Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ABORSI

Disusun oleh :

1. Angga S (P17056)
2. Cindy Vernani (P17063)
3. Elly Apriliya T U (P17068)
4. Estika Mei W (P17071)
5. Febrian T (P17072)
6. Grace Nanda P.C. (P17074)
7. Pungki Wiji L (P17090)
8. Sarah Siti M (P17094)
9. Satrio B (P17095)
10. Shelli Ayu (P17087)

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan
pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi.
Perasaan seksual yang menguat tak bias tidak dialami oleh setiap remaja meskipun
kadarnya berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga kemampuan untuk
mengendalikannya.
Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi diri yang mengalami perubahan
fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru berupaya keras menyembunyikan
segala hal tentang seks yang membuat tanda Tanya besar di kepala mereka. Tak
tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa
remaja mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Arus komunikasi dan informasi
mengalir deras menawarkan pertualangan yang menantang. Majalah, buku dan film
pornografi yang memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung
jawab yang harus disandang dan resiko yang harus dihadapi, menjadi acuan utama
mereka. Hasilnya, remaja yang beberapa generasi lalu masih malu-malu kini sudah mulai
melakukan hubungan seks di usia dini, 13-15 tahun.
Saat ini aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari
tingginya tingkat atau angka aborsi dari tahun ke tahun. Membicarakan aborsi,
sebenarnya membicarakan perempuan. Karena itu persoalan aborsi adalah juga persoalan
perempuan, perlu dielaborasi dan dicerahkan kepada pihak-pihak yang mengambil satu
sisi perdebatan, yakni cara pandang tradisional yang justru mengesampingkan
kepentingan perempuan sendiri.
Selama ini masih banyak yang memandang aborsi sebagai hitam dan putih yang
sama sekali tidak dapat bersinggungan, hingga hanya tersedia 2 pilihan untuk
menyikapinya yaitu pro atau kontra, setuju atau menolak. Perempuan dalam hal ini juga
selalu dipandang sebagai pelaku tunggal aborsi, dimana masyarakat dan pemerintah
seperti menutup mata dengan adanya permasalahan dalam aborsi yang mau tidak mau
berkaitan langsung dengan kehidupan perempuan dan orang-orang di sekitarnya. Lelaki
seakan menjadi bagian yang terpisahkan dalam permasalahan ini. Kehamilan tidak
diinginkan ( KTD) terjadi karena adanya hubungan seksual antara lelaki dan perempuan.
Dalam hal ini lelaki turut berperan serta mengakibatkan terjadinya KTD yang berbuntut
pada aborsi. Lelaki dan perempuan memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dalam
hal aborsi.
Ketakutan akan hukum dari masyarakat dan terlebih lagi tidak diperbolehkannya
remaja putri belum menikah menerima layanan keluarga berencana memaksa mereka
untuk melakukan aborsi yang sebagian besar dilakukan secara sembunyi-sembunyi tanpa
mempedulikan standar medis dan resikonya sehingga sering terjadi kematian terhadap ibu
karena pendarahan yang tak kunjung berhenti.
B. Kasus
Malang - Sindikat aborsi diungkap Polres Malang Kota. Sindikat ini telah beraksi sejak
akhir 2018. Sasarannya, adalah para gadis yang ingin menggugurkan kandungan hasil
hubungan di luar nikah. Ada tiga orang yang menjadi tersangka utama dalam kasus aborsi
yang dibongkar Polres Malang Kota. Mereka adalah Tirta (22) dan Indah (32), keduanya
biasa menjual obat gastrul untuk menggugurkan kandungan dengan harga Rp 100 per
butir. Obat diperoleh dari Tri (48), yang merupakan pemasok obat-obatan di wilayah
Malang. Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander mengatakan bahwa berdasarkan
hasil pemeriksaan, Tirta merupakan otak dari sindikat ini. Dia melakukan kejahatan
dibantu oleh Indah.
C. Intervensi dan Tujuan
Pendkes yang bertujuan untuk mencegah terjadinya Aborsi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan
setelah tertanamnya telur ( ovum ) yang telah dibuahi dalam rahim ( uterus ) sebelum
usia janin ( fetus ) mencapai 20 minggu.
Secara umun, aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu sengaja ataupun tidak y6ang biasa
dilakukan saat janin berusia muda ( sebelum bulan ke 4 masa kehamilan). Jadi, bisa
disimpulkan bahwa aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan atau pengguguran
kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan ( sebelum usia 20 minggu
kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dalam keadaan
