidak menerapkan bundle pencegahan ILO sehingga mencetus
terjadinya ILO. Ini menjadi perhatian untuk semua petugas RSUD
dalam meningkatkan kesadaran staf ruang rawat akan pentingnya
penerapan bundle PPI di dalam pelayanan.
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Untuk kasus HAIS plebitis dilakukan refreshing kembali
bersama Sub Diklat PPI tentang BUNDLE Plebithis khususnya
di ruang Bogenville
2) Berkolaborasi dengan farmasi mengenai cara pengenceran dan
penggunaan cairan serta elektrolit pekat yang tepat.
3) Melakukan refreshing kembali pada staf di ruangan tentang
cara-cara pencegahan infeksi ILO
3. Hasil monitoring kesehatan petugas.
Pada bulan Oktober 2018 tidak ada petugas yang dilaporkan mengalami
kejadian tertusuk jarum dan terpapar cairan tubuh pasien.

9
VI. HAMBATAN
Adapun hambatan yang didapatkan antara lain:
1. Anggaran.
2. Waktu.
3. Kerja tim belum maksimal.
4. Belum ada tempat dan kesekretariatan PPI.

VII. RENCANA TINDAK LANJUT


1. Tetap melakukan kunjungan setiap hari.
2. Melakukan surveilans lebih aktif lagi.
3. Melakukan audit untuk program-program PPI yang belum dilakukan di
tahun 2018.
4. Mengajukan tempat dan kesekretariatan PPI.

VIII. PENUTUP
Demikian laporan ini di buat dengan harapan dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk membuat kebijakan-kebijakan terkait IPCN dan PPIRS
sehingga mutu pelayanan dapat tercapai melalui penanganan pasien yang tepat,
pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan pencegahan penyakit menular.
Dengan demikian rumah sakit kita turut berkontribusi untuk menciptakan
masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri, membebaskan manusia dari sakit
dan kecacatan.

Ketua Komite IPCN RSUD Bajawa

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

dr. Melda Fio Flora BR. Sijabat, M.Biomed.,Sp.PK Maria Christina Bupu, S.Kep,Ns

10
11

Anda mungkin juga menyukai