Fisiologi Sistem Integumen
Fisiologi Sistem Integumen
Oleh:
2014
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat
dan petunjuk dari-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Fisiologi Sistem Integumen”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk megetahui dan memahami tentang system
integument serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi. Untuk itu Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah yaitu Ibu Nurbaiti, S.Kep atas bimbingannya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Terimakasih juga buat teman-teman yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
agar makalah ini lebih sempurna dan dapat meningkatkan pengetahuan bagi pembaca.
Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi pembaca dan
kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit merupakan sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari
kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga
membantu untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air serta juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini
memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen
pelengkap kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat dan kelenjar minyak.
PEMBAHASAN
Kulit merupakan organ paling luas yang berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap
bahaya bahan kimia, cahaya matahari, mikroorganisme, dan menjaga keseimbangan tubuh
dengan lingkungan. Kulit merupakan indicator untuk memperoleh kesan umum, dengan melihat
perubahan yang terjadi pada kulit misalnya pucat, kekuning-kuningan, dan kemerah-merahan.
Suhu kulit dapat meningkat dengan adanya kelainan pada kulit ataupun gangguan psikis lainnya
yang dapat meneyababkan kelainan misalnya stress, ketakutan, atau keadaan marah sehingga
akan terjadi perubahan pada kulit.
Perubahan struktur kulit menentukan usia sudah lanjut atau masih muda. Wanita atau
pria dibedakan dengan penampilan kulit, selain itu warna kulit juga ditentukan oleh rasa tau suku
bangsa misalnya kulit hitam=Negro, kulit kuning=Mongolia, kulit putih=Eropa, dan lain-lain.
Keadaan kulit sangat kompleks, elastic, sensitive dan bervariasi dan dipengaruhi oleh:
- Iklim
- Umur
- Seks
- Ras
Kulit dapat berperan aktif dalam fungsi vital tubuh antara lain:
Luas kulit orang dewasa adalah: 1,5 m2dan berat kira-kira 15% dari berat badan.
Warna kulit
- Pleksus yang terletak dibagian atas dermis (Pleksus Superficial) dan mengadakan
anastomosis di papil dermis.
- Pleksus yang terletak disubkutis (Pleksus Profunda) mengadakan anastomosis.
- Kelenjar-kelenjar
- Kuku
- Rambut
Terletak diseluruh permukaan kulit kecuali ditelapak kaki dan tangan. Kelenjar palit
disebut juga kelenjar Holokrin karena tidak berlumen dan secret kelenjar ini berasal dari
dekomposisi sel-sel kelenjar.
Kelenjar palit ini terdapat disamping akar rambut (folikel rambut).
Sebelum mengandung trigleserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol.
Sekresi dipengaruhi oleh hormone hedrogen, dan berfungsi aktif pada usia pubertas.
2.3.2. Kuku
kuku adalah lapisan terminal lapisan tanduk (Stratum korneum) yang menebal.
Bagian-bagian dari kuku adalah:
1. Nail vood (akar kuku) terbenam dalam kulit.
2. Badan kuku bagian yang terbuka diatas jaringan lunak kulit.
3. Ujung kuku bagian yang bebas (pertumbuhannya ±1mm/minggu).
4. Nail grove (sisi kuku) bagian yang agak cekung membentuk alur kuku.
5. Epinilium (kulit tipis) bagian proksimal yang menutupi kuku.
6. Hiponiklum kulit yang ditutupi bagian kulit.
2.3.3. Rambut
Rambut adalah suatu pertumbuhan yang keluar dari kulit dan terdapat diseluruh tubuh,
kecuali pada telapak tangan dan kaki. Bagian yang terbenam dalam kulit disebut akar
rambut, bagian yang berada diluar kulit disebut batang rambut. Dua macam tipe rambut
yaitu:
- Rambut lanugo yang merupakan rambut halus tidak mengandung pigmen dan terdapat
pada bayi
- Rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai
medulla dan terdapat pada orang dewasa.
Selain rambut di kepala ada juga yang disebut:
- Bulu mata
- Rambut ketiak/aksila
- Rambut pubis
- Rambut jenggot
Pertumbuhan rambut ini dipengaruhi oleh hormone androgen. Rambut dahi dan badan
disebut rambut vilus. Sifat dari rambut sehat dan normal adalah:
- Berkilat
- Elastis
- Tidak mudah patah
- Dapat menyerap air
Perasaan reseptor kulit berada di dalam kulit. Perasaan visceral berhubungan dengan
persepsi keadaan intern yang digolongkan sebagai perasaan visceral. Pada organ sensorik kulit
terdapat empat perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin, panas, dan rasa sakit.
Kulit mengandung berbagai ujung sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak bermielen
(selaput). Pelebaran saraf terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan fibrosa
dan berakhir di sekitar folikel rambut.
Pada pemeriksaan histology, kulit hanya mengandung saraf telanjang yang berfungsi
sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar
folikel rambut menerima rasa raba dan gerakan rambut yang menimbulkan perasaan (raba taktil).
Bila potensial generator cukup besar maka neuron akan terus terangsang selama
potensial generator cukup besar untuk membawa potensial membrane simpul pada titik letupnya.
Simpul renfier mengubah respon reseptor berangsur-angsur meningkat menjadi potensial aksi
yang frekuensinya sebanding dengan besarnya rangsangan yang dikenakan.
Kulit manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan
hidup secara umum. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fungsi proteksi: menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik misalnya:
gesekan, tarikan, dan gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi. Gangguan
panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, dan infeksi dari luar (bakteri dan jamur).
Bantalan lemak di bawah kulit berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisik,
sedangkan melanosit melindungi kulit dari sinar matahari.
proteksi terhadap rangsangan kimia terjadi karena stratum korneum yang impermeable
terhadap zat kimia dan air. Terdapat lapisan keasaman pada kulit untuk melindungi
kontak zat kimia dengan kulit. Sebum menyebabkan keasaman kulit berada antara pH 5-
5,6 yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi, jamur, dan sel kulit yang telah
mati akan melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi absorpsi: kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi cairan yang
mudah menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Sifat
permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya
kulit, hidrasi, kelembaban, dan metabolisme. Penyerapan terjadi melalui celah antar sel,
menembus sel-sel epidermis, dan saluran kelenjar.
3. Fungsi ekskresi: kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa
metabolisme) dari kulit karena lapisan sebum mengandung minyak untuk melindungi
kulit dan menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
4. Fungsi persepsi: kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
untuk merangsang panas diterima oleh dermis dan subkutis, sedangkan untuk rangsangan
dingin terjadi di dermis. Perbedaan dirasakan oleh papilla dermis markel renfier yang
terletak pada dermis, sedangkan tekanan yang dirasakan oleh epidermis serabut saraf
sensorik memiliki jumlah yang lebih banyak di daerah erotic.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh: kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi
otot dengan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vascular dipengaruhi oleh
saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga
terjadi ekstra cairan sehingga kulit bayi tampak endomentosa karena lebih banyak
mengandung air dan natrium.
6. Fungsi pembentukan pigmen: terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosom dibentuk oleh alat golgi
dengan bantuan tiroksinasi (meningkatkan metabolisme sel), ion Cu, dan O2. Sinar
matahari mempengaruhi melanosom, pigmen yang tersebar di epidermis melalui tangan-
tangan dendrite, sedangkan lapisan di bawah oleh melanofag. Warna kulit tidak
selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit,
reduksi Hb, dan keratin.
7. Fungsi keratinasi: sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel
spinosum. Makin ke atas, sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.
Selanjutnya, inti sel menghilang dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses
ini berlangsung terus-menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintesis dan
generasi menjadi lapisan tanduk yang berumur ±14-21 hari. Selain itu juga memberikan
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.
8. Fungsi pembentukan vitamin D: pembentukan vitamin D berlangsung dengan
mengubah dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari, tetapi kebutuhan
vitamin D tidak cukup hanya dari proses tersebut, pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam sistem yang beragam yang
masing-masing mempunyai fungsi, struktur serta tata letak yang berbeda-beda. Termasuk
didalamnya sistem integumen, yang sangat berperan dalam melindungi sistem-sistem yang
berada didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih
banyak fungsi dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal tubuh.
Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan bahwa sistem
integumen merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.
3.2 Saran
Dalam makalah ini diharapkan para pembaca bisa memahami fungsi tentang system
integument (kulit). Maka dari itu, penulis menyarankan agar menjaga kulit dengan baik
mengingat peranan penting dari kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi. Surabaya: Graha Ilmu.
Syarifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Rospa Hetharia. 2009. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: CV. Trans
Info Media.