darurat tapi juga bias karena sang ibu tidak menghendaki kehamilanya.
B. Macam-macam Aborsi
Dilihat dari cara terjadinya, aborsi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:
1) Aborsi spontan atau alamiah
Aborsi merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya proses
kehamilan karena keguguran kandungan sebelum berumur 28 minggu.
Aborsi spontan dalah aborsi yang berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
Aborsi spontan dapat dikelompokkan lagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
a) Abortus imminens yaitu adanya gejala-gejalan yang mengancam akan
terjadinya aborsi. Dalam hal ini kadang-kadang kehamilan masih dapat
diselamatkan.
b) Abortus incipiens yaitu terdapatnya gejala akan terjadinya aborsi, namun
buah kehamilan masih berada di dalam Rahim. Dalam hal ini kehamilan tidak
dapat dipertahankan lagi.
c) Abortus incompletes yaitu apabila sebagian dari buah kehamilan sudah keluar
dan sisanya masih berada dalam Rahim. Pendarahan yang terjadi biasanya
cukup banyak namun tidak berakibat fatal, untuk pengobatan perlu
dilakukannya pengosongan rahim secepatnya.
d) Abortus completes yaitu pengeluaran keseluruhan buah kehamilan dari
Rahim. Keadaan ini biasanya tidak memerlukan pengobatan.
e) Missed abortion yaitu keadaan dimana hasil pembuahan yang telah
mati tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.
2) Aborsi buatan atau sengaja
Aborsi buatan adalah suatu upaya untuk menghentikan proses kehamilan dengan
sengaja dengan bantuan orang lain atau obat-obatan sebelum kandungan berumur
28 minggu, dimana janin yang dikeluarkan tidak bisa hidup di dunia luar.
Aborsi buatan di tinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam 2 golongan
yaitu :
a) Aborsi buatan legal
Aborsi buatan legal adalah pengguguran kandungan yang dilakukan menurut
syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang dengan tujuan
menyelamatkan nyawa ibu.
b) Aborsi buatan illegal
Aborsi buatan ilegal adalah pengguguran kandungan yang tujuannya selain
dari pada untuk menyelamatkan atau menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh
tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang
dibenarkan oleh undang-undang.
C. Penyebab terjadinya aborsi
Penyebab-penyebab atau alasan-alasan seseorang melakukan aborsi adalah
sebagai berikut :
a. Dari ketidaksiapan sang ibu
1) Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir atau
sekolahnya.
2) Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak.
3) Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah.
b. Karena factor ketidaksengajaan atau alami
1) Jika janin telah meninggal dalam kandungan.
2) Terjadi pendarahan secara terus menerus pada sang ibu.
c. Faktor kesehatan ibu
1) Adanya penyakit ganas ( kanker servik ) pada saluran jalan rahim.
2) Telah berulang kali mengalami operasi sesar.
3) Gangguan kejiwaan pada ibu yang disertai dengan kecenderungan untuk
bunuh diri.
Ada beberapa penyebab seseorang yang melakukan aborsi mengalami post abortion
syndrome ( syndrome paska-aborsi) adalah sebagai berikut:
a. Aborsi tidak aman yang dilakukan oleh dukun beranak, tukang pijat atau dengan
obat-obatan yang mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa.
b. Adanya infeksi disekitar kandungan paska aborsi.
c. Aborsi karena paksaan.
d. Tidak siap atau tidak mau menjadi ibu.
D. Resiko Aborsi atau Efek dari Aborsi
1. Efek jangka pendek
a. Rasa sakit yang hebat.
b. Pendarahan yang banyak.
c. Infeksi serius disekitar kandungan, rongga panggul dan pada lapisan rahim.
d. Bagian bayi yang tertinggal didalam Rahim.
e. Shock atau koma.
f. Merusak organ tubuh lainnya ( rusaknya rahim dan leher rahim).
g. Kematian mendadak karena pendarahan hebat dan pembiusan yang gagal.\
2. Efek jangka panjang
a. Tidak dapat hamil kembali.
b. Keguguran kandungan pada kehamilan berikutnya.
c. Kelahiran premature pada kehamilan berikutnya.
E. Solusi dari Kasus Aborsi
Memang kasus aborsi tidak dapat kita hentikan, tetapi kita dapat mencegah
meningkatnya kasus dengan cara kita sadar akan tindakan aborsi tersebut tidaklah
baik. Solusi agar kita sadar bahwa aborsi itu dosa ialah beriman yang diwujudkan
dengan:
1. Setia kepada ajaran setiap agama yang melarang keras aborsi.
2. Pembinaan kaum muda : memberikan pelajaran mengenai seks dan seksualitas
yang benar.
3. Ingat ajaran agama yang tidak memperbolehkan untuk membunuh sesame
manusia.
4. Memikirkan resiko dari dilakukannya aborsi.

\
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan atau pengguguran kandungan
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan ( sebelum usia 20 minggu kehamilan )
bukan semata untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga
bias karena sang ibu tidak menghendaki kehamilannya.
Aborsi dibagi menjadi 2 jenis yaitu aborsi spontan atau alamiah dan aborsi buatan
atau sengaja. Aborsi spontan atau alamiah dapat dibagi menjadi 5 yaitu Aborsi imminens,
Abortus incipiens, Abortus incompletes, Abortus completes dan Missed abortion. Aborsi
buatan atau sengaja dapat dibagi menjadi 2 yaitu aborsi legal dan aborsi illegal.
Alasan seseorang melakukan aborsi adalah karena factor ketidaksiapan sang ibu,
factor kesehatan sang ibu dan factor ketidaksengajaan atau alami. Metode atau teknik
dalam melakukan aborsi adalah teknik sunction, teknik historotomi, salt poisoned, pil
roussell-unclaf dan teknik Prostaglandin. Resiko dari aborsi dalam jangka pendek adalah
pendarahan yang banyak dan pembiusan yang gagal dapat mengakibatkan kematian, rasa
sakit, shock atau koma, infeksi disekitar kandungan dan bagian tubuh bayi yang
tertinggal. Reisko dari aborsi dalam jangka panjang adalah tidak dapat hamil lagi,
keguguran kandungan dan kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya.
Solusi atau pencegahan agar seseorang tidak melakukan aborsi adalah dengan
menguatkan iman diri sendiri dan berfikir kedepan sebelum melakukan aborsi,
memikirkan dampak atau resiko melakukan aborsi jika motif untuk melakukan aborsi
bukan untuk menyelamatkan sang ibu melainkan karena sang ibu tidak menginginkan
kehamilannya.
B. Saran
a. Bagi seorang wanita
Jika anda sedang memikirakan untuk melakukan aborsi, maka tenangkanlah
pikiran anda. Aborsi bukanlah suatu solusi sama sekali. Aborsi akan membuahkan
masalah-masalah baru yang bahkan lebih besar lagi bagi anda di dunia dan di akhirat.
b. Bagi orangtua
Diharapkan bagi orangtua agar lebih memperhatikan keadaan anak khususnya
anak perempuan seperti membatasi pergaulannya dan memberikan informasi awal
tentang aborsi.
c. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan atau medis agar selalu menjaga kode etiknya dan sumpah
profesi dalam melakukan atau mengaborsi seseorang.
LAMPIRAN 1

NASKAH ROLE PLAY

Pemain :

1. Pasangan laki : Satrio


2. Pasangan Perempuan : Elly
3. Perawat 1 : Pungki
4. Perawat 2 : Angga
5. Perawat 3 : Estika
Naskah :

Suatu Hari pada klinik pratama datang dua orang pemuda yang tampak lesu dan kurang
bersemangat ingin memeriksakan kesehatan nya disambutlah kedua pemuda tersebut dengan
perawat yang berjaga di depan.

Estika : selamat pagi ada yang bisa kami bantu mas?

Satrio : kami mau konsultasi mengenai kesehatan kami mbak

Estika : ini yang mau diperiksakan siapa ya mas?

Satrio : dia mbak

Estika : baiklah tunggu sebentar nanti aka nada panggilan

Setelah menunggu selama 10 menit dipanggilah kedua pemuda tersebut

Pungki : nyonya elly

Satrio : Iya

Pungki : silahkan masuk mas mbak

Angga : silahkan duduk mas mbak ada yang bisa kami bantu

Satrio : Kami mau konsultasi pak

Angga : konsultasi mengenai apa ya ?

Satrio : ini mengenai kondisi dia pak


Pungki : kalau boleh tau mbak nya ada masalah apa ya ?

Elly : gimana sat ?

Satrio : yaudah bilang aja

Elly : gini ibu saya hamil dan saya kesini berniat untuk bertanya apakah di klinik bisa
menggugurkan kandungan saya

Pungki : masya allah , kenapa mbak ingin melakukan itu ?

Elly : kami hamil diluar nikah ibu

Angga : kalau boleh tau mas mbak ini umurnya berapa ya?

Satrio : kami 16 tahun mbak

Angga : apakah kandungan mbak sudah pernah diperiksakan?

Elly : sudah pak, kemarin kami periksakan ini sudah memasuki 2 bulan

Pungki : maaf kami tidak bisa melayani permintaa mbak

Angga : kalau boleh kami berikan saran mbak. Apapun yang terjadi bayi dalam
kandungan mbak ini tetap harus dipertahankan karena ia juga punya hak untuk hidup

Elly : baik pak

Pungki : dan dari sisi keshatan aborsi itu sangat membahayakan mbak sendiri untuk kehamilan
seterusnya juga sangat beresiko

Angga : lebih baik mbak dan mas berusaha menatap kedepan karena kejadian ini sudah
terjadi bagaimana mas satrio bisa bertanggung jawab dan mbak elly juga dapat menerima bayi
yang dikandung dapat diterima

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